www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Saturday, October 10, 2020

Defisit dan Perang Dagang AS - Cina

 U.S. trade deficit with China for 2019 was $345.6 billion with total U.S. imports from China at $452.2 billion and total U.S. exports to China at $106.6 billion. 

  

Defisit neraca perdagangan AS terhadap Cina tahun 2019 adalah $345,6 miliar. Angka ini turun 18% dari defisit neraca perdagangan 2018 senilai $418,9 miliar. Defisit neraca perdagangan terjadi ketika nilai ekspor AS ke Cina hanya $106,6 miliar, sedangkan impor AS terhadap Cina mencapai $452,2 miliar. 

Komponen terbesar Impor AS ke Cina adalah komputer telepon seluler, pakaian, mainan, dan peralatan olahraga. Sebagian besar impor ini berasal perusahaan-perusahan AS yang mengirim bahan baku ke Cina untuk kemudian mengalami proses perakitan yang lebih murah di Cina. Ketika hasilnya dikirim kembali ke AS, terhitung sebagai impor.

Sedangkan impor Cina dari Amerika adalah pesawat komersial, kacang kedelai, dan semi konduktor. Pada tahun 2018 Cina membatalkan impor kacang kedelainya, ketika Presiden AS Donald Trump melancarkan perang dagang dengan cara menaikkan tarif impor baja dan produk-produk lainnya dari Cina. Tahun 2019 impor kacang kedelai Cina ke AS naik 2 kali lipat menjadi $8 miliar, walaupun masih jauh nilainya dari impor produk serupa sebesar $12 miliar sebelum perang dagang.

 

Defisit Perdagangan Tahunan

Pada tahun 2019 nilai defisit perdagangan AS dengan Cina pada tahun 2012 sebesar $315,1 miliar, kemudian naik  $367,3 miliar tahun 2015, selanjutnya turun $346,8 miliar tahun 2016. Kemudian naik kembali $418,9 miliar tahun 2018, sebelum kemudian turun $345,6 tahun 2019.


Cina mampu memproduksi barang konsumsi dengan biaya yang lebih rendah dibanding negara-negara lain, dan membuat AS dan negara-negara tsb tergiur membeli darinya. Mayoritas ekonom berpendapat harga yang kompetitif dari Cina ini karena 2 faktor :

1. Standar hidup yang rendah, sehingga upah tenaga kerjapun rendah.

2. Nilai tukar mata uang Cina (Yuan) tetap terhadap Dollar AS (fixed exchange rate)

Apabila AS melakukan proteksi dagang terhadap Cina, maka penduduk Amerika akan membayar harga lebih tinggi dari produk dalam negeri, dan defisit perdagangan Amerika akan berkurang. Namun faktanya hal ini tidak terjadi karena orang Amerika lebih memilih membeli komputer, elektronik, dan pakaian dengan harga yang murah dari Cina. Walaupun ini berarti hilangnya sejumlah lapangan kerja di Amerika sendiri, karena lebih memilih membeli produk dari luar, dibanding membangun industri  dalam negeri.

Cina sebagai negara dengan aktivitas ekonomi dan populasi terbesar di dunia, mesti membagi produksi mereka terhadap 1,4 miliar penduduk. Cara paling umum untuk mengukur standar hidup suatu negara adalah dengan menghitung GDP (Gross Dometic Product). Pada tahun 2019 GDP per kapita Cina adalah $16.784.

Cina mematok nilai mata uangnya Yuan terhadap sekeranjang mata uang utama dunia,termasuk Dollar. Dengan kata lain Yuan memiliki nilai tukar tetap terhadap Dollar atau Fixed Exchange Rate . Maka ketika nilai mata uang Dollar jatuh, Cina membeli Dollar melalui Departemen Keuangan AS untuk menjaga nilai tukar Dollar tetap kuat.

 

Akibat

Cina mesti membeli surat utang pemerintah AS dalam jumlah besar, hingga Juni 2019  Cina menjadi kreditor terbesar bagi Amerika. Saat ini posisi ini dipegang oleh Jepang. Sebagai catatan total utang pemerintah Amerika terhadap Cina mencapai 16% dari total utang luar negeri AS.

Sejumlah pihak menaruh perhatian terhadap hal ini, sebab nilai utang Amerika yang demikian besar terhadap Cina berimplikasi terhadap daya tawar Cina secara politik melalui kebijakan fiskal dan kekhawatiran apabila Cina menjual surat utangnya kepada pemerintah AS.

Dengan tetap membeli surat utang pemerintah AS, akan menjaga suku bunga Amerika tetap rendah. Sebaliknya apabila Cina berhenti membeli surat utang AS, maka suku bunga mereka akan naik, dan AS masuk dalam jurang resesi. Hal ini tentu tidak dikehendaki oleh Cina, sebab mayoritas pangsa pasar produk Cina adalah penduduk Amerika.

Perusahaan AS yang tidak sanggup bersaing dengan produk Cina yang lebih murah, akan menekan ongkos atau bubar jalan. Sejumlah perusahaan menekan ongkos produksi dengan melakukan outsourcing pekerjaan ke Cina atau India.Mengukur Industri Manufaktur di AS adalah dengan menghitung jumlah pekerjaan. Total pekerjaan turun 35% dalam rentang 1998-2010 di AS, kemudian turun hanya 12% sejak 2010 hingga akhir November 2019. Secara keseluruhan pekerjaan manufaktur di AS turun rata-rata sekitar 27% sejak 1998.

 Apa yang sudah Amerika Lakukan?

Donald Trump telah mengenakan kenaikan tarif impor 25% produk baja dan 10% produk alumunium dari Cina yang berlaku efektif sejak 6 Juli 2018. Kebijakan ini  memberi kerugian terhadap Cina $ 34 miliar. Cina membalas dengan membatalkan seluruh kontrak impor kacang kedelai dari AS.

Kenaikan tarif impor ini memperbesar biaya impor baja yang kebanyakan berasal dari Cina. Kebijakan ini hanya berselang sebulan setelah Trump mengenakan tarif dan kuota impor panel surya dan mesin cuci dari Cina. Cina adalah pemimpin pasar global dalam produksi panel surya. Pengenaan tarif ini memukul pasar saham sesaat setelah pengumuman tarif tsb.

Akhirnya pada 13 Desember 2019 Trump mengumumkan kesepakatan dagang antara AS dan Cina. Penandatanganan dilakukan tanggal `15 Januari 2020.



No comments: