www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, October 25, 2011

Once Upon a Time 2

Dalam sebuah pergulatan ekonomi untuk tumbuh dan berkembang menuju satu pijakan yang kuat sehingga dia dapat melunasi utang-utangnya, emas tidak cukup harus berputar, tapi mesti menjadi tanaman yang subur dalam ekosistem ekonomi sehingga dapat menampilkan fungsi vitalnya.

Saya tahu hal ini sulit dipahami, jadi saya ingin Anda mencoba melakukan sedikit eksperimen berfikir sejenak. Saya ingin Anda membayangkan sistem moneter yang rumit dan membingungkan yang ada saat ini, tidak ada. Anda tentu masih dapat membayangkan adanya utang, tapi bayangkan utang itu didenominasi (dalam bentuk nilai) barang dan jasa. Jadi hanya barang dan jasa riil...dan emas -emas menjadi pendekatan dalam nilai barang dan jasa yang mengambang nilainya terhadap barang dan jasa tersebut.

(Kita dapat menghilangkan nilai tukar mata uang (kertas) dari persamaan dalam eksperimen berfikir kita karena kita tahu kita menginginkan nilai mata uang yang relatif stabil-tidak banyak mengandung inflasi (kalau makanan gak banyak MSGnya), tidak juga deflasi-)

Sekarang bayangkan Anda memiliki sebuah negara dengan utang yang dinilai dalam bentuk barang dan jasa. Namakan saja negara itu Yunani. Yunani berutang kepada Jerman sejumlah X barang dan jasa. Sementara Jerman hingga saat ini masih aktiv melakukan ekspor barang dan jasa sedangkan Yunani aktif mengimpor. Sehingga Jerman mengalami surplus neraca pembayaran dan Yunani mengalami defisit. Tetapi emas dapat membalikkan arus ini dalam sekejap dalam neraca pembayaran pada harga yang standar (harga pasar). Dan sekali hal itu terjadi, 2 negara tersebut akan mulai untuk mengerahkan segenap kemampuan untuk mengerem dan memacu tekanan ekonomi hingga arus aktual barang dan jasa terkoreksi dan berbalik.Sekali arus itu terkoreksi, arus emas (yang bertolak belakang dengan arus barang dan jasa) akan bertimbal balik dengan arus barang dan jasa

Emas akan mengalir dengan arah yang berlawanan dengan arus barang dan jasa contohnya antara minyak dan emas dalam aset dan cadangan devisa sebuah negara dengan alat pembayaran berupa emas misalnya. Jerman dan Yunani keduanya bisa jadi saling impor dan ekspor, tetapi Jerman mengekspor lebih banyak, yang ditunjukkan dengan surplus dalam neraca perdagangannya dan defisit dalam account capitalnya (karena aktifitas ekspor sehingga barang modalnya berkurang). Pada harga pasar yang cukup tinggi (harga pasar yang adil) sejumlah kecil emas dapat mengalir dari arah yang lain, dari Yunani ke Jerman. Dan apabila nilai emas yang masuk ke Jerman melebihi selisih neraca perdagangan antara Jerman dan Yunani maka hal ini akan merubah Jerman dari surplus menjadi defisit dalam neraca perdangannya dan dari defisit menjadi surplus dalam account capitalnya.

Kini kita kembali ke pasca PD I. Eropa adalah debitor (pihak yang berutang) dalam bentuk atau sejumlah barang dan jasa kepada Amerika. Tetapi ekonomi Eropa sedang bergelut untuk bisa kembali mandiri, mengalami kesulitan membayar sejumlah barang dan jasa dengan harga aktual.Maka sebagai gantinya Eropa membayar sejumlah emas kepada Amerika dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Arus ini semestinya menjadi energi tambahan bagi ekonomi Amerika dan memacu ekonomi Eropa yang sedang berjuang untuk bangkit.Tetapi yang terjadi sebaliknya, AS melakukan sterilisasi efek arus masuk emas ini pada tahun 1920 dan 1921 dengan menerapkan "intelligent and courageous deflation" (kata-kata ini dikutip dari President Harding-Presiden AS ke 29, 1921-192 ), dan kemudian pada tahun 1922 Konferensi Genoa tahun 1922 melakukan mekanisasi sterilisasi emas secara alami dalam lingkup global.

Sekali mengalami sterilisasi, emas mengalir liar masuk ke dalam wewenang AS hingga seluruh sistem kolaps. Ini sama dengan ketika Yunani menjual emas pada harga pasar terkini untuk melunasi utangnya.Emas tersebut akan dengan cepat menghilang dan kemudian ekonominya kolaps. Sterilisasi harga emas setidaknya ambil bagian dalam era gemuruh 1920-an, Great Depperssion, bangkitnya Hitler, dan PD II.

Anda tidak dapat mendapatkan sesuatu dari seseorang yang tidak memilikinya. Untuk membayar utangnya tepat waktu, pada akhirnya Yunani mesti memproduksi lebih banyak dari kebutuhan konsumsinya. Yang pertama kali dilakukan adalah dengan merubah neraca perdangannya menjadi surplus. Dengan lebih banyak melakukan aktivitas ekspor dibanding impor. Jadi Yunani mesti melakukan ekspor lebih banyak sehingga cadangan emasnya meningkat. Dalam arus emas secara fisik inilah maka kini yang terjadi sebaliknya Yunani mengalami suprlus neraca perdagangan sedangkan Jerman mengalami defisit neraca perdagangan. Harga emas yang tinggi merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan ini

Pada titik ini Yunani akan membayar utangnya secara real term (nilai yang sebenarnya yang bebas dari pengaruh inflasi) dan emas akan mengalir. Ini akan memacu perekonomian Yunani hingga arus emas berbalik mengalir ke Yunani. Pada titik ini ekonomi Yunani mulai kembali bergeliat. Dan selanjutnya, hal ini akan mulai mengerem ekonomi Yunani, pengaturan alami yang mencegah Ekonomi Yunani yang baru untuk overheating (situasi ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi naik demikian cepat, sehingga dapat memicu inflasi-hal ini terjadi ketika produsen tidak dapat memenuhi permintaan barang dan jasa yang tumbuh dengan cepat, karena ketidakmampuan produsen ini, maka harga merambat naik, dan timbullah inflasi). Hal ini terjadi secara alami. Ini adalah masa depan dari real term. Masa depan ini tidak dapat diatur sedemikian rupa oleh sebuah komite yang terdiri dari para ahli tidak peduli mazhab pemikiran ekonomi mereka. Inilah sistem moneter berbasis emas.


Apa yang Koneferensi Genoa lakukan pada tahun 1922 adalah melembagakan sterilisasi harga emas bagi dunia melalui struktur cadangan sistem perbankan internasional.Hal ini dengan cerdik dihasilkan oleh komite ahli dari 34 negara. Mereka melakukan ini dengan memperkenalkan paper gold-atau surat berharga dengan jaminan emas-kedalam sistem perbankan internasional sebagai cadangan yang disetarakan dengan emas itu sendiri. Hal ini bukanlah paper gold yang pertama, tetapi ini adalah untuk pertama kali paper gold yang spesifik yang (berasal dari New York dan London) digunakan setara dengan kredit yang dapat dipinjamkan.

Pada tahun 1922, mereka secara resmi merubah Gold Standard yang lama dengan Gold Exchange Standard yang baru, yang dikatakan oleh Rueff sebagai sebuah konsep yang secara khusus digarap untuk kepentingan Inggris yang sama sekali tidak mengindahkan kepentingan Perancis di dalamnya. Pernyataan tersebut bertujuan sebagai bentuk stabilisasi harga pada tingkat yang umum, adalah sebuah hal yang terbebas dari mekanisme harga yang dikendalikan oleh pemerintah, yang terjadi secara alami dalam sebuah keseimbangan harga yang rumit. Hal ini tentu melahirkan ekonomi terkendali yang arogan dengan ilmuwan pendukungnya Ekonom Keynesian (berdiri 1936) dan generasi penerusnya Mazhab Moneterisme (berdiri 1956)

Dengan hampir seluruh cadangan emas terpusat di London $ New York (termasuk yang diambil dari Freeport), dan surat berharga berbasis emas yang beredar sesuai dengan jumlah uang beredar di lain tempat, sistem berbasis moneter dengan mudah ditiru. Utang bisa dipinjamkan tanpa perjanjian tertulis, setidaknya bukan karena aliran emas yang tidak dikehendaki, tetapi tentu saja hal itu tidak demikian yang terjadi dalam prakteknya. Aliran emas yang tidak diinginkan bukanlah sebab, tetapi efek nyata dari ketidakseimbangan (fisik, bukan hanya moneter) antara produksi dan konsumsi ineternasional. Jadi menghalangi mekanisme penyelesaian utang dengan basis emas secara riil menyebabkan ekonomi dunia mengalami krisis, kehancuran ekonomi dan penurunan nilai mata uang (devaluasi).

Mereka melakukan ekspansi sistem moneter dari sistem moneter klasik berbasis emas menjadi sekeranjang mata uang yang fleksibel (nilai dan bahan bakunya) termasuk didalamnya : US Dollar, British Poundsterling, dan emas (bagaimanapun mereka tak mau meninggalkannya). Begitu Dollar beredar sampai ke luar negeri, mereka akan mendepositnya di Bank New York sebagai devisa dalam neraca perdagangan luar negeri. Dengan cara ini, arus neraca perdagangan yang tidak seimbang hanya berlaku sebagai tarikan gas yang lebih kencang, tidak sebagai rem yang menahan ketidakseimbangan agar tetap imbang. Rem yang berlaku ketika terjadi krisis yang parah dan perubahan ekonomi yang tiba-tiba.

Hak istimewa AS yang berlebihan dimulai pada Konferensi Moneter Internasional; pada tahun 1922 ketika untuk pertama kali bank internasional diijinkan untuk menerima tidak hanya emas fisik, tapi juga US Dollar (kertas yang bernilai setara emas) sebagai cadangan aset.Tapi seluruh USD yang dipegang oleh bank asing didepositokan kembali di Bank New York City. Dan disana mereka dinilai sebagai Deposit Lokal AS, sama dengan apabila kita menaruh emas di bank, kemudian dinilai sebagai asset bank di luar negeri. Deposito ini digunakan sebagai basis ekspansi utang kedua belah pihak AS dan Negara Asing tempat deposito itu dibukukan. Proses ini melipatgandakan supply uang melalui Defisit neraca pembayaran selama 88 tahun terakhir (kecuali utang AS yang ditagih Perancis dalam bentuk emas). Defisit di AS tidak pernah mempengaruhi daya beli mata uang secara umum hingga tahun 1922, tahun dimana kesepakatan konfrensi di atas disepakati. Hal ini mengekspor inflasi AS ke negara-negara lain yang menggunakan Dollar sebagai mata uang internasional. Dan hal ini berlanjut hingga kini.

bersambung

Tuesday, October 4, 2011

Once upon a time


Kisah ini berawal dari kuliah di aula the School of Political Sciences in Paris (L'École des Sciences Politiques) 17 Maret 1932, dari titik nadir the Great Depression. Kuliah ini mungki lebih relevan hari ini dibanding ketika Jacques Rueff menyampaikannya. Rueff memulainya sbb:

"Cerita yang ingin saya sampaikan meliputi waktu yang amat panjang. Ini adalah kisah tentang Gold Standard, yang kini sedang menderita penyakit yang amat serius yang hanya waktu yang dapat mebuktikan apakah ia akan mati atau tetap bertahan, setidaknya dalam kondisi kelumpuhan total."
"The story I am going to relate covers a long period. It is the life story of the gold standard, now afflicted with so grave an ailment that only time will tell if the victim will succumb or be left, at the very least, in a state of virtual paralysis." [1]

Jacques Rueff bercerita tentang 2 konferensi moneter yang berbeda yang dihadiri oleh komite yang terdiri dari pakar moneter pada saat itu, yang keduanya diselenggarakan di Genoa, dan berhasil merubah arah sejarah moneter. Komite pertama bertemu di bulan Oktober 1445, dan yang kedua mulai di bulan April 1922, jadi kuliah Rueff ini berselang 10 tahun dari konferensi kedua.Kedua konferensi ini berada dalam atmosfer yang sama, untuk merespon kekacauan moneter akibat perang yang berlarut-larut, namun mereka sampai dalam kesimpulan yang berbeda.
Komite pertama mendeklarasikan emas sebagai cadangan moneter baru dan satu-satunya, melepaskan tali penguasaan 500 tahun pemerintah yang mengatur penawaran dan permintaan, yang selanjutnya akan berperan sebagai penyeimbang perdagangan internasional untuk setengah milenium ke depan. Komite ke dua, dengan kedok untuk memperbaiki sistem, malah berusaha, menghancurkan sistem itu, meletakkan pondasi bagi berkembangnya ketidakseimbangan global dalam sistem moneter, kebangkrutan yang panjang dan periode krisis moneter yang telah kita alami dalam 90 tahun terakhir.


Konferensi Genoa tahun 1922. PM Inggris Lloyd George di baris terdepan, sebelah kiri.


Hingga tahun 1922, emas adalah sesuatu yang dapat berkembang dengan baik dalam ekosistem ekonomi global. Keberlanjutan ekosistem ekonomi global tidak berdasarkan atas keseimbangan ruang lingkup moneter, tetapi atas keseimbangan yang baik antara produksi riil dan konsumsi riil. Dia adalah aliran emas secara fisik yang setidaknya eksis hingga 1922, dalam sebuah sistem yang moderat dan teratur sehingga membangun keseimbangan sempurna, yang tetap eksis dalam ruang lingkup emas secara fisik, sebagaimana produksi dan konsumsi riil dan karenanya tidak menjadi permainan para politisi yang cenderung mencetak uang dari awang-awang. Tetapi seiring kehancuran ekonomi Eropa selama PD I (1914-1918), Inflasi yang tinggi di AS disertai dengan arus masuk emas secara dramatis. Sehingga pada awal 1920-an, selama periode tingkat suku bunga yang melonjak dan dipotongnya anggaran belanja pemerintah, AS memulai kebijakan "sterilisasi" emas untuk melawan mekanisme harga secara alami-inflasi-dengan kata lain beraksi tidak hanya sebagai rem arus masuk emas sepanjang periode 1920-an, tetapi juga mendorong Eropa ke dalam jurang dalam pergulatan ekonominya.

Sterilisasi Federal Reserve dalam Aliran Emas

Ketika suatu negara mengimpor emas, bank sentralnya akan melakukan sterilisasi efek arus masuk emas dalam sistem moneter mereka dengan menjual surat berharga atau sekuritas ke pasar terbuka...

Sterilisasi arus masuk emas menggeser beban penyesuaian harga internasional ke negara standar emas lainnya. Ketika suatu negara melakukan sterilisasi atas emas impor, hal tersebut menghalangi arus emas dalam memicu kenaikan tingkat harga domestik dan dari mengurangi kecendrungan penurunan harga secara umum di negara-negara lain (deflationary).Di dalam sistem standar emas internasional, tidak ada negara yang memiliki kontrol absolut dalam tingkat harga domestik secara jangka panjang; tetapi sebagian besar negara dapat mempengaruhi tingkat harga baik tingkat harganya menginduk pada tingkat harga internasional atau tingkat harga internasional menginduk pada tingkat harga domestik....

Telah lama ekonom dan politisi mengkritik The Federal Reserve agar tidak bermain dengan aturan yang ketat dalam sistem Gold Standar selama 1920-an.

…Sterilisasi Federal Reserve pada awal 1920-an mungkin sesuai dengan kepentingan terbaik AS.

-Leland Crabbe, Washington, D.C., 1988
Board of Governors of the Federal Reserve System [2]


Arus keluar masuk emas adalah arus riil modal, bahkan bila hari ini hal tersebut dikaburkan dengan transaksi elektronik dari angka-angka imaginer yang disuntik sedemikian rupa. Surat utang hari ini (bond market-walau dengan embel-embel syariah sekalipun) adalah modal imaginer dan tidak bisa mencerminkan kondisi riil yang tidak lain maskudnya adalah sektor ekonomi (dibawah kondisi ekonomi saat ini) plus emas (sebagai satuan nilai atau cermin harga barang dan jasa) barang dan jasa pada harga pasar terkini.

Arus keluar dari modal riil dari setiap wilayah merupakan sinyal kebutuhan untuk memproduksi lebih dan mengurangi konsumsi barang dan jasa (ini pas dengan kondisi Indonesia). Sebaliknya arus masuk modal riil adalah sinyal untuk mengkonsumsi atau bersedekah lebih banyak dan mengerem produksi. Mekanisme harga ini mengantar sinyal bagi para pelaku ekonomi. Arus masuk barang modal akan menaikkan harga yang berarti juga akan menaikkan nilai barang modal tersebut, yang akan membuat harganya naik di pasaran internasional (aktivitas ekspor), sehingga menurungkan ekspor dan menaikkan impor (karena lebih murah). Negara dengan arus masuk barang modal harus mulai menaikkan konsumsi dari produksinya sendiri atau kalau tidak akan terjadi penumpukan dan pembusukan barang modal.

Sistem moneter , dimana arus modalnya dalam bentuk imaginer, mengaburkan kesederhanaan dari apa yang sesungguhnya terjadi hari ini, dan ini sudah didesain sedemikian rupa. Tetapi sesungguhnya ini amat sangat sederhana, dan saya harap dapat membantu anda dalam mengurai benang kusut ini. Setiap orang tahu Sovereign Debt (surat utang yang diterbitkan dengan menggunakan nilai mata uang asing) di Eropa hari ini menjadi masalah. Tetapi yang kita dengar adalah solusi yang rumit yang diajukan oleh otoritas moneter.

Pelajaran dari peerubahan moneter pasca PD I tahun 1920-an adalah apabila anda ingin debitor membayar utang tepat pada waktunya , anda tidak perlu melakukan sterilisasi terhadap emas dengan menghancurkan fungsi emas dengan mengunci kekuatan daya belinya.Ini adalah mekanisme harga-harga barang dan jasa yang berubah dengan emas sebagai cermin-hal ini menghantarkan sinyal yang menyebabkan emas secara fisik mengalir ke tempat yang dapat menghargai emas pada daya beli terbaiknya.

bersambung
[1] The Age of Inflation, Chapter 2, Jacques Rueff
[2] http://fraser.stlouisfed.org/docs/meltzer/craint89.pdf

http://fofoa.blogspot.com/2011/09/once-upon-time.html