www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, February 27, 2023

Anggota Legislatif Mississipi Membebaskan Pajak Emas

Negara bagian Mississippi AS melalui anggota dewannya mengajukan rancangan UU untuk mengecualikan emas,  perak,  platinum,  dan koin palladium dari pungutan pajak. Rancangan tsb sudah dikirim kepada Gubernur Mississippi Tate Reeve untuk disahkan.

RUU  itu diajukan oleh senator Chad McMahan. Proposal serupa telah diajukan senat pada 2022, namun mengalami deadline sebelum sesi dengar pendapat. 

Apabila Gubernur Reeves menandatangani proposal tsb,  maka Mississippi akan menjadi negara bagian ke 43 yang mengecualikan emas dan perak dari pungutan pajak negara dan berlaku efektif pada 1 Juli 2023.

Negara-negara bagian sekitar Mississipi (Alabama,  Louisiana, Kentucky, dan Tennessee)  telah lebih dulu menghapuskan pajak emas dan perak. Yang terbaru Tennessee menghapusnya tahun 2022. 

Pajak emas di Indonesia 

Ketika negara-negara bagian di AS ramai-ramai menghapus pajak emas,  namun Indonesia  justru mengenakan pajak produk emas  Logam Mulia sejak 2017.

Melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no. 34/PMK.10/2017, setiap pembelian emas batangan dikenakan pph 22 sebesar 0,45% untuk pemegang NPWP,  dan 0,9% untuk non-NPWP. 

Sedangkan ketika menjual kembali emas (buyback) apabila nilainya di atas Rp10 juta juga dikenakan pph no 22 sebesar 1,5% bagi NPWP dan 3% bagi non-NPWP.

Sumber : gata.org



Thursday, February 16, 2023

Sudan Selatan Memutus penggunaan Dollar

Pemerintah Sudan Selatan menghentikan penggunaan Dollar AS sebagai alat transaksi dan pembayaran seraya mengaktifkan kembali mata uang lokal South Sudan Pound (SSP).

Setelah menderita perang saudara selama 7 tahun,  Sudan Selatan mengalami krisis mata uang lokal karena Hyperinflasi. Akibatnya pemerintah beralih ke mata uang Dollar sebagai alat tukar resmi. 

Namun  penggunaan mata uang  Dollar  menyebabkan negara ini terjebak dalam tingginya impor barang-barang luar negeri dan utang yang membengkak.

Akibatnya bank sentral mengambil keputusan untuk kembali ke mata uang domestik yaitu South Sudan Pound. 

Sudan Selatan sendiri mengandalkan minyak sebagai sumber pemasukan utama.  Namun kekayaan minyak ini tidak otamatis membuat makmur.  Karena ketergantungan dalam eksplorasi minyak perusahaan asing, negara ini terjebak dalam konsesi dan utang. Dari kapasitas produksi 170.000 barel per hari,  yang didapat hanya 50.000 barel,  karena sisanya untuk membayar utang perusahaan minyak.

Kebijakan menghentikan penggunaan Dollar AS dalah pukulan keras bagi importir,  hotel, restauran, travel,  dan bank regional yang selama ini susah payah bertahan akibat ketidakstabilan ekonomi dan politik. 

Sumber  : theeastafrican.co.ke




Friday, February 10, 2023

Defisit Memaksa Rusia Menjual Cadangan Emas

Untuk pertama kalinya Rusia menjual cadangan emas untuk menutupi defisit anggarannya di bulan Januari akibat turunnya penghasilan minyak dan gas. 

Nilai defisit mencapai 1,75 Triliun Rubel (setara dengan US$25 Miliar) kata Menteri Keuangan Rusia awal pekan ini. Defisit Januari ini adalah yang terbesar dalam 25 tahun terakhir.  Turunnya pendapatan pajak minyak dan gas sebesar 46%, juga berkontribusi terhadap defisit. Kenaikan belanja negara juga naik 59% karena perang Ukraina.

Dalam pernyataan terpisah menteri keuangan Rusia, menyatakan telah menjual 3,6 ton emas dan 2,3 miliar Yuan Cina dari dana National Wealth Fund (NWF) Rusia.  Penjualan kedua aset itu setara dengan 38,5 miliar Rubel (setara dengan US$543 juta). Tujuan dari penjualan aset tsb adalah untuk menutupi defisit. 

Per 1 Februari cadangan NWF sebesar $155,3 miliar atau 7,2% dari GDP.

NWF menahan pendapatan pajak minyak untuk mendukung sistem pensiunnya. Sejak awal tahun NWF melipatgandakan cadangan emas dan mata uang Yuan.

Batasan maksimal NWF untuk cadangan emas adalah 40% dan cadangan Yuan adalah 60%.

Aset NWF dalam Euro, Poundsterling,  dan Yen telah dibekukan sebagai bentuk sanksi atas perang Ukraina. 

NWF telah mencairkan seluruh aset Dollarnya 1,5 tahun lalu,  dan menjadikannya dalam Euro,  Emas, dan Yuan. 

Sumber : Kitco.com



Tuesday, February 7, 2023

Swiss Ekspor Emas ke Cina

Swiss mencatat kenaikan ekspor emas ke negara Cina, Turki, Singapura, dan Thailand tahun lalu. Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan dari negara-negara Asia dan Timur Tengah akibat turunnya harga emas dunia.

Swiss melakukan ekspor emas sejumlah 80,1 ton senilai 4,4 miliar Franc Swiss ke Cina daratan Juli tahun lalu  atau naik 32,5 ton dibanding bulan Juni.

Sumber : Reuters


Wednesday, February 1, 2023

Rusia dan Cina akan Luncurkan Emas menggantikan Dollar

Rusia dan Shanghai Cooperation Organization (SCO) sedang mempertimbangkan untuk menjadikan emas sebagai alat pembayaran dalam perjanjian kerjasama perdagangan pan- Asia.

Dalam sebuah artikel surat kabar Vedomosti yang berbasis di Moskow tanggal 27 Desember lalu, penasihat ekonomi presiden Putin, Sergey Glaziyev menyatakan akan mengganti Dollar sebagai alat pembayaran dalam kerjasama perdagangan tsb.




Bank Sentral Dorong Kenaikan Harga Emas

Permintaan emas oleh bank-bank sentral di seluruh dunia mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir tahun 2022 lalu. Mengukuhkan emas sebagai aset lindung nilai di tengah krisis geopolitik dunia.

Permintaan emas tahunan naik 18 % tahun lalu menjadi 4.741 ton, tertinggi sejak 2011. Bank-bank sentral membeli emas secara intensif dalam paruh pertama 2022 karena khawatir sanksi AS yang membekukan cadangan Devisa Rusia dalam Dollar AS. Investor retail juga melakukan hal yang sama sebagai bentuk proteksi terhadap inflasi.

Pembelian emas bank-bank sentral mencapai 417 ton dalam 3 bulan pertama tahun lalu, setara dengan 12 kali lebih tinggi pada periode yang sama.

Kebijakan ini berbeda di era 1990-2000 ketika bank-bank sentral khususnya Eropa Barat menjual ratusan ton cadangan emasnya.

Namun sejak krisis finansial 2008-2009 bank-bank sentral di Eropa berhenti melepas emasnya di pasar dan negara-negara yang sedang tumbuh seperti Rusia, Turki, dan India mulai membeli emas sebagai cadangan devisa.

Analis dari World Gold Council (WGC) Krishan Gopaul menyatakan bahwa tren ini masih terus berlanjut, sebagai efek dari geopolitik dan ekonomi makro yang masih tidak menentu.


Bank sentral Turki, Qatar, Mesir dan Cina membeli emas juga tahun lalu. Namun 2/3 pembelian emas oleh bank sentral tidak diumumkan, menurut laporan WGC. Bank sentral yang tidak mempublikasikan pembelian emasnya secara rutin adalah Cina dan Rusia.



Sumber : Financial Times dan Reuters