www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, September 24, 2021

Potensi Krisis Sistemik Evergrande



Evergrande, perusahaan properti terbesar ke 2 di Cina gagal membayar bunga obligasi Dollar senilai US$83,5 tanpa pengumuman apapun pekan ini. Hal ini memicu kejatuhan sistemik global. Total utang Evergrande sendiri mencapai US$305 miliar. Kekhawatiran mengemuka di Cina karena pasar properti menyumbang 40% ekonomi negara itu.

Tabel di atas  menunjukkan kewajiban bunga obligasi yang mesti dibayar Evergrande hingga tahun 2024. Tahun 2021 ini saja (September- Desember) kewajiban bunga obligasi baik lokal dan internasional mencapai US$669 juta.

Walaupun pemerintah Cina berjanji akan membayar seluruh kewajiban obligasi lokal, namun tetap saja masih ada ratusan miliar Dollar yang menunggu untuk dilunasi.

Namun parahnya Evergrande hanyalah puncak gunung es bisnis properti Cina yang dapat memicu krisis global. Kenapa 
kebangkrutan properti Cina khususnya Evergrande memiliki efek global? Karena banyak investor asing yang menginvestasikan dananya di sana, dan salah satu investor utamanya adalah   
perbankan dan institusi keuangan Amerika Serikat. Dan tentu saja dana yang ditanam di sana juga berasal dari utang ke investor lainnya. Maka apabila regulator atau pemerintah Cina dan Amerika tidak dapat menangani krisis ini dengan baik, maka 
akan terjadi kebangkrutan massal perbankan dan institusi keuangan di seluruh dunia pada tahun 2022.

Tentu saja hal ini tidak terjadi secara instan dan tiba-tiba. Ketika Evergrande betul-betul bangkrut, ibarat gempa di dasar laut, hal ini akan memicu gelombang kuat dengan skala besar di lautan. Namun karena prosesnya masih di tengah laut, tidak banyak orang yang menyadari. Ketika gelombang tsb mencapai daratan, semua sudah terlambat.

Ketika hal ini terjadi emas dan perak akan mengalami kenaikan signifikan selama beberapa tahun ke depan.

Sumber :  investmenwatch.blog.com dan kontan.co.id




No comments: