www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, October 26, 2021

Mekanika Pasar Emas Global 1



Setiap komoditas mempunyai mekanisme pasar masing-masing termasuk pasar emas. Sebagai salah satu komoditas yang paling tinggi transaksinya, mekanisme pasar emas layak untuk dipelajari.

Pasar Emas Global

Harga emas (fisik) di dunia ditentukan oleh permintaan (demand) dan penawaran (supply) emas. Pasar emas fisik di dunia secara umum terbagi dua, pertama exchange trading dan yang kedua bilateral trading.  Di luar keduanya ada pasar derivativ (derivative market) yang juga mempengaruhi pasar emas fisik.

Penting untuk diketahui bahwa tidak ada harga tunggal emas fisik. Harga emas bisa berbeda-beda di setiap wilayah atau negara. Karena permintaan dan penawaran emas tidak sama di setiap wilayah, demikian pula waktu dan energi untuk distribusi atau transportasi emas tsb. Lebih lanjut bentuk, berat, dan karat emas juga berbeda-beda, sehingga ada perbedaan harga masing-masingnya.

Istilah Spot Gold Price mengacu kepada harga per troy ounce emas (1 troy ounce sekitar 31 gr emas) yang berasal dari pasar emas batangan wholesale (jumlah besar) di London.

Exchange Trading

Exchange trading atau bursa emas adalah pasar yang tersentralisasi. Di bursa ini kontrak transaksi emas di daftarkan. Sebagai contoh di Shanghai Gold Exchange nilai kontrak bervariasi mulai dari 100gr hingga 12,5 kg. Penawaran dan permintaan tercapai melalui buku order transaksi.

Sederhananya, sebagian peserta mengajukan order beli (buy) dan jual (sell) secara terbatas, sedangkan pihak lain juga mengajukan order pasar (jual dan beli).Selanjutnya sistem elektronik melakukan proses bertemunya harga antara kedua pihak, maka demikianlah harga ditetapkan. 

Proses order di Shanghai Gold Exchange


Bursa emas internasional terbatas jumlahnya , seperti Shanghai Gold Exchange di Cina, Borsa Istanbul di Turki, Dubai Gold and Commodities Exchange di Uni Emirat Arab.

Bilateral Trading

Karena bursa pasar emas (exchange trading) terbatas, maka sebagian besar transaksi emas terjadi melalui transaksi bilateral (billateral trading) melalui basis principal to principal. Bisa melalui transaksi elektronik, melalui telepon, face to face dll.

Karena emas tidak hilang atau binasa dimakan waktu, maka seluruh emas yang pernah ditambang masih ada atau eksis hingga kini. Maka emas lebih mirip sebagai mata uang (currency) dibanding komoditas dalam lingkup dinamika permintaan dan penawaran.

Setiap hari emas diperjual belikan melalui ribuan perusahaan spt bank, toko emas, perhiasan, perusahaan investasi, industri, perusahaan tambang dll dan juga jutaan individu di dunia.

Billateral trading dalam lingkup terkecil, sebagai contoh seorang perempuan Turki menawarkan perhiasan emasnya kepada tetangganya. Apabila setuju dengan harga yang ditawarkan, maka tetangga itu  turut mempengaruhi harga emas global, walaupun dalam skala yang amat kecil. Apabila si tetangga menolak untuk membeli emas tsb, maka perempuan itu menjual emas tsb ke toko emas yang terhubung dengan pasar global sehingga menaikkan sisi penawaran (supply) emas secara global. Sedangkan apabila tetangga itu membeli perhiasan tsb maka supply emas global tidak naik. Demikianlah bagaiamana pembeli dan penjual emas mempengaruhi harga emas dunia.

Sedangkan transaksi bussiness to bussiness dalam jaringan  perdagangan bilateral dikenal dengan istilah OTC (Over The Counter). Secara global London Bullion Market adalah pasar emas OTC paling dominan. Selanjutnya adalah Swiss, sebagai pusat pemurnian emas terbesar dunia.

Pasar Emas Derivatif

Derivatif adalah kontrak finansial yang nilainya mengacu pada aset yang dijadikan acuan (dalam hal ini adalah emas). Satu-satunya perbedaan utama antara emas fisik dengan emas derivatif adalah memiliki emas secara fisik tidak memiliki risiko yang dikenal dengan counterparty risk atau risiko yang muncul akibat salah satu pihak tidak memenuhi perjanjian atau kewajiban dalam investasi atau transaksi perdagangan sedangkan di  sisi lain memiliki emas derivatif memiliki risiko itu. Bagi komoditas lain seperti jagung dapat dikatakan," Anda dapat memakan jagung, namun tidak dengan jagung derivatif". Hal ini akan mengarah pada kesimpulan ekonomi yang sama yaitu " Penawaran (supply) komoditas fisik tidak dapat dinaikkan karena adanya penciptaan produk derivatif.

Namun bagaimanapun derivatif dapat mempengaruhi harga komoditas fisik ketika diperdagangkan dalam jumlah besar.Secara subjektif  pasar derivatif terbesar adalah paper market di London, ETF (Exchange Traded Fund) , dan
 Future Market di New York.

Bersambung...


Thursday, October 7, 2021

Bank Sentral Polandia tambah Cadangan Emas

Ketika sejumlah lembaga keuangan ramai-ramai beralih ke uang kripto digital seperti Bitcoin, Ethereum dll tidak demikian dengan bank sentral. Bank sentral tidak memiliki cadangan uang digital dalam portofolionya, namun cadangan emas.

Di tengah  ketidakpastian ekonomi saat ini, permintaan emas global semakin tinggi. World Gold Council mencatat kenaikan 333,2 ton  permintaan emas dunia dalam paruh pertama 2021 atau 39% lebih tinggi rata-rata tahunan dalam 5 tahun terakhir. Permintaan emas signifikan datang dari bank sentral Thailand, Hungaria, dan Brazil.

Setelah naik hingga $2.000 per troy ounce tahun lalu, harga emas kini turun hingga $1.700. Hal ini akibat pengetatan moneter dari bank sentral untuk meredam inflasi.

Namun bank sentral Polandia di tengah kebijakan ketat moneter, justu berencana menambah cadangan emas hingga 100 ton hingga 2022 untuk memperkuat stabilitas moneter. Di tangan Adam Glapinski Gubernur Bank Sentral Polandia cadangan emas naik 2 kali lipat menjadi 229 metric ton.

Sumber : zerohedge.com

Saturday, October 2, 2021

Venezuela : Hyperinflasi dan Krisis Mata Uang

Venezuela Jumat (01/10) kemarin merilis kebijakan baru terkait mata uangnya Bolivar dengan menghilangkan 6 angka 0. Ini kali kedua langkah serupa dalam 3 tahun terakhir.

Kebijakan ini diambil untuk mempermudah transaksi bisnis dan perbankan karena harus mengakomodir angka berlebih tsb dalam sistem komputer mereka.

Negeri kaya minyak itu menderita hyperinflasi ( tingkat infasi amat tinggi) sejak masa Presiden Hugo Chavez  yang juga memangkas 3 angka 0 saat berkuasa. Penggantinya Nicholas Maduro juga tidak dapat berbuat banyak. Tahun 2018 Maduro menghilangkah 5 angka pada mata uang Bolivar.  Saat ini angka inflasi Venezuela mencapai 1.743%  hampir 4 kali lipat hyperinlasi di Indonesia zaman Soekarno. Upah minimal Venezuela juga amat rendah $2,5 per bulan.

Maduro presiden saat ini yang berhaluan Sosialis, menyalahkan sanksi ekonomi dari AS terhadap Venezuela atas krisis ekonomi yang terjadi. Penggunaan mata uang Dollar secara massif mulai transaksi di supermarket hingga perbankan memperparah krisis moneter Venezuela. Rapuhnya mata uang Bolivar membuat pasar beralih ke Dollar.

" Ketimpangan ekonomi sudah akut dan  angka 0 yang  (kemarin) dihilangkan akan kembali dengan segera" kata ekonom Jose Manuel Puente


Sumber : reuter.com