
Argentina (1975-1991, 2001)
Austria (1921-1922)
Belarus (1994-2002)
Bolivia (1984-1986)
Brazil (1986-1994)
Bosnia-Herzegovina (1993)
Bulgaria (1991-1997)
Chili (1971-1973)
Cina (1939-1950)
Free City of Danzig (1923)
Ekuador (2000)
Inggris (1560)
Yunani (1944-1953)
Georgia (1995)
Jerman (1923-1924, 1945-1948)
Hungaria (1922-1927, 1944-1946)
Jepang (1944-1948)
Krajina (1993)
Madagaskar (2004)
Meksiko (1993)
Dinasti Mongolia (abad 13 dan 14)
Nikaragua (1987-1990)
Dinasti Persia (1294)
Peru (1984-1990)
Polandia(1922-1924, 1990-1993)
Rumania (2000-2005)
Roma Kuno (~270 M)
Rusia (1921-1922, 1992-1994)
Taiwan (akhir-1940an)
Turki (1990's)
Ukraina (1993-1995)
Amerika Serikat (1812-1814, 1861-1865)
Vietnam (1981-1988)
Yap (akhir 1800an)
Yugoslavia (1989-1994)
Zaire (1989-1996)
Zimbabwe (1999 - sekarang)
Negara manapun tidak akan sanggup mencatumkan angka nol yang terus bertambah pada sehelai mata uang kertasnya seperti Zimbabwe (denominasi tertinggi 100 milyar dollar Zimbabwe tahun 2008) yang mengalami hyperinflasi terparah sepanjang sejarah. Dengan sendirinya solusi fitrah itu harus diambil agar kekayaan negara tidak pindah dalam semalam sepeti krismon 98 silam.
wallahu 'alam
wallahu 'alam
No comments:
Post a Comment