
Kisah ini menarik bagaimana sejumlah pengungsi yang tak berdaya, setelah berpuluh-puluh tahun kemudian menguasai daerah impiannya. Bukan semata-mata ketamakan dan keserakahan yang jadi alasan, namun kezaliman dan keserahan penguasa menuntut mereka mengambil resiko menumbangkan rezim kekaisaran Romawi.
Kita lihat saat ini, gelombang pengungsi berdatangan ke Eropa dari berbagai belahan dunia, ingin mencari hidup yang lebih baik bagi diri dan keluarganya, berharap dapat menambatkan akar keturunan mereka di tempat baru dengan motif kemakmuran dan kelayakan hidup. Bisa jadi mereka mendapatkannya, bisa pula tidak. Mungkin mereka juga menemukan apa yang Gothic lihat dalam realitas kehidupan Eropa. Sebuah hakikat yang sama walau jauh jarak waktu terbentang. Bisa jadi mereka menjadi "Gothic" masa kini yang akhirnya kembali menguasai "kerajaan Eropa" yang luas terbentang dengan sejarah kelam perang Dunia 1 dan 2.
Inilah ketakutan Eropa terhadap pengungsi, sejarah selalu memunculkan trauma sebagaimana Eropa terhadap Gereja dan juga terhadap Perang Salib.Mereka berkata sejarah tidak pernah berulang, walaupun realitasnya demikian.
No comments:
Post a Comment