www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, July 3, 2019

Proposal Mahathir : Mata Uang Berbasis Emas untuk Kawasan Asia

Berbicara di depan Konferensi Internasional di Tokyo Jepang,  Mahathir Mohammad mengkritik Dollar habis-habisan karena dominasinya terhadap mata uang dunia dan nilainya yang rentan dan tidak stabil.

Konferensi itu sendiri bertajuk "Seeking a new Global Order-Overcoming the Chaos" yang di hadiri para pemimpin negara dan media Asia 30 Mei 2019 lalu.

Dalam konferensi itu Mahathir mengajukan proposal Gold-based Currency atau mata uang berbasis emas yang berlaku di kawasan Asia yang berperan dalam perdagangan internasional dan investasi antara negara2 Asia seraya melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Dollar. Ide ini tentu bukan hal baru, mengingat Mahathir pernah mengajukan penggunaan mata uang Islam Dinar bagi negara2 kawasan awal tahun 2000-an silam. Sebagai tindak lanjutnya beliau menggelar konferensi dengan tema "The Gold Dinar in Multilateral Trade" pada Oktober 2002. Intisari dari konferensi tsb adalah :

“Dinar emas dapat berperan sebagai mata uang dalam perdagangan antar negara. Apabila kita menilai seluruh barang dan jasa dalam emas maka tidak perlu lagi kurs antar mata uang. Karena emas menjadi cermin seluruh produk.

“Melalui penyesuaian pembayaran perdagangan antar dua negara, aktivitas import seimbang dengan aktivitas ekspor dan selisih antar keduanya dapat diselesaikan dengan Dinar. "

Kemudian pada tahun 2003 selangkah lebih maju Mahathir mendiskusikan penggunaan dinar dengan negara2 konferensi Islam atau OKI dalam "2003 Islamic Summit Conference" di Putrajaya Malaysia.

Kesimpulannya mata uang berbasis emas jauh lebih stabil sebagai lindung nilai dan proteksi dari Inflasi. Bahkan Presiden AS saat ini Donald Trump pernah mengatakan era gold standard pasca perang dunia II dimana AS dan sekutu2nya pernah menerapkan mata uang berbasis emas sebagai era terbaik. Dia menyatakan ini terakhir tahun 2015 sbb "
In some ways, I like the gold standard and there is something very nice about it … We used to have a very solid country because it was based on a gold standard for it. We do not have that anymore. There is something very nice about the concept of that. It would be very hard to do at this point and one of the problems is we do not have the gold. Other places have the gold.” (Dalam beberapa hal saya suka dengan Gold Standar, dan ada sesuatu yang sangat bagus di sana,...kita pernah menjadi negara yg amat solid karena menerapkan gold standard. Namun kini kita tidak punya konsep serupa,  padahal itu baik. Sangat sulit untuk menerapkannya kembali,  salah satu alasannya, karena tidak punya emas, sebagaimana negara lain memilikinya).

Bagaimanapun proposal terakhir Mahathir di Tokyo itu mesti dilihat pula dalam konteks politik karena 2 hari sebelum proposal Mahathir dalam konferensi tsb atau tanggal 28 Mei 2019 Dept. Keuangan AS memasukkan Malaysia dalam daftar Manipulator Currency bersama Jerman, Irlandia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Vietnam.

Untuk menyegarkan ingatan kita, Mahathir yang kini berusia 93 tahun adalah mantan PM Malaysia selama 22 tahun antara 1981 dan 2003, dan kembali menjadi PM malaysia pada Mei 2018. Mahathir juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia tahun 1998 – 1999 dan juga antara 2001 – 2003.

Sumber : www.bullionstar. com