www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, June 18, 2010

Minyak Mahakam Dikuasai Prancis



Oleh: Marwan Batubara, Indonesian Resources Studies

Minyak bumi pertama kali diproduksi di Indonesia ketika seorang Belanda, Aelko Jans Zijlker, berhasil mengeluarkan kandungan minyak di Telaga Said, Pangkalan Berandan, Sumatera Utara pada tahun 1885.

Lebih dari 100 tahun sejak penemuan tersebut peran perusahaan nasional dalam pengelolaan migas masih sangat terbatas. Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang penambangan migas hanya menguasai sekitar 13% dari total produksi nasional yang sebesar 950.000 barel per hari. Sekitar 80% produksi migas Indonesia dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing, terutama yang berasal dari Amerika, Eropa, China dan Jepang.

Produksi Pertamina sekitar 120.000 barel per hari berasal dari banyak lapangan migas yang menyebar di berbagai wilayah di Indonesia. Perusahaan asing terbesar yang memeroduksi minyak mentah adalah Chevron Pacific Indonesia yang menghasilkan sekitar 50% produksi Indonesia, dan telah beroperasi lebih dari 40 tahun hanya di provinsi Riau.

Sedang perusahaan asing yang menjadi produsen gas terbesar di Indonesia adalah Total E&P Indonesie, beroperasi sejak tahun 1967 di lepas pantai Kalimantan Timur dengan produksi sekitar 2,6 milyar kaki kubik per hari (MMSFD). Untuk itu peran Pertamina harus ditingkatkan dan lapangan-lapangan migas potensial perlu dikuasai, sebagaimana diuraikan berikut ini.

Peningkatan Peran Pertamina

Posisi Pertamina sebagai national oil company (NOC) yang hanya menghasilkan 13% migas nasional tidak akan banyak berubah dalam waktu dekat. Terbukti setelah diberlakukannya UU Migas No.22/2001, perlakuan pemerintah kepada Pertamina sebagai NOC malah bertolak belakang dengan harapan kita sebagai bangsa.

Sebagai BUMN yang berdiri atas amanat konstitusi, di negara sendiri Pertamina diperlakukan sama dengan perusahaan asing seperti Exxon, CNOC, BP, dsb. Jika NOCs di seluruh dunia pasti mendapat dukungan penuh dari pemerintah negara masing-masing untuk mendapatkan sumber-sumber migas di manapun di seluruh dunia, maka malang bagi Pertamina, jangankan didukung untuk merambah ke luar negeri, di dalam negeri sekalipun Pertamina sering dikorbankan oleh pemerintah dalam sejumlah tender blok-blok migas yang dilakukan oleh Departemen ESDM.

Kondisi seperti ini sudah waktunya dibenahi, terutama dengan mencabut produk neoliberal, UU Migas No.22/2001. Seperti diketahui, krisis ekonomi memaksa kita menerima pemberlakuan UU Migas No.22/2001 sesuai kehendak IMF. Hal ini semakin menjauhkan kita untuk mewujudkan NOC yang besar dan mandiri melalui pemberlakuan konsep Production Sharing Contract (PSC).

Setelah lepas dari IMF, prilaku inlander dan korup oknum-oknum pejabat masih berlangsung. Blok-blok migas yang besar dan potensial masih diberikan kepada asing. Blok-blok yang masa kontraknya akan berakhir pun malah diperpanjang masa berlakunya. Dengan demikian, target penggunaan model PSC yang memungkinkan terjadinya alih teknologi dan pengelolaan tidak tercapai, dan Pertamina tetap kerdil di negeri sendiri.

Keberpihakan negara kepada Pertamina sebagai NOC harus diwujudkan dengan berbagai strategi dan kebijakan, termasuk dengan memberi jaminan dan hak khusus atau previlege oleh pemerintah.

Presiden SBY harus membuktikan ucapannya pada bulan Maret 2006 yang ingin meng-overhaul Pertamina agar dapat menjadi besar seperti Petronas, yang hingga saat ini belum tampak realisasinya. Keberpihakan pemerintah kepada NOC ini pun telah tercantum sebagai visi dan misi Pengelolaan Energi Nasional (PEN) dalam Perpres No.5/2006, namun belum dijalankan secara konsisten.

Penguasaan Blok Potensial & Blok Mahakam

Disamping pemberian berbagai previlege bagi Pertamina, pemerintah juga perlu menegaskan sikap atas status sejumlah kontrak-kontrak migas yang akan berakhir masa berlakunya, seperti Blok Siak, Riau (Chevron, 2013), Kepala Burung (Petro China, 2016), Blok Mahakam (Total, 2017), Blok B Sumatera (Exxon, 2018), dsb.

Sesuai kontrak, jika masa berlakunya berakhir, maka otomatis blok tersebut dikembalikan kepada negara. Jika masih mempunyai cadangan migas yang layak secara ekonomis, maka sangat wajar bila blok-blok tersebut diserahkan kepada Pertamina atau swasta nasional, bukan malah diperpanjang.

Penyerahan blok-blok migas yang akan berakhir kontraknya kepada Pertamina merupakan momentum yang tepat untuk memberdayakan dan membesarkan NOC kita. Dengan maksud tersebut maka penerimaan negara akan semakin meningkat, ketergantungan kita terhadap perusahaan asing akan berkurang dan kemandirian energi nasional dapat terwujud.

Disamping untuk Pertamina momentum ini akan mendorong perusahaan swasta nasional dan BUMD mengambil peran yang signifikan dalam pengelolaan migas nasional. Salah satu yang harus dikuasai Pertamina adalah Blok Mahakam.

Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Mahakam ditandatangani oleh pemerintah dengan Total E&P Indonesie pada tanggal 31 Maret 1967 dengan jangka waktu 30 tahun. Kontrak tersebut telah diperpanjang tanggal 31 Maret 1997 dan akan berakhir pada tanggal 31 Maret 2017.

Sesuai UU Migas No.22/2001, operator blok yang memproduksi gas boleh mengajukan perpanjangan 10 tahun sebelum kontrak berakhir. Dengan kata lain, Total boleh mengajukan usul perpanjangan kontrak sejak tahun 2007. Saham Total E&P Indonesie dimiliki oleh Total SA, Prancis (50%) dan Inpex Coperation, Jepanmg (50).

Berdasarkan penjelasan BP Migas tahun 2006, potensi gas Blok Mahakam yang masih tersisa adalah sekitar 13 TCF. Saat ini potensi blok diyakini lebih besar dari 13 TCF setelah diperolehnya data hasil eksplorasi pada tahun 2008/2009.

Sedangkan gas dan minyak bumi yang telah dihasilkan sejak penambangan pada tahun 1967 hingga tahun 2008/2009 masing-masing adalah 12,7 TCF dan 1,05 miliar barel. Dengan tingkat produksi gas rata-rata sebesar produksi saat ini, yakni sekitar 2,6 miliar kaki kubik/hari (MMSCFD), maka operasi penambangan Blok Mahakam dapat berlangsung lebih dari 20 tahun sejak sekarang. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika Total E&P sangat antusias untuk memperoleh perpanjangan kontrak.

Pada medio 2007, induk usaha Total E&P Indonesie, Total SA, melalui Executive Vice President Exploration & Production, Christophe de Margerie, mengajukan perpanjangan Blok Mahakam kepada Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro.

Pada saat itu Purnomo menyatakan terlalu dini untuk membahas perpanjangan kontrak. Selain itu, Purnomo merespon permintaan Total E&P dengan menyampaikan keinginan pemerintah untuk meningkatkan pola bagi hasil dari kesepakatan sebelumnya, yakni 70 (pemerintah) : 30 (kontraktor), dan meningkatkan saham pemerintah pada Total E&P.

Untuk itu telah pemerintah memberi kesempatan kepada Pertamina atau perusahaan daerah memiliki participating interest (PI) di Total E&P. Pada prinsipnya pemerintah belum memberikan jawaban spesifik, namun menyatakan siap memperpanjang kontrak sepanjang blok tersebut dikelola bersama.

Untuk mempengaruhi sikap pemerintah, Total E&P telah melakukan berbagai aksi seperti investasi pengembangan sebesar US$ 11 miliar di tahun 2008 dan US$ 2 miliar pada tahun 2009. Total E&P juga telah melakukan kegiatan eksplorasi di area tersebut dalam jumlah besar.

Selain itu Total E&P telah menandatangani kesepakatan kerjasama jual beli Liquefied Natural Gas (LNG) dengan Perusahaan Gas Negara (PGN), PLN dan Pertamina. Untuk tetap dapat mengelola Blok Mahakam, Total E&P mengungkap akan memberikan pasokan gas ke pemakai domestik hingga 33 persen pada tahun 2020 mendatang.

Setelah hampir tiga tahun mengajukan perpanjangan kontrak yang didukung dengan berbagai aksi tersebut, Total E&P masih belum berhasil mencapai target yang dinginkan.

Langkah Pertamina

Sementara itu, Pertamina menyatakan siap untuk mengambil alih sebagian saham Total E&P. Pertamina telah menyatakan niatnya kepada Pemerintah untuk menggunakan hak partisipasi di Blok Mahakam dengan mengakuisisi sebagian saham (15%) Total E&P dari sekarang hingga tahun 2017 dan menjadi operator pengendali dengan pemilikan saham hingga 50% sejak tahun 2017.

Dirut Pertamina, Karen Agustiawan, mengungkapkan untuk tahun 2010, Pertamina berminat atas 15% Blok Mahakam melalui mekanisme "business to business". Pertamina bahkan telah menyediakan dana sebesar US$ 200 juta untuk proses akuisisi tersebut.

Kita sangat berkepentingan agar potensi yang ada dari Blok Mahakam dapat dimanfaatkan oleh pemerintah (melalui Pertamina & BUMD) secara optimal. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kajian secara komprehensif bersama pemerintah, kita harap Pertamina tidak berjalan sendiri dengan mengajukan rencana akuisisi sebagian saham Total E&P, apakah 15% atau 25%, dsb.

Prinsip-prinsip dasar yang perlu dipegang dalam menetapkan posisi Indonesia adalah: 1) potensi Blok Mahakam telah terbukti sangat besar dan harus dikuasai negara!; 2) dalam waktu 7 tahun sejak sekarang blok tersebut akan menjadi milik kita dan harus dikelola oleh Pertamina sebagai operator, dan BUMD; 3) setiap pola kompromi antara pemerintah dengan Total E&P untuk memperpanjang kontrak, haruslah dengan syarat diikutsertakannya Pertamina dan BUMD sebagai pemegang saham; 4) jumlah pendapatan negara melalui pola kompromi minimal harus sama dengan pendapatan negara jika kontrak tidak diperpanjang.

Dengan berpegang pada prinsip-prinsip di atas, kita meminta pemerintah segera menyiapkan rencana dan program yang dibutuhkan untuk pemanfaatan Blok Mahakam secara optimal, terutama oleh Pertamina. Pemerintah perlu memulai berbagai langkah dan aksi yang relevan, seperti negosiasi dengan Total E&P maupun peyiapan dana untuk akuisisi saham.

Pemerintah diminta untuk melakukan seluruh proses secara transparan dan mengikuti prinsip-prinsip good governance. Dalam hal ini, pemerintah perlu membentuk tim lintas departemen Blok Mahakam seperti yang terjadi pada Blok Cepu tahun 2005/2006 atau akuisisi saham Newmont Nusa Tenggara tahun 2008/2009.

Selain itu, kita mengingatkan agar DPR turut mendorong dan mengawasi terlaksananya rencana tersebut. Sejalan dengan permintan di atas, kami mengajak berbagai elemen masyarakat untuk mengawasi jalannya proses negosiasi dan penetapan keputusan atas Blok Mahakam.

Kita harus mewaspadai adanya upaya-upaya oknum kontraktor dan oknum pemerintah untuk memberikan perpanjangan kontrak kepada E&P atau hanya memberikan sedikit saham kepada Pertamina sebagai “hiburan”.

Kewaspadaan ini dan juga peringatan kita kepada DPR untuk melakukan pengawasan, menjadi semakin penting dan mendesak, terutama setelah terjadinya berbagai penyimpangan dan kegagalan negara untuk menguasai Blok Cepu, Blok Semai V, Saham NNT, dsb., akibat ulah oknum pejabat yang melakukan KKN dengan perusahaan asing dan para pemilik modal.

Tampak dengan jelas bahwa pemerintah tunduk patuh dibawah kendali mereka. Kita ingin pemerintah menunjukkan kedaulatan negara dan menjalankan negosiasi dan penguasaan Blok Mahakam sesuai amanat kosntitusi, UUD 1945 Pasal 33.

Penutup

Melihat potensi Blok Mahakan yang demikian besar, pemerintah harus mengambil manfaat terbesar dengan cara menjadikan Pertamina sebagai pemegang saham signifikan di Total E&P hingga tahun 2017. Setelah 2017, Pertamina bersama BUMD harus menjadi operator Blok Mahakam.

Jika hal ini tidak berhasil dilakukan, maka pemerintah harus berketetapan bahwa kontrak dengan Total E&P tidak akan diperpanjang. Ancaman dari kontraktor untuk mengurangi atau memberhentikan produksi gas mungkin saja muncul. Namun hal ini tidak perlu menjadi kekhawatiran mengingat hal tersebut bisa saja hanya sebatas gertakan. Selain itu, mereka pun terikat kontrak dan dapat dituntut ke arbitrase internasional.

Peningkatan peran Pertamina melalui perubahan berbagai aturan dan pemberian hak istimewa merupakan kebijakan yang harus ditempuh. Hal ini harus dilaksanakan bersamaan dengan langkah penguasaan Blok Mahakam yang merupakan lapangan penghasil gas terbesar Indonesia.

Kedua hal tersebut menjadi semakin penting seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan energi dalam negeri, sekaligus untuk mengantisipasi kenaikan harga gas di masa mendatang, serta ketatnya persaingan atas akses ke sumber energi.

Pemerintah, DPR dan kita sebagai bangsa harus bersatu untuk membesarkan Pertamina dan menguasai blok-blok migas potensial, termasuk Blok Mahakam.[]

4 tips dan trik dari IMF & Bank Dunia


Tatkala suatu misi IMF memasuki suatu negara, mereka sebenarnya tidak lain menjalankan rancangan untuk peghancuran lembaga-lembaga sosial ekonomi di balik dalih persyaratan untuk meminjamkan uang. Menurut Joseph Stiglitz, mantan Kepala Tim Ekonom Bank Dunia, IMF biasanya mengembangkan program 4 Langkah :

Langkah pertama adalah program 'privatisasi' yang menurut Stiglitz lebih tepat disebut dengan program 'penyuapan'.Pada program ini perusahaan-perusahaan milik negara penerima bantuan IMF harus dijual kepada swasta dengan alasan untuk mendapatkan dana tunai segar . Pada tahapan ini menurut Stiglitz," Kita bisa melihat bagaimana mata para pejabat keuangan di negara penerima bantuan itu terbelalak tatkala mengetahui prospek pemberian 10% komisi beberapa milyar Dollar yang akan dibayarkan langsung ke rekening pribadi yang bersangkutan di suatu bank Swiss, yang diambilkan dari harga penjualan aset nasional mereka tadi"

Langkah kedua, adalah Liberalisasi Pasar Modal. Dalam teorinya deregulasi pasar modal memungkinkan modal investasi mengalir keluar-masuk.Namun dengan ditingkatkannya pemasukan modal investasi dari luar, pada gilirannya akan menyebabkan pengurasan cadangan devisa negara yang bersangkutan untuk mendatangkan aset melalui impor dari negara-negara yang ditunjuk oleh IMF. Malangnya lagi, dalam kasus Indonesia dan Brazil, menurut Stiglitz, modal itu hanya keluar dan keluar, tidak pernah balik.

Langkah ketiga, yaitu Pricing- Penentuan Harga sesuai Pasar, sebuah istilah yang muluk untuk program menaikkan harga komoditas strategis seperti pangan, air bersih, dan BBM. Tahapan ini mudah dapat diprediksi akan menuju ke langkah tiga-setengah yaitu apa yang dinamakan oleh Stiglitz, "Kerusuhan IMF".

Kerusuhan hasil ciptaan IMF itu sudah bisa diprediksikan dan sangat menyakitkan hati. Tatkala suatu negara sudah jatuh pingsan, (IMF) akan mengambil keuntungan dan memeras sampai tetes darah terakhir yang masih ada pada negara debitor. Suhu akan terus meningkat, dan pada saatnya ketel itu meledak", seperti halnya ketika IMF, menurut Stiglitz, mengharuskan menghapus subsidi untuk beras dan BBM bagi kaum miskin di Indonesia pada tahun 1998.Indonesia meledak dengan kerusuhan, contoh lain kerusuhan di Bolivia sehubungan dengan kenaikan tarif air bersih pada tahun 2001, dan pada bulan Februari 2002 kerusuhan di Ekuador karena kenaikan harga gas dapur yang diperintahkan oleh Bank Dunia. Kesan yang ada ialah kerusuhan itu memang direncanakan.

Dan memang begitu apa yang tidak diketahui oleh Stiglitz, bahwa BBC dan koran The Observer, London, berhasil memperoleh beberapa dokumen dari kalangan dalam Bank Dunia, yang diberi cap 'Confidential', 'Restricted' , dan 'not to be Disclosed'. Salah satu di antara dokumen-dokumen itu adalah apa yang disebut 'Interim Country Assistance Strategy' (Strategi Bantuan Sementara) untuk Ekuador. Di dalam dokumen itu Bank Dunia beberapa kali menjelaskan-dengan ketepatan yang mendirikan bulu roma- bahwa mereka mengharapkan bahwa rencana mereka akan menyalakan "kerusuhan sosial", begitu istilah birokrasi terhadap negara yang terbakar. (Bagaimana dengan tragedi Mei 1998 di Jakarta yang juga mendirikan bulu roma????)

dan langkah keempat yang oleh IMF dan Bank Dunia diberi nama "Strategi Pengentasan Kemiskinan" yaitu Pasar Bebas, maksudnya pasar bebas berdasarkan aturan dari WTO (World Trade Organization-Organisasi Perdagangan Dunia) dan Bank Dunia. Stiglitz, orang dalam Bank Dunia itu menyamakan 'pasar bebas' dengan 'perang candu'. "Konsep itu bertujuan membuka pasar", katanya."Persis seperti halnya pada abad ke 19, negara-negara Barat dan Amerika Serikat menghancurkan rintangan yang ada bagi perdagangan di Cina. Sekarang hal yang sama dilakukan untuk membuka pasar agar mereka dapat berdagang di Asia, Amerika Latin, dan Afrika, sementara negara-negara barat itu memasang tembok yang tinggi terhadap impor hasil pertanian dan produk manufaktur dari Dunia Ketiga."

Demikianlah langkah IMF dan Bank Dunia di hampir seluruh dunia termasuk negeri ini, yang masih berlangsung hingga kini .

sumber : Zionisme : Gerakan Menaklukkan Dunia, ZA.Maulani (2003)

Thursday, June 17, 2010

Hyperinflasi Alert


Hyperinflasi di AS memang sedang menunggu waktu untuk meledak. Data di samping menggambarkan data belanja (garis merah), penerimaan pajak (garis biru) dan utang (balok hijau) pemerintah federal AS kurun waktu Januari 2000 hingga Mei 2010. Terjadi kesenjangan yang makin melebar antara penerimaan pajak dan utang. Bagaimana cara pemerintah AS untuk menutup tambalan itu? apabila berbagai cara gagal ditempuh, maka pilihan terakhir adalah "print it" cetak saja Dollar, toh bahan bakunya kertas, mudah dan murah diperoleh. Dan tampaknya inilah yang terpaksa di lakukan oleh Bank Sentral AS. Sehingga jumlah uang beredar lebih banyak dari yang diminta oleh pasar, sehingga muncullah hyperinflasi. Akibat otomatisnya tentu naiknya harga emas dan berbagai komoditas.

wallahu 'alam

Tuesday, June 15, 2010

Kapal Beirut, “Maryam,” Akan Bertolak Ke Gaza

14 June 2010, 19:38.
Gaza (foto: av)

Gaza (foto: av)

Setelah militer penjajah Zionis menyerang kafilah 7 kapal kemanusiaan yang tergabung dalam Freedom Flotilla 31 Mei yang lalu, merampas semua barang bantuan kemanusiaan, termasuk kapal-kapal yang mengangkutnya, membunuh sejumlah aktivis kemanusiaan internasional yang ada di dalamnya dan mendeportasi yang lainnya; setelah semua kebiadaban militer Zionis itu mereka pertontonkan di depan mata dunia internasional, justru semakin banyak lagi para aktivis internasional yang “nekad” hendak menembus blokade Gaza, apa pun resiko yang akan menghadang mereka. Bahkan kini tercatat lebih dari 4000 aktivis internasional yang telah mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam kafilah perjalanan menembus blokade Gaza tersebut. Salah satu gerakan mendobrak blokade itu adalah sekelompok aktivis perempuan yang akan bertolak dari Beirut.

Sahabatalaqsha.com-Beirut- Samr Al Hajj, seorang aktivis kemanusiaan perempuan Libanon yang juga koordinator Persiapan Kapal Kemanusiaan Libanon “Maryam,” mengumumkan bahwa kapal berpenumpang para aktivis perempuan Libanon yang akan bertolak dari Beirut itu akan membawa bantuan makanan dan perlengkapan medis ke Jalur Gaza, dalam rangka mendobrak blokade Zionis terhadap wilayah itu.

Samr Al Hajj menjelaskan bahwa timnya telah selesai melakukan segala persiapan pemberangkatan kapal yang akan memuat para aktivis perempuan itu. Karena itulah kapal bantuan kemanusiaan tersebut diberi nama Maryam.

Dalam acara jumpa pers yang dihadiri oleh sejumlah pejabat kedutaan-kedutaan besar maupun konsulat negara-negara sahabat dan para aktivis dari lembaga-lembaga swadaya masyarakat, Samr Al Hajj mengatakan bahwa kapal Maryam akan bertolak ke Gaza untuk mendobrak blokade atas rakyat Palestina di sana.

Samr Al Hajj juga mengatakan bahwa masih terbuka peluang bagi para perempuan yang ingin ikut serta dalam kapal kemanusiaan tersebut. av/ral.

Monday, June 14, 2010

15 alasan untuk memiliki emas

John Embry dari Sprott Asset Management menulis tentang reasons to own gold . Berikut 15 di antaranya :


1. Sejarah akan berulang, dimana emas berperan
sebagai uang.
Peran emas dalam masyarakat secara tegas dinyatakan oleh JP. Morgan pada 1912 sbb : " emas adalah uang dan bukan yang lainnya.

2. Kegagalan US Dollar adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari
Walaupun berperan sebagai mata uang utama dunia dan jangkar bagi sistem moneter dunia. Namun pemerintah federal AS sendiri saat ini menghadapi utang US$13 triliun, kewajiban dana kesehatan dan sosial kebih dari US$50 triliun, dan defisit anggaran lebih dari 10% dari GDP (total produksi dalam negerinya). Ini semua dapat memicu jatuhnya nilai US Dollar dan naiknya harga emas.

3. Tidak ada mata uang utama dunia lain yang menjadi solusi proteksi nilai.
Euro saat ini sedang bermasalah seperti tulisan saya sebelumnya (Euro will be death), kemudian Inggris dengan poundsterlingnya saat ini berada dalam gangguan perekonomian, sedangkan Jepang menghadapi pertumbuhan yang cepat dalam populasi kaum tua, dan utang yang senilai dengan 200% dari GDP. Sedangkan Cina yang sering dijadikan model negara dengan ekonominya yang fantastis sedang menghadapi over kapasitas dalam ekonominya akibat pinjaman yang tidak hati-hati sepanjang 2009 lalu dan inflasi yang baru muncul dan utang yang tidak sehat dalam sistem perbankannya.

4.Utang-utang negara-negara di dunia dapat memicu hyperinflasi.
Akibat bail out untuk mengatasi krisis 2007-2009 lalu, maka terjadi ketidakseimbangan belanja dan pendapatan negara. Hal ini bisa memicu Hyperinflasi.

5.Dampak buruknya produk Derivatif mulai memperlihatkan bentuk aslinya.
Produk-produk derivativ mulai ditinggalkan orang seiring efeknya yang amat berbahaya bagi investor dan perekonomian.


6.Permintaan Investasi emas meroket dengan cepat, namun kita hanya baru pada tahap awal dari fenomena ini.
Seiring dengan hancurnya harga saham dan obligasi di masa mendatang dan krisis dunia yang ibarat bom waktu maka harga emas amat berpotensi naik.

7. Meningkatnya pemahaman bahwa surat berharga emas tidak diback up dengan emas fisik.

Hal ini terungkap setelah dengar pendapat CFTC bahwa surat berharga emas di COMEX dan bahkan LBMA amat minim yang diback up dengan emas fisik.

8.Supply emas tidak seimbang dengan permintaan pas
ar
Aaron Regent dari Barrick Gold perusahaan tambang emas terbesar di dunia menyatakan bahwa produksi emas dunia sudah mencapai puncaknya, dan sulit untuk bertambah. Hal ini pula yang terjadi pada tahun 80-an ketika harga emas naik dari US$35 menjadi US$850.

9.Bank Sentral akan kesulitan mensuplai emas untuk mempengaruhi harga

emas, karena terbatasnya emas.
European Cantral Bank misalnya yang sepakat untuk kuota penjualan emas per tahun tidak lebih dari 400 ton per tahun, hingga hari ini sama sekali tidak melakukan penjualan.

10.Meningkatnya kemungkinan pembelian emas oleh Bank Sentral negara-negara timur (Asia)

China, Rusia, dan India dapat menjadi contoh dari poin ini.

11. Meningkatnya pengenalan bahwa harga emas sedang ditekan
GATA (organisasi yang mengkampanyekan emas sebagai sistem moneter) telah lama meneliti bahwa harga emas hingga kini terus ditekan at the constant price ( pada harga yang tetap) oleh pemerintahan barat, bank sentral mereka, dan cadangan emas mereka. Hal ini pada akhirnya akan meledak dan memicu kenaikan emas yang luar biasa ( explosive price). Air saja kalau terus ditekan akan muncrat keluar, apalagi harga emas he he he......

12. Sehingga harga emas saat ini undervalued
Akibat selanjutnya dari poin sebelumnya, harga emas saat ini (market price) jauh lebih rendah dari harga sesungguhnya.

13.Pasar emas dunia relatif kecil.
Apabila emas yang ditambang sejak dahulu hingga kini dinilai dengan harga pasar maka senilai kurang dari US$6 Triliun, namun stok emas yang ada di pasar nilainya kurang dari itu. Sehingga emas akan tetap menjadi investasi yang aman (setidaknya dari sisi harga).

14. Harga emas cenderung naik.
Hal ini sudah sering dibahas.

15. Emas adalah bekal di masa sulit.
Emas tidak mudah dihancurkan, memiliki nilai tinggi walaupun berukuran kecil, tidak ada kaitan dengan utang terhadap pihak lain sebagaimana uang kertas, dan tentunya memiliki proteksi nilai.

Tuesday, June 8, 2010

Navy Comando Israel in Action






Kehebatan tentara Israel ternyata hanya mitos. Alih-alih berperang sesama tentara, lawan relawan di Mavi Marmara saja kewalahan bahkan kalah! Ini sulit dimengerti!Tentara-tentara komando adalah pasukan khusus dan tentunya mendapat pelatihan khusus di Militer. Yang masuk juga hasil seleksi ketat tentara-tentara reguler. Namun hasilnya bisa dilihat pada foto-foto ini betapa Komando AL Israel (di Indonesia setara dengan Marinir) keok lawan relawan dan dirawat oleh relawan.
http://www.hurriyetdailynews.com/g.php?p=1&g=55#allerytop

Monday, June 7, 2010

ATM emas bermulai di Dubai

Perusahaan Jerman Gold to go, baru saja meluncurkan ATM Emas (Gold ATM) awal bulan ini di Dubai, Uni Emirat Arab. Perusahaan ini telah memproduksi 50 Gold ATM per bulan untuk memenuhi permintaan dunia akan investasi emas. Sasaran selanjutnya dari distribusi ATM ini adalah Bergamo Airport di Milan, Italia, seluruh Bandara di Malaysia, salah satu Bank terbesar di Rusia, dan satu lokasi yang masih belum ditentukan di Turki.
Gold to go berharap ATM emas ini akan menarik para investor ke pasar emas."We are going to make gold public with these machines,"kataThomas Geissler, CEO dari Ex Oriente Lux AG, yang memiliki GOLD to go.
GOLD to go's ATM seperti mesin jual beli koin dan emas batangan, yang harganya selalu ter up date setiap 10 menit.
Bukan tidak mungkin nantinya ATM ini juga akan menyediakan produk Dinar sebagai salah satu opsi penjualannya.

wallahu 'alam


Euro Will be Death


Mata uang Euro menurut beberapa analis tidak akan bertahan lama menyusul krisis utang yang memulai debutnya di Yunani dan menular ke berbagai negara Eropa lainnya. Masalah ini semakin pelik ketika Jerman tidak mau urunan nombokin bail out untuk menyelamatkan krisis Yunani. Sehingga kemungkinan besar Jerman keluar dari anggota single currency Euro. Negara-negara Eropa Timur plus Denmark kemungkinan juga berhenti dari keanggotaan. Dan akan menyusul (terutama) Yunani, Portugal, Irlandia, serta Prancis. Andrew Lilico ekonom dari Think Ttank Policy Exchange menyebut "nearly zero chance" (peluangnya hampir nol) Euro bisa bertahan dari keanggotaannya sekarang. BahkanDouglas McWilliams dari the Centre for Economics and Business Research mengatakan the single currency "may not even survive the next week" (Euro tidak akan bertahan bahkan hingga minggu depan).
Sebagaimana Dollar, Euro pun sekarang sedang diuji eksistensinya sebagai mata uang utama di dunia. Ini sebagai bukti bahwa mata uang hakiki adalah emas dan perak bukan kertas.

wallahu 'alam

http://www.telegraph.co.uk/finance/financetopics/budget/7806064/Euro-will-be-dead-in-five-years.html

Friday, June 4, 2010

Major Uptrend


James Turk (goldmoney) dalam tulisannya 1 Juni lalu menjelaskan bahwa harga emas saat ini mengalami major uptrend (garis warna hijau) yang berarti trend kenaikan yang kuat yang terjadi sejak tahun 2000 hingga kini. Major uptrend sebelumnya terjadi pada periode 1970-1985.
Di tengah krisis ekonomi dan tumpukan utang yang beredar di seluruh dunia saat ini, sepertinya major uptrend ini akan terus terjadi.

wallahu 'alam

Thursday, June 3, 2010

Mossad : Pecundang

Datang untuk Jadi Pecundang


Mossad sering kali dipandang sebagai badan intelijen yang tak terkalahkan. Padahal faktanya, mereka berkali-kali jadi pecundang


Hidayatullah.com--Hari naas itu tak bisa dihindari Ahmad Buchiki. Dia lagi berjalan-jalan bersama istrinya yang sedang mengandung. Namun, siapa sangka bila hari itu adalah saat terakhir dia bersama orang yang dicintainya.

Tiba-tiba tubuh pria berusia 30 tahun keturunan Aljazair itu diberondong senapan. Pria yang bekerja sebagai pelayan di Lillehammer akhirnya tewas seketika.

Keesokan harinya, 22 Juli 1973, pihak kepolisian Norwegia berhasil mengungkap pelaku pembunuhan itu. Mereka para agen Mossad. Dua di antara mereka, Dan Ert dan Marianne Gladnikoff, tertangkap saat berada di bandara Oslo. Pelaku lainnya digrebek saat berada di sebuah rumah persembunyian.

Mereka datang ke Norwegia sebenarnya untuk menghabisi Hassan Salamah, Kepala Intelijen PLO yang dituduh sebagai otak pembunuhan 11 atlet Israel pada Olimpiade Munich tahun 1972.

Namun, mereka salah mengidentifikasi. Pria yang mereka berondong itu bukan orang yang mereka cari. Akibatnya, pada tahun 1996, pemerintah Israel membayar kompensasi sebesar 283.000 US dollar kepada istri dan anak-anak Buchiki.

Para agen Mossad itu tidak lama mendekam di penjara, karena mendapat pengampunan. Sementara kepala operasinya, Mike Harari, tidak ditangkap dan ia kemudian berpetualang sebagai penjual senjata internasional. Kejadian yang dikenal dengan Peristiwa Lillehammer ini merupakan satu dari rentetan kegagalan Mossad.

Masih ada beberapa kegagalan fatal lainnya. Padahal, Mossad biasa digambarkan sebagai badan intelijen yang hebat dan seakan-akan tidak mengenal kegagalan. Berikut ini beberapa peristiwa yang memaksa Mossad menjadi pecundang:

1954:

Saat musim panas, pelaku Operasi Susannah tertangkap oleh pemerintah Mesir. Mereka meledakkan beberapa fasilitas Amerika dan Inggris di Kairo dan Iskandaria. Tujuan mereka agar pemerintah Mesir menuding Al Ikhwan Al Muslimun sebagai pelakunya.

18 Mei 1965:


Eli Cohen, seorang mata-mata Mossad dihukum gantung di Damaskus Square, setelah dua tahun menjalankan aksinya. Dia membocorkan rahasia militer Syiria kepada Israel.

24 April 1991:

Empat agen Mossad ditangkap karena berusaha memasang alat penyadap di Kedutaan Iran di Nicosia, Siprus. Mereka dibebaskan setelah disidang, karena membayar uang tebusan sebesar USD 1.000.

15 November 1995:

Tidak hanya gagal menjalankan tugas, bahkan Mossad gagal melindungi Perdana Menteri mereka sendiri, Yitzak Rabin dari pembunuhan yang dilakukan Yigal Amir, seorang warga Israel. Menyusul peristiwa itu, Shabtai Shavit didesak mundur dari jabatannya sebagai Direktur Mossad. Kemudian Shimon Peres menunjuk Danny Yatom sebagai pengganti.

24 September 1997:

Dua agen Mossad yang membawa paspor Kanada masuk ke Yordania tertangkap setelah melakukan percobaan pembunuhan terhadap salah satu aktivis Hamas, Khalid Misy’al. Banyak kerugian yang harus dibayar atas kegagalan operasi ini.

Kegagalan intelijen Israel selama perang di Libanon tahun 2006, juga telah mencederai citra Mossad di mata Arab. Lebih konyol lagi saat perang berlangsung, Mossad mengklaim bahwa mereka berhasil menahan seorang tentara Iran di Libanon Selatan. Padahal, yang mereka tangkap hanyalah seorang petani miskin yang kebetulan bernama Hasan Nashrallah.

Untuk menggambarkan kegagalan Mosaad itu, cukuplah kita meminjam ungkapan Julius Kaisar dengan sedikit ’modifikasi’. “Kami datang, kami perang, dan kami menjadi pecundang.” [Thoriq/Dija/Sahid/hidayatullah.com]

Tuesday, June 1, 2010

Front Ulama Al Azhar:”Syahid di Laut, Syahid Paling Mulia”



Jabhah Ulama Al Azhar tegaskan bahwa korban meninggal dalam rombongan Freedom Frotilla termasuk syuhada bahr (laut) yang memiliki derajat mulia

Hidayatullah.com--Front Ulama Al Azhar (Jabhah Ulama Al Azhar), memuji keberanian para relawan Freedom Frotilla, yang berani mencoba untuk menembus blokade Gaza, walau harus berhadapan dengan alat tempur Israel.

”Sungguh amat mulia, kalian. Mulia jihad kalian.” Jabhah juga menyatakan, bahwa mereka yang meninggal karena serangan brutal Israel, adalah meninggal dalam keadaan yang paling mulia. Sebagaimana dilansir oleh situs almesryoon.com (1/6).

Dalam situs resminya, Jabhah Ulama Al Azhar, jabhaonline.com (1/6) juga menyampaikan bahwa para korban yang meninggal dinilai sebagai golongan syuhada’. Bahkan menurut mereka syahid di laut, memiliki keistimewaan tersendiri.

Merujuk sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, bahwa syahid di laut sama dengan syahid di darat. Bahkan, kalau syahid biasa, Allah mewakilkan kepada para malaikat untuk menggenggam ruh mereka, namun untuk syuhada’ laut Allah sendiri yang melakukan. Kalau syahid biasa, segala dosa diaumpuni, kecuali hutang. Sedangakan untuk syuhada’ laut, segala dosa dan hutang diampuni. [tho/msr/jbh/hidayatullah.com]