www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Saturday, November 20, 2021

Negara Bangkrut yang Menguasai Dunia (1)

Pada tahun 1972 tepat satu tahun setelah kegagalan sistem Brettwon Woods oleh Presiden AS Richard Nixon, Michael Hudson seorang analis yang juga ahli sejarah finansial menerbitkan buku berjudul " Super Imperialism" sebuah kritik radikal terhadap kebijakan Nixon yang membuat Dollar mendominasi mata uang" internasional.

Buku tersebut mengalami dua kali revisi dalam 50 tahun terakhir, dan edisi ketiganya terbit sebulan yang lalu.

Dalam buku tersebut Hudson melakukan napak tilas sejarah finansial dunia hingga pada tahun 1971, ketika Amerika secara sepihak menghapus sistem dimana Dollar bernilai setara emas yang sewaktu-waktu dapat ditukar dengannya (emas) pada kurs tertentu.

Maka pada saat itu negara-negara sekutu (Eropa) yang terlanjur menyimpan miliaran Dollar Amerika, tidak lagi dapat menukar dollar dengan emas. Melainkan hanya selembar kertas yang merupakan utang AS ( I owe You)  terhadap negara-negara tsb.

Hudson dalam buku tersebut menulis bahwa" Tidak pernah terjadi sebelumnya sebuah negara bangkrut  berani memaksakan kebangkrutannya menjadi fondasi dari kebijakan ekonomi dunia"

Dan hal ini terjadi hingga saat ini. Negara-negara Eropa pada masa penjajahan silam menguasai negara-negara Asia dan Afrika dengan motif keuntungan perdagangan, menguras sumber daya alam tanah jajahan , mengubahnya menjadi produk jadi, dan menjualnya kembali dengan keuntungan yang besar karena tenaga kerja yang murah atau bahkan budak. Namun Amerika menguasai negara-negara di dunia dengan motif menguasai negara-negara lain melalui dominasi mata uang atau imperialis moneter.

Dengan dominasi  mata uang tsb Amerika mampu membangun industri militer yang amat massif dan juga industri pertanian yang memaksa negara-negara berkembang tergantung produk AS mulai dari bibit, pupuk, hingga produk hasil pertaniannya.

Eropa lebih dulu memutuskan kaitan antara mata uangnya dengan emas sejak Perang Dunia 1 ,  ketika mereka tergoda untuk mencetak mata uang secara massif tanpa jaminan emas yang setara.

Jerman dalam kurun 1914-1918 menghentikan penukaran mata uangnya (mark) dengan emas, seraya menaikkan cadangan mata uang mark dari 17,2 miliar menjadi 66,3 miliar. Sementara musuhnya Inggris melakukan hal yang sama seraya menaikkan suplay uangnya dari 1,1 miliar poundsterling menjadi 2,4 miliar poundsterling. Sehingg basis moneter Jerman naik 6 kali, dan Inggris naik hampir 4 kali.

Ketika negara-negara Eropa terjebak dalam utang yang makin dalam, AS mendulang keuntungan dengan menjual senjata dan produk pertanian, kepada negara-negara yang terlibat perang.

Negara-negara Eropa kemudian dipaksa membayar utang perang ke Amerika dalam bentuk Dollar. Namun pada saat yang sama mereka tidak dapat ekspor ke Amerika karena kebijakan proteksi terhadap negara-negara asing.

Akibatnya Eropa menguras cadangan emasnya untuk membayar utang perang. Maka berpindahlah cadangan emas Eropa ke  Amerika.

Hudson memberi simpulan " Warisan Amerika pasca Perang Dunia 1 adalah : kehancuran Jerman, jatuhnya imperium Inggris, dan penimbunan emas. Di dalam negeri presiden Roosevelt menghentikan kaitan atau penukaran Dollar dengan emas,  larangan memiliki emas bagi warganya (apabila ketahuan terkena pidana), dan devaluasi nilai Dollar hingga 40%. Pada saat yang sama  Amerika menjadi tempat berlabuhnya  "pelarian" emas dari negara-negara Eropa akibat ketakutan perang lanjutan Nazi Jerman. 

Menjelang Perang Dunia 2 Jerman menghentikan pembayaran utang perangnya, begitu pula Inggris. Keadaan Eropa makin parah ketika sisa cadangan emasnya terkuras untuk memerangi Nazi. Hingga akhir 1940-an, AS memegang 70% cadangan emas bank-bank sentral Eropa selain Uni Soviet, sekitar 700 juta ounce.

Pada tahun 1922 sisa-sisa kekuatan Eropa berkumpul di Genoa Italia, untuk membahas rekonstruksi Eropa Tengah dan Timur pasca perang. Tercapai kesepakatan untuk kembali ke sistem standar emas, dimana bank sentral memegang mata uang yang dapat ditukar dengan emas.

Pada akhir Perang Dunia 2 pada tahun 1944, negara-negara sekutu pemenang perang berkumpul di New Hampshire Amerika, untuk membicarakan mata uang yang akan menjadi acuan ke depan. Delegasi Inggris, ekonom John Maynard Keyness mengusulkan agar menggunakan mata uang internasional yang dinamakan Bancor. Namun usulan ini ditolak oleh diplomat Amerika. Dengan cadangan emas yang berlimpah, Amerika mengusulkan Dollar sebagai mata uang internasional, yang sewaktu-waktu dapat dikonversi dengan emas pada kurs $35 per troy ounce (sekitar 31gr). Pada saat yang sama dibentuklah Bank Dunia, IMF, GATT (general aggrement on tarifs and trade) untuk melaksanakan sistem mata uang dunia berbasis Dollar.

Bersambung...



No comments: