www.gata.com
Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS
 
Wednesday, August 26, 2009
Dinar Kelantan
Ben Bernanke : Mesin Uang AS
Ben Bernanke dalam pidatonya tahun 2002 mengatakan " Pemerintah AS mempunyai teknologi, bernama mesin cetak (uang), yang memungkinkan untuk memproduksi sebanyak mungkin Dollar tanpa biaya sepeserpun.
Mesin inilah yang selalu digunakan oleh AS dalam kondisi kritisnya sekalipun. Terakhir senjata ini digunakan dalam bail out triliunan Dollar tahun 2008. Namun siapa yang menabur angin dia pula yang menuai badai. Badai itu dalam bentuk utang AS sebesar $9 triliun dalam dekade mendatang, yang setara dengan total GDPnya artinya kedepan rasio utang AS terhadap GDPnya mencapai 100%. Ini bertebaran dalam bentuk US Treasury Debt (utang dept. keuangan AS) terhadap asing yang mencapai 40%.
Ketika krisis ini mencapai puncaknya di AS efeknya akan seperti domino yang menghantam siapa saja yang ada kaitan bisnis dengannya, terutama sektor perbankan.
Lagi-lagi salah satu penyebabnya adalah fiat money yang digambarkan Riawan Amin sebagai salah satu Satanic Finance di dunia saat ini.
Sunday, August 23, 2009
Riawan Amin : Umat Islam harus mulai terapkan Dinar & Dirham
Dalam acara seminar internasional ekonomi syariah yang berlangsung di Wisma Antara, Jakarta, Kamis 13 Agustus 2009 Dirut Bank Muamalat Indonesia, Dr. Ahmad Riawan Amin mempertegas penyebab miskin umat Islam di Indonesia. Menurutnya, penyebab kemiskinan tersebut adalah bangsa ini masih terus terjebak pada satanic finance atau sistem keuangan setan yang diprakarsai negara-negara Barat.
“Ada tiga pilar yang menjadi kekuatan sistem keuangan setan. Yaitu, uang kertas, dibolehkannya bank melakukan pencetakan uang, dan sistem riba,” papar praktisi perbankan syariah yang aktif menulis buku tentang pentingnya penerapan sistem ekonomi syariah.
“Uang kertas yang sekarang menjadi alat tukar kita, sebenarnya uang yang dipaksakan. Karena tidak mempunyai nilai dari uang itu sendiri,” jelas Riawan. Karena itu, menurutnya, di antara langkah yang harus dilakukan umat Islam adalah selain kembali kepada sistem ekonomi syariah juga harus mulai menerapkan uang dinar dan dirham.
Riawan Amin tidak menyebutkan siapa biang kerok di balik kebusukan sistem ekonomi saat ini. “Saya tidak perlu menyebutkan siapa. Tapi, saya yakin kita sudah tahu. Bayangkan, penduduk yang jumlahnya hanya 1 sampai 2 persen Amerika bisa menguasai 80 persen perekonomian Amerika. Dan orang-orang inilah yang menguasai 30 persen ekonomi dunia,” papar Riawan lebih jelas.
Masih menurut Riawan, Indonesia mungkin masih lebih bagus dari Amerika dalam soal keuangan. Karena bank sentralnya masih milik negara. Tapi di Amerika, The Fed atau bank sentral Amerika sama sekali bukan milik negara. Tapi gabungan dari beberapa perusahaan keuangan swasta di sana.
Pembicara lain dalam seminar ini adalah Prof. Dr. Hasan Tsabit dari Yaman. Pakar keuangan ini menegaskan kembali pentingnya umat Islam untuk kembali menerapkan sistem ekonomi syariah. “Begitu banyak dalil syar’i yang melarang keras umat Islam untuk ikut dalam sistem ribawi, baik kecil apalagi besar,” ucap Hasan di sela-sela pemaparan makalahnya yang begitu konfrehensif tentang solusi ekonomi syariah.
Menurutnya, sistem kapitalis merupakan ekonomi laba-laba yang cepat meluas dan cepat hancur lebur. Krisis demi krisis dan resesi demi resesi telah menimpa dunia secara periodik. Di antaranya, tahun 1929, krisis inflasi 1970, krisis pasar modal yang terkenal dengan Senin Hitam di tahun 1987, krisis saham manipulatif tahun 2000, krisis pasar modal tahun 2006 yang efeknya telah menghancurkan bursa negara-negara Arab termasuk Saudi, dan krisis keuangan September 2008 hingga saat ini.
Dua pembicara lain adalah Ir. Muhaimin Iqbal dan Abdullah Fathoni, MM yang menegaskan pentingnya umat Islam untuk menerapkan keuangan dinar dan dirham.
Menurut Iqbal, uang sebenarnya mempunyai tiga fungsi. Yaitu, sebagai alat tukar, penyimpan nilai, dan sebagai satuan perhitungan atau timbangan.
“Uang kertas yang selama ini kita gunakan, baik rupiah, dolar, atau apa pun, sama sekali tidak mempunyai ketiga fungsi itu. Kecuali hanya sebagai alat tukar yang sangat terbatas,” jelas Iqbal yang juga pengusaha gerai dinar.
Masih menurut Iqbal, dunia sekarang selama kurun 85 tahun terakhir sedang menuju kehancuran besar dengan hanya menggunakan uang kertas. “Bahkan, sejak 27 tahun lalu, IMF telah melarang anggotanya untuk menggunakan dinar dan dirham sebagai referensi mata uang,” tegas Iqbal.
Sedangkan Abdullah Fathoni, MM yang juga perwira AU dengan pangkat Kolonel ini, menegaskan sisi aplikasi penyebaran Dinar dan Dirham melalui koperasi. Beliau menekankan pentingnya aksi nyata dari seminar ini, sehingga tidak hanya sekadar seminar saja. Target beliau tahun 2014 seluruh jawa sudah tersebar koperasi-koperasi berbasis Dinar. Dan satu hal lagi yang penting koperasi-koperasi ini mempunyai induk yang mengkooridinir seluruh koperasi ini.
Seminar yang dihadiri Menpora, Adyaksa Dault yang juga sebagai keynote speaker, juga dihadiri sekitar tiga ratus peserta dari berbagai ormas Islam dan perguruan tinggi di Indonesia. mnh
sumber : eramuslim.com, foto: republika
Saturday, August 22, 2009
Koin Emas dan Perak 53 SM di Belanda
Nah ketika negara-negara Uni Eropa dalam pertemuannya tahun 2008 lalu melalui presidennya Nicolas Sarkozy mendorong dunia agar kembali kepada sistem gold standard. Sesungguhnya mereka sedang menggagas sistem keuangan yang telah berabad-abad berlaku di sana, mulai zaman Julius Caesar dan bahkan jauh sebelumnya. Apabila keinginan mereka terkabul maka ini semacam pengulangan sejarah walau tidak terlalu mirip, karena gold standard tidak murni menggunakan emas sebagai mata uang, hanya penimbang dari mata uang lain seperti fiat money.
Kita sebagai kaum muslimin juga memiliki sejarah penggunaan uang emas (Dinar) dan perak (Dirham) yang amat lama. Sejak masa Kenabian Muhammad SAW hingga kekhlalifahan Turki Utsmani tahuh 1924, kita tidak pernah putus menggunakan Dinar dan Dirham sebagai mata uang.
Mahatir Mohammad pada krisis 1997 mengusulkan penggunaan Dinar sebagai alat tukar perdagangan sesama negara muslim menggantikan Dollar AS, namun usahanya kandas seiring mundurnya dia sebagai PM Malaysia.
Alhamdulillah penggunaan Dinar dan Dirham saat inipun mulai menyebar luas melalui berbagai wakala, yang tentu ini hanya awal dari kembalinya dunia menggunakan mata uang yang adil sepanjang masa yaitu Dinar dan Dirham.
New Zimbabwe Dollar : Back Up Asset Riil
Gono sendiri menulis tentang idenya ini " .....apa yang saya sebut sebagai seruan untuk tidak kembali lagi secara membabi buta kepada uang cetakan dan kemudian katakan kepada pasar " pergilah ke neraka dengan mata uang lain, inilah Dollar Zimbabwe yang baru (yang diback up dengan real asset).
Bisa jadi apa yang dilakukan oleh Gubernur Bank Sentral ini dianggap gila oleh mayoritas orang . Namun sesunggunya ini adalah langkah yang realistis. Zimbabwe adalah suatu negara yang kaya dengan sumber daya mineral dan potensi agrikultur (sama dengan Indonesia), namun bertahun-tahun mereka krisis dibawah pemerintahan yang korup dan rezim yang totalitarian. Artinya daripada mereka terus terpuruk menggunakan uang kertas yang tidak berujung, kenapa tidak mereka menjaminkan mata uangnya menggunakan kekayaan mineral yang mereka sendiri punya melimpah ruah. Ini tentu akan mengembalikan kembali kemakmuran negeri mereka.
Ini adalah satu bukti lagi betapa real asset seperti emas selalu menjadi pilihan sebagai penjamin nilai uang, karena memang sesungguhnya emas itulah pembanding dari seluruh barang dan jasa yang adil. Sehingga selama berabad-abad kaum muslimin menggunakan uang emas (Dinar) dan perak (Dirham) sebagai mata uang. Bahkan Romawi pada masa Julius Caesar telah menggunakan emas sebagai mata uang jauh lebih dahulu sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia Eropa selama sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204. Artinya mata uang emas adalah mata uang yang paling lama digunakan dalam sejarah umat manusia.
Sejarah biasanya berulang, fenomena seperti di Zimbabwe dan negri-negri lain bisa jadi merupakan langkah awal dari penggunaan secara penuh Dinar dan Dirham sebagai mata uang utama dunia. Terakhir simak pendapat John Naisbitt bahwa" Monopoli terakhir yang akan ditinggalkan umat manusia adalah monopoli uang kertas"
wallahu 'alam
Friday, August 21, 2009
Kenaikan harga emas?
Kali ini pola ini terulang dari data hingga 19 agustus 2009 dimana kembali terjadi pola konsolidasi triangle. Jika trendnya sama, maka kita sedang menjelang kenaikan harga emas ke titik yang lebih tinggi. Namun sekali lagi banyak sekali faktor yang mempengaruhi harga emas. Dan ilmu masa depan hanya milik Allah SWT, namun ketika hujan itu tiba, setidaknya sudah ada payung di rumah kita.
Thursday, August 20, 2009
Bank Sentral : Uang Kertas atau Emas?
Ketika masa itu tiba maka Bank Sentral tidak bisa lagi mencetak uang kertasnya karena memang sudah tidak laku lagi. Pada saat itulah dominasi kapitalis terhadap perekonomian khususnya mata uang akan musnah berganti dengan Hakim yang Adil sepanjang masa yaitu uang emas (Dinar) dan uang perak (Dirham) dalam konteks mata uang.
Wallahu 'alam
Tuesday, August 18, 2009
Manuver Cina & Harga Emas
Contohnya seperti China Petrochemical Corp., perusahaan minyak terbesar kedua di Cina telah setuju untuk membeli Addax Petroleum Corp yang berbasis di Jenewa Swiss sebesar US$7,6 Miliar yang memiliki cadangan minyak di Kurdi.
Apa kaitannya dengan Dinar/emas? Seiring dengan meningkatnya permintaan minyak Cina sebagai negara pemegang cadangan devisa dunia ( US$2,1 triliun,), tentu komoditi-komoditi lain seperti emas akan ikut terkerek naik, sebab emas adalah timbangan dari seluruh barang dan jasa. Emas berkorelasi positif dengan seluruh komoditi termasuk energi. Walaupun hubungan ini tidak selalu mulus, karena tetap saja ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga emas seperti Dollar index (kekuatan Dollar) dlsb.
Tetapi setidaknya bisa saja emas akan meningkat harganya dalam waktu-waktu mendatang, seiring dengan musim kenaikan harga emas di awal atau akhir September.bahkan bisa lebih cepat dari prediksi, berkaitan dengan krisis yang sedang mendekati puncaknya. Wallahu 'alam
Friday, August 7, 2009
Akibat Infasi
Wallahu 'alam