Gambar di samping menjelaskan pergerakan nilai satu Dollar Amerika cetakan bank sentral mereka (the Fed) dengan acuan dasar nilai 1 Dollar tahun 1913. Dari tahun ke tahun nilai Dollar terus turun, dibanding nilainya pada tahun 1913, saat ini nilai selembar Dollar tinggal 4 sen saja. Jadi Dollar tidak akan jatuh tahun ini atau di tahun-tahun mendatang, sebab dia sudah jatuh nilainya sejak 100 tahun lalu.
www.gata.com
Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS
 
Thursday, August 27, 2015
Dollar Sudah Jatuh 100 tahun lalu.
Tuesday, August 25, 2015
Dollar dalam Sebutir Emas
Selama ini harga emas selalu dinilai dalam mata uang Dollar. Contohnya saat ini 1 troy ounce emas harganya adalah US$1.148,45. Ini menggambarkan nilai emas ditimbang dengan Dollar Amerika. Walau kadung menjadi hal umum yang berlaku internasional, ini sesungguhnya adalah sebuah kesalahan, sebagaimana kesalahan pendapat matahari yang mengelilingi bumi.
Emas adalah salah satu produk yang paling banyak diminati di dunia. Setiap keping emas di dunia ada pemiliknya, baik secara personal atau komunal.
Kepemilikan berarti adanya permintaan atau demand. Kita biasa melakukan permintaan terhadap setiap yang kita butuhkan.
Total emas yang ada di dunia saat ini sekitar175.000 ton. Selalu ada permintaan terhadap emas dan setiap keping emas yang diproduksi selalu menemukan pembelinya. Tidak akan pernah ada kelebihan penawaran emas. Emas menjadi sentral dari sistem moneter internasional, dan setiap mata uang beredar mengelilingi emas.
Maka konsep yang benar dalam hubungan emas dan Dollar (sebagai mata uang utama dunia saat ini) adalah berapa keping emas yang dibutuhkan untuk membeli selembar Dollar. Atau harga Dollar dalam timbangan emas.
Gambar a) menunjukkan nilai Dollar maksimum dan minimum tahunan dari 1970 hingga 14 Agustus 2015. Sedang gambar b) lebih detil, menunjukkan nilai Dollar dari tahun 2001 hingga 14 Agustus. Nilai Dollar ini dalam satuan gram emas.
Hingga tahun 1933, nilai selembar Dollar adalah 1,505 gram emas. Tahun
1933, Presiden AS Roosevelt dan Mentri Keuangan Morgenthau memutuskan Dollar mesti didevaluasi untuk menyelamatkan sistem keuangan AS, menjadi 0,889 gram emas.
Nilai Dollar tetap segitu hingga 38 tahun kemudian, tepatnya tanggal 15 Agustus 1971, Presiden Nixon memutuskan untuk menghentikan "sementara" mengirim emas ke bank sentral seluruh dunia, yang telah dijanjikan Amerika untuk dapat menukar Dollar yang mereka punya dengan emas pada kurs 0,889 gram emas.
Penghentian "sementara" menuai akibat nyata setelahnya.
Pasar mulai ragu, bertahun-tahun harga emas bertahan pada posisi 0,889 gram emas,
sebagaimana terlihat pada gambar. Nixon tidak melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, menurunkan nilai Dollar terhadap emas. Alih-alih menurunkan nilai Dollar, dia malah menghentikan pengiriman emas ke seluruh bank sentral dunia pada periode kenaikan harga emas (dalam dollar).
Pada tanggal 14 Agustus 2015, nilai satu dollar hanya tinggal 0,0278 gram emas.
Dollar, sebagaimana mata uang kertas lainnya sedang berjalan menuju ajalnya, saat ketika tidak ada yang ingin membelanjakan bahkan sebutir emas pun untuk membeli selembar Dollar.
Thursday, August 13, 2015
Perang Mata Uang
Perang mata uang di ambang pintu, setelah hari Selasa lalu (11/08) Cina melakukan devaluasi mata uang Yuan terhadap Dollar sebesar 1,63% menjadi 6,3306 yuan dari sebelumnya 6,2298, demikian menurut bank sentral People's Bank of China dalam pernyataan mereka di website.
Kebijakan ini menyebabkan penurunan nilai mata uang mereka sebesar 3,5% hanya dalam sepekan. Ini adalah yang terbesar sejak Cina ikut serta dalam sistem mata uang internasional tahun 1994, saat itu Cina melakukan devaluasi mata uangnya sebesar 33%.
Motif Cina adalah dengan menurunkan Yuan, ekspor mereka menjadi lebih kompetitif dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi mereka yang lesu. Sejauh ini AS belum memberi respon yang signifikan terkait ini, namun ekonomi Asia sudah terkena dampak signifikan, bursa saham Asia jatuh, demikian pula mata uang mereka. Setiap negara yang mempunyai kaitan erat dengan ekonomi Cina mesti terkena dampaknya salah satunya adalah Indonesia. Rupiah terus jatuh ke level terendah pagi ini sejak Juli 1998.
Wednesday, August 12, 2015
Rupiah dan Revolusi Spiritual
Pagi ini Rupiah kembali anjlok di angka 13.720. Kenapa Rupiah terus turun? Jawabannya karena tidak ada faktor yang membuatnya naik. Tingginya nilai impor dan jatuh tempo utang perusahaan swasta dalam bentuk Dollar akan terus membayangi ekonomi negara ini. Selama negeri ini tidak mengubah paradigma untuk memenuhi semua kebutuhannya dari kaki sendiri dan menghindari utang dalam bentuk Dollar maka Rupiah akan selalu dalam posisi tidak berdaya.
Dalam 30 hari terakhir menjelang ulang tahun kemerdekaannya ke 70 nilai Rupiah terus melorot. Kado ini memang pahit di awal pemerintahan Jokowi, tidak bisa dengan slogan Revolusi Mental dan Kabinet Kerja, perlu ada Revolusi Spiritual dan Kabinet Amal yang dilandasi keimanan untuk keluar dari krisis dengan petunjuk dari Nya.
Monday, August 10, 2015
Riset Bank of England: Uang terbaik adalah Emas
Hasil riset bank sentral Inggris (Bank of England) yang ditulis tahun 1988 menjelaskan bahwa emas sebagai "the
ultimate store of value and medium of exchange" (proteksi/penyimpan nilai dan alat tukar terbaik) karena emas tidak mempunyai
counterparty risk (risiko yang berdampak sebab akibat satu sama lain).
Namun bank sentral Inggris amat berhati-hati menyikapinya sebab menaikkan cadangan emas Inggris akan mengancam eksistensi Dollar Amerika dan ini berarti "serangan hebat terhadap AS".
File penelitian ini di link berikut.
http://www.gata.org/files/BankOfEnglandGoldPolicyPaper-03-05-1988.pdf
Wednesday, August 5, 2015
Permintaan koin Emas & Perak di Amerika dan Australia
Walaupun saat ini harga emas sedang menurun, ternyata di Amerika dan Australia permintaan koin emas dan perak tidak pula ikut turun, justru permintaannya meningkat (baca Warren Buffet menjual 5 sahamnya).
Perusahaan The U.S. Mint menghentikan penjualan koin perak Silver Eagles sepanjang bulan Juli karena tidak mampu memenuhi permintaan. Sedangkan penjualan koin Gold Eagles mencatat rekor penjualan tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Sedangkan dari negeri Kanguru Australia's Perth Mint melaporkan bahwa stok mereka habis karena tingginya permintaan, khususnya dari Asia."Seluruh yang kami punya langsung terjual selesai cetak" kata staf keuangan Perth Mint Nigel Moffatt dalam wawancara dengan Bloomberg.
Di tengah dominasi dollar terhadap mata uang lain, koin emas tetap mendapat perhatian yang tinggi dari konsumen. Di tengah melemahnya mata uang domestik terhadap Dollar, sebagian mereka tidak ikut-ikutan memborong Dollar, sebaliknya mereka lebih memilih koin emas dan perak.
Subscribe to:
Posts (Atom)