www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, July 1, 2025

Harga Emas Dunia Naik menyusul Pelemahan Dollar

Harga emas dunia bangkit pada Senin (30/6/2025). Kenaikan itu didukung pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Sementara investor menanti rilis data tenaga kerja AS yang bisa memberi petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed.

Harga emas spot naik 0,8% ke level US$ 3.302 per troy ons, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 29 Mei. Sedangkan kontrak berjangka emas AS juga ditutup naik 0,6% di level US$ 3.307,7.

Analis Zaner Metals Peter Grant menyebut, pelemahan dolar menjadi penopang utama harga emas. “Tapi secara teknikal, harga emas masih bergerak dalam kisaran yang terbentuk sejak pertengahan Mei,” katanya dikutip dari CNBC internasional.

Dolar AS melemah terhadap euro dan franc Swiss akibat kekhawatiran pasar atas membengkaknya defisit anggaran AS dan perkembangan negosiasi dagang dengan mitra utama. Pekan lalu, AS dan Cina menyelesaikan sengketa terkait ekspor mineral , membuka peluang perundingan lanjutan.

Sementara itu, Kanada membatalkan pajak layanan digital terhadap perusahaan teknologi AS guna memulihkan hubungan dagang.

Emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian dan lingkungan suku bunga rendah, tetap menjadi favorit investor.

Pasar kini menunggu data ketenagakerjaan ADP yang akan dirilis Rabu, serta klaim tunjangan pengangguran awal pada Kamis sebagai petunjuk potensi arah kebijakan The Fed.

Dalam risetnya, analis Citi memprediksi harga emas akan bergerak di kisaran US$ 3.100–3.500 pada kuartal III 2025. Mereka juga menilai bahwa level tertinggi emas pada akhir April lalu di US$ 3.500 kemungkinan menjadi puncaknya, seiring defisit pasar emas yang mulai memuncak.

Sementara itu, harga perak turun tipis 0,1% menjadi US$ 35,93 per ons troi. Platinum turun 0,3% ke US$ 1.334,70 dan palladium merosot 3,2% menjadi US$ 1.097,24. Namun, ketiga logam mulia ini masih membukukan kenaikan sepanjang kuartal ini.

Sumber : investor.id






Friday, June 27, 2025

Survey : Bank Sentral Ingin Mengurangi Cadangan Devisa dalam Dollar

Sejumlah Bank Sentral dengan cadangan devisa triliunan Dollar berencana mengalihkan cadangan devisanya dari mata uang Dollar ke emas, Euro, dan Yuan. Hal ini terjadi seiring meningkatnya tensi geopolitik.

Menurut laporan dari Official Monetary and Financial Institutions Forum (OMFIF) yang dirilis 24/6 bahwa satu dari tiga bank sentral dengan total cadangan devisa $ 5 triliun berencana meningkatkan porsi emas dalam cadangan devisanya dalam satu atau dua tahun ke depan.

Survey dari 75 bank sentral yang digelar sepanjang Maret-Mei menggambarkan dampak dari kebijakan tarif perdagangan Donald Trump yang menimbulkan gejolak ekonomi dunia dan Dollar sebagai mata uang utama.








Sunday, April 13, 2025

Jerman Tarik Emas Besar-Besaran 1.200 Ton dari New York, Ada Apa?

Ilustrasi bendera Jerman (dpa/picture alliance via Getty Images)
Foto: Ilustrasi bendera Jerman (dpa/picture alliance via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jerman kemungkinan akan memulangkan sejumlah besar emas yang saat ini disimpannya di New York. Rencana ini mencuat di tengah kekhawatiran atas kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Isu ini dilaporkan oleh Telegraph pada Jumat (11/4/2025). Surat kabar yang berbasis di Inggris tersebut, mengutip laporan surat kabar Jerman Bild, mengatakan bahwa sejumlah tokoh senior dalam partai Persatuan Demokratik Kristen (CDU) telah membahas kemungkinan untuk menarik cadangan emasnya dari AS.

CDU sendiri dijadwalkan untuk memimpin pemerintahan Jerman berikutnya. Ini setelah kemenangannya dalam pemilihan umum pada Februari lalu.

"Tentu saja, pertanyaan itu muncul lagi," kata mantan menteri CDU Marco Wanderwitz kepada Bild.


Wanderwitz sebelumnya melobi untuk memeriksa sendiri cadangan emas New York pada tahun 2012, tetapi permintaannya ditolak. Ia telah menyerukan kebijakan yang akan memungkinkan pejabat Jerman untuk memeriksa emas secara berkala, atau mengembalikannya ke Jerman.

Markus Ferber, anggota Parlemen Eropa untuk CDU, mengatakan kepada Bild bahwa ia juga bersikeras agar pejabat Jerman diizinkan untuk memeriksa sendiri emas batangan negara itu yang berbasis di AS.

"Saya menuntut pemeriksaan rutin terhadap cadangan emas Jerman," katanya.

"Perwakilan resmi Bundesbank harus menghitung sendiri emas batangan dan mendokumentasikan hasilnya," ujarnya lagi.

Saat ini, Jerman masih memiliki sekitar 1.200 ton, atau sekitar sepertiga dari emasnya, yang disimpan di brankas Federal Reserve New York di Manhattan, ditambah 430 ton lainnya di Bank of England. Pada harga saat ini, emas yang dimiliki AS akan bernilai lebih dari 100 miliar euro.

Selain itu, Jerman juga memiliki cadangan emas terbesar kedua di dunia sekitar 3.350 ton. Ini hanya di belakang AS yang memiliki 8.100 ton.

Keinginan Jerman untuk mendapatkan emas telah terdokumentasi dengan baik karena sejarahnya yang bergejolak. Setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II, brankas emas batangan negara itu pada dasarnya dikosongkan.

Namun, ledakan ekonomi pascaperang memberinya sarana keuangan untuk mulai menimbun logam kuning, yang dipermudah oleh sistem Bretton Woods. Pada tahun 1960-an, Jerman telah menjadi salah satu pemegang emas terbesar di dunia, dengan sebagian besar cadangannya disimpan di luar negeri- di New York, London, dan Paris- untuk memastikan aksesibilitas jika terjadi konflik.

Di balik keputusan untuk menyimpan emas itu di luar negeri adalah besarnya kepercayaan yang telah dibangunnya dengan sekutu-sekutu Baratnya, khususnya AS. Namun, di bawah iklim geopolitik saat ini, kepercayaan itu mungkin telah memudar di antara anggota partai penguasa Jerman berikutnya.

The New York Fed, sebagai kustodian emas terbesar di dunia, menyimpan sekitar 6.300 ton emas atas nama lebih dari 30 bank sentral asing. Selain Jerman, negara-negara Eropa terkemuka lainnya yang menyimpan emas mereka di New York Fed termasuk Italia dan Swiss.



Tuesday, December 17, 2024

OJK: Urgen Pendirian Bank Emas di Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa kebutuhan untuk mendirikan bank emas di Indonesia saat ini amat mendesak. Bank emas adalah bentuk aktivitas bisnis logam mulia yang saat ini sedang dikembangkan oleh OJK dan pemerintah.

Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan modal ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya OJK menjelaskan pentingnya mengatur aktivitas bisnis logam mulia.

Agusman menyatakan " hal ini penting mengingat Indonesia sebagai produsen dan salah satu negara dengan cadangan emas terbesar di dunia ( tambang emas grasberg Papua) dan juga sebagai importir untuk memenuhi kebutuhan permintaan domestik."

Dengan esksistensi bank emas, Indonesia akan dapat menilai cadangan emasnya dan menempatkan emas dalam neraca keuangan negara.

Aktivitas bisnis logam mulia saat ini di atur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( POJK) no 17 tahun 2024 mengenai implementasi aktivitas bisnis logam mulia.

Menurut definisi POJK 17/2024 aktivitas bisnis logam mulia adalah aktivitas bisnis yang terkait dengan emas yang diselenggarakan oleh institusi jasa keuangan. Aktivitas ini meliputi simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, dan aktivitas lainnya terkait emas yang dijalankan oleh Lembaga Jasa Keuangan.

Setelah menerbitkan POJK, otoritas akan mendesain peta jalan untuk memperkuat aktivitas bisnis logam mulia di Indonesia. OJK juga akan mendirikan Dewan Emas Nasional sebagai ekosistem aktivitas bisnis logam mulia di Indonesia.

"Pemerintah menargetkan berdirinya bank emas pada semester pertama 2025" kata Airlangga Hartarto Menko Perekonomian, seraya menambahkan bahwa draf UU tsb akan selesai ratifikasi tahun depan.

Sumber :  en.tempo.co









Thursday, October 31, 2024

Permintaan Emas Catat Rekor 1.300 Ton

Permintaan emas dunia naik 5 persen dari tahun sebelumnya pada kuartal ketiga tahun 2024 ini dengan permintaan mencapai 1.300 ton atau $100 miliar untuk pertama kalinya, menurut laporan World Gold Council pada Rabu (30/10/2024).

Di saat permintaan global pada kuartal ini mengalami rekor kenaikan, permintaan investasi global “naik lebih dari dua kali lipat” menjadi 364 ton karena pergeseran permintaan sebagian besar investor Barat untuk dana yang diperdagangkan untuk Exchange Traded Fund (ETF) emas.

Faktor fear of missing out (atau FOMO) mendorong naik permintaan pada kuartal ketiga karena selera investor meningkat dan investor mencari aset yang dianggap aman seperti emas di tengah gejolak geopolitik dunia dan ketidakstabilan suasana politik AS.

ETF emas di seluruh dunia menyumbang 95 ton pada permintaan investasi, naik untuk pertama kalinya sejak kuartal pertama 2022, sementara permintaan emas batangan dan koin turun 9 persen.

World Gold Council mengatakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral melambat di kuartal ketiga tetapi masih tetap kuat di 186 ton dan permintaan bank sentral tahun ini sebesar 694 ton.

Harga emas mencapai rekor tertinggi pada kuartal ketiga dengan rata-rata 2.474 dolar AS per Troy ons, yang menghambat permintaan perhiasan emas di seluruh dunia, karena total volume konsumsi perhiasan turun 12 persen dari tahun ke tahun, dan kenaikan sebesar 13% dalam hal nilai mengindikasikan pengeluaran yang nyaman untuk produk emas dalam jumlah yang lebih rendah.

Permintaan emas di bidang teknologi naik 7 persen secara tahunan karena kemajuan dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Sementara itu, total pasokan emas naik 5 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu dengan kenaikan 6 persen pada produksi tambang dan 11 persen pada daur ulang, kata World Gold Council.*

 Sumber : Hidayatullah.com