Judul di atas tentu menarik di tengah menurunnya harga emas saat ini. Tulisan ini berasal dari situs Blanchard, Gold Standard for Intelligent Investor mengenai 5 alasan kenapa harga emas akan naik sbb :
1. Economy
Berapa kali Anda mendengar kalimat “tidak (lagi) sejak
Great Depression” dikaitkan dengan
iklim ekonomi saat ini? Ini sesuai, sebab AS telah mengalami krisis paling
parah dan paling lama sejak 1930-an. Basis industri AS dialihkan ke luar
negeri, dan hanya sedikit lapangan kerja yang berhasil dibuka oleh sektor
industri jasa maupun pemerintah. Tingkat pengangguran mencapai 10%, dan satu dari setiap 8 penduduk AS mendapat jatah
kupon makanan. Tingginya risiko nilai membayangi pasar saham. Ledakan ekonomi
2008 menghancurkan nilai properti real-estate, dan membutuhkan $ 1 triliun Dollar bail-out untuk memulihkan bank-bank investasi yang katanya too big too fail itu. Fannie Mae dan
Freddie Mac berada dalam pengawasan AS agar tetap hidup, bersama dengan General
Motors. Pemerintah AS telah jatuh dalam jurang raksasa dari defisit multi triliun
dollar, dan tidak akan keluar dari jurang tersebut tanpa meningkatkan pajak dan
penghematan anggaran. Sementara itu, bom waktu utang AS sudah meledak di
beberapa kota besar dan negara bagian di AS.
2. Fears
Krisis utang pemerintah di Islandia dan Yunani mulai
merambah ke seluruh penjuru dunia. Investor yang khawatir mulai memindahkan
asetnya dari euro dan mata uang lemah lainnya ke emas. Bursa saham kembali naik
dari kejatuhannya tahun 2008-2009 lalu, namun beberapa analis mengatakan saham
telah mengalami overbought (situasi
dimana harga saham naik dengan sangat tinggi pada level tertentu yang berada
pada batas atasnya, sehingga tidak lama lagi akan kembali turun ) dan karenanya
akan mengalami penurunan tajam. Sementara itu perang terus berlanjut di
Timteng, Asia, dan di beberapa negara, yang tentu membutuhkan biaya besar bagi
rakyat AS.
3. Demand
The Federal Reserve telah menjaga tingkat suku bunga
hampir nol persen, dengan tidak ada tanda-tanda kenaikan di masa depan, oleh
karenanya merendahkan opportunity cost
(biaya yang timbul karena memilih suatu investasi dengan mengabaikan investasi
yang lain) untuk orang membeli emas. Dan investor meresponnya dengan permintaan
yang luar biasa, hingga memaksa US Mint
(pencetakan koin emas AS) menambah produk emasnya untuk memenuhi permintaan
pasar yang tinggi. Terlepas dari itu nilai emas tidak berasal dari aplikasi industri tetapi dari
penerimaannya yang luas sebagai store of
value (penyimpan nilai). Sebagaimana orang kehilangan kepercayaan terhadap
mata uang kertas, kehebohan permintaan emas akan terus meningkat berlipat
ganda. Juga permintaan emas dari bank sentral dunia, yang secara trend umum
telah berbalik dari tadinya sebagai net
sellers (menjual emas lebih dibanding membelinya) menjadi net buyers (membeli emas lebih dibanding
menjualnya). Begitu pula bank sentral Cina, India dan Rusia terus membeli emas
sebagai cadangan mereka. Beijing tidak hanya mengalihkan cadangan devisanya
dalam bentuk dollar ke emas, tetapi juga mendorong miliaran penduduknya untuk
membeli emas.
4. Reflation
Emas bermanfaat untuk mengobati inflasi. Pada beberapa
hal, pasar menghentikan perhatiannya dari deflasi dan beralih pada inflasi. The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank
Nasional Swiss, dan Bank Inggris menambah neraca keuangannya. Pertumbuhan suplai
uang dalam jumlah besar yang digelontorkan secara sistemik yang tentu akan
memicu inflasi yang buruk. Walaupun
inflasi saat ini belum terlihat, paket-paket stimulus ekonomi dan bail-out yang berarti lebih banyak uang yang
beredar dalam sistem ekonomi, yang akan berdampak inflationary. Secara historis tingkat suku bunga AS yang rendah
(mendekati nol persen), lemahnya dollar AS, dan inflasi jangka panjang akan
menekan the Fed membanjiri ekonomi
dengan triliyunan dollar yang membentuk
iklim yang bagus bagi emas dan aset yang bersifat fisik lainnya. Permintaan
yang besar akan emas, membuat perusahaan pencetakan koin emas bekerja lebih untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Karena efek inflationary dari bail-out pemerintah, analis menyatakan bahwa ketika harga emas
mencapai $1.500/oz ini hanya awal saja,
bukan akhir (pergerakan harga) .
5. The Dollar
Dollar saat ini tengah menuai untung dari pelarian
modal aset berisiko khususnya di Eropa.
Ini menjadi sebuah kejutan dari orang-orang yang berharap pemerintah AS
menambah belanja negara dan kolapsnya ekonomi AS akan melumpuhkan dollar. Dalam
jangka panjang, keperkasaan dollar tetap bergantung pada ketertarikan dunia
terhadap aset Amerika, yang akan melemah
seiring dengan goyahnya ekonomi dan terus berlanjutnya kebijakan pemerintah untuk
menambah suplay uang. Lemahnya dollar, likuiditas yang berlimpah dan kebijakan reflation akan tetap menjadi isu utama
kedepan. Kebijakan fiskal yang massif dan stimulus moneter telah melemahkan dollar, yang faktor
utamanya berasal dari krisis utang Eropa. Ketika beban utang AS (AS adalah
negara dengan total utang terbesar di dunia) telah melampaui batas, pelemahan
dollar sebagai mata uang akan menjadi cermin bagi semua (mata uang dunia lainnya),
dan perannya sebagai mata uang utama di dunia berada dalam status bahaya.
Gold Prices: Expect a New Breakout
Kita berharap lonjakan harga emas berikutnya, ketika
dollar melemah lebih jauh lagi dan ketika kebijakan reflationary menghasilkan daya tarik ekonomi.Harga emas saat ini
mengindikasikan bahwa kebijakan moneter dan fiskal jauh berada di depan kondisi
deflasi. Kondisi likiuditas akan menjadi lebih mudah dan lebih mudah lagi.
Kondisi seperti ini akan konsisten dengan kenaikan harga emas lebih tinggi
lagi, dan kita akan melihat harga emas akan naik lebih tinggi lagi, dengan
tembusnya harga emas menjadi $1.500/oz hanya
permulaan saja.
No comments:
Post a Comment