www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Saturday, June 12, 2021

Potensi Kenaikan Harga Emas dan Perak Akibat Inflasi

April 2021 money supply and monetary base growth continued to explode” – John Williams, Shadowstats.com (Bulan April 2021 suplay uang dan pertumbuhan berbasis moneter akan terus membengkak)

Laporan neraca bank sentral Amerika Serikat The Fed tumbuh pesat dalam hitungan minggu, menyentuh angka US$7,935 triliun per 3 Juni, naik dua kali lipat plus 13% sejak kucuran likuiditas dihamburkan bulan September 2020 dan angka inflasi AS mencapai 5%, cukup tinggi dalam basis ekonomi Amerika.

Kini tingkat pertumbuhan suplay uang di Amerika mencapai nilai yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah. Efek inflasi akibat pencetakan uang secara besar-besaran tercermin dalam pasar finansial seperti : saham, obligasi atau surat utang, hingga harga property (karena sebagian besar menggunakan pinjaman tingkat tinggi berbasis mortgage value atau maksimum nilai pinjaman yang sanggup dibayar bank atas utang property dengan jaminan dari pihak tertentu). Saat ini devaluasi Dollar (penurunan nilai uang oleh pemerintah)  merebak akibat naiknya harga barang dan jasa.

Alasan the Fed bahwa kenaikan inflasi ini bersifat sementara tidak dapat diterima, karena laporan neraca the Fed terus menggelembung dan suplay uang semakin naik, akibatnya kenaikan harga sebagai efek inflasi semakin memburuk.


Maka yang terjadi kemudian adalah nilai logam mulia dunia semakin tinggi, ini tercermin dari harga emas yang naik 12,7% dan perak naik 15,3% sejak 30 Maret. Malah menurut Mike McGlone ahli strategi intelejen komoditas senior, harga emas dapat mencapai $2.000 per ounce dengan menimbang tingkat penganguran AS saat ini.

Sumber : kitco.com dan yahoofinance.com


No comments: