www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, September 21, 2021

Anomali Harga Emas


Gambar di atas menunjukkan korelasi antara pertumbuhan M3 (pertumbuhan supplay uang dalam pengertian luas) dan pergerakan  harga emas (dalam Dollar) peiode 1960-2021. Pertumbuhan M3 garis biru, sedangkan pergerakan emas garis kuning.

Awalnya korelasi atau hubungan antara pertumbuhan supplay uang dan harga emas selaras awal periode 1960-an hingga awal 1970. Hal ini dapat dipahami karena saat itu emas dan Dollar saling terkait dalam kesepakatan Bretton Woods antara AS dan sekutu-sekutunya tahun 1945, yaitu nilai Dollar dikonversi secara langsung dengan emas secara tetap (fixed rate) 1 troy ounce emas = US$35. Artinya pemegang Dollar bisa sewaktu-waktu menukar Dollar dengan emas dan sebaliknya sesuai nilai tukar di atas.

Namun kesepakatan ini bubar tahun 1971 ketika secara sepihak presiden AS kala itu, Richard Nixon membatalkan perjanjian tsb tanggal 15 Agustus di tahun itu. Artinya sejak saat itu nilai Dollar dan emas tidak saling terkait, masing-masing berjalan sendiri-sendiri.

Maka grafik di atas menunjukkan pasca 1971 supplay uang ($) dan emas tidak lagi selaras, hingga saat ini. Ketika krisis finansial AS tahun 2009 harga emas mengalami kenaikan melebihi supplay uang ($), akibat krisis yang bermula dari kejatuhan perusahaan finansial Lehman Brothers yang merembet ke perusahaan finansial  lain.

Sedangkan 18 bulan terakhir ini terjadi peningkatan pertumbuhan supplay uang yang signifikan, namun tidak diimbangi dengan kenaikan harga emas. Hal ini bisa dipahami karena selama pandemi Amerika Serikat melalui bank sentralnya (The Fed) mengucurkan Dollar dalam jumlah besar sebagai stimulus ekonomi, untuk memacu perekonomian. Akibatnya prospek ekonomi AS naik yang ditandai dengan menguatnya indeks Dollar, sehingga nilai emas turun. Namun supplay uang yang meningkat ini sebagian besar berputar di pasar finansial dalam bentuk saham, obligasi, dll, bukan di sektor riil. Hal ini ditandai dengan jatuhnya sejumlah perusahaan retail AS selama pandemi. Artinya meningkatnya supplay uang Dollar tidaklah mencerminkan kemakmuran ekonomi AS secara riil. Ibarat gelembung (bubble) satu saat akan pecah, dan saat itulah nilai sesungguhnya baik dollar atau emas akan terlihat.
 
Maka yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa nilai Dollar mengalami gelembung sedangkan nilai emas anti-tesanya.

Sumber : goldmoney.com









No comments: