Ada sebuah gerakan namanya Zionisme. Sejak tahun 1717 M gerakan ini menggeliat dengan tujuan mempersatukan Yahudi di seluruh dunia. Gerakan ini memiliki semboyan satu bahasa ialah bahasa Yahudi, satu bangsa ialah bangsa Yahudi, dan satu tanah air ialah tanah air Yahudi.
Karena tujuan zionis begitu jelas, maka dia tidak menghendaki adanya persatuan bangsa lain terutama bangsa Arab khususnya dan umat Islam pada umumnya. Setiap satu langkah kemajuan persatuan Arab dan Islam berarti langkah-langkah mundur bagi persatuan Yahudi. Maka setiap potensi mesti di antisipasi, dan setiap ancaman mesti diamankan.
Dalam sejarah runtuhnya khilafah Utsmani tahun 1924, Zionis adalah aktor utamanya. Kaum Yahudi memahami bahwa persatuan Islam atas dasar kesamaan Aqidah dan Syariat Islam adalah faktor utama kokohnya khilafah Utsmani. Maka yang dilakukan adalah memecah belah barisan muslimin dengan menghembuskan faham kebangsaan kepada bangsa-bangsa Arab agar memisahkan dari dari khilafah Turki Utsmani. Maka terjadi pertikaian internal antara bangsa-bangsa Arab yang terbakar semangat kebangsaannya melawan orang-orang Turki. Konspirasi asing juga berhasil menarik Khilafah Utsmani terlibat dalam Perang Dunia I (1914-1918) bergabung dengan Jerman dan Austria sedangkan suku-suku bangsa Arab bergabung dengan Inggris, Perancis, dan Rusia (Irena Handono,2008). Dan yang keluar menjadi pemenang adalah Zionis.
Maka pecahnya persatuan antara Qatar dengan Arab Saudi, UEA, Bahrain,
Mesir dll beberapa hari ini adalah sinyal sebuah potensi dan ancaman
bagi gerakan Zionis. Rencana ini sudah lama, jauh sebelum KTT Islam-Arab-AS di Riyadh 21 Mei 2017. Dan tentu membuat Qatar kaget begitu cepatnya kawan menjadi lawan, maksudnya adalah Amerika dengan homebase military terbesar di timteng ada di Qatar.
No comments:
Post a Comment