www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, December 2, 2021

Singapura dan Irlandia Menambah Cadangan Emas

Irlandia menambah cadangan emasnya sejumlah 2 ton, yang pertama dalam satu dekade terakhir, sebagai reaksi dari tingginya inflasi yang melampaui target bank sentral Eropa (ECB).

Jubir bank sentral Irlandia menolak penjelasan alasan pembelian tsb, bahwa transaksi emas  " secara bisnis adalah sensitif dan tidak  dalat memberi penjelasan lebih lanjut". Sedangkan gubernur bank sentral Irlandia, Gabriel Makhlouf , mengkritik para pemangku kebijakan bank sentral Eropa agar tidak merasa puas dalam ancaman situasi inflasi.

Singapura juga menambah cadangan emasnya selama periode Mei-Juni sebesar 20% yang luput dari radar media.

Inflasi yang melanda AS dan Eropa menjadi momok tanpa kejelasan kapan berakhir. Ketidakpercayaan terhadap pemerintahan Biden di Amerika semakin mengemuka.




Negara Bangkrut yang Menguasai Dunia (3)

Jelas sudah AS tidak mampu lagi menjamin Dollar dengan emas. Negara-negara sekutu di Eropa terjebak. Satu sisi mereka tidak dapat menukar Dollar yang mereka pegang dengan emas, di sisi lain mereka tidak bisa menolak untuk menerima Dollar dari ekspor mereka ke negara lain. Dalam situasi ini jelas Amerika yang paling diuntungkan.  Karena dengan beredarnya Dollar tanpa jaminan emas, sama saja artinya negara-negara asing pemegang Dollar membiayai atau memberi utang kepada Amerika.

Diplomat Perancis Jacques Rueff menggambarkan mekanisme yang AS lakukan dalam bukunya " Monetary Sin of the West" sbb :

Having learned the secret of having a ‘deficit without tears,’ it was only human for the US to use that knowledge, thereby putting its balance of payments in a permanent state of deficit. Inflation would develop in the surplus countries as they increased their own currencies on the basis of the increased dollar reserves held by their central banks. The convertibility of the reserve currency, the dollar, would eventually be abolished owing to the gradual but unlimited accumulation of sight loans redeemable in US gold.”

(Saya telah pelajari rahasia defisit yang menguntungkan, hanya orang Amerika yang tahu ilmunya, kondisi neracanya selalu defisit. Sedangkan  negara-negara yang surplus, inflasi selalu akan terjadi karena kenaikan cadangan Dollar di bank sentral mereka. Mekanisme penukaran Dollar dengan emas telah dihapus karena jumlah Dollar yang dicetak melampaui jaminan emas yang semestinya)

Menyadari hal ini, pemerintah Perancis secara terus menerus menukar cadangan Dollar yang mereka punya ke AS selama perang Vietnam. Bahkan mereka sampai mengirim kapal perang ke pelabuhan Manhattan ( New York) untuk memastikan proses konversi Dollar ke emas ini di awal bulan Agustus 1971. Namun karena sudah tidak sanggup lagi, AS melalui presiden Nixon memutus kaitan atau konversi Dollar dengan emas  pada tanggal 15 Agustus 1971. Peristiwa ini dikenal dengan "Nixon Shock" atau kejutan Nixon, karena memang seluruh dunia kejang-kejang akibatnya. Mulai saat itu seluruh Dollar yang ada (sekitar $10 miliar di luar negeri)  berubah menjaid uang fiat (kertas) semata-semata yang tidak lagi setara dengan emas.

Amerika sebenarnya bisa mengambil pilihan untuk menaikkan harga emas saja, tidak memutus sama sekali kaitan Dollar dengan emas. Namun Amerika tidak melakukan yang pertama, karena menghindari opini dalam negeri bahwa mata uang mereka tergerus nilainya. Mereka memilih untuk mengorbankan hubungan mereka dengan negara Asing seraya menjaga reputasi di dalam negeri.

Maka sejak saat itu AS dapat memperoleh barang dan jasa, aset, perusahaan, sumber daya alam di luar negeri dengan selembar kertas bernama Dollar.

Bersambung...




Friday, November 26, 2021

Negara Bangkrut yang Menguasai Dunia (2)

Amerika memiliki kebijakan luar negeri yang berbeda pasca Perang Dunia 2,  yaitu :  kebijakan proteksi pasar dalam negeri  dengan cara membatasi impor dari negara asing. Hal ini dilakukan untuk menjaga tingkat tenaga kerja domestik yang maksimal .

Kini alih-alih menggunakan mesin perangnya untuk mengeruk pundi-pundi kekayaan, AS menjadikan pasar luar negeri sebagai target baru kekuatan ekonomi mereka. Oleh karena itu AS tidak lagi memburu utang perang kepada negara Eropa seperti Jerman, namun menanam modalnya di sana dalam rangka menbangun aliansi   untuk mengalahkan musuhnya kala itu Uni Soviet. Bank Dunia dan Departemen Keuangan AS memberi pinjaman dana kepada Eropa agar bisa kembali bangkit, agar kemudian mampu membeli produk-produk Amerika. 

Amerika tidak senang dengan sistem moneter atau keuangan berbasis emas. Mereka berusaha keras agar emas tidak lagi berperan dalam pembayaran internasional. Maka terjadilah gresham law yaitu bad money drives out good money, emas secara bertahap tidak lagi menjadi cadangan bank sentral negara-negara dunia berganti dengan Dollar yang hakikatnya adalah utang Amerika kepada warga dunia.

Pada tahun 1957 rasio emas dan Dollar Amerika adalah 3 : 1. Namun tahun 1958 Amerika menjual cadangan emasnya senilai $2 miliar sehingga tidak mampu lagi memberi jaminan 100% Dollar yang beredar. Maka kurs $35 Dollar per troy ounce mulai dipertanyakan. Untuk menutupi kekurangan cadangan emas ini, presiden Eisonhower melarang warga AS menyimpan emas dimanapun di seluruh dunia. Pada masa presiden berikutnya John F Kennedy harga emas melambung tinggi, sehingga kurs Dollar dengan emas naik menjadi $40 per troy ounce.

Pada tahun 1961 untuk meredam kenaikan harga emas ini, Amerika dan Eropa membentuk London Gold Pool. Cara kerjanya, ketika harga emas naik karena permintaan konsumen tinggi , maka London Gold Pool menjual cadangan emas, untuk menaikkan supplay,sehingga harga turun. Namun usaha ini tidak mudah. Pada tahun 1960-an  lembaga ini mengalami tekanan dari dua sisi. Pertama, depresiasi Dollar akibat naiknya nilai mata uang Jepang dan Eropa, dan kedua tingginya biaya program dalam negeri yaitu Great Society dan perang Vietnam.

Pada tahun 1964 kondisinya makin parah ketika utang Amerika melebihi nilai cadangan emasnya. Hal ini akibat defisit belanja militer AS. London Gold Pool pun kolaps tahum 1968. Dan sistem harga emas 2 jenjang terbentuk, yaitu harga emas versi "pemerintah" dan versi "privat".

Pada tahun yang sama (1968) presiden Lyndon B Johnson tidak bersedia lagi maju dalam pilpres, akibat tekanan moneter yang dia emban. Penggantinya presiden Nixon mengukuhkan kebijakan terputusnya kaitan emas dan Dollar sama sekali.

Pada akhir tahun tsb AS mengurangi cadangan emasnya dari 700 juta ounce emas menjadi hanya 300 juta ounce. Keadaan ini makin parah, ketika kongres (DPR) AS mengesahkan kebijakan menghilangkan cadangan emas minimum 25% dari Dollar yang beredar. Akibatnya 50 ekonom menandatangani pernyataan menentang kebijakan tsb, karena bisa berakibat mengurangi atau menyebabkan jatuhnya nilai Dollar.

Pada tahun 1971 kewajiban jangka pendek terhadap negara-negara asing (dalam bentuk Dollar yang mesti dikonversi ke emas) melebihi $50 miliar, namun cadangan emas hanya $10 miliar

Mengikuti kebijakan Jerman dan Inggris pada Perang Dunia I, AS melambungkan suplay Dollarnya 18 kali lipat, untuk membiayai perang Vietnam.

Bersambung...






Saturday, November 20, 2021

Negara Bangkrut yang Menguasai Dunia (1)

Pada tahun 1972 tepat satu tahun setelah kegagalan sistem Brettwon Woods oleh Presiden AS Richard Nixon, Michael Hudson seorang analis yang juga ahli sejarah finansial menerbitkan buku berjudul " Super Imperialism" sebuah kritik radikal terhadap kebijakan Nixon yang membuat Dollar mendominasi mata uang" internasional.

Buku tersebut mengalami dua kali revisi dalam 50 tahun terakhir, dan edisi ketiganya terbit sebulan yang lalu.

Dalam buku tersebut Hudson melakukan napak tilas sejarah finansial dunia hingga pada tahun 1971, ketika Amerika secara sepihak menghapus sistem dimana Dollar bernilai setara emas yang sewaktu-waktu dapat ditukar dengannya (emas) pada kurs tertentu.

Maka pada saat itu negara-negara sekutu (Eropa) yang terlanjur menyimpan miliaran Dollar Amerika, tidak lagi dapat menukar dollar dengan emas. Melainkan hanya selembar kertas yang merupakan utang AS ( I owe You)  terhadap negara-negara tsb.

Hudson dalam buku tersebut menulis bahwa" Tidak pernah terjadi sebelumnya sebuah negara bangkrut  berani memaksakan kebangkrutannya menjadi fondasi dari kebijakan ekonomi dunia"

Dan hal ini terjadi hingga saat ini. Negara-negara Eropa pada masa penjajahan silam menguasai negara-negara Asia dan Afrika dengan motif keuntungan perdagangan, menguras sumber daya alam tanah jajahan , mengubahnya menjadi produk jadi, dan menjualnya kembali dengan keuntungan yang besar karena tenaga kerja yang murah atau bahkan budak. Namun Amerika menguasai negara-negara di dunia dengan motif menguasai negara-negara lain melalui dominasi mata uang atau imperialis moneter.

Dengan dominasi  mata uang tsb Amerika mampu membangun industri militer yang amat massif dan juga industri pertanian yang memaksa negara-negara berkembang tergantung produk AS mulai dari bibit, pupuk, hingga produk hasil pertaniannya.

Eropa lebih dulu memutuskan kaitan antara mata uangnya dengan emas sejak Perang Dunia 1 ,  ketika mereka tergoda untuk mencetak mata uang secara massif tanpa jaminan emas yang setara.

Jerman dalam kurun 1914-1918 menghentikan penukaran mata uangnya (mark) dengan emas, seraya menaikkan cadangan mata uang mark dari 17,2 miliar menjadi 66,3 miliar. Sementara musuhnya Inggris melakukan hal yang sama seraya menaikkan suplay uangnya dari 1,1 miliar poundsterling menjadi 2,4 miliar poundsterling. Sehingg basis moneter Jerman naik 6 kali, dan Inggris naik hampir 4 kali.

Ketika negara-negara Eropa terjebak dalam utang yang makin dalam, AS mendulang keuntungan dengan menjual senjata dan produk pertanian, kepada negara-negara yang terlibat perang.

Negara-negara Eropa kemudian dipaksa membayar utang perang ke Amerika dalam bentuk Dollar. Namun pada saat yang sama mereka tidak dapat ekspor ke Amerika karena kebijakan proteksi terhadap negara-negara asing.

Akibatnya Eropa menguras cadangan emasnya untuk membayar utang perang. Maka berpindahlah cadangan emas Eropa ke  Amerika.

Hudson memberi simpulan " Warisan Amerika pasca Perang Dunia 1 adalah : kehancuran Jerman, jatuhnya imperium Inggris, dan penimbunan emas. Di dalam negeri presiden Roosevelt menghentikan kaitan atau penukaran Dollar dengan emas,  larangan memiliki emas bagi warganya (apabila ketahuan terkena pidana), dan devaluasi nilai Dollar hingga 40%. Pada saat yang sama  Amerika menjadi tempat berlabuhnya  "pelarian" emas dari negara-negara Eropa akibat ketakutan perang lanjutan Nazi Jerman. 

Menjelang Perang Dunia 2 Jerman menghentikan pembayaran utang perangnya, begitu pula Inggris. Keadaan Eropa makin parah ketika sisa cadangan emasnya terkuras untuk memerangi Nazi. Hingga akhir 1940-an, AS memegang 70% cadangan emas bank-bank sentral Eropa selain Uni Soviet, sekitar 700 juta ounce.

Pada tahun 1922 sisa-sisa kekuatan Eropa berkumpul di Genoa Italia, untuk membahas rekonstruksi Eropa Tengah dan Timur pasca perang. Tercapai kesepakatan untuk kembali ke sistem standar emas, dimana bank sentral memegang mata uang yang dapat ditukar dengan emas.

Pada akhir Perang Dunia 2 pada tahun 1944, negara-negara sekutu pemenang perang berkumpul di New Hampshire Amerika, untuk membicarakan mata uang yang akan menjadi acuan ke depan. Delegasi Inggris, ekonom John Maynard Keyness mengusulkan agar menggunakan mata uang internasional yang dinamakan Bancor. Namun usulan ini ditolak oleh diplomat Amerika. Dengan cadangan emas yang berlimpah, Amerika mengusulkan Dollar sebagai mata uang internasional, yang sewaktu-waktu dapat dikonversi dengan emas pada kurs $35 per troy ounce (sekitar 31gr). Pada saat yang sama dibentuklah Bank Dunia, IMF, GATT (general aggrement on tarifs and trade) untuk melaksanakan sistem mata uang dunia berbasis Dollar.

Bersambung...



Friday, November 12, 2021

Rekor Inflasi Amerika memicu harga Emas

Di  Amerika inflasi adalah sesuatu yang sensitif. Baik bank sentral Amerika (yang statusnya bank swasta) dan Menteri Keuangan AS selalu berusaha menjaga agar inflasi tetap dan selalu rendah. Namun yang terjadi bulan Oktober lalu benar-benar di luar harapan, angka inflasi bulanan menyentuh 6,2%,  tertinggi dalam 30 tahun terakhir sejak tahun 1990. 

Generasi mililenial AS tidak terbiasa dengan inflasi yang tinggi, apalagi dengan status Dollar sebagai mata uang utama dunia, turut menjaga keperkasaan ekonomi Amerika yang tercermin  dengan inflasi yang rendah.

Namun pandemi secara perlahan merubahnya. Kebijakan lockdown di seantero Amerika, yang diikuti dengan paket stimulus dengan kucuran dana triliunan Dollar, menyebabkan tingginya jumlah uang beredar. Ketika uang beredar melebihi permintaan pasar atau tidak terserap oleh sektor riil, maka nilai uang akan turun, dan timbullah inflasi. Ketika inflasi naik, emas sebagai cermin nilai barang dan jasa secara umum ikut naik.

Inilah yang terjadi dengan harga emas di pasar internasional pekan ini. Salah satu prediksi bahkan menyebutkan angka inflasi di AS saat ini baru permulaan saja, belum mencapai puncak. Artinya potensi kenaikan harga emas masih terus berlanjut atau mengulangi rekor harga tahun lalu sebesar $2.000 per troy ounce.


Tuesday, November 2, 2021

Pulau Emas yang Hilang di Nusantara

Kerajaan Sriwijaya (yang menurut Ridwan Saidi fiktif) adalah kerajaaan atau kedatuan ternama di Sumatra pada abad 7 hingga 12 M. 

Sriwijaya bepusat di Palembang, Sumatra Selatan, namun pengaruhnya sampai mampu mengontrol selat Malaka.

Secara efektif kerajaan tersebut terbagi dalam 3 wilayah : pertama, wilayah pusat kota, kedua, wilayah kota-kota muara, dan ketiga wilayah pedalaman. Bentuk pemerintahannya adalah federasi, terdiri dari otonom-otonom yang dikepalai oleh datu (atau datuk) yang wajib mengirim upeti kepada pusat kerajaan.

Sriwijaya mengontrol perdagangan maritim internasional, dalam membangun hubungan bisnis  tidak hanya nusantara, namun juga dengan Cina dan India.

Mereka diyakini memegang akses perdagangan maritim ke Cina, dimana permintaan sutra dan kertas amat tinggi.

Galangan kapal amat vital bagi perdagangan yang menghasilkan kapal-kapal yang cepat. Armada laut mereka terkenal kuat untuk mengamankan jalur perdagangan.

Pada tahun 1000 M, Sriwijaya mengontrol penuh hampir seluruh Jawa. Namun dengan cepat Sriwijaya jatuh ke tangan Chola, sebuah kerajaan maritim-dagang India yang menganggap Sriwijaya hambatan bagi rute perniagaan mereka antara Asia Selatan dan Timur.

Pada tahun 1025, Chola menduduki Palembang, menangkap Raja dan menyita hartanya, serta menyerang wilayah kerajaan lainnya.

Pada akhir abad ke 12, Sriwijaya berubah menjadi kerajaan kecil, dan peran dominannya di Sumatra diambil alih oleh Jambi.

Menurut arkeolog maritim asal Inggris  Dr Sean Kingsley, sejumlah eksplorasi telah dilakukan untuk menemukan situs kerajaan Sriwijaya dengan area seluas Thailand dan India, namun belum berhasil.

Dalam publikasi di majalah Wreckwatch di  bulan Oktober Dr Sean Kinglsey mengungkap tentang Sriwijaya yang merupakan bagian dari penelitiannya yang berjudul " Cina dan Jalur Sutra Maritim" setebal 180 halaman.

Pada puncak keemasannya Sriwijaya mengontrol jalur sutra perairan, pasar yang besar dimana penduduk lokal, Arab, dan Cina berniaga.

Ketika kawasan Mediterania barat memasuki  masa kegelapan di abad 8, Sriwijaya malah mengukuhkan kejayaanya, yang beperan sebagai penghubung perdagangan jazirah Arab dan imperium Cina selama 300 tahun lebih.

Dr Kingsley menggambarkan Sriwijaya sebagai "negeri di atas air" dimana kota berdiri di atas sungai.

Jumlah penduduk tidak diketahui secara pasti, namun sebagai gambaran Sriwijaya memiliki 20.000 tentara, 3.000 biarawan, dan 800 kreditur.

Sriwijaya saat itu berada di puncak kemakmuran, hingga pembangunan Borobudur yang demikian megah, berasal dari cadangan emas raja Sriwijaya (dinasti Syailendra).

Dalam 5 tahun terakhir, para nelayan melakukan eksplorasi di sungai Musi dan berhasil mengangkat harta karun berupa koin emas, perhiasan, berlian, patung emas dari dalam sungai.

Berbagai temuan artefak itu berasal dari peradaban Sriwijaya abad 7 hingga 12.

Sumatra sejak zaman dahulu terkenal dengan cadangan emas dan kekayaan alam lainnya, juga sebagai pintu masuk jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara.

https://www.dailymail.co.uk/news/article-10122973/Lost-Island-Gold-Sumatran-fishermen.html





Tuesday, October 26, 2021

Mekanika Pasar Emas Global 1



Setiap komoditas mempunyai mekanisme pasar masing-masing termasuk pasar emas. Sebagai salah satu komoditas yang paling tinggi transaksinya, mekanisme pasar emas layak untuk dipelajari.

Pasar Emas Global

Harga emas (fisik) di dunia ditentukan oleh permintaan (demand) dan penawaran (supply) emas. Pasar emas fisik di dunia secara umum terbagi dua, pertama exchange trading dan yang kedua bilateral trading.  Di luar keduanya ada pasar derivativ (derivative market) yang juga mempengaruhi pasar emas fisik.

Penting untuk diketahui bahwa tidak ada harga tunggal emas fisik. Harga emas bisa berbeda-beda di setiap wilayah atau negara. Karena permintaan dan penawaran emas tidak sama di setiap wilayah, demikian pula waktu dan energi untuk distribusi atau transportasi emas tsb. Lebih lanjut bentuk, berat, dan karat emas juga berbeda-beda, sehingga ada perbedaan harga masing-masingnya.

Istilah Spot Gold Price mengacu kepada harga per troy ounce emas (1 troy ounce sekitar 31 gr emas) yang berasal dari pasar emas batangan wholesale (jumlah besar) di London.

Exchange Trading

Exchange trading atau bursa emas adalah pasar yang tersentralisasi. Di bursa ini kontrak transaksi emas di daftarkan. Sebagai contoh di Shanghai Gold Exchange nilai kontrak bervariasi mulai dari 100gr hingga 12,5 kg. Penawaran dan permintaan tercapai melalui buku order transaksi.

Sederhananya, sebagian peserta mengajukan order beli (buy) dan jual (sell) secara terbatas, sedangkan pihak lain juga mengajukan order pasar (jual dan beli).Selanjutnya sistem elektronik melakukan proses bertemunya harga antara kedua pihak, maka demikianlah harga ditetapkan. 

Proses order di Shanghai Gold Exchange


Bursa emas internasional terbatas jumlahnya , seperti Shanghai Gold Exchange di Cina, Borsa Istanbul di Turki, Dubai Gold and Commodities Exchange di Uni Emirat Arab.

Bilateral Trading

Karena bursa pasar emas (exchange trading) terbatas, maka sebagian besar transaksi emas terjadi melalui transaksi bilateral (billateral trading) melalui basis principal to principal. Bisa melalui transaksi elektronik, melalui telepon, face to face dll.

Karena emas tidak hilang atau binasa dimakan waktu, maka seluruh emas yang pernah ditambang masih ada atau eksis hingga kini. Maka emas lebih mirip sebagai mata uang (currency) dibanding komoditas dalam lingkup dinamika permintaan dan penawaran.

Setiap hari emas diperjual belikan melalui ribuan perusahaan spt bank, toko emas, perhiasan, perusahaan investasi, industri, perusahaan tambang dll dan juga jutaan individu di dunia.

Billateral trading dalam lingkup terkecil, sebagai contoh seorang perempuan Turki menawarkan perhiasan emasnya kepada tetangganya. Apabila setuju dengan harga yang ditawarkan, maka tetangga itu  turut mempengaruhi harga emas global, walaupun dalam skala yang amat kecil. Apabila si tetangga menolak untuk membeli emas tsb, maka perempuan itu menjual emas tsb ke toko emas yang terhubung dengan pasar global sehingga menaikkan sisi penawaran (supply) emas secara global. Sedangkan apabila tetangga itu membeli perhiasan tsb maka supply emas global tidak naik. Demikianlah bagaiamana pembeli dan penjual emas mempengaruhi harga emas dunia.

Sedangkan transaksi bussiness to bussiness dalam jaringan  perdagangan bilateral dikenal dengan istilah OTC (Over The Counter). Secara global London Bullion Market adalah pasar emas OTC paling dominan. Selanjutnya adalah Swiss, sebagai pusat pemurnian emas terbesar dunia.

Pasar Emas Derivatif

Derivatif adalah kontrak finansial yang nilainya mengacu pada aset yang dijadikan acuan (dalam hal ini adalah emas). Satu-satunya perbedaan utama antara emas fisik dengan emas derivatif adalah memiliki emas secara fisik tidak memiliki risiko yang dikenal dengan counterparty risk atau risiko yang muncul akibat salah satu pihak tidak memenuhi perjanjian atau kewajiban dalam investasi atau transaksi perdagangan sedangkan di  sisi lain memiliki emas derivatif memiliki risiko itu. Bagi komoditas lain seperti jagung dapat dikatakan," Anda dapat memakan jagung, namun tidak dengan jagung derivatif". Hal ini akan mengarah pada kesimpulan ekonomi yang sama yaitu " Penawaran (supply) komoditas fisik tidak dapat dinaikkan karena adanya penciptaan produk derivatif.

Namun bagaimanapun derivatif dapat mempengaruhi harga komoditas fisik ketika diperdagangkan dalam jumlah besar.Secara subjektif  pasar derivatif terbesar adalah paper market di London, ETF (Exchange Traded Fund) , dan
 Future Market di New York.

Bersambung...


Thursday, October 7, 2021

Bank Sentral Polandia tambah Cadangan Emas

Ketika sejumlah lembaga keuangan ramai-ramai beralih ke uang kripto digital seperti Bitcoin, Ethereum dll tidak demikian dengan bank sentral. Bank sentral tidak memiliki cadangan uang digital dalam portofolionya, namun cadangan emas.

Di tengah  ketidakpastian ekonomi saat ini, permintaan emas global semakin tinggi. World Gold Council mencatat kenaikan 333,2 ton  permintaan emas dunia dalam paruh pertama 2021 atau 39% lebih tinggi rata-rata tahunan dalam 5 tahun terakhir. Permintaan emas signifikan datang dari bank sentral Thailand, Hungaria, dan Brazil.

Setelah naik hingga $2.000 per troy ounce tahun lalu, harga emas kini turun hingga $1.700. Hal ini akibat pengetatan moneter dari bank sentral untuk meredam inflasi.

Namun bank sentral Polandia di tengah kebijakan ketat moneter, justu berencana menambah cadangan emas hingga 100 ton hingga 2022 untuk memperkuat stabilitas moneter. Di tangan Adam Glapinski Gubernur Bank Sentral Polandia cadangan emas naik 2 kali lipat menjadi 229 metric ton.

Sumber : zerohedge.com

Saturday, October 2, 2021

Venezuela : Hyperinflasi dan Krisis Mata Uang

Venezuela Jumat (01/10) kemarin merilis kebijakan baru terkait mata uangnya Bolivar dengan menghilangkan 6 angka 0. Ini kali kedua langkah serupa dalam 3 tahun terakhir.

Kebijakan ini diambil untuk mempermudah transaksi bisnis dan perbankan karena harus mengakomodir angka berlebih tsb dalam sistem komputer mereka.

Negeri kaya minyak itu menderita hyperinflasi ( tingkat infasi amat tinggi) sejak masa Presiden Hugo Chavez  yang juga memangkas 3 angka 0 saat berkuasa. Penggantinya Nicholas Maduro juga tidak dapat berbuat banyak. Tahun 2018 Maduro menghilangkah 5 angka pada mata uang Bolivar.  Saat ini angka inflasi Venezuela mencapai 1.743%  hampir 4 kali lipat hyperinlasi di Indonesia zaman Soekarno. Upah minimal Venezuela juga amat rendah $2,5 per bulan.

Maduro presiden saat ini yang berhaluan Sosialis, menyalahkan sanksi ekonomi dari AS terhadap Venezuela atas krisis ekonomi yang terjadi. Penggunaan mata uang Dollar secara massif mulai transaksi di supermarket hingga perbankan memperparah krisis moneter Venezuela. Rapuhnya mata uang Bolivar membuat pasar beralih ke Dollar.

" Ketimpangan ekonomi sudah akut dan  angka 0 yang  (kemarin) dihilangkan akan kembali dengan segera" kata ekonom Jose Manuel Puente


Sumber : reuter.com


Thursday, September 30, 2021

Supir Truk menjadi Penyebab Kemacetan Pelabuhan Tersibuk di Amerika


Alih-alih macet di jalan raya, negara bagian South Carolina di AS mengalami  kemacetan di perairan ketika antrian panjang kapal menunggu bongkar muat di pelabuhan Los Angeles dan Long Beach.

Momentum in terjadi akibat kurangnya truk dan sopir yang akan mendistribusikan barang dari kompleks pelabuhan tersibuk di Amerika dan nomor 9 di dunia itu. Tingginya permintaan barang impor warga AS pasca pandemi memperparah situasi tsb.

 
Pada Rabu (29/9) kemarin 62 kapal menunggu di perairan untuk berlabuh, puncaknya hari Ahad (26/9) 73 kapal kargo antri  di luar pelabuhan.

Robert Garcia Walikota Long Beach bekerja sama dengan pemerintahan Biden melalui Departemen Transportasi untuk mengatasi masalah ini.

Sebesar 40% aktivitas impor dan 30% ekspor Amerika melalui pelabuhan ini, terutama impor barang-barang dari Asia.



Krisis BBM Melanda Eropa

Krsis BBM melanda Eropa menjelang musim dingin tahun ini. Penyebabnya adalah kurangnya suplay gas dari Rusia. 
Kapal Rusia yang  seharusnya memasok gas ke Eropa, berbelok ke Cina untuk memenuhi permintaan gas di negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia itu.

Eropa juga menuduh Rusia melakukan Supply Games dengan cara menahan pasokan gas untuk menaikkan harga di pasar internasional. Surat kabar The Guardian Inggris menuduh Rusia dibalik kenaikan 250% harga gas di kawasan Eropa.

Namun Rusia membela diri dengan dalih kekurangan pasokan gas Eropa terjadi karena proyek pipa gas  Nord Steam 2 tidak berjalan tepat waktu karena sanksi AS terhadap Rusia.

Menurut mereka proyek pipa gas dari Rusia ke Jerman senilai US$9,5 miliar sepanjang 1.222 km tertunda setahun karena sanksi AS terhadap Rusia.

Sumber : sputniknews.com




Wednesday, September 29, 2021

Wikileaks dan Kabel Diplomatik AS terkait Emas

Wikileaks pada awal September 2011 mempublikasi kabel diplomatik AS yang berhasil mereka retas terkait dengan kebijakan emas.

Kabel diplomatik kedubes AS di Beijing kepada Departemen Dalam Negeri di Washington memuat monitoring media Cina terutama yang berafiliasi dengan pemerintah RRC. Hasilnya adalah  Cina memandang emas adalah senjata utama dalam perang mata uang internasional.

Kabel diplomatik yang dirilis oleh Wikileaks  itu mengungkap bahwa Cina menganggap pemerintah AS berusaha mencegah kelebihan cadangan devisa luar negeri Cina untuk ditukar (konversi) dalam bentuk emas karena AS dan sekutu Eropanya berencana kembali ke sistem gold standard. Hal ini mengingat mereka mempunyai cadangan emas terbesar di dunia.

Cina sendiri mengakui cepatnya penambahan cadangan devisa emas mereka dalam rangka menjadikan mata uang Cina (Renminbi) menjadi mata uang internasional menggeser Dollar.

Sejumlah komentar atau kutipan dalam kabel tsb menggambarkan pemerintah AS menaruh perhatian yang amat besar terhadap penambahan cadangan emas Cina.

Salah satu kabel kedubes AS di Beijing tanggal 08 Februari 2010 mengutip sebuah artikel di surat kabar China Bussiness News Shanghai sbb :

"Saat ini kebijakan AS (terhadap Cina) berubah dengan cepat sehingga  mengejutkan sejumlah pihak. AS telah menggunakan berbagai cara, termasuk militer untuk melawan Cina. Kita mesti mengetahui mengapa  AS keras pendirian terhadap Cina. Faktanya persaingan sengit di antara  negara-negara besar dalam perang mata uang baru saja bermula. Langkah AS adalah mencoba memindahkan perang mata uang ini ke negara lain. Yaitu dengan memaksa Cina untuk membeli obligasi pemerintah AS (US Bond) dengan cadangan devisa mereka miliki seraya melakukan segala cara untuk mencegah Cina menggunakan cadangan devisa mereka untuk membeli emas. Prilaku  ini memberi AS dua keuntungan ganda, pertama, menakut-menakuti Taiwan dengan ancaman militer Cina, agar mereka membeli senjata dan pesawat tempur dari Amerika, kedua adalah memaksa Cina membeli obligasi Amerika dengan cadangan devisa mereka dan menguras kekayaan Cina. Apabila kita (Cina) menggunakan seluruh cadangan devisa kita untuk membeli obligasi Amerika, dan suatu saat tiba-tiba bank sentral AS mendevaluasi  nilai 10 Dollar (lama) menjadi 1 Dollar (baru) , kemudian AS mengaitkan  Dollar dengan emas, maka Cina mengalami kerugian ganda.Kini ketika AS ingin memindahkan krisis ke Cina, kita mesti mengetahui dengan jelas kuncinya yaitu menjauh dari obligasi atau surat utang pemerintah AS ."

Kabel yang kedua terkait dengan emas bertarikh 4 Desember 2008 yang mengutip kolom komentar dari surat kabar Partai Komunis Cina, Harian Rakyat sbb :

" Waspada terhadap rencana Amerika kembali ke sistem Gold Standard"

" Opini yang mengemuka di barat saat ini adalah kembali ke sistem Bretton Woods (sistem finansial berbasis emas). Sebuah sistem yang menjadikan Dollar sebagai jangkar dan menghidupkan kembali "gold standard" untuk mengatasi krisis finansial. Namun ada maksud terselubung di dalamnya. Krisis finansial AS telah menggerus pamor Dollar. Oleh karenanya para pakar strategi AS mencari solusi dengan mengembalikan sistem gold standard ke dalam sistem finansial global yang dipimpin oleh Amerika. Alasan AS dan Eropa kembali memilih sistem standar emas adalah karena sebagian besar simpanan emas negara-negara dunia berada dalam kontrol mereka. Sistem standar emas yang akan diaktifkan kembali oleh AS bukanlah sistem standar emas yang sebenarnya, namun adalah sistem cadangan emas yang bersifat parsial atau tidak menyeluruh. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi yang cepat  relatif terbatas di wilayah AS dan Eropa saja, karena Dollar (dan juga Euro) berlaku sebagai jangkar sistem baru tsb. Konsekuensi yang mungkin terjadi adalah pertama, karena pertumbuhan ekonomi di AS dan Eropa rendah, maka sistem standar emas yang parsial ini hanya akan menguntungkan mata uang Dollar dan Euro saja dengan restriksi atau hambatan ekonomi yang kecil, sebaliknya hambatan ekonomi terbesar ada di Cina, India, dan negara-negara berkembang lainnya yang mata uangnya tidak dikaitkan langsung dengan emas.Yang kedua,  cadangan devisa negara-negara berkembang akan terkuras untuk membeli emas. Oleh karena itu kebijakan ini mengkhianati cita-cita bersama masyarakat internasional dalam reformasi sistem keuangan internasional.

Sumber : gata.org



Tuesday, September 28, 2021

CIA mentargetkan Pembunuhan Pendiri Wikileaks Julian Assange

Pada tahun 2017 ketika Julian Assange  menapaki tahun ke lima suakanya di Kedubes Ekuador di London, CIA mulai merencanakan penculikan pendiri Wikiliaks itu. Rencana ini memicu perdebatan panas di tingkat elit pemerintahan Trump seputar legalitas dan teknis operasi tsb.

Sejumlah pejabat senior di badan CIA dan pemerintahan Trump bahkan mendiskusikan untuk membunuh  Assange, mulai dari rancangan dan   
teknis pembunuhan tsb. Pembahasan seputar penculikan atau pembunuhan Assange terjadi di level paling atas pemerintahan Trump, menurut mantan pejabat senior kontra intelijen.

Diskusi tsb merupakan bagian dari kampanye massif CIA memerangi Wikileaks dan para pendirinya, mulai dari memata-matai segala yang terkait dengan Wikileaks secara luas,  menebar benih perselisihan sesama anggota, hingga  mencuri perangkat eletronik mereka.

Sementara Assange berada dalam radar CIA selama bertahun-tahun, rencana pembunuhan ini adalah bagian perang total terhadap Wilileaks yang dipicu dari publikasi di luar batas mereka dengan meretas informasi rahasia pemerintah dan perusahaan dengan alat peretas CIA yang dikenal dengan Vault 7 dimana badan tsb menggambarkan hal itu dengan " kehilangan data terbesar dalam sejarah CIA.

Salah satu dokumen yang dirilis Wikileaks pada 2011 adalah kabel diplomatik dari kedubes AS di Beijing kepada Departemen Dalam Negeri AS di Washington bertarikh 2009. Isi kabel tsb adalah Cina mengetahui bahwa AS dan sekutu baratnya memiliki kebijakan untuk menekan harga emas dalam upaya mencegah emas menjadi mata uang utama internasional untuk melindungi mata uang Dollar dan Euro tetap menjadi mata uang utama dunia.

Sumber : gata.org

Friday, September 24, 2021

Distribusi Kekayaan Global

WilayahTotal Kekayaan
(US$B)
Perubahan Total Kekayaan
(US$B)
Perubahan %Kekayaan Per
Individu 
(US$B)
Change %
Amrika
Utara
136,31612,370      10.0486,9309.1
Eropa103,2139,179        9.8174,8369.8
Asia-Pasific75,2774,694        6.760,7905.0
Cina74,8844,246        6.067,7715.4
India12,833-594       -4.414,252-6.1
Amerika
Latin
10,872-1,215     -10.124,301-11.4
Afrika4,94636       0.77,371-2.1
Dunia418,34228,7167.479,9526.0

Data di atas adalah distribusi kekayaan global kwartal pertama tahun 2020. 

Di Amerika Utara total kekayaan naik US$12,4 triliun, sedangkan Eropa mengalami kenaikan US$ 9,2 triliun, kedua wilayah ini mengalami kenaikan kekayaan secara signifikan. Sedangkan Cina mencatat kenaikan kekayaan menjadi US$4,2 triliun. Sedangkan wilayah Asia-Pasifik (kecuali Cina dan India) naik menjadi US$ 4,7 triliun.

Sedangkan India dan Amerika Latin keduanya mencatat kerugian di tahun 2020. Total kekayaan di India turun US$ 594 miliar atau 4,4%, sedangkan kekayaan di Amerika Latin turun 11,4% atau US$ 1,2 triliun

 Sumber : credit suisse

Potensi Krisis Sistemik Evergrande



Evergrande, perusahaan properti terbesar ke 2 di Cina gagal membayar bunga obligasi Dollar senilai US$83,5 tanpa pengumuman apapun pekan ini. Hal ini memicu kejatuhan sistemik global. Total utang Evergrande sendiri mencapai US$305 miliar. Kekhawatiran mengemuka di Cina karena pasar properti menyumbang 40% ekonomi negara itu.

Tabel di atas  menunjukkan kewajiban bunga obligasi yang mesti dibayar Evergrande hingga tahun 2024. Tahun 2021 ini saja (September- Desember) kewajiban bunga obligasi baik lokal dan internasional mencapai US$669 juta.

Walaupun pemerintah Cina berjanji akan membayar seluruh kewajiban obligasi lokal, namun tetap saja masih ada ratusan miliar Dollar yang menunggu untuk dilunasi.

Namun parahnya Evergrande hanyalah puncak gunung es bisnis properti Cina yang dapat memicu krisis global. Kenapa 
kebangkrutan properti Cina khususnya Evergrande memiliki efek global? Karena banyak investor asing yang menginvestasikan dananya di sana, dan salah satu investor utamanya adalah   
perbankan dan institusi keuangan Amerika Serikat. Dan tentu saja dana yang ditanam di sana juga berasal dari utang ke investor lainnya. Maka apabila regulator atau pemerintah Cina dan Amerika tidak dapat menangani krisis ini dengan baik, maka 
akan terjadi kebangkrutan massal perbankan dan institusi keuangan di seluruh dunia pada tahun 2022.

Tentu saja hal ini tidak terjadi secara instan dan tiba-tiba. Ketika Evergrande betul-betul bangkrut, ibarat gempa di dasar laut, hal ini akan memicu gelombang kuat dengan skala besar di lautan. Namun karena prosesnya masih di tengah laut, tidak banyak orang yang menyadari. Ketika gelombang tsb mencapai daratan, semua sudah terlambat.

Ketika hal ini terjadi emas dan perak akan mengalami kenaikan signifikan selama beberapa tahun ke depan.

Sumber :  investmenwatch.blog.com dan kontan.co.id




Tuesday, September 21, 2021

Anomali Harga Emas


Gambar di atas menunjukkan korelasi antara pertumbuhan M3 (pertumbuhan supplay uang dalam pengertian luas) dan pergerakan  harga emas (dalam Dollar) peiode 1960-2021. Pertumbuhan M3 garis biru, sedangkan pergerakan emas garis kuning.

Awalnya korelasi atau hubungan antara pertumbuhan supplay uang dan harga emas selaras awal periode 1960-an hingga awal 1970. Hal ini dapat dipahami karena saat itu emas dan Dollar saling terkait dalam kesepakatan Bretton Woods antara AS dan sekutu-sekutunya tahun 1945, yaitu nilai Dollar dikonversi secara langsung dengan emas secara tetap (fixed rate) 1 troy ounce emas = US$35. Artinya pemegang Dollar bisa sewaktu-waktu menukar Dollar dengan emas dan sebaliknya sesuai nilai tukar di atas.

Namun kesepakatan ini bubar tahun 1971 ketika secara sepihak presiden AS kala itu, Richard Nixon membatalkan perjanjian tsb tanggal 15 Agustus di tahun itu. Artinya sejak saat itu nilai Dollar dan emas tidak saling terkait, masing-masing berjalan sendiri-sendiri.

Maka grafik di atas menunjukkan pasca 1971 supplay uang ($) dan emas tidak lagi selaras, hingga saat ini. Ketika krisis finansial AS tahun 2009 harga emas mengalami kenaikan melebihi supplay uang ($), akibat krisis yang bermula dari kejatuhan perusahaan finansial Lehman Brothers yang merembet ke perusahaan finansial  lain.

Sedangkan 18 bulan terakhir ini terjadi peningkatan pertumbuhan supplay uang yang signifikan, namun tidak diimbangi dengan kenaikan harga emas. Hal ini bisa dipahami karena selama pandemi Amerika Serikat melalui bank sentralnya (The Fed) mengucurkan Dollar dalam jumlah besar sebagai stimulus ekonomi, untuk memacu perekonomian. Akibatnya prospek ekonomi AS naik yang ditandai dengan menguatnya indeks Dollar, sehingga nilai emas turun. Namun supplay uang yang meningkat ini sebagian besar berputar di pasar finansial dalam bentuk saham, obligasi, dll, bukan di sektor riil. Hal ini ditandai dengan jatuhnya sejumlah perusahaan retail AS selama pandemi. Artinya meningkatnya supplay uang Dollar tidaklah mencerminkan kemakmuran ekonomi AS secara riil. Ibarat gelembung (bubble) satu saat akan pecah, dan saat itulah nilai sesungguhnya baik dollar atau emas akan terlihat.
 
Maka yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa nilai Dollar mengalami gelembung sedangkan nilai emas anti-tesanya.

Sumber : goldmoney.com









Saturday, September 18, 2021

Harta Karun abad ke 6 ditemukan di Denmark

Salah satu penemuan  terbesar arkeologi ditemukan di barat daya Denmark.

Sekitar 22 objek emas, bertarikh abad ke 6 M ditemukan oleh Arkeolog amatir dekat kota Jelling.

Ole Ginnerup Schytz, arkeolog tersebut baru saja memegang alat deteksi logam dan berjalan di tanah lapang ketika melewati kumpulan emas tsb.

Wilayah Jelling dianggap oleh sejarawan sebagai kediaman raja-raja Viking antara abad 8 hingga abad 12. Total emas temuan tersebut kurang dari 1 kg, termasuk medali seukuran cawan.

"Harta karun tsb memuat sejumlah simbol, yang sebagiannya masih belum diketahui maknanya hingga saat ini,  yang akan membawa kita pada pengetahuan yang lebih luas mengenai periode itu" kata Mads Ravn Direktur Riset Museum Vejle di bagian barat Denmark.

Penemuan itu sendiri bersifat rahasia sejak 6 bulan lalu, hingga diumumkan ke publik saat ini.

Salah satu temuan  itu mewakili zaman kekaisaran Konstantin Romawi di awal abad ke 4.

"Simbolisme pada objek-objek tersebut amat unik yang nilainya bahkan melebihi temuan itu sendiri" kata Ravn.

Berbagai temuan ini akan di pamerkan dI museum Vejle mulai Februari 2022.

Sumber : euronews.com





Thursday, September 9, 2021

Hubungan Dollar dan Emas

Ketika nilai Dollar AS menguat, butuh sedikit Dollar untuk membeli  komoditas yang dihargai dalam mata uang Dollar. Sebaliknya ketika nilai Dollar melemah, maka butuh lebih banyak Dollar untuk membeli komoditas yang sama.

Harga setiap komoditas yang dihargai dalam Dollar seperti emas, akan selalu berubah sebagai refleksi dari sedikit atau banyaknya Dollar yang dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah komoditas seperti emas. Maka faktanya perubahan harga emas dalam pasar internasional hakikatnya adalah cerminan perubahan nilai Dollar itu sendiri. Terkadang porsi perubahan itu tidak signifikan karena ada faktor lain, namun seringkali rumusan itu berlaku dimana perubahan harga emas adalah refleksi dari perubahan nilai Dollar.
Ketika nilai Dollar menguat, harga emas turun, dan sebaliknya. Inilah mengapa harga emas mengalami fluktuasi.

Faktor berikutnya adalah Supply dan Demand, atau permintaan dan penawaran emas itu sendiri. Ketika harga emas naik tidak hanya dalam satuan nilai Dollar, tetapi juga dalam Euro, Poundsterling (Inggris), Yen (Jepang), dan mata uang utama lainnya, maka kita tahu bahwa permintaan emas sedang naik, sehingga harganya naik.

Selanjutnya apabila harga emas dalam Dollar naik, namun dalam Euro, Poundsterling, Yen dan mata uang utama lainnya  justru turun, maka kita dapat simpulkan bahwa nilai Dollar sedang turun. Sebaliknya nilai emas dalam mata uang lainnya melemah, namun karena dalam pasar internasional emas dinilai dalam Dollar, secara umum harga emas kelihatan naik.

Beberapa hari terakhir faktor pertama yang dominan, yaitu ketika nilai Dollar menguat sehingga harga emas sementara ini mengalami tekanan atau turun.



Monday, August 30, 2021

Apakah AS masih Menjadi Negara Superpower?

Bisa jadi jawaban dari pertanyaan di atas baru bisa tuntas dalam  bentuk buku. Namun pertanyaan ini layak diajukan setelah babak akhir perang Amerika di Afghanistan menampilkan Taliban sebagai pemenang terlepas dari kesepakatan-kesepakatan antara Taliban, Amerika, Cina, Rusia, Pakistan terkait pengelolaan sumber daya alam.

Perang Uni Soviet dan  Afghanistan 1979-1989 yang dimenangkan Mujahidin berakibat runtuhnya status 'adidaya' yang puluhan tahun disandang Uni Soviet, setelah kawasan tsb terpecah-pecah menajadi banyak negara, menyisakan wilayah Rusia. Sejak itu Amerika menjadi negara 'adidaya' sendirian.

Tentu status di atas salah satunya adalah ekonomi. Pengaruh ekonomi Amerika menggurita tidak hanya di benua Amerika dan Eropa, namun di seluruh dunia. Yang mengaliri darah perekonomian itu adalah mata uang. Maka bisa ditebak penggunaan Dollar AS di seluruh dunia makin kukuh  pasca hancurnya Uni Soviet.

Namun setelah pertualangan berdarah Amerika di Irak yang gagal, dia mesti mengalami kekalahan perang di Afghan, setelah Taliban menuntut syarat utama agar seluruh tentara AS dan sekutunya angkat kaki dari negeri tsb

Masa Depan Dollar

Mata uang Dollar adalah mata uang tunggal yang digunakan dalam perdagangan internasional. Apabila Indonesia dan Bangladesh ingin transaksi dagang, mereka tidak menggunakan Rupiah atau Rupee tetapi mesti pakai Dollar AS, padahal Amerika tidak terlibat dalam perdagangan tsb. Bahkan pabrikan pesawat Eropa, Airbus ketika menjual produknya ke maskapai Eropa seperti Lufthansa, KLM, dll akad transaksinya tidak menggunakan Euro tetapi Dollar!

Kenapa Dollar begitu mendominasi perdagangan dan bank-bank sentral seluruh dunia? Salah satu jawabannya adalah kepercayaan diri sebagai sebuah negara. Negara-negara di dunia menilai AS memiliki confident yang tinggi dalam militer, politik, ilmu pengetahuan dll. Sehingga kepercayaan diri itu menjadi garansi kekuatan ekonomi dan mata uangnya.

Namun yang terjadi di Afghanistan beberapa pekan lalu, membuka mata dunia bahwa AS tidak sekuat yang diduga ketika warga AS dan negara-negara lain bisa pergi melalui bandara Kabul dengan jaminan keamanan Taliban, tidak sebaliknya. Amerika menjadi terkooptasi oleh Taliban. Kelompok yang dahulu di cap teroris oleh Amerika terpaksa duduk semeja dalam perundingan yang berawal di Meunchen Jerman tahun 2009.

Ketika kepercayaan diri itu sudah mulai goyah, tentu saja mata uangnya juga mengalami hal yang sama, walaupun masih perlu proses panjang ketika Dollar benar-benar ditinggal oleh masyarakat dunia. 




Monday, August 23, 2021

Taliban dan Intervensi Finansial Amerika

Walaupun Taliban telah mengusai pemerintahan Afghanistan dan Amerika hengkang dari sana sejumlah masalah masih membayangi penguasa baru tsb . Salah satunya adalah finansial. 

Potensi kekayaan sumber daya alam negeri Afghan bernilai sekitar $1 triliun, namun  SDM domestik belum dapat mengoptimalkannya, karena perang panjang beberapa dekade terakhir.

Selama pemerintahan  sebelumnya yang didukung AS dan sekutunya, keuangan Afghanistan 80% berasal dari donatur internasional. Dan Amerika mempunyai kontrol ketat terhadap organisasi-organisasi tsb yang dengan mudah mendikte aliran dana yang masuk ke Afghan.

Begitu pula lembaga keuangan internasional IMF, yang pemegang saham terbesarnya adalah Amerika. Rabu (18/8) pekan lalu IMF menolak akses cadangan devisa Afghanistan sejumlah $500 juta yang semula akan diberikan kepada  pemerintahan Afghanistan. Penolakan IMF ini terjadi sehari setelah pemerintahan AS Joe Biden membekukan $9,5 miliar aset Afghanistan yang terasimpan di bank sentral dan menghentikan pengiriman Dollar tunai dengan kapal laut ke negara tsb. IMF berdalih kebijakan ini diambil karena pemerintahan baru Afghanistan tidak mendapat pengakuan internasional. Tentu saja ada Amerika di balik itu semua.

Secara militer Amerika sudah lelah berperang di Afghan. Total biaya yang dikeluarkan AS selama 20 tahun invasi sebesar US$2,26 triliun atau Rp31.700 triliun. Tentara Amerika yang tewas sejumlah 2.448 jiwa. Namun Taliban masih bisa bertahan dengan perang gerilya.

Hingga akhir tahun 2020, sebagian besar simpanan deposit di bank-bank Afghan dalam bentuk mata uang asing yang tentu saja terkait erat dengan Dollar AS.

Bantuan finansial dari Cina dan Rusia terhadap ekonomi Afghan sangat mungkin mengalir, namun dominasin Dollar sudah mengakat selama 20 tahun terakhir. Maka pemecahan masalah finansial menjadi salah satu isu utama negeri Islam yang diperebutkan investor berbagai kekuatan utama dunia saat ini. Menarik apa yang dikatakan salah seorang pejuang pergerakan muslim Moro di Piliphina bahwa memimpin sebuah pemerintahan jauh lebih sulit dibanding berperang mengangkat senjata.

Sumber : washingtonpost.com


Tuesday, August 17, 2021

Kenaikan Emas Bank Sentral terkini

Sejumlah bank sentral dunia mulai bersiap menghadapi ketidakstabilan moneter di masa depan, terutama dalam komposisi cadangan  dalam dollar AS.

Perkembangan terakhir sejumlah bank sentral negara berkembang dan eropa menambah cadangan emasnya dalam 6 bulan terakhir.


Banku sentral Brasil baru-baru ini membeli lebih dari 62 ton emas. Tidak hanya besar dari segi volume, tetapi juga dilihujj at bdari kecepatannya. Media Gold Telegraph melaporkan pembelian 62 ton itu hanya dalam rentang 3 bulan. Sehingga cadangan emas Brazil saat ini menjadi hmm jj 130 ton.

Bank sentral di seluruh dunia saat ini mengalami kenaikan cadangan emas 333,2 ton atau naik 39% paruh pertama dalam 5 tahun terakhir. Dan naik 199,9 ton dalam kwartal ke dua. Pembelian terbesar datang dari Thailand dan Hungaria (termasuk Brazil) dengan total pembeliap k
n 214 ton.


Data dari WGC permintaan emas perhiasan dalam paruh pertama 2021 sejumlah 873,3 ton atau 17% lebih rendah dibanding rata-rata tahun 2019. 

Mesir mengalami kenaikan tajam 58,5% atau 14,9 ton permintaan emas secara umum dibandingkan dengan kenaikan 9,4 ton (year on year)  tahun 2019 . Untuk emaa perhiasan sendiri naik 13,6 ton dalam paruh pertama 2021 atau naik 58% dibanding tahun lalu. Sedangkan untuk produk emas batangan dan koin emas permintaan naik 33,3% atau  1,2 ton, dibanding periode yang sama tahun lalu dengan kenaikan hanya 0,9 ton.

Sedangkan permintaan global produk emas batangan dan koin emas sejumlah 594,5 ton dalam paruh pertama 2021, yang tertinggi sejak 2013.

Sumber : kitco.com

Thursday, August 12, 2021

Membaca maksud terselubung China di Afghanistan

Delegasi Taliban melakukan kunjungan ke China pada 28 Juli lalu dalam rangka melakukan perbincangan mengenai situasi di Afghanistan.

Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, Taliban memiliki peran penting dalam proses perdamaian, rekonsiliasi, dan rekonstruksi Afghanistan.Wang juga menyerang AS dengan menyebut penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan menunjukkan kegagalan kebijakan AS terhadap Afghanistan.

Banyak warga Afganistan optimistis bahwa meningkatnya hubungan diplomatik dan ekonomi dengan China akan membawa perdamaian di negara yang dikoyak perang itu.

Taliban pun tahu bahwa ini murni sebagai pendekatan strategis untuk mendapatkan dukungan dari kekuatan global untuk merintangi kekuasaan AS.

Pertemuan intens Taliban-China ini bisa dikatakan menjadi sejarah bagi diplomasi negari tirai bambu tsb.

Meskipun China berbagi perbatasan sepanjang 76 km dengan Afghanistan, hubungan dengan Kabul tidak pernah setinggi ini hingga AS membentuk pangkalan militer di sana setelah serangan 11 September 2001.

Bahkan setelah itu, China terus menghindari keterlibatan besar dalam urusan Afghanistan untuk waktu yang lama.

Namun, ketika mantan Presiden AS Barack Obama memutuskan untuk menarik pasukan dari Afghanistan pada tahun 2011, Beijing mulai meningkatkan keterlibatannya dengan Kabul.

Setelah itu, China mulai memfasilitasi rekonsiliasi antara pemerintah Afghanistan dan Taliban. China juga menjadi tuan rumah proses Istanbul di Beijing pada Oktober 2014.


Memastikan Proyek Ekonomi

Di balik “permukaan”, kepentingan China untuk terlibat dalam upaya resolusi konflik ini adalah ekonomi.

Afghanistan memiliki cadangan sumber daya alam terbesar di dunia yang belum dieksploitasi seperti tembaga, batu bara, kobalt, merkuri, emas, dan lithium, senilai lebih dari USD1 Triliun.

China saat ini juga merupakan investor asing terbesar di negara tersebut, bersaing dengan India.

Oleh karena itu, stabilitas Afganistan adalah kunci keberhasilan proyek-proyek utama China di Asia Selatan dan Tengah.

Koridor Ekonomi China-Pakistan adalah proyek unggulan China di kawasan itu dan kedua negara ingin melibatkan Afghanistan melalui jalur jalan raya dan kereta api.

Oleh karena itu, China bersama Pakistan menekan koridor ekonomi (CPEC) yang merupakan bagian dari Belt Road Iniative (BRI). Inisiatif ini dibentuk sejak tahun 2013.

CPEC tidak hanya akan menguntungkan China dan Pakistan tetapi akan berdampak positif juga bagi Afghanistan, dan kawasan.

China juga berkepentingan menggandeng Pakistan minimal pada dua hal: merintangi manuver ekonomi India di kawasan dan memastikan Taliban-Pakistan tidak menyerang proyek CPEC.

Pakistan adalah sekutu China yang paling kuat dan China akan sangat bergantung pada Pakistan untuk memastikan proyek-proyeknya di Afghanistan dan secara regional aman.

Itu sebabnya China telah menekan Pakistan untuk meyakinkan Taliban untuk lebih fleksibel, seperti yang dimanifestasikan oleh saran Wang bahwa “China dan Pakistan harus terus memperkuat strategi koordinasi untuk memberikan pengaruh yang lebih positif pada proses perdamaian di Afghanistan.”


Mengunci India

Kesepakatan yang disepakati China dan Pakistan bernilai USD46 miliar dolar (Rp662 triliun) atau setara dengan 20 persen dari PDB Pakistan.

Oleh karena itu, alih-alih menjadi konflik antara Taliban dan Afghanistan an sich, situasi di negara Asia Tengah itu telah berubah menjadi pertarungan kawasan dengan melibatkan aliansi Rusia-China dan AS-India.

Kepentingan geopolitik inilah yang menjadi faktor kedua masuknya China ke Afghanistan. Jika Afghanistan tidak stabil, kondisi ini berimbas kepada koridor Belt Road Iniative yang membuka peluang bagi India untuk menguasai kawasan.

Dengan demikian, ikhtiar minimal China adalah jangan sampai instabilitas Afghanistan membuka celah masuknya pesaing utama di kawasan.

Sejak invasi AS pada 2001, India mencoba menanamkan pengaruh di Afghanistan.

Sejauh ini New Delhi sudah mengucurkan dana bantuan rekonstruksi senilai USD3 miliar atau setara Rp43,1 triliun yang merupakan terbesar di kawasan.

Pada November 2020, India mengumumkan 150 proyek baru senilai USD 80 juta di Afghanistan.

Bahkan sebelum berkuasa, para penguasa saat ini dan para penguasa di Kabul memiliki hubungan kuat dengan India.

Baik itu Presiden Ashraf Ghani, mantan kepala eksekutif Abdullah Abdullah, atau mantan presiden Hamid Karzai, semua telah tinggal di India selama bertahun-tahun di beberapa titik dalam kehidupan mereka.

Di sinilah kemudian, India masuk untuk turut melakukan negosiasi dengan berbagai pihak, termasuk Taliban.

Dengan militer AS dan NATO dalam tahap akhir menarik pasukannya pada 11 September, India bersiap untuk masa-masa yang penuh gejolak.

Ongkos mahal yang sudah dikeluarkan India tidak akan mereka biarkan begitu saja untuk membiarkan aliansi China-Pakistan menguasai Afghanistan.


Mengelola Keamanan Perbatasan

Faktor ketiga adalah mengelola keamanan di kawasan. Bagi China, Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM), yang didirikan di Pakistan tahun 1997, merupakan ancaman bagi negaranya dan telah ditetapkan China sebagai kelompok “teroris”. Hal inilah yang membuat Beijing sangat murka saat Washington menghapus ETIM dari daftar kelompok teror.

Sebaliknya, penghapusan ETIM dari daftar teroris oleh Amerika disambut suka cita oleh komunitas Uyghur. Mereka mengatakan langkah yang diambil pemerintah Amerika pada November lalu itu membantu kelompok minoritas agama untuk dapat memperjuangkan hak-hak secara lebih efektif.

Menurut laporan Dewan Keamanan PBB baru-baru ini, ETIM memiliki sekitar 500 pejuang di Afghanistan utara, sebagian besar terletak di provinsi Badakhshan, yang berbatasan dengan Xinjiang di China melalui Koridor Wakhan.

Sebagian besar Badakhshan sekarang berada di bawah kendali Taliban.

Taliban secara tradisional memiliki hubungan dekat dengan ETIM dan tidak mengizinkan kelompok manapun menjadikan Afghanistan untuk menyerang negara lain.

“Ini adalah komitmen kami di bawah perjanjian Doha. Kami mematuhi kesepakatan itu," kata jubir Taliban Suhael Saheen.

Terlepas dari pembahasan di atas, situasi di Afghanistan sangat kompleks. Perubahan eskalasi politik bisa sangat berpengaruh terhadap situasi di lapangan.

Sebagaimana dikatakan juru bicara Taliban Mohammad Naeem kepada Anadolu Agency terkait perjanjian dengan AS: “Jika salah satu pihak tidak mematuhi kewajibannya, itu berarti melanggar perjanjian itu sendiri, dan begitulah syaratnya."

Pesan tersebut juga dapat berlaku kepada China.


Sumber : Anadolu Agency (Pizaro Gozali idrus)

Potensi Kenaikan Harga Emas

Harga emas kembali naik setelah mengalami tekanan pekan lalu. Pagi ini harga emas internasional berada di angka US$ 1.751 setelah sebelumnya US$ 1.712

Salah seorang analis dari Bloomber Intelligence Mike McGlone menyatakan bahwa apa yang terjadi pekan lalu hanya kejutan kecil dari tren kenaikan harga emas saat ini.


Pemerintah AS kemarin mengumumkan defisit anggaran bulan Juli lalu sebesar $302 miliar Dollar. Ini adalah rekor tertinggi defisit di bulan Juli. Stimulus ekomoni berupa bantuan bagi warga yang terdampak pandemi masih menjadi faktor utama naiknya defisit anggaran AS, faktor berikutnya adalah turunnya penerimaan pajak sebesar 54% atau hanya sebesar $ 262 miliar selama bulan Juli lalu.

Tingginnya angka inflasi juga masih membayangi ekonomi AS. Bulan Juli lalu inflasi masih naik di angka 5,4 yang mana rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Dalam ekonomi AS angka inflasi menjadi salah satu indikator utama ekonomi mereka.

Faktor-faktor di atas masih berpotensi memicu kenaikan emas dalam jangka menengah dan panjang. 

Sumber : Kitco.com

Saturday, August 7, 2021

Harga Emas kembali Alami Tekanan dari Dollar

Harga emas internasional jatuh $50 Dollar Jumat (6/8) kemarin. Pagi ini harga emas di angka $1.758 per troy once, pada Jumat pagi masih di posisi $1.801 per troy ounce.  Penurunan ini dipicu oleh laporan yang baru dirilis mengenai adanya tambahan 943.000 lapangan kerja baru sepanjang bulan Juli lalu di Amerika Serikat. Hal ini melebihi ekspetasi sebelumnya yaitu 870.000 peluang kerja baru. Tingkat pengangguran pun jatuh di angka 5,4%.
 
Laporan ini memicu kenaikan indeks Dollar AS  dan tingkat suku bunga. Indeks Dollar  mencapai angka 95, sedangkan terendahnya 70,6 ketika krisis finansial tahun 2008. Maka karena nilai Dollar berbanding terbalik dengan harga emas, emas pun jatuh 2,5% Jumat malam.

"Namun kondisi pandemi menyebabkan ekonomi secara umum masih lemah, yang ditandai dengan tigginya inflasi. Setelah pandemi berakhir, maka yang tersisa adalah masalah ekonomi, dan ini mendukung kenaikan harga emas, jadi tetap fokus untuk jangka panjang" kata John Reade dari World Gold Council.

Sumber : kitco.com


Tuesday, August 3, 2021

Kandungan Emas dan Perak Olimpiade Tokyo 2020


Bukan rahasia lagi bila medali emas olimpiade tidak seluruhnya mengandung  emas . Jadi berapa banyak kandungan emas sesungguhnya pada setiap medali emas Olimpiade. Bagaimana dengan medali perak dan perunggu? Berikut rinciannya :

Medali emas : Medali emas olimpiade Tokyo 2020 hanya mengandung 1,2 % emas, sisanya adalah 98,8% perak.

Medali perak : Medali perak mengandung 100% perak dan sama beratnya dengan medali emas.

Medali perunggu : Medali perunggu beratnya lebih ringan, mengandung 95% tembaga dan 5% seng.

Data ini berasal dari Kitco.com yang berasal dari Compound Interest 

Namun yang jauh lebih menarik adalah bagaimana proses produksi sekitar 5.000 medali yang saat ini sedang diperebutkan di ajang Olimpiade Tokyo 2020 itu.

Sebagai bagian dari "proyek medali Tokyo 2020", Jepang mengumpulkan sekitar 78.985 ton perangkat mini elektronik, termasuk di dalamnya 6,21 juta handphone. Seluruh perangkat ini dikumpulkan di seluruh penjuru Jepang mulai April 2017 hingga akhir Maret 2019.

Maka setelah perangkat-perangkat itu  didaur ulang terkumpulah sekitar 32 kg emas, 3.500 kg perak, dan  2.200 kg perunggu.

" Setiap medali yang diberikan kepada atlit seama olimpiade Tokyo 2020 berasal dari logam daur ulang. Kami berterima kasih kepada setiap orang yang terlibat dalam proyek ini. Kami berharap proyek daur ulang barang-barang elektronik ini sebagai usaha kami untuk berkontribusi dalam membangun masyatakat yang ramah lingkungan menjadi warisan Olimpiade Tokyo 2020" kata panitia dalam laman blognya.

Perang Dagang antara Kapitalis Barat dan Timur

Ada pergeseran signifikan dalam bulan-bulan terakhir dalam geopolitik global, terutama bagi AS hal ini bisa dilihat dari penarikan tentara di Afghanistan, begitu pula perang diplomasi AS terhadap Iran yang terus menurun, demikian pula susutnya kehadiran tentara AS di Irak 

AS saat ini melihat bandul keuntungan kerjasama strategis beralih ke Cina-Rusia, sehingga berusaha melonggarkan dukungannya terhadap kawasan Asia. Di kala produksi berbasis ekonomi meningkat di Cina, ekonomi AS tetap melemah di tengah tingginya angka inflasi.

Perang Dagang Jilid 2

Perang dagang terus berlanjut antara AS dan Cina. Selama pandemi kenaikan total  tabungan penduduk tidak terjadi di Amerika, yang terjadi adalah naiknya defisit anggaran pemerintah , yang tercermin dalam kenaikan defisit neraca perdagangan (total impor lebih besar dari ekspor). Persentase terbesar tentu dengan Cina.

Sebaliknya ekspor netto Cina meningkat, yang  pada tahun 2020 berkontribusi 28% terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita (GDP) Cina, merupakan yang tertinggi sejak tahun 2000. Hal ini terjadi pada paruh kedua tahun 2000 dan berlanjut hingga tahun ini. Ini terjadi ketika Amerika dan negara-negara lain melonggarkan pembatasan covid 19, sehingga menaikkan konsumsi. Artinya kenaikan konsumsi ini mendongkrak impor negara-negara tsb dari Cina. Ditambah lagi dengan nilai Dollar yang tinggi saat ini menambah keuntungan ekspor Cina ke Amerika. Oleh karenanya pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk menurunkan nilai Dollar, agar mengurangi keuntungan Cina dalam surplus neraca perdagangannya dengan AS. Namun hal ini tentu tidak populer bagi investor global karena total US$ 31 triliun yang diinvestasikan dalam bentuk aset finansial dan Dollar yang dipegang tunai.

Saat ini Cina sedang mengurangi ketergantungan  ekonomi dari AS dan sekutu-sekutunya.

Pada tahun 2015 Qiao Liang seorang Mayor Jendral di Angkatan Bersenjata Cina (PLA) dan analis geopolitik, memberi pidato di komite sentral Partai Komunis Cina (CCP).Dalam pidatonya Qiao menjelaskan bahwa ia telah mempelajari teori keuangan dan menemukan bahwa AS menjadikan Dollar sebagai mata uang global dalam rangka memelihara hegemoni mereka di dunia. Dia memberi kesimpulan bahwa AS akan melakukan apa saja termasuk perang untuk menjaga dominasi Dollar dalam perdagangan dunia.

Qiao memberi gambaran bagaimana Amerika Serikat memompa mata uang 
Amerika Latin, sebelum kemudian menjatuhkannya pada tahun 1970-an. Trik yang sama juga diterapkan di Asia Tenggara pada tahun 1990-an , tujuannya untuk menghancurkan mata uang negara menjadi amat murah terhadap Dollar, kemudian perusahaan-perusahaan Amerika akan memborong set-aset nasional negara tsb.

Kesimpulan dari perang dagang antara AS dan Cina adalah Amerika tidak mampu lagi untuk mempetahankan hegemoni Dollar sebagai mata uang utama dunia terhadap Cina. Tidak hanya kerena Cina dapat meredam strategi Amerika, namum karena ketidakstabilan ekonomi Amerika. Ekonomi AS saat in berada dalam kondisi bubble atau gelembung yang dapat pecah sewaktu-waktu.

Jatuhnya nilai aset finansial akan menghancurkan ekonomi Amerika. Satu-satunya senjata AS untuk mengatasinya adalah dengan ekspansi moneter, yaitu dengan membeli aset-aset tsb, yang ujung-ujungnya adalah kejatuhan nilai Dollar itu sendiri.

Strategi Masa Depan Cina

Salah satu implementasi dari strategi Cina adalah mengurangi ketidakseimbangan neraca perdagangan dengan  negara-negara non-asia dengan cara mendorong ekspansi kelas menengah mereka. 

Cina melihat masa depan mereka ada pada hubungan dagang dengan negara-negara Asia dimana pengaruh Amerika terhadap negara-negara tsb mulai berkurang. Hubungan Cina dengan negara-negara Eropa dan Amerika hanya sekadar mengamankan suplay komoditas dam bahan baku semata. Saat ini Inggris telah keluar dari Uni Eropa, dan pengaruh AS terhadap benua tsb pun telah memudar. Pada dekade mendatang perdagangan antara Uni Eropa dan Rusia akan semakin meningkat, dengan Jerman sebagai negara produktif Eropa yang sebagai penggerak utama bersama negara-negara Eropa lainnya.

Minat Amerika Serikat terhadap Ukraina dan kawasan Timur Tengah pun mulai menurun, karena AS telah berhitung bahwa dukungan Eropa terhadapnya di masa depan akan berakhir. Lebih jauh kebijakan sosial-demokrat negara-negara barat tidak lagi tertarik kepada negara-negara Asia, termasuk Cina.
 
Amerika juga memberi sinyal bahwa mereka mengalami kekalahan dalam  perang finansial melawan Cina. Buktinya adalah penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan menurunnya ancaman terhadap Iran, serta lampu hijau dari AS terhadap Cina untuk rekonstruksi di Suriah dan Lebanon, begitu pula di Irak.


Peran Emas bagi Cina dalam Geostrategi

Antara tahun 1983 hingga 2002 sebelum rakyat Cina diizinkan untuk memiliki emas dan sebelum Bursa Emas Shanghai dibuka, estimasi cadangan emas Cina sekitar 20.000 ton (namun tidak diumumkan secara resmi). Sejak itu Cina aktif berinvestasi di perusahaan produksi tambang dan sempat menjadi negara produsen emas terbesar di dunia.

Keinginan besar Cina untuk menjual cadangan Dollarnya dengan emas adalah sinyal lunturnya kepercayaan mereka terhadap Dollar. 

Mesti diingat bahwa pada era 1980-an negara-negara eksportir melakukan diversifikasi penghasilan dari perdagangan luar negerinya sejumlah 10-15% dalam bentuk emas. Jerman melakukan hal serupa bertahun-tahun setelah perang dunia, demikian pula sebagian negara-negara Arab dengan penghasilan minyaknya.

Cadangan emas Cina juga merupakan strategi rahasia mereka. Apabila perang dagang antara AS-Cina meningkat menjadi perang militer, maka deklarasi Cina mengenai jumlah cadangan emas mereka yang sesugguhnya akan menjadi torpedo bagi Dollar yang membuat AS kesulitan membiayai perang. Rakyat Cina sendiri diperkirakan mempunyai total simpanan emas sebesar 17.000 ton.

Apabila Dollar AS mengalami krisis yang parah, sebagai mata uang utama  dunia, maka hal ini akan menjadi masalah rumit bagi seluruh mata uang dunia, termasuk mata uang Cina Yuan, nilai emas akan melonjak signifikan dan Cina akan mendapat keuntungan dengan cadangan emasnya.

Sumber :.goldmoney.com Alasdair Mcleod



Saturday, July 24, 2021

Transfer Aset Material Terbesar dalam Sejarah


 Tumpukan logam mulia di dek HMS   Emerald di akhir Juni 1940.


Pada bulan Juni 1940 jalannya Perang Dunia II tidak menguntungkan bagi Inggris. Lebih dari 300.000 tentara (gabungan angkatan darat dan laut) baru saja di evakuasi dari pelabuhan Dunkirk di Perancis. Tentara Perancis sendiri telah hancur berantakan, dan segera dalam pertengahan bulan, tentara Nazi Jerman akan mencapai kota Paris.

Invasi Nazi terhadap Inggris tinggal menunggu waktu dan tak terhindarkan.

Pemerintahan Inggris yang baru di bawah Winston Churcill membutuhkan rencana agar Inggris tetap makmur terlepas dari invasi Hitler. Inggris ingin menyelamatkan cadangan devisanya dalam bentuk emas. Sebagian emas mereka telah menyebrang samudra  atlantik untuk di simpan di AS dan Kanada. Namun Inggris perlu selamatkan sisanya.

Maka Operation Fish pun diluncurkan dan menjadi transfer aset  material terbesar dalam sejarah kala itu.

"Operasi ini amat rahasia, publik pun tidak mengetahui perihal ini, termasuk seluruh sumber daya yang terlibat dalam invasi Jerman terhadap Inggris", kata James Powell sejarawan Ottawa yang juga pensiunan pejabat ekselutif bank sentral Kanada yang menulis dan meneliti operasi tsb selama Perang Dunia II.

Sebelum operation fish Inggris telah mengirimkan sejumlah cadangan emasnya ke Kanada. Salah satunya dengan 2 Kapal perang yang mengawal Raja George VI dan Ratu Elizabeth pada kunjungan kerajaan ke Kanada musim semi 1939



Powell mengawali cerita ini ketika Sidney Perkins, pengawas perdagangan valas Bank Sentral Kanada pada pagi hari 02 Juli 1940,  meninggalkan rumahnya di Ottawa selatan menuju kantor, dan menerima pesan sebuah misi yang amat rahasia.

Sehari kemudian Perkins dan David Mansur, sekretaris Bank Sentral Kanada  bertemu dengan Alexander Craig dari Bank Sentral Inggris di stasiun Bonaventure, Montreal. Craig berkata bahwa dia akan memberi mereka sejumlah 'muatan ikan'.

Faktanya gerbong kereta yang baru datang dari Halifax dengan pengawalan super ketat itu tidak bermuatan ikan, namun sejumlah besar kekayaan dalam bentuk emas dan sekuritas (surat berharga) yang disita dari rakyat Inggris oleh pemerintahnya di bawah undang-undang Emergency Power Act.

Craig dan "muatan ikannya" telah tiba di Halifax sehari sebelumnya dengan kapal HMS Emerald dalam perjalanan 7 hari yang mengerikan. Badai tanpa henti telah memaksa 2 kapal penghancur yang mengawal HMS Emerald untuk putar haluan. Dalam bulan Mei (1940) saja lebih dari 100 kapal sekutu dan kapal netral telah tenggelam di Atlantik Utara.

Keputusan untuk membawa seluruh kekayaan Inggris dalam satu kapal adalah suatu hal yang terlampau berani bahkan seperti berjudi, kata Powell.

Keputusan tsb mesti diambil, mengingat Inggris membutuhkan akses bebas terhadap aset finansialnya, untuk membeli sejumlah sumber daya material yang amat dibutuhkan dari Amerika Serikat yang saat itu masih netral dalam perang. AS tidak melayani kredit dalam pembelian berbagai kebutuhan perang. Bagi Inggris kehilangan daya beli, berarti kekalahan perang.

"Inggris tidaklah memindahkan aset bernilai ratusan juta Dollar (saat itu) dalam bentuk emas kecuali karena terpaksa, karena bagi Inggris saat itu mereka merasa akan kalah (melawan Nazi)", kata Tim Cook Direktur riset Museum Perang Kanada dan penulis lusinan buku sejarah militer Kanada.

Muatan kapal yang tiba di Montreal Kanada dibagi 2, sejumlah 500 kotak yang penuh dengan surat berharga senilai £200 juta dibawa ke gedung Sun Life, sedangkan 9.000 batang emas yang dibagi dalam 2.000 kotak senilai £30 juta  (saat itu) dibawa ke stasiun Ottawa's Union.

Dalam kegelapan malam, kendaraan lapis baja membawa seluruh aset tsb ke gedung baru Bank Sentral Kanada di Wellington Street, dimana para pegawai bekerja shift 12 jam memindahkan kotak dan tas ke dalam brankas bank.

Kapal tsb hanya sebagai pendahuluan saja, karena konvoi yang lebih besar meninggalkan Inggris satu pekan kemudian.

"Melihat tumpukan emas bernilai jutaan poundsterling di dermaga membuatku merinding", kata Perkins yang menyaksikan langsung proses pemindahan emas dari salah satu kapal di Halifax. Halifax adalah kota pelabuhan di Kanada timur.

Menurut Bank Sentral Kanada sejumlah 1.500 ton emas dalam bentuk batangan dan koin disimpan di brankas bawah tanah.

Powell memperkirakan nilai dari seluruh emas itu adalah £470juta, atau setara dengan 90 miliar Dollar kanada dengan nilai saat ini.

Namun salah satu yang mengejutkan dari operasi ini adalah walaupun melibatkan ratusan orang Kanada termasuk bankir, broker, sekretaris, akuntan, buruh, penjaga keamanan dan yang lainnya, namun operasi ini tetap bersifat rahasia hingga perang berakhir.

"Rahasia adalah hal yang sulit dijaga saat perang. Seorang saja yang lalai maka akan menghancurkan seluruh rantai operasi" kata Tim Cook.

Sumber : cnc.ca






Tuesday, June 22, 2021

Bank Sentral Ghana Buru Emas Domestik

Dr. Ernest Addison, gubernur Bank Sentral Ghana

Bank Sentral Ghana (BoG)  baru-baru ini  meluncurkan program domestic gold purchase yaitu pembelian emas dari penambang dan perusahaan tambang lokal. Adalah gubernur Bank Sentral Dr. Ernest Addison yang menggagasnya. Langkah ini diambil untuk menggandakan cadangan devisa saat ini dari 8, 7 ton  menjadi 17,4 ton emas  dalam 5 tahun mendatang. Cadangan devisa suatu negara umumnya terdiri atas dua yaitu Dollar AS dan emas.

Dr Ernest Addison dalam launching di Accra ibu kota Ghana,  menambahkan bahwa program peningkatan cadangan devisa  ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan stabilitas mata uang domestik, membangun lingkungan yang kondusif untuk menarik investasi asing serta mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Program ini juga mengoptimalkan kemampuan bank sentral untuk mendapatkan dana jangka pendek dengan cepat (likwid).






Saturday, June 19, 2021

Ada Apa dengan Harga Emas?

Kenapa harga emas turun di tengah sejumlah faktor yang justru membuatnya naik sbb :
Suplay uang dunia naik 4 kali lipat sejak tahun 2020 lalu, harga komoditas naik dua kali lipat, inflasi melejit dimana-mana, kelangkaan produk , tingkat suku bunga riil negatif, bank kesulitan mencari tempat untuk menyimpan uangnya tanpa khawatir raib- namun yang terjadi harga emas turun, dan bahkan semakin turun. Padahal dunia saat ini "tenggelam" oleh kucuran liquiditas. Dan dua pemain besarnya adalah bangsa anglo-saxon yang diwakili Bank Sentral Inggris (BOE) dan Bank Sentral AS (the Fed), sebagaimana yang terlihat dalam gambar di bawah ini :

 
Dalam periode Desember 2007 hingga Juni 2021 ekspansi neraca The Fed naik 793%, sedangkan BOE naik 795%, sedangkan Jepang, Eropa dan Cina yang juga royal ekspansi moneternya masih lebih rendah dibanding mereka.

Konsekuensi dari ekspansi moneter ini adalah kenaikan harga barang dan jasa  secara umum atau inflasi yang ditandai dengan hilagnya daya beli akibat mata uangnya "meleleh". 

Kembali pertanyaan di awal. Hal ini bermula dari pernyataan FOMC (Federal Open Market Committee) pada Rabu (16/6) bahwa inflasi yang terjadi di Amerika saat ini hanyalah bersifat transitory atau sementara, sehingga bank sentral AS baru akan menaikkan tingkat suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2023 atau dua tahun dari sekarang. Pernyataan ini mengandung arti tidak ada masalah dengan inflasi saat ini, atau ekonomi Amerika baik-baik saja, bahkan cerah prospeknya. Apalagi pemerintah AS mulai melonggarkan lockdown agar ekonomi semakin aktif. Pasar memberi respon positif terhadap rilis FOMC ini sehingga nilai Dollar (yang tercermin dalam Indeks Dollar) naik, begitu pula dengan obligasi pemerintah AS, maka efek lanjutannya adalah harga emas turun.

Tentu saja pernyataan FOMC ini bertentangan dengan kondisi riil ekonomi AS yang berada dalam bayang-bayang atau bahkan (sudah) tenggelam dalam ekspansi moneter atau membanjirnya Dollar yang merupakan bom waktu ekonomi AS, dan apabila meledak maka nilai aset riil termasuk logam mulia akan menampakkan nilai aslinya.





Wednesday, June 16, 2021

Polisi Investigasi Kematian Politisi yang Menolak Tambang Emas



Polisi Indonesia menggelar penyelidikan kematian politisi dari Sulawesi Utara  yang menolak pembangunan tambang emas di kepulauan Sangihe. Investigasi dilakukan atas desakan sejumlah aktivis lingkungan dan komnas HAM.

Helmud Hontong (58) yang juga wakil Bupati Sangihe Sulawesi Utara dinyatakan meninggal setelah tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar Rabu (09/06) pekan lalu.

Helmud dalam kondisi sehat sebelum menaiki pesawat Lion Air JT 740  di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali pukul 15.08 Wita. Namun 20 menit setelah lepas landas, dia mengeluh pusing, menurut ajudan Harmen Kontu yang duduk di sebelahnya. "Setelah itu beliau tidak sadar dan darah mengalir dari mulut dan hidungnya", tambah Kontu.

Polda Sulut telah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan" kata Humas Polda Jules Abraham Abast

Ketua komnas HAM Ahmad Taufan Damanik telah meminta kepolisian untuk melakukan penyelidikan setelah mendapat aduan dari masyarakat Sangihe. Komnas HAM juga akan memonitor sengketa lahan pertambangan.

PT Tambang Emas Sangihe 70% sahamnya dimiliki oleh perusahaan tambang asal Kanada,  Baru Gold Corporation dan 30% saham dimiliki oleh publik.

Pakar lingkungan mengatakan izin tambang yang mencakup lebih dari separuh pulau Sangihe tsb mengancam hutan lindung,  10 spesies burung dan suplay air minum untuk warga , yang sebagian besar adalah petani dan nelayan.


Helmud menentang konsesi 42.000 Ha lahan tambang yang diberikan kepada PT Tambang Mas Sangihe. Pemerintah pusat memberi lampu hijau pembukaan tambang bulan Januari 2021 lalu.


Pada tanggal 28 April Helmud mengirim surat ke kementrian ESDM dan mendesak agar mencabut izin tambang dengan alasan keselamatan lingkungan.

Alfred Pontolondo koordinator kelompok penyelamatan lingkungan pulau Sangihe. mengatakan "Helmud dekat dengan rakyatnya dan menolak tambang emas karena kecintaannya terhadap pulau Sangihe .

Sumber : reuters.com

Saturday, June 12, 2021

Potensi Kenaikan Harga Emas dan Perak Akibat Inflasi

April 2021 money supply and monetary base growth continued to explode” – John Williams, Shadowstats.com (Bulan April 2021 suplay uang dan pertumbuhan berbasis moneter akan terus membengkak)

Laporan neraca bank sentral Amerika Serikat The Fed tumbuh pesat dalam hitungan minggu, menyentuh angka US$7,935 triliun per 3 Juni, naik dua kali lipat plus 13% sejak kucuran likuiditas dihamburkan bulan September 2020 dan angka inflasi AS mencapai 5%, cukup tinggi dalam basis ekonomi Amerika.

Kini tingkat pertumbuhan suplay uang di Amerika mencapai nilai yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah. Efek inflasi akibat pencetakan uang secara besar-besaran tercermin dalam pasar finansial seperti : saham, obligasi atau surat utang, hingga harga property (karena sebagian besar menggunakan pinjaman tingkat tinggi berbasis mortgage value atau maksimum nilai pinjaman yang sanggup dibayar bank atas utang property dengan jaminan dari pihak tertentu). Saat ini devaluasi Dollar (penurunan nilai uang oleh pemerintah)  merebak akibat naiknya harga barang dan jasa.

Alasan the Fed bahwa kenaikan inflasi ini bersifat sementara tidak dapat diterima, karena laporan neraca the Fed terus menggelembung dan suplay uang semakin naik, akibatnya kenaikan harga sebagai efek inflasi semakin memburuk.


Maka yang terjadi kemudian adalah nilai logam mulia dunia semakin tinggi, ini tercermin dari harga emas yang naik 12,7% dan perak naik 15,3% sejak 30 Maret. Malah menurut Mike McGlone ahli strategi intelejen komoditas senior, harga emas dapat mencapai $2.000 per ounce dengan menimbang tingkat penganguran AS saat ini.

Sumber : kitco.com dan yahoofinance.com


Thursday, June 10, 2021

Tambang Emas di Papua Nugini kembali Operasi

Mark Bristow Chief Executive tambang emas asal Kanada, Barrick Gold menyatakan Jumat (4/6) pekan lalu, bahwa dia berharap tambang emas Porgera di Papua Nugini (PNG) akan kembali beroperasi tahun 2021 ini setelah menggelar pembicaraan dengan Perdana Mentri  James Marape dan kelompok pemilik lahan lokal.

Dalam kesepakatan bulan April ini, pemerintah PNG mendapat porsi saham 51%, sedangkan Barrick Nugini Limited (BNL) perusahaan patungan antara Barrick Gold dan perusahaan Cina Zijin Mining mendapat porsi saham 49%. BNL tetap sebagai operator dengan kesepakatan baru. Tambang ini tertunda satu tahun operasi, karena tidak tercapainya titik temu antara BNL dan pemerintah PNG.

"Adalah jalan panjang untuk kembali membuka tambang ini, dan bagi pemerintah, komunitas lokal, dan BNL perlu implementasi detail  finalisasi kesepakatan." tambah Bristow sebagaimana yang dilansir oleh Barrick.



Sumber :  yahoofinance.com


Koin Emas Double Eagle 1933 terjual US18,9 juta

Koin emas Double Eagle bertarikh 1933 terjual dalam lelang di New York bersama dengan sehelai prangko langka British Guiana cetakan 1856.

Double Eagle memecahkan rekor penjualan koin emas senilai US$18,9 juta. Koin ini terbilang langka karena satu-satunya koin yang boleh dimiliki secara pribadi. Semula koin ini diprediksi terjual antara US$10 juta hingga US$15 juta di balai lelang Sotheby's New York.

Pemilik semula koin ini adalah perancang dan kolektor sepatu, Stuart Weitzman yang membelinya di tahun 2002 dengan rekor harga saat itu US$7,6 juta.

   koin Double Eagle terbungkus kaca               sebelum lelang di Sotheby's New York

Koin dengan nilai nominal $20 (saat itu Dollar Amerika adalah emas) satu sisi bergambar burung elang dan sisi lain patung Liberty. Ini koin emas terakhir yang beredar sebelum presiden Amerika Franklin D Roosevelt membekukan sistem moneter berbasis emas (Gold Standard) pada 5 Juni 1933 dan membakar seluruh salinan undang-undangnya.

Sumber : reuter.com