www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, June 16, 2021

Polisi Investigasi Kematian Politisi yang Menolak Tambang Emas



Polisi Indonesia menggelar penyelidikan kematian politisi dari Sulawesi Utara  yang menolak pembangunan tambang emas di kepulauan Sangihe. Investigasi dilakukan atas desakan sejumlah aktivis lingkungan dan komnas HAM.

Helmud Hontong (58) yang juga wakil Bupati Sangihe Sulawesi Utara dinyatakan meninggal setelah tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar Rabu (09/06) pekan lalu.

Helmud dalam kondisi sehat sebelum menaiki pesawat Lion Air JT 740  di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali pukul 15.08 Wita. Namun 20 menit setelah lepas landas, dia mengeluh pusing, menurut ajudan Harmen Kontu yang duduk di sebelahnya. "Setelah itu beliau tidak sadar dan darah mengalir dari mulut dan hidungnya", tambah Kontu.

Polda Sulut telah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan" kata Humas Polda Jules Abraham Abast

Ketua komnas HAM Ahmad Taufan Damanik telah meminta kepolisian untuk melakukan penyelidikan setelah mendapat aduan dari masyarakat Sangihe. Komnas HAM juga akan memonitor sengketa lahan pertambangan.

PT Tambang Emas Sangihe 70% sahamnya dimiliki oleh perusahaan tambang asal Kanada,  Baru Gold Corporation dan 30% saham dimiliki oleh publik.

Pakar lingkungan mengatakan izin tambang yang mencakup lebih dari separuh pulau Sangihe tsb mengancam hutan lindung,  10 spesies burung dan suplay air minum untuk warga , yang sebagian besar adalah petani dan nelayan.


Helmud menentang konsesi 42.000 Ha lahan tambang yang diberikan kepada PT Tambang Mas Sangihe. Pemerintah pusat memberi lampu hijau pembukaan tambang bulan Januari 2021 lalu.


Pada tanggal 28 April Helmud mengirim surat ke kementrian ESDM dan mendesak agar mencabut izin tambang dengan alasan keselamatan lingkungan.

Alfred Pontolondo koordinator kelompok penyelamatan lingkungan pulau Sangihe. mengatakan "Helmud dekat dengan rakyatnya dan menolak tambang emas karena kecintaannya terhadap pulau Sangihe .

Sumber : reuters.com

No comments: