www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, January 28, 2022

Nilai Dollar, Saham, Obligasi akan rontok

Pasar finansial AS akan jatuh, demikian prediksi analis investasi Jim Rogers dalam wawancaranya dengan gold core tv. Hal ini terjadi karena ekonom di pemerintahan Joe Bidem tak begitu paham masalah ekonomi. Tentu saja mereka adalah para akademisi yang berlatar belakang ekonomi, namun yang mereka lakukan sehari-hari adalah government job bukan real job,  mereka tidak tahu apa yang terjadi di lapangan. Hanya sedikit ekonom bank sentral yang betul-betul paham seraya menyebut satu nama. 

Kebijakan apa yang mereka lakukan saat ini? Cetak uang, cetak uang, dan cetak uang. Tentu saja akibatnya inflasi makin naik, dan itu sedang terjadi saat ini.

Saham-saham di Wall Street akan jatuh 80 hingga 90%, kecuali segelintir saham yang menurutnya bagus.

Peringatan ini tentu juga berlaku terhadap Dollar yang sedang mencapai batas waktu kejayaannya sebagai mata uang dunia.

Negara Dunia ke 3 itu bernama Amerika

Dahulu julukan negara dunia ketiga acap kali dilontarkan AS kepada negara lain termasuk Indonesia. Indikatornya adalah tingkat korupsi, angka kejahatan, angka inflasi yang tinggi dan ekonomi yang mengalami krisis dll.


Prasyarat negara dunia ketiga di atas, hari ini dialami Amerika. Alih-alih menuding negara lain rendah statusnya (negara dunia ke 3), kini status itu disandang pula oleh Amerika. Tingginya angka inflasi , korupsi yang akut dan tindak kejahatan yang makin merajalela menghantui AS bak bayang-bayang hitam. Betapa tidak, kejahatan begal mobil naik sebesar 510 % di beberapa negara bagian utama di Amerika, begitu pula jenis pencurian lainnya.

Foto dan video ribuan kotak dan paket curian dalam keadaan terbongkar dari kereta kargo langsung menghentak AS, hingga membuat Gubernur California Gavin Newsom turun ke lokasi untuk menyelidiki kejadian tsb. Newsom pun bergumam "looked like a third world" (seperti negara dunia ke 3).

Tentu saja pemandangan kriminal hanya satu bentuk saja, selain inflasi yang menggila, kelangkaan bahan pokok, terbongkarnya korupsi layanan kesehatan saat pandemi, pelayanan umum yang tidak berjalan, pecandu narkoba di jalan-jalan, gelandangan dll.

Kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Joe Biden juga tinggal 19%.
Hal ini cermin ketidakpercayaan terhadap politisi. Ketika sistem politik hancur, maka ketahanan ekonomipun rentan.

Kondisi ini terjadi setelah beberapa dekade. Dan akan terus berlangsung hari per hari.



Tuesday, January 11, 2022

Negara Bangkrut yang Menguasai Dunia (4)

Satu peristiwa lagi yang menggambarkan bagaimana pengaruh US Treasury Bill atau surat Obligasi pemerintah AS,  membuat suatu negara yang kuat secara geopolitik kala itu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya. Hudson menulis : "Industri Jerman banyak mendatangkan pekerja dari Yunani, Turki, Yugoslavia, Italia, dan negara-negara mediterania lainnya. Pada tahun 1971 saja 3% dari penduduk Yunani bekerja di industri mobil dan eksportir Jerman. Ketika mereka mengirim mobil VW dan produk ekspor ke Amerika, maka perusahaan tsb menerima Dollar AS yang dapat ditukar dengan mata uang mark Jerman melalui bank sentral Jerman.  Namun Bank Sentral Jerman hanya dapat memegang (klaim) dollar ini dalam bentuk obligasi pemerintah AS saja. Akibatnya dalam kurun 1970-1974 saja, nilai obligasi tsb kehilangan nilai sebesar 1/3, ketika nilai Dollar terhadap Mark Jerman jatuh  52%. Penyebab utamanya adalah inflasi domestik AS kala itu menggerus daya beli Dollar hingga 34%. Inflasi ini akibat ongkos militer amat besar untuk perang Vietnam dan dukungan AS terhadap militer "Israel" yang kala itu sedang memanas dengan negara-negara Arab, khususnya Mesir dan Suriah."

Pada titik ini Jerman secara tidak langsung mengongkosi AS pada perang Vietnam dan dukungan militer "Israel". AS berhasil memaksa negara-negara lain, untuk membiayai program perangnya, terlepas mereka suka atau tidak.

Selanjutnya hanya 2 tahun setelah "Nixon Shock", sebagai respon atas devaluasi Dollar dan kenaikan harga gandum oleh Amerika, negara-negara eksportir minyak OPEC menaikkan harga minyak internasional sebesar 4 kali lipat. Tentu saja AS dan Eropa kalang kabut.

Maka terjadilah distribusi kekayaan yang baru pada negara-negara eksportir minyak tsb. Pada 1974 neraca pembayaran negara-negara eksportir minyak surplus sebesar $70 miliar, bandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya $7 miliar. Jumlah tsb hampir 5% dari GDP AS. Arab Saudi saja surplus 51% dari GDPnya saat itu.

Penting bagi AS saat itu, untuk meyakinkan negara-negara OPEC untuk menyimpan petrodollar (Dollar yang diperoleh dari penjualan minyak) mereka tetap dalam Dollar (tidak dalam emas atau sektor riil luar negeri). Juga sebagai upaya menyerap Dollar dari Eropa dan Jepang yang saat itu melepas cadangan devisa mereka.

Nixon sampai perlu untuk mengutus Menkeu William Simon ke Arab Saudi untuk memastikan agar harga minyak tetap dalam Dollar seraya mendaur ulang petrodollar negara-negara OPEC dalam produk-produk sekuritas  AS.

Buah dari loby tsb, pada 8 Juni 1974, AS-Arab Saudi menandatangani pakta Ekonomi dan Militer, yang isinya kerajaan Saudi setuju untuk menempatkan dana $10 miliar lebih pada produk-produk sekuritas Amerika, sebagai imbalannya AS menjamin keamanan  kerajaan Saudi dan  negara-negara teluk, dan menjual peralatan militer kepada mereka dalam jumlah besar.

Selama negara-negara OPEC menyimpan dananya dalam produk sekuritas AS, tidak dalam barang modal atau membangun industri di luar negeri, maka pergerakan harga minyak OPEC tidak membuat  AS khawatir.

Saat itu memang ada kekhawatiran publik AS bahwa Saudi akan mengambil alih perusahaan-perusahaan AS. Namun dengan jalinan hubungan spesial tsb, AS berhasil meyakinkan Saudi untuk tidak merambah sektor industri swasta Amerika, namun sebaliknya menggunakan dananya membeli obligasi atau surat utang Amerika.

Amerika terus menaikkan suplay Dollarnya, sehingga pecah rekor inflasi sejak perang sipil Amerika. Namun kenaikan defisit ini diredam oleh investasi finansial Saudi dalam Dollar, yang kemudian diikuti negara-negara OPEC lainnya.

Bersambung...







Monday, January 3, 2022

Demi Masa (pengelolaan aset waktu)

Bayangkan kalau tiba-tiba pagi ini di account M-Dinar Anda ada yang transfer dana sebesar 86,400 Dinar (sekitar Rp 184 milyar) tetapi dengan syarat, yaitu Anda harus habiskan dalam waktu 1 x 24 jam. Bila dana ini tidak habis, maka berapapun sisanya akan ditarik kembali oleh yang memberikannya. Apa yang Anda akan lakukan ?, Anda pasti mau bekerja keras sekuat tenaga untuk menghabiskannya – karena setiap detik Anda harus mampu  membelanjakaannya sebesar 1 Dinar.

86,400 Dinar tersebut dan bahkan lebih sesungguhnya benar-benar diberikan olehNya ke kita dalam bentuk waktu. Tetapi karena kita hanya bisa menggunakannya sebagian kecil saja, maka setiap akhir hari – sekian banyak waktu kita yang harus di write off – dan tidak lagi menjadi asset kita.

Untuk memudahkan kita menghargai waktu ini, bayangkan situasi berikut :


Seorang anak yang tidak naik kelas dan harus mengulang setahun lagi, untuk pertama kali dalam hidupnya mungkin dia bisa menghargai arti waktu satu tahun ini.
Seorang ibu yang melahirkan anak prematur lebih cepat 1 bulan dari yang seharusnya, dia akan bisa memahami betapa pentingnya tambahan waktu satu bulan bagi anak ini di dalam kandungannya.

Seorang wartawan majalah mingguan yang tidak bisa menyelesaikan tulisannya pada saat deadline tiba, dia akan bisa memahami betapa pentingnya waktu satu minggu bagi dia.

Seorang yang lagi melakukan perjalanan jauh naik pesawat, pesawat mengalami gangguan teknis dan penerbangan lanjutannya tertunda satu hari. Betapa sengsaranya menunggu ‘delay’ satu hari ini, meskipun di tempat tujuan dia juga tidak melakukan apa-apa.
Seorang pencari kerja yang terjebak macet di jalan, ketika datang memenuhi panggilan wawancara – dia satu jam datang terlambat dan kesempatannya sudah diberikan ke orang lain. Betapa pentingnya arti waktu satu jam ini bagi dia…

Di pagi hari ketika mengejar kereta, Anda sampai di tempat pemberangkatan kereta satu detik setelah kereta berangkat. Betapa pentingnya satu detik ini bagi Anda.
Bagi para pembalap MotoGP, waktu seper sekian detik sangat menentukan  peringkat dia , apakah akan menjadi juara dunia atau bukan siapa-siapa.

Setiap tahun kita seperti anak yang tidak naik kelas tersebut diatas, hanya kita tidak menyadarinya saja. Setiap pekan kita seperti wartawan yang miss deadline, juga tidak menyadarinya. Setiap detik kita ketinggalan kereta, tetapi tetap juga tidak menyadarinya.

Setiap detik kita kehilangan 1 Dinar dan setiap hari kehilangan 86,400 Dinar – semuanya tidak kita sadari, dan itulah kehilangan waktu kita yang setiap hari di write off oleh Sang Pemberi. Waktu-waktu itu pernah menjadi aset yang sangat berharga yang ada di balance sheet kita, tetapi kebanyakan harus di write off ketika tutup buku – hilang tanpa bekas karena memang tidak pernah kita manfaatkan.

Padahal di satu sisi liability kita tetap terus berjalan dalam bentuk salah satu pertanyaan yang harus bisa kita jawab ‘untuk apa waktumu engkau pergunakan…?’.

Meskipun demikian banyak yang patut di syukuri oleh umat ini dalam bidang apapun, termasuk dalam bidang pengelolaan asset waktu ini. Ada petunjuk yang begitu jelas, seperti apa waktu itu harus kita kelola.

Petunjuk itu disiapkan olehNya dalam satu surat khusus yang bahkan juga diberi nama ‘Waktu’. Empat hal yang akan membuat kita tidak merugi bersamaan dengan berlalunya waktu yaitu iman, amal shaleh, saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (QS 103 :3).

Kita ini ibarat para siswa yang akan menempuh ujian akhir. Kita sudah diberi tahu pertanyaan yang pasti akan muncul yaitu ‘untuk apa waktumu engkau pergunakan…?’. Kita juga sudah diberi tahu jawabannya yang benar yang ada di surat tersebut di atas. Maka yang perlu kita lakukan hanyalah melaksanakan petunjuk yang sudah begitu jelas tersebut.

Agar kita tidak menjadi anak yang tidak naik kelas, agar tidak menjadi wartawan yang miss deadline, agar tidak menjadi penumpang yang ketinggalan kereta, agar tidak menjadi pembalap yang miss sepersekian detik. Agar asset kita yang begitu berharga, tidak harus di write off setiap hari. InsyaAllah!

Oleh Muhaimin Iqbal (geraidinar.com)