www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Saturday, December 29, 2012

Next Record for Gold


Grafik di atas dirilis oleh Kevin Wides dari Swiss yang menunjukkan prediksi kenaikan harga emas dapat mencapai $3.620/oz pada 2013.

Grafik di atas menunjukkan konsolidasi harga emas sejak tahun 2005. Konsolidasi adalah resistensi pergerakan  harga aset atau emas dalam waktu tertentu sebelum memecah kebuntuan  dengan bergerak naik. Konsolidasi pertama pada tahun 2006 terjadi selama 71 minggu sebelum akhirnya harga emas  naik sebesar 50%.Sedang konsolidasi ke dua pada  rentang tahun 2008-2009 terjadi selama 77 minggu sebelum  bergerak naik sebesar 90%.

Dari grafik di atas konsolidasi berikutnyadiprediksi akan terjadi pada Maret atau April 2013 setelah resisten selama 82 minggu.  Apabila harga naik 50% maka harga emas akan mencapai angka $2.880/oz, sedangkan bila naik 90%, harga emas akan mencapai rekor $3.620/oz.

Thursday, December 20, 2012

Survei: Situasi Ekonomi Memburuk, 40% Warga ‘Israel’ Ingin Imigrasi

Sebuah survei menunjukkan bahwa 40% atau lebih dari sepertiga warga ‘Israel’ ingin berimigrasi ke negara lain akibat persoalan ekonomi dan tingginya biaya hidup di ‘Israel’. Jajak pendapat ini dilakukan oleh harian ‘Israel’, Haaretz.

Seperti dikutip dari Press TV, survei dilakukan saat perekonomian ‘Israel’ yang sakit mulai berdampak pada dunia politik. Pada 15 Oktober lalu, parlemen ‘Israel’ mengatakan ingin membubarkan Knesset (parlemen ‘Israel’) dan melakukan pemilu pada Januari 2013 setelah terjadi beda pendapat antara para mitra koalisi terkait penghematan anggaran tahun 2013.

Dalam beberapa bulan terakhir, ‘Israel’ menggelar aksi protes terhadap pemotongan anggaran dimana rezim Perdana Menteri ‘Israel’, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa penghematan diperlukan untuk mengurangi defisit anggaran dan melindungi ekonomi.

Netanyahu telah membentuk komite untuk mengatasi tuntutan anti penghematan, namun menurut para demonstran, tidak ada langkah nyata yang diambil Netanyahu. Pada bulan Oktober, sebuah survei oleh organisasi bantuan kemanusiaan ‘Israel’ menyebutkan bahwa sekitar 75% dari rakyat ‘Israel’ mengkhawatirkan kolapsnya ekonomi ‘Israel’. Survei itu juga menunjukkan, sekitar 78% dari para sampel mengatakan bahwa rezim Tel Aviv tidak memiliki rencana untuk mengatasi kemiskinan dan masalah kesenjangan sosial. (MR/ Sahabat al-Aqsha)

 http://sahabatalaqsha.com/nws/?p=9157

Pro Kontra Redenominasi

Isu Redenominasi kembali mengemuka pekan terakhir ini. Isu yang sudah mulai dihembuskan awal 2011 lalu, sudah disetujui drafnya oleh pemerintah di pertengahan Maret 2011 lalu dan tinggal menunggu pengesahannya oleh DPR untuk kemudian diimplementasikan.  Mengutip berita dari Antara, redenominasi ini rencananya akan mulai efektif tahun 2014.

Apa itu Redenominasi? Dia adalah sebuah proses dimana pemerintah, dalam kasus ini adalah  Indonesia membuang 3 angka nol dibelakang nilai mata uang Rupiah (IDR), dengan tujuan menyederhanakan pencatatan, pembukuan, dan penyebutan nilai transaksi di kemudian hari, tanpa mengurangi nilai transaksi. Jadi jika bila kita punya uang Rp 1.000.000,- maka setelah Redenominasi  uang kita akan menjadi Rp 1.000,- dalam satuan mata uang baru. Nah, satuan uang yang baru ini akan bisa digunakan untuk membeli barang yang nilainya sama dengan Rp.1.000.000,- atau nilai uang sebelum Redenominasi.


Kalau sesederhana itu, mengapa banyak orang membicarakannya? Dan ada beberapa kelompok yang menentangnya? Pada dasarnya Redenominasi berbeda dengan Sanering. Indonesia pernah melakukan Sanering pada rentang tahun 1959-1966. Hyperinflasi menyebabkan pemerintah kala itu memotong nilai Rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1, harga barang tetap namun nilai mata uang diciutkan.

Walaupun antara Redenominasi dan Sanering berbeda, banyak kelompok masyarakat yang menganggapnya sama saja. Praktek di beberapa negara Redenominasi memang memicu Hyperinflasi di tahun-tahun pertama kebijakan ini dijalankan.  Faktor penyebabnya adalah kepanikan psikologis terutama bagi kelompok masyarakat yang "tidak lagi percaya" terhadap uangnya, sehingga mereka membelanjakannya dalam bentuk aset. Penyebab lainnya adalah karena ulah spekulan yang menaikkan harga barang karena merasa nilainya terlalu rendah dalam mata uang yang baru. Contoh kita biasa makan satu porsi sop kambing dengan harga Rp 15.000,- setelah Redenominasi, harganya menjadi Rp 15,- , maka sop kambing ini akan dengan mudah naik 100% menjadi Rp 30,- karena dinilai terlalu murah.

Hyperinflasi setelah beberapa tahun akan kembali normal. Ini tergantung bagaimana pemerintah mensosialisasikan Redenominasi ini, untuk mencegah spekulan untuk menaikkan harga jual produk mereka.Apabila kebijakan ini tidak ditangani secara hati-hati maka akan timbul kepanikan psikologis yang merasa bahwa mata uang mereka mengalami pemotongan.Maka apabila ini terjadi orang akan beralih ke mata uang asing, emas atau dinar untuk menyelamatkan asetnya. Gejala ini mulai terasa walau kebijakannya sendiri belumlah efektif. Beberapa negara khususnya negara berkembang telah melakukan kebijakan ini. Negara yang sukses menerapkan redenominasi adalah Turki dengan Lira-nya.

Kembali pada kebijakan Redenominasi Rupiah, untuk jangka panjang ini akan bermanfaat dari segi efisiensi.Perlu sosialisasi yang intensif agar tidak dimanfaatkan oleh spekulan untuk mencari keuntungan agar tidak terjadi gejoolak harga. Namun bagaimanapun, ini tetap saja solusi sementara sebelum berderet angka nol akan terus beranak pinak dibelakang nilai Rupiah kita karena tekanan inflasi pada mata uang kertas. 

http://www.studiobelcanto.net/pro-and-cons-rupiah-redenomination-530.html

Wednesday, December 12, 2012

When Governments Steal Gold

Sepanjang sejarah, emas adalah "resep" bagi permerintah manapun. Rumah tangga di negara barat pernah dilarang untuk memiliki emas selama 30 tahun dan beberapa tahun  pasca Perang Dunia II. Selama 20 tahun sebelumnya, emas mereka  mengalami nasionalisasi atau dibeli paksa pemerintah.

1935: Mussolini menahan 35 ton of cincin kawin  wanita Italia
 "Gold Confiscation" (Pembelian paksa emas rakyat Amerika oleh Negara pada tahun 1933) adalah peristiwa populer, saat itu emas dibeli dengan harga $28/oz sebelum kemudian naik harganya menjadi $35.Saat itu emas masih menjadi basis moneter, sehingga banyak negara termasuk AS   terus menambah cadangannya dengan berbagai cara untuk mempertahankan standar moneternya.

Bulan Desember 1935 diktator Fasis Benito Mussolini menuntut pengorbanan para perempuan di Italia, memaksa mereka untuk mau menyerahkan cincin kawin mereka ke pemerintah untuk kemudian ditukar dengan cincin dari baja. Rabu 18 Desember, koran La Stampa menempatkan judul menggugah untuk peristiwa ini sbb :
  • "The most noble rite of 'faith' joins all women in Italy in one heroic will"
  • "The Queen lays down her wedding ring upon the Altar of the Homeland"
  • "The proud and moving offer of the women in Turin"
Perempuan Italia benar-benar terdorong jiwa patriotiknya dengan berita ini, namun 50 tahun kemudian, mereka merasa dipermalukan ketika harus menyerahkan cincin kawin mereka ke Mussolini, dimana diktator tersebut mendapat 35 ton emas. Akhir hidupnya tragis, Mussolini tewas tergantung di atap pom bensin pada tiang penyangga daging.

1939: Nazi Jerman mencuri emas Cekoslowakia di London

Sedikit menengok sejarah, Nazi mencuri cadangan emas Cekoslowakia yang disimpan di Inggris sehingga menyebabkan kehebohan di media Inggris pada pertengahan 1939 dimana rakyat bersiap untuk perang setelah Jerman menginvasi Polandia pada bulan September.

The Bank for International Settlement didirikan pada tahun 1930 sebagai respon kolapsnya International Gold Standard. Berbasis di negara netral Swiss, dengan maksud bahwa tujuan pendiriannya tidak bersifat politis, dan walaupun staff seniornya adalah senior bankir di bank sentral negara asal, mereka secara elegan patuh pada kode etik yang sama. Mereka berusaha independen sehingga terlepas dari praktik kotor demokrasi dan diktator.

Jadi, ketika tanggal 20 Maret 1939, sesaat setelah Nazi menyerbu Praha, sebuah pesan dikirim ke BIS oleh  Czech National Bank (Bank Sentral Cekoslowakia), BIS kemudian meneruskan pesan tersebut. Isinya meminta Bank of England  (Bank Of England di kemudian hari menjadi titik utama kliring emas fisik  dunia) untuk memindahkan emas yang disimpan di akun BIS no.2 (cadangan emas Cekoslowakia) menjadi akun BIS no. 17 ( cadangan emas German Reichsbank-bank sentral Jerman).

Transfer dilakukan sebelum siapapun di luar bank sentral mengetahuinya, dan kemudian cadangan emas Ceko habis dijual hanya dalam waktu 10 hari.

1966:Inggris menuntut investor koin emas.
Dua dekade setelah perang berakhir, dan 35 tahun setelah Inggris menghentikan Gold Standard, para politisinya mulai ikut campur terhadap investasi emas. Karena Poundsterling jatuh di pasar uang. Maka orang membeli emas, mengirim uang ke luar negeri untuk membelinya dan memperparah defisit neraca perdagangan Inggris yang memang sudah terpuruk. Langkah ini tentu memukul Poundsterling untuk kesekian kalinya.

Sebagai upaya untuk membendungnya,pemerintah memblokade impor koin emas, dan melarang warga negara untuk memiliki lebih dari 4 koin emas.Siapapun yang memiliki koin lebih dari 4 keping, mesti lapor ke   Bank of England, dimana mereka akan memutuskan apakah seseorang itu murni investor atau spekulator.

Hingga bulan Juni 1967 4,847 orang berada dalam pengawasan Bank of England.Kontrol ini di hapus pada masa pemerintahan Thatcher pada 1979.

Adrian Ash, 07 Dec '12

Friday, December 7, 2012

Negara Eropa Paling Korup, Paling Parah Krisisnya

Negara-negara yang terkena krisis hutang Eropa diduga juga merupakan negara yang paling korup, demikian menurut survei global terbaru.

Spanyol, Portugal, Italia dan Yunani semuanya mendapatkan skor terendah dalam Index Persepsi Korupsi yang dikeluarkan Transparency Internasional setiap tahun.

Direktur laporan itu, Edda Mueller mengatakan, rakyat yang tinggal di negara-negara paling buruk kondisi ekonominya memandang masalah korupsi di negara mereka sangat parah.
“Ini membuktikan apa yang telah kami katakan selama berbulan-bulan, bahwa korupsi terkait erat dengan stabilitas ekonomi dan politik suatu negara,” kata Mueller dikutip Euronews (5/12/2012).

Yunani dipandang sebagai negara paling korup di antara negara-negara Eropa dan zona Eropa. Peringkat globalnya turun 14 dari posisi ke-80 tahun 2011 menjadi 94 tahun ini.
Italia, Spanyol, Portugal, yang semuanya juga dihantam krisis, mendapat skor buruk. Sementara Inggris, yang relatif lebih baik kondisi ekonominya, menempati posisi ke-17 dalam peringkat global itu.

Dari seluruh dunia, Denmark, Finlandia dan Selandia Baru dipandang sebagai negara yang paling kecil angka korupsinya. Sementara Afghanistan, Korea Utara dan Somalia dipandang sebagai negara paling korup.
Index internasional itu mengukur persepsi korupsi dari sudut pandang masyarakat dan bukan dari kacamata sektor keuangan.*
http://www.hidayatullah.com/read/26217/06/12/2012/negara-eropa-paling-korup,-paling-parah-krisisnya.html

Thursday, December 6, 2012

Basel III & Gold (bagian 3 habis)

Sebagai respon terhadap Basel, ada dicatat dalam artikel "Is The Next Big Thing 1700 tonnes Of Gold Purchases?"  kita ambil sampel sederhana bila 2%  saja dana nasabah per tahun di seluruh bank dialihkan ke emas, maka ini setara dengan 1.700 ton emas per tahun dengan harga saat ini. Untuk lebih mudahnya ambil contoh emas perhiasan. Emas perhiasan naik permintaannya lebih dari 60% atau sekitar 2.400 ton per tahun  (hanya 1,4% dari cadangan emas dunia).Perpindahan 2% saja ke dalam emas hampir setara dengan seluruh permintaan emas dunia dalam bentuk perhiasan! Hal ini cukup untuk membuat panik pasar obligasi dan pasar uang.

Terkait hal ini mari kita simak pernyataan Jeff Christian di atas bahwa bank komersial tidak akan serta merta membeli emas karena perubahan komite Basel emas menjadi aset level 1 hanya sebatas status saja, sehingga hanya akan terjadi penilaian ulang dari dana nasabah di bank yang diukur dengan emas. tidak akan terjadi  migrasi dana nasabah menjadi emas.

Yang benar adalah jelas akan ada  peningkatan cadangan emas di bank. Menurut grafik yang dilansir World Gold Council, total investasi individu/swasta dalam emas (hingga akhir 2011) mencapai 33.000 ton di seluruh dunia. Dari jumlah ini sebagian besar (angkanya sulit diperoleh) disimpan di jasa penyimpanan selain bank, tetapi mari asumsikan saja 10%  sisanya di simpan di bank (SDB misalnya). Maka akan ada sekitar $4,3 triliun aset modal level 1 di bank komersial.  Dengan harga emas saat ini $1.700/oz dan dengan rata-rata rasio modal aset level 1 sekitar 9%, maka akan ada kenaikan 50% dalam rasio level 1  yang sedang dicapai oleh bank di dunia. Ini menyebabkan penilaian ulang nilai emas sebagai aset level 1 menghasilkan kenaikan 40% dalam rasio level 1. Ini menyisakan 10% yang mesti diisi oleh obligasi, valas, dan jenis uang lain yang terancam punah- atau oleh pembelian emas  yang baru. Apabila mereka ingin mengisi seluruh kenaikan ini dengan emas, dan tentu saja ini sebuah pilihan, maka akan melebihi jumlah yang harus dikejar bank bertahun-tahun untuk mencapai kenaikan cadanagan emas 50%. Mungkin mereka ingin lebih dari  50%.
 Dan tampaknya mereka memang mulai cenderung ke emas seperti trend berikut ini :

Jelas terlihat bank menginkan cadangan emas yang lebih banyak seperti yang sudah dibahas di awal sebagaimana tertulis dalam artikel  Banks Across the World Catching Gold Fever.

Wednesday, December 5, 2012

Resesi Membuat Banyak Master dan PhD Di AS Antre Makan Gratis




DALAM perekonomian yang serba sulit saat ini, bahkan memiliki gelar tinggi pun bukanlah jaminan tidak mengalami kemiskinan.

Bahkan saat ini di Amerika Serikat, jumlah orang yang bergelar PhD yang menerima kupon makanan gratis dan bentuk bantuan kesejahteraan sejenis meningkat lebih dari tiga kali lipat antara 2007 hingga 2010 menjadi 33.655, menurut sebuah analisis dari Urban Institute seperti dikutip oleh Chronicle of Higher Education. Begitu juga dengan jumlah pemegang gelar master yang menerima kupon makan gratis dan bentuk bantuan kesejahteraan lainnya meningkat hampir tiga kali lipat selama periode waktu yang sama menjadi 293.029, menurut analisis yang sama.

Meningkatnya jumlah orang yang bergelar PhD maupun Master menerima kupon makanan gratis menjadikan indikasi terbaru bagaimana rakyat Amerika harus berjuang mengatasi perekonomian yang semakin merosot. Secara keseluruhan, jumlah orang Amerika yang menerima kupon makanan naik 43 persen selama tiga tahun terakhir sehingga menjadikan 46,3 juta orang Amerika pada Februari 2012 menerima kupon makanan, menurut laporan Departemen Pertanian.

Selain itu, bahkan gelar sarjana yang banyak digunakan untuk menjadi bahan jaminan mendapatkan hidup dengan penuh kekayaan dan kesuksesan semakin turun nilainya. Perekonomian yang lesu telah mendorong lulusan universitas dengan gelar sarjana hukum mencari pekerjaan di luar profesi hukum, menurut laporan US News and World Report.

Semua faktor-faktor penyebab masalah ini, ditambah dengan kurangnya pasar tenaga kerja, telah memaksa para penyandang gelar PhD banyak bekerja di bidang pekerjaan kasar. Ada 5.057 petugas kebersihan dengan gelar PhD saat ini di Amerika, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja seperti dikutip oleh Chronicle Houston.(fq/islampos/huffingtonpost)

Basel III & Gold (bagian 2)

Banyak tulusan di newsletter mengenai emas dan peranannya dalam sistem perbankan internasional. Fokus mereka umumnya adalah pembelian emas oleh bank sentral dan status level 1 emas yang diberikan oleh komite Basel. Nampaknya tidak semuanya berpendapat demikian. Pembelian emas oleh bank sentral tidaklah terlalu besar dibandingkan tingkat pembelian emas  di tahun-tahun terakhir ini dan pembelian emas secara masif oleh bank sebagai efek dari peningkatan menjadi level 1 hanya impian semata. Tetapi jangan terlalu ambil pusing dengan kalimat di atas. Mari kita lihat pernyataan yang meyakinkan tentang masalah ini oleh seorang peneliti dari CPM Group New York. Dalam artikelnya tanggal 31 Mei, para peneliti di CPM (perusahaan konsultan dan riset logam mulia dan komoditas ternama)  dengan berani mengekspos beberapa mitos dan miskonsepsi sekitar emas dan bank (bank sentral dan lainnya) sbb :
There is an aura of desperation in the internet gold press, as those who still expect gold prices to rise grasp for any-thing that could be interpreted as being potentially bullish for gold. The collapse of the euro, a stock market crash, a Chinese 'recession,' and other potential catastrophes are pointed to with glee. Other potential developments within the gold market are being trotted forth by gold marketing groups as reasons to believe gold prices inexorably must rise sharply...(ada aura keputusasaan di tengah melemahnya harga emas, terutama bagi mereka yang masih berharap naiknya harga emas terhadap komoditas lain atau yang dinterpretasikan sebagai bullish (mereka yang berkeyakinan bahwa nilai emas akan semakin naik). Jatuhnya mata uang Euro, hancurnya nilai saham, resesi Cina, dan potensi bencana lainnya bisa menjadi pemicu. Semakin dinamisnya perluasan pasar emas yang dibangun perusahaan-perusahaan investasi emas, sebagai persiapan untuk mengantisipasi kenaikan harga emas secara tajam yang tidak terelakkan....
Bersamaan dengan peninjauan ulang level emas oleh komite Basel, CPM Group mengingatkan kita bahwa "Pertama mesti dicatat bahwa belum jelas betul (100%) bahwa komite Basel dalam melakukan supervisi bank, akan memasukkan panduan ini, yaitu meninjau ulang level emas. Bahkan bila sekalipun mereka melakukannya, bank-bank komersial tidak serta merta diijinkan untuk melakukan pembelian emas lebih banyak. Mereka ingin menggunakan cadangan emas mereka sebagai aset level 1 untuk memenuhi rasio likuiditas yang lebih ketat. Mereka tidak berencana untuk membeli emas lebih banyak lagi.Sepertinya tidak mungkin bank membeli emas lagi, memindahkan  dana mereka dalam bentuk mata uang kedalam bentuk emas.
Grup CPM  merupakan lembaga yang disegani dalam bidang komoditas secara umum.Walaupun mereka tidak secara langsung bearish (keyakinan bahwa nilai komoditas akan turun) terhadap emas, namun kelompok Gold Bulls (mereka yang berkeyakinan harga emas akan terus naik) memandang mereka sebagai lembaga yang beropini pesimis terhadap emas sepanjang periode kenaikan emas sejauh ini. Pada kenyataannya banyak pihak yang menggunakan prediksi CPM sebagai indikator kontra. Sebagai contoh Jesse's Cafe Americain, situs emas populer, dalam responnya tanggal 27 Maret 2012, ketika CPM memproyeksi harga emas akan datar selama 2 tahun mendatang.
Grup  CPM telah mengumumkan bahwa harga emas telah mencapai puncak (Jeff Christian and CPM Calls 'The Top' In Gold), dalam sejarah mereka dalam memprediksi emas, tulisan ini terkesan sedikit bullish.
Nadler and Christian masuk dalam daftar nama bersama Dennis Gartman baru-baru ini dalam judul artikel yang memojokkan "Grandich vs. "The Three Stooges of Gold Forecasting" - Gartman, Nadler, and Christian". munkee.com menjelaskan perselisihan ini :
Perselisihan bermula Rabu lalu ketika  Peter Grandich, analis pro emas terkenal dan juga penulis The Grandich Letter, menulis kritik pedas yang menantang rekannya sesama penulis investasi Dennis Gartman mengenai pernyatannya awal minggu ini, bahwa emas saat ini memasuki situasi bear market (penurunan harga)  ... sebagaimana dalam artikel yang dimuat Bloomberg berjudul Death of Gold Bull Market Seen by Gartman:
Gartman telah membuat berita dengana artikelnya yang berjudul "I'm Back Into Gold: Dennis Gartman" Maret lalu dimana dia mengaku "I was wrong."Setelah harga emas berubah, hal ini menggelitik  Tyler Durden untuk menulis artikel di Zero Hedge  "Dennis Gartman Now Long Of Flip Flopping In Laughing Stock Terms". Kalangan pro emas sering mencatat kesalahan yang berulang dari 3 orang ini.

Brian Hicks benar-benar tidak setuju dengan pandangan Nadler dan Christian. Dia menulis dalam  "Secret Return":
Pembelian emas besar-besaran selama 4 dekade terakhir sedang berlangsung saat ini, dimana bank sedang menumpuk emas lebih banyak lagi. Faktanya, the World Gold Council mengungkapkan pembelian emas bank sentral (net) di tahun 2011 lebih dari  455 ton (14.5 juta ounces), pembelian terbesar sejak 1965. Dan dilaporkan bank akan membeli  700 ton (22 juta ounces) emas di tahun (2012) ini saja..(The Secret Return To The Gold Standard)
Ada tren yang jelas dimana investor menjauh dari obligasi, mortgage-based "products" dan bahkan dari mata uang nasional di antara para bankir, khususnya di antara bank-bank Asia yang sedang tumbuh. Sebagian besar kenaikan pembelian emas sejak 2008 dilakukan bank-bank (Asia) ini sejumlah 400 ton setahun dan kemungkinan lebih.
Kesepakatan poin kedua dari  Basel III yang ingin kita sorot adalah pemenuhan kebutuhan dari konsekuensi kesepakatan itu, tidak hanya dengan faktor level 1 nya, tetapi untuk mencapai minimal level 1 dari cadangan modal yang dijamin dengan pinjaman (ke nasabah) dan aset berisiko lainnya, atau konsekuensi rasio modal level 1 dari sekarang 4% menjadi 6%. Ini adalah kenaikan 50%, yang merupakan lompatan besar. Dimana 4% adalah minimum, sedangkan yang direkomendasi adalah 6% atau lebih, sedangkan bank-bank di dunia stabil di angka  8%-9% di tahun-tahun belakangan ini. Jadi kenaikan dari minimum menjadi 6% tidaklah memenuhi kenaikan permintaan emas dunia sebagai level 1. Apabila Anda berasumsi bahwa bank akan senang beroperasi pada margin tertentu pada tingkat aman yang relatif terhadap komite Basel, mereka akan mencari setidaknya 50% dari yang direkomendasikan oleh Basel III. Bergeraknya cadangan emas bank dari level saat ini adalah suatu hal yang mugkin terjadi dengan atau tanpa Basel III sebagaimana gambar di bawah ini :

Setelah emas berseteru dengan uang kertas pada periode 1970-an, cadangan 35.000 ton emas bertahan selama bertahun-tahun sebelum meluncur turun dari 1992-2008-periode dimana cadangan emas tergerus untuk membayar utang (ini juga terjadi dengan cadangan emas Indonesia yang tergerus untuk membayar utang IMF pada 2006). Trennya berbalik sejak 2009.  Dengan Basel III, tren baru akan muncul dengan intensitas yang makin tinggi. Sejauh mana tren naik akan berlangsung digambarkan dalam gambar berikut :
Gambar ini menunjukkan pergesaran besar yang terjadi sejak para bankir menjauh dari emas pada periode 1970-an menuju pencetakan uang kertas secara besar-besaran sebagai cadangan mereka. Harap diingat bahwa supplay emas baru adalah stabil sementara supplay uang kertas baru adalah tak terhingga. Untuk kembali ke dalam rasio rata-rata keseimbangan emas/uang kertas selama dekade 1980-an, harga emas mesti naik 15 kali lipat. Banyak investor takut berinvestasi emas   ketika mereka melihat grafik harga emas (khususnya dengan tren linear) dan melihat kenaikan harga emas yang cepat melampaui harga emas pada periode tahun 1980-an. Kata "bubble" (gelembung sebelum pecah) memenuhi benak mereka . Tetapi bila tren  monetization (proses mengkonversi dan meresmikan sesuatu menjadi mata uang resmi) adalah menjadi faktor yang fundamental yang mendorong emas,  2 grafik di atas ( dan masih banyak grafik lainnya) menunjukkan kita lebih dekat ke permulaan bubble dari akhirnya. Harga akan terlihat berlebihan hanya karena Anda memiliki uang yang massif yang ingin masuk ke ruang yang sempit. Perpindahan uang seperti ini hanya akan terjadi di tahap awal.
Jika cadangan uang di bank menjadi tidak cukup stabil, saya fikir akan terjadi rotasi segera yang menjauh dari obligasi menuju emas sebagai cadangan yang aman, tidak hanya bagi bank tetapi juga bagi investor. Pasar obligasi berukuran 14 kali lebih besar dibanding pasar emas. Supplay obligasi dapat meningkat sementara supplay emas akan meningkat hanya 0,5% per tahun. Tidak cukup rotasi untuk mendorong harga emas meningkat lebih tajam.
bersambung