Allah subhanahu ta’ala berfirman
dalam Al Quran surat Al Hijr ayat 28-29 Artinya Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada
para malaikat sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah liat
kering dari lumpur hitam yang telah diberi bentuk. Kemudian setelah Aku
menyempurnakan penciptaan tubuhnya (Aku disini adalah Allah subhanahu
ta’ala, sedangkan nya disini adalah Nabi Adam ‘alaihissalaam), dan Kami meniupkan ruhKU kedalam jasadnya
(ini unsur yang kedua dalam diri Nabi Adam) maka para malaikatpun bersungkur
sujud (kepada Nabi Adam alaihissalaam). Faqa’ulahu,
Fa disini athaf melanjutkan yang sebelumnya, apa yang sebelumnya, Allah
menciptakan unsur badan, kemudian Allah tiupkan ruh kepada Nabi Adam sudah
selesai, berikutnya lanjutannya malaikat, malaikat adalah makhluk Allah bangsa
yang mulia, yang sudah ada semenjak belum ada manusia.Belum ada lagi manusia,
malaikat sudah ada. Ketika manusia sudah
diciptakan dengan sempurna, ketika ruh dimasukkan ke dalam badan, malaikat pun
bersungkur sujud. Maka ulama tafsir cepat segera memberi ringkasan bahwsanya kemuliaan manusia, nilai manusia ada pada ruh manusia. Mana
buktinya? Buktinya ayat ini, dalilnya ayat ini ,kapan malaikat sujud kepada
Nabi Adam, manusia pertama setelah ruh ditiupkan ke dalam jasad Nabi Adam. Andaikan,
jasad Nabi Adam sudah diciptakan, kemudian Allah tidak meniupkan ruh ke dalam
jasad nabi Adam, malaikat bersungkur sujud? Tidak.
Kita hidup sekarang ini ada jasad
, ada ruh. Kalau ditiup ruh ke dalam jasad kita hidup, kalau dicabut kembali
ruh dari badan, kita mati. Kalau kita mati bermakna, badan kita ini kembali ke
tanah, karena kita diciptakan dari tanah, ada nilai kita kalau kita berupa
tanah? Tidak. Minha khalaqnakum (dari
tanah kamu diciptakan), wa minha
nu’idukum (dan dari tanah kamu akan dikembalikan), wa minha nukhrijukum taratan ukhra (dari tanah akan dibangkitkan
kembali). Dicabut ruh kita, tak perlu menunggu besok, manusia pun akan
menghantarkan kembali ke tanah, dimakan tanah, menjadi tanah kembali .Jasad
kita ini tidak ada harga, dari tanah, sekarang ada dan akan kembali pada tanah kalau
kita mati, .
Nilai kita bukan pada badan kita,
tapi pada ruh kita, sebelum badan ada, ruh sudah ada, tetapi karena ruh ini
akan menjalani hidup di dunia, maka Allah ciptakan badan sebagai tumpangan ,tumpangan
saja sebagai kendaraan saja. Maka kita menjalani hidup ini dengan ruh kita.
Kalau hanya badan saja, hilang nilai kita, karena nilai kita bukan pada badan
kita, tapi pada ruh kita. Kalau dicabut ruh dari badan kita, ruh kita akan
melanjutkan perjalanan, sedangkan badan berakhir di tanah. Nah apabila nilai
kita pada ruh kita, maka yang mesti kita perhatikan adalah ruh kita.Ruh kita
itu, beriman kepada Allah , maka kita mesti menjaga ruh kita itu tetap beriman
kepada Allah, kalau perlu perkuat keimanan kita kepada Allah, alastu
bi rabbikum qaaluu balaa syahidna. Wahai sekalian ruh bukankah Aku ini
Rabbmu, Ya Allah Engkau adalah Tuhan kami. Tapi malangnya, Ketika sudah lahir
ke dunia, ruh yang ingin beriman itu dihalang oleh hawa nafsu . Sehingga hawa nafsu
itu menghendaki kita untuk memperhatikan badan saja, menghalang kita untuk
memunculkan ruh kita. Ruh kita ingin bangun shalat subuh, namun datang hawa
nafsu, tidur lagi, malam masih panjang , karena ingin menyenangkan badan.
Maka sudah semestinya yang utama
kita perhatikan adalah Ruh kita, karena disanalah nilai kita yang sebenarnya.
Sedangkan jasad bukanlah nilai kita, seperlunya saja kita penuhi kebutuhan
jasad untuk menunjang perjalanan Ruh dalam kehidupan ini.
sumber : ceramah Dr.Musthafa Umar Lc.MA
No comments:
Post a Comment