www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Sunday, October 4, 2020

Defisit Perdagangan AS

Setelah Perang Dunia II tahun 1945 Amerika Serikat muncul sebagai pemenang dan  bertransformasi sebagai negara "superpower" (berdampingan dengan Uni Soviet kala itu). Sejak saat itu AS memainkan peran utama dalam berbagai bidang termasuk dalam moneter dengan  US Dollar sebagai mata uang utamanya.

Ekonomi Amerika Serikat pun menggeliat. Cadangan emas yang ada di bank sentral AS (The Federal Reserve) naik menjadi sekitar 25.000 atau 26.000 ton. Namun setelah PD II berakhir negara-negara yang sebelumnya menyimpan cadangan emasnya di Amerika Serikat mulai menarik kembali emasnya (repatriation)

Ketika Eropa dan Jepang berjibaku membangun kembali negaranya setelah kehancuran pada Perang Dunia II, penduduk Amerika Serikat sebaliknya sangat percaya diri akan masa depan. Alih-alih membangun industri sebagaimana Eropa dan Jepang, mereka menghindarinya dengan alasan pembangunan pabrik-pabrik hanya akan menimbulkan polusi udara. Akibatnya kebijakan pemerintahan yang baru adalah melakukan impor terhadap barang subtitusi dari negara-negara lain.

Sehingga Amerika Serikat tidak menjadikan produksi dalam negeri sebagai prioritas. Mengapa mesti produksi, ketika mereka dapat membeli segala produk yang dibutuhkan  dari  negara lain seperti Jepang, Cina, Eropa, dan negara-negara berkembang dengan menggunakan mata uang mereka yang berharga yaitu Dollar Amerika. Walaupun AS memiliki comparative advantage dalam produksi spt produk agrikultur, kimia organik, pesawat, transistor, suku cadang motor,komputer, perangkat telekomunikasi.

Dengan kekuatan Dollar, mereka  membeli produk-produk negara lain dengan murah. Setelah beberapa dekade berikutnya, akhirnya Amerika  mengalami defisit perdagangan dengan negara-negara eksportir.

Seiring hilangnya emas dari cadangan bank sentral dalam rangka menutup defisit ekspor, tibalah saatnya ketika AS tidak sanggup lagi membayar defisit tersebut. Maka pada 15 Agustus 1971, Presiden Nixon mengambil keputusan sepihak untuk tidak lagi membayar defisit perdagangan AS dalam bentuk emas. Sejak saat itu AS membayar impor dengan menggunakan uang kertas Dollar. 

 

Berikut defisit perdagangan dengan 5 negara mitra utama dagang mereka (data 2019) : 

1. Meksiko - volume transaksi perdagangan $615 miliar, dengan nilai defisit $102 miliar

2. Kanada  - volume transaksi perdagangan $612 miliar, dengan nilai defisit $27 miliar

3. Cina      - volume transaksi perdagangan $559 miliar, dengan nilai defisit $346 miliar

4. Jepang   - volume transaksi perdagangan $218 miliar, dengan nilai defisit $69 miliar

5. Jerman  - volume transaksi perdagangan $188 miliar, dengan nilai defisit $67 miliar


Konsekuensi yang kasat mata dari kebijakan ini adalah deindustrialisasi ekonomi AS, seiring  hilangnya industri, hilang pula pekerjaan-pekerjaan yang berkualitas (well-paying job). Dan seiring hilangnya pekerjaan-pekerjaan tersebut, hcadangan emas di  bank sentral AS berpindah ke luar negeri untuk menutup defisit perdagangan dengan negara-negara eksportir.


 

 

No comments: