www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, November 11, 2015

Mengapa Austria Menarik Emasnya dari Inggris



Pada konferensi LBMA di kota Vienna, 18 – 20 October 2015, Direktur Eksekutif  Bank Sentral Austria, Peter Mooslechner, diwawancarai oleh Editor-in-Chief  Kitco News, Daniele Cambone. Rekamannya dapat dilihat disini. Wawancara ini menarik karena bankir bank sentral Austria ini membuat beberapa catatan khusus mengenai kebijakan penarikan cadangan emasnya dan secara tidak langsung tentang kebijakan bank sentral seluruh dunia dalam iklim ekonomi terkini. 

Bank Sentral memiliki sejarah panjang merahasiakan kebijakan mereka terkait emas. Sejumlah bank sentral seluruh dunia sadar bahwa sistem moneter internasional sedang bergerak menjauh dari US Dollar dan peran emas akan lebih besar ke depannya. Bank sentral memilih kebijakan perlahan-lahan beralih ke sistem moneter emas dibanding kebijakan yang drastis dan tiba-tiba yang berakibat sistem moneter hancur dan butuh waktu untuk memperbaikinya. Bank sentral lebih memilih transisi yang bertahap. Ini bisa di lihat pada negara-negara Eropa dan Asia. 

Berikut kutipan wawancaranya :

Cambone:
I want to talk to you about the role of gold in a central bank. Is it loosing appeal in the role it plays in a central bank, or is it gaining ground? How do see you gold. (Saya ingin berdikusi dengan Anda mengenai peran emas dalam bank sentral. Apakah emas telah kehilangan perannya atau sedang bangkit?)

Mooslechner:
I think it differs a lot. For a small central bank like we are, and we have joined the Eurosystem some time ago, the role of gold has significantly changed. It was of big importance during the period of the Bretton Woods System, it played a vey active role also in the management of our over all reserves. But having become now part of a much greater monetary and economic area, it has transformed into something like the basic part of reserves to be hold for as a liquidity buffer or for security reasons, but not so much an active part of management of gold reserves anymore. (Saya pikir ada perbedaan besar di sana. Bagi bank sentral kecil seperti kami, dan kami telah masuk dalam sistem Euro beberapa waktu silam, peran emas telah berubah secara signifikan. Pada periode bretton woods, emas memainkan peran signifikan dalam cadangan devisa secara keseluruhan. Namun kini perannya telah bertransformasi menjadi bagian mendasar dalam cadangan devisa kita sebagai jaminan likuiditas atau untuk alasan keamanan, tapi tidak lagi sebagai bagian penting dalam manajemen cadangan emas)


Cambone:

Does the Austrian central bank have plans to increase its gold reserves? Last estimates were 43.9 %.(Apakah bank sentral Austria memiliki rencana untuk menaikkan cadangan emasnya? Estimasi terakhir adalah 43,9%)

Mooslechner:

We don’t think so that we have to increase, because we are now part of the much bigger intervening power of the Eurosystem and the ECB. But what we have decided in the last strategic …. uhm … documents, is to keep the share of gold and the amount of gold constant for the time being. (Kami tidak berfikir untuk menaikkan cadangan emas, karena kami sudah berada dalam sistem (intervensi) Euro dan Bank Sentral Eropa. Namun yang sudah kami putuskan dalam kebijakan strategis terakhir...ehm... dokumen, adalah menjaga persentase cadangan emas stabil saat ini.)  

Cambone:

You want to repatriate 3.5 billion pounds of the gold, which is currently in the UK, moving it back to Austria over the course of five years. Why did you decide on this move? (Anda ingin menarik 3,5 miliar poundsterling emas, yang saat ini disimpan di Inggris, kembali pulang ke Austria dalam rentang waktu 5 tahun. Kenapa Anda ambil keputusan ini?)

 Mooslechner:

This goes back to a request by our general court of auditors, they thought that the concentration of our gold holdings at the Bank Of England [BOE] is a little bit too high and they wanted us to reduce concentration risk there. Frankly speaking, we didn’t see much of a concentration risk because the Bank Of England is the best place to be, but we decided to go a little bit more in the direction of diversification, so we’ll bring a little bit back to Austria, in fact, in the end 50 % of our gold holdings should be kept in Austria and we will also stock up our holdings in Switzerland, from the original part, which is held by the Bank Of England in London. (Ini kembali pada permintaan Auditor Pengadilan Umum (ECA), mereka menilai konsentrasi cadangan emas kami di Bank Sentral Inggris terlalu tinggi dan mereka ingin kami mengurangi konsentrasi tersebut. Sebenarnya kami tidak melihat risiko konsentrasi tersebut karena Bank Sentral Inggris adalah tempat terbaik, namun kami memutuskan adanya diversifikasi cadangan emas, jadi kami ingin bawa cadangan emas kembali ke Austria, paling tidak 50% cadangan emas ada di dalam negeri dan kami juga ingin menaikkan cadangan emas kami di Swiss yang saat ini masih di Bank Sentral Inggris di London.)

Catatan : Mooslechner menyatakan bahwa Bank Sentral Austria akan menarik emasnya dari  Bank Sentral Inggris karena risiko konsentrasi di London, namun pada saat yang sama dia menyatakan bahwa London adalah tempat terbaik menyimpan emas.

Alasan sesungguhnya mengapa Bank Sentral Austria menarik emasnya dari Inggris terungkap dari laporan Auditor Pengadilan Umum Austria pada bulan Februari 2015: 
… kontrak penyimpanan emas di Bank Sentral Inggris adalah tidak efisien. Sebab penyimpanan emas di luar negeri mempersulit proses audit.
Bank Sentral Austria tidak memiliki konsep yang sesuai untuk melakukan audit cadangan emasnya....Kurangnya audit menunjukkan ada kesenjangan prosedur kontrol internal dari Bank Sentral Austria.

Jadi masalahnya bukanlah risiko konsentrasi emas, namun mereka tidak bisa melakukan audit cadangan emasnya sendiri di luar negeri.



Cambone:

It seems that Germany started the movement one day asked for the gold back that was held in New York, you think that had anything to do with it? Because we so many other countries follow suit after Germany’s announcement.(Kelihatannya bermula dari Jerman yang mulai meminta kembali emasnya yang disimpan di (Federal Reserve of) New York, menurut Anda apa motif  Jerman? Sebab setelah itu banyak negara meminta kembali cadangan emasnya (yang disimpan di Bank Sentral Inggris dan Federal Reserve of New York) setelah pengumuman penarikan oleh Jerman.)

Catatan : pada tahun 2011  Carl-Ludwig Thiele anggota Dewan Esksekutif  Bank Sentral Jerman bersaksi di komite anggaran parlemen Jerman “Kami sedang negosiasi dengan mitra kami  (the Federal Reserve Bank of New York and the Bank Of England) untuk meminta hak melakukan audit ”, menurut  Bloomberg. Hal ini kelihatannya memiliki kesamaan  motif dengan apa yang Austria kejar dari Inggris. Apa jawaban Mooslechner?

Mooslechner:
Perhaps this could be also be labeled as some sort of economic nationalism, which has risen politically in I think a lot of countries. …(Mungkin semacam alasan nasionalisme ekonomi yang mulai muncul di banyak negara)

Catatan : Tadi alasannya  mengurangi risiko konsentrasi, sekarang nasionalisme ekonomi, mungkin besok  “mengurangi risiko ancaman terorisme”....

Cambone:
If we see continued easing in Europe however, what impact do you feel that would have on gold? (Bila kita melihat kebijakan kucuran penambahan kredit (supplay euro dari awang-awang) terus berlangsung, menurut  Anda apa akibatnya pada emas?)

Mooslechner:

It depends, if uncertainty increases in parallel, for whatever reason, for example reasons which are situated in Asia in the Chinese situation, then perhaps gold might become more attractive even in Europe. On the other hand if Europe, as it’s the view form the US for example, at the moment if Europe can improve its economic situation as planned in our forecast, then this might not have a big impact on the situation of the gold market.(Tergantung, bila ketidakpastian meningkat secara paralel, dengan alasan apapun, contohnya situasi di Asia seperti Cina, mungkin emas akan lebih menarik bahkan di Eropa. Namun di lain pihak, bila Eropa dapat memperbaiki ekonominya maka tidak ada pengaruh signifikan pada emas.

Cambone:

Peter, thank you so much for your thoughts today. (Peter, makasih ya wawancaranya)

Simpulan : negara-negara Eropa mulai menarik cadangan emasnya dari Inggris dan Amerika  karena penyimpanan di luar negeri tidak lagi masuk kategori aman. Oleh karenanya mereka perlahan-lahan menarik cadangan emasnya di sana.

sumber :





Tuesday, October 27, 2015

Amerika Di Bibir Jurang Utang



Dalam wawancara baru-baru ini James Tuk owner GoldMoney memberi peringatan ekonomi dunia khususnya Eropa dan Amerika. Baru-baru ini Bank Sentral AS batal  menaikkan tingkat suku bunganya karena ekonominya yang sedang lemah. Bahkan Italia  salah satu negara dengan utang terbesar di Eropa menurunkan bunga obligasinya hingga dibawah 0%. Faktanya saat ini sebagian besar pemerintahan dunia tidak mampu membayar bunga obligasi karena utang mereka terlalu besar yang tidak mampu diimbangi dari perolehan pajak.

Ketidakseimbangan ini nyata terjadi pada Amerika. Ini pula salah satu alasan The Fed tidak jadi menaikkan suku bunga. Utang AS saat ini adalah $18 triliun, andai mereka menaikkan suku bunga sebesar 1%, maka mereka harus membayar bunga sebesar $180 miliar per tahun, apabila menggunakan nilai pasar 5% maka biaya bunganya mencapai $ 1 triliun per tahun. Darimana Amerika akan membayar bunga sebesar itu? Mereka tidak akan memotong belanja mereka untuk itu, lalu darimana mereka membayarnya? Tepat, dengan menaikkan defisit dan menambah utang. Dan Amerika sedang bermain-main dengannya sebagaimana tabel dibawah ini.

http://kingworldnews.com/wp-content/uploads/2015/10/KWN-Turk-I-10262015.jpg



Tabel di atas menunjukkan bahwa utang Amerika tidak banyak berubah sejak Februari 2015 yaitu sekitar $18,15 triliun, batas utang tidak bergerak karena akumulasi defisit sudah mencapai $215 miliar. 
Uraian di atas tentu menurunkan nilai Dollar dan mendongkrak harga emas dan perak internasional.

Thursday, October 22, 2015

Bank Sentral Austria Inginkan Kembali Emasnya

Hasil gambar untuk bank central austria

Saat ini ada makin  banyak saja bank Eropa yang sadar bahwa lebih baik menyimpan sendiri cadangan emas mereka dibanding dititip di bank sentral luar negeri. Salah satunya Austria, negara ini secara bertahap ingin menarik kembali emas mereka yang selama ini tersimpan di bank sentral Inggris.

Peter Mooslechner direktur Eksekutif Österreichische National bank (Bank Sentral Austria) menyatakan bahwa Austria telah mengajukan penarikan cadangan emas mereka senilai 3,5 Miliar Euro dari Inggris dalam 5 tahun ke depan.
 

Pertanyaannya adalah mengapa Inggris (dan juga Amerika) menjadi tujuan utama "penitipan" cadangan emas dunia

Sederhana saja, suatu negara ingin agar barang berharganya disimpan di tempat yang aman. Maka suatu negara yang tidak percaya diri dengan keamanan dalam negerinya (karena berbagai faktor seperti geopolitik, sejarah perang PD 1 dan 2, dll) akan mencari negara yang keamanan yang dianggap lebih,baik dari sisi militer, politik, ekonomi dll. Inggris adalah salah satu negara yang dianggap memiliki itu, maka jadilah Austria salah satu negara yang menitipkan cadangan emasnya di Inggris. Dengan alasan yang sama pula Austria kemudian menariknya hingga persentase emas titipannya adalah 50%. 

Ancaman krisis Eropa juga mendorong Austria untuk menyiapkan jaring pengaman yang lebih untuk memperkuat aset bank sentralnya. Dan jaring pengaman terbaik itu ada pada emas, secanggih apapun mata uang selainnya.

Tuesday, October 20, 2015

Dollar Perak 1794 terjual Hampir $ 5 Juta

Koin Silver Dollar 1794,  mata uang pertama di Amerika Serikat, baru-baru ini terjual  $4.993.750 dalam sesi kedua dalam sebuah lelang di New York. Koin ini pertama kali dimiliki oleh Aristokrat Inggris yang mendapatkannya setelah dicetak di Philadelphia.

Sebelumnya koin ini adalah koleksi keluarga Pogue family di Texas. Ini adalah koleksi paling bernilai dari mata uang pertama Amerika. Koin ini terjual 30 kali lipat ketika dibeli 30 tahun lalu


COIN
Koin Silver Dollar 1794 yang dikenal  sebagai the “Flowing Hair Silver Dollar” baru-baru ini terjual recently hampir  $5 juta pada lelang Stack’s Bowers Galleries  di Sotheby’s New York.    

Mengapa Eropa Takut Gelombang Pengungsi?

Pada tahun 376 M, sejumlah besar lelaki, perempuan, dan anak-anak sampai di Danube, wilayah perbatasan kekaisaran Romawi. Mereka adalah pengungsi Gothic yang mencari suaka, yang mengalami tekanan di daerah asalnya. Bagi mereka Romawi adalah impian, tempat masa depan yang menjanjikan berjuta harapan baru bagi mereka.Namun ternyata Romawi tidaklah seindah yang mereka bayangkan. Setelah berbulan-bulan mendiami Romawi mereka mendapatkan Gubernurnya lemah dan korup, tidak ada kemakmuran dan makanan yang cukup untuk penduduk, ketidakadilan dan keserakahan merajalela. Maka kemudian sejarah mencatat dua tahun setelah menyebrangi Danube, pengungsi Gothic ini membunuh Kaisar Roma Valens dan menghancurkan pasukannya pada perang  Adrianopole. Dan 98 tahun setelahnya, cucu-cucu mereka menurunkan Romulus Augustulus sebagai kaisar Romawi terakhir, menghapuskan kekaisaran Romawi itu sendiri the last Roman Emperor, and liquidated what remained of the Roman Empire.

Kisah ini menarik bagaimana sejumlah pengungsi yang tak berdaya, setelah berpuluh-puluh tahun kemudian  menguasai daerah impiannya. Bukan semata-mata ketamakan dan keserakahan yang jadi alasan, namun kezaliman dan keserahan penguasa menuntut mereka mengambil resiko menumbangkan rezim kekaisaran Romawi.

Kita lihat saat ini, gelombang pengungsi berdatangan ke Eropa dari berbagai belahan dunia, ingin mencari hidup yang lebih baik bagi diri dan keluarganya, berharap dapat menambatkan akar keturunan mereka di tempat baru dengan motif kemakmuran dan kelayakan hidup. Bisa jadi mereka mendapatkannya, bisa pula tidak. Mungkin mereka juga menemukan apa yang Gothic lihat dalam realitas kehidupan Eropa. Sebuah hakikat yang sama walau jauh jarak waktu terbentang. Bisa jadi mereka menjadi "Gothic" masa kini yang akhirnya kembali menguasai "kerajaan Eropa" yang luas terbentang dengan sejarah kelam perang Dunia 1 dan 2.

Inilah ketakutan Eropa terhadap pengungsi, sejarah selalu memunculkan trauma sebagaimana Eropa terhadap Gereja dan juga terhadap Perang Salib.Mereka berkata sejarah tidak pernah berulang, walaupun realitasnya demikian.

Aturan Basel III memberatkan Perbankan Eropa dalam Transaksi Emas

Ada aturan baru bagi bank-bank di kawasan Uni Eropa yang melakukan transaksi emas. Yaitu kenaikan likuiditas emas sebesar 85% dari sebelumnya 50%. Ini biasa disebut Net Funding Stable Ratio (NFSR). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya pencairan transaksi secara masif apabila terjadi perubahan harga yang signifikan.

Namun aturan baru ini dirasa memberatkan. Asosiasi pasar emas internasional London Bullion Market Association menyatakan keberatan dengan aturan baru ini, sebab hal ini akan menaikkan ongkos operasi hingga 300%. Aturan ini sendiri dirumuskan oleh Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan yang mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dikenal dengan Basel III pada akhir tahun 2009.

Perbankan Eropa saat ini mengalami kesulitan likuiditas sejak krisis global yang berawal tahun 2007.


LBMA minta Otoritas Perbankan Eropa (EBA) untuk mengkaji ulang kebijakan ini, sebab kenaikan biaya operasi berpengaruh terhadap bank, klien, hingga produsen logam mulia.

Friday, October 9, 2015

Freeport- McMoran : Indonesia beri kami Izin Operasi Pasca 2021


Freeport-McMoRan Inc. Sebuah laporan dari Freeport-McMoran  8 Oktober kemarin menyatakan bahwa  " Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa telah memberi izin perusahaan (Freeport) untuk tetap melanjutkan operasi pasca 2021.Freeport melanjutkan " Anak perusahaan kami   PT Freeport Indonesia, dan pemerintah Indonesia telah melakukan "diskusi produktif" tentang hak operasi jangka panjang dan rencana investasi. Freeport dalam rilis terbarunya "Pemerintah Indonesia telah menyetujui perpankangan operasi pasca 2021 termasuk di dalamnya hak dan tingkatan legal dan fiskal yang sama dibawah kontrak kerja." tambah James R. Moffett, direktur Freeport: “Kami sangat senang dengan jaminan dari Indonesia baik legal maupun fiskal dan melihat jauh ke depan untuk melanjutkan kerjasama jangka panjang untuk memajukian ekonomi, lapangan kerja dan peluang kemakmuran di Papua."
 
 
Kegagalan puluhan tahun pengelolaan tambang emas Papua  oleh bangsa ini adalah cermin perasaan minder atas potensi putra-putri Indonesia untuk mengelola kekayaannya sendiri seraya tunduk pada kalimat-kalimat manis penuh racun untuk kemakmuran negara lain dan kemiskinan bangsa sendiri.

Monday, September 14, 2015

Bank For Internasional Settlements Peringatkan Rasio Utang Global

Rasio utang dunia saat ini telah mencapai tingkat yang ekstrem.
The Bank for International Settlements (BIS) yang berbasis di Swiss melaporkan bahwa total rasio utang global lebih tinggi dibanding puncaknya tahun 2007, setahun sebelum krisis global dunia muncul
tahun 2008. 

Rasio utang total baik pemerintah dan swasta telah naik 36% di negara-negara berkembang. Nilainya mencapai rekor 9.6 Triliun Dollar.

Nilai utang dalam bentuk dollar ke negara-negara bekembang telah naik 2 kali lipat sejak krisis Lehman Brothers sebesar $3 Triliun Dollar. Tingginya nilai utang ini karena perangkap utang dengan bunga rendah dalam bentuk Dollar. Inilah salah satu faktor penguat nilai Dollar saat ini.
Grafik di atas adalah utang negara-negara sektor non-finansial dari nilai persentase GDPnya pada tahun 2014 dan nilai perubahannya sejak akhir 2007. Negara-negara ini dipaksa untuk segera membayar utangnya di tengah menguatnya nilai Dollar, walaupun peluang utang belum tertutup sama sekali (artinya masih bisa gali lubang tutup lubang)



Gambar di samping menunjukkan total utang di negara-negara Asia telah naik 4 kali lipat sejak tahun 2000 dengan nilai $25 Triliun.

Tidak hanya Asia negara-negara Eropa dan negara maju juga menghadapi masalah yang sama. Inggris, Spanyol, dan AS telah berhasil memotong rasio utang rumah tangganya, namun tidak dengan utang pemerintah yang terus merangkak naik sejak krisis Lehman tahun 2008, begitu pula yang terjadi dengan Jepang yang sudah menjadi tren sejak 1990-an.

Perancis adalah yang terburuk di antara negara maju dimana rasio utang sektor finansialnya naik 75 percentage poin menjadi 291%, menyalip Inggris dengan rasio 261%.



Thursday, August 27, 2015

Dollar Sudah Jatuh 100 tahun lalu.

Rupiah sedang melemah, sedang Dollar berkibar. Itulah kesimpulan dari pemberitaan media akhir-akhir ini. Benarkah Dollar sedang menguat. Ternyata tidak! Dollar sebagaimana Rupiah mempunyai masalah sendiri, yaitu nilainya yang melemah satu abad terakhir. Tidak hanya dalam timbangan Dinar atau emas dengan timbangan Dollar sendiri pun Dollar terus melemah.

Gambar di samping menjelaskan pergerakan nilai satu Dollar Amerika cetakan bank sentral mereka (the Fed) dengan acuan dasar nilai 1 Dollar tahun 1913. Dari tahun ke tahun nilai Dollar terus turun, dibanding nilainya pada tahun 1913, saat ini nilai selembar Dollar tinggal 4 sen saja. Jadi Dollar tidak akan jatuh tahun ini atau di tahun-tahun mendatang, sebab dia sudah jatuh nilainya sejak 100 tahun lalu.


Tuesday, August 25, 2015

Dollar dalam Sebutir Emas


      Selama ini harga emas selalu dinilai dalam mata uang Dollar. Contohnya saat ini 1 troy ounce emas harganya adalah US$1.148,45. Ini menggambarkan nilai emas ditimbang dengan Dollar Amerika. Walau kadung menjadi hal umum yang berlaku internasional, ini sesungguhnya adalah sebuah kesalahan, sebagaimana kesalahan pendapat matahari yang mengelilingi bumi.

Emas adalah salah satu produk yang paling banyak diminati di dunia. Setiap keping emas di dunia ada pemiliknya, baik secara personal atau komunal.

Kepemilikan berarti adanya permintaan atau demand. Kita biasa melakukan permintaan terhadap setiap yang kita butuhkan.

Total emas yang ada di dunia saat ini sekitar175.000 ton. Selalu ada permintaan terhadap emas dan setiap keping emas yang diproduksi selalu menemukan pembelinya. Tidak akan pernah ada kelebihan penawaran emas. Emas menjadi sentral dari sistem moneter internasional, dan setiap mata uang beredar mengelilingi emas.

Maka konsep yang benar dalam hubungan emas dan Dollar (sebagai mata uang utama dunia saat ini) adalah berapa keping emas yang dibutuhkan untuk membeli selembar Dollar. Atau harga Dollar dalam timbangan emas.

Gambar a) menunjukkan nilai Dollar maksimum dan minimum tahunan dari 1970 hingga 14 Agustus 2015. Sedang gambar b) lebih detil, menunjukkan nilai Dollar dari tahun  2001 hingga 14 Agustus. Nilai Dollar ini dalam satuan gram emas.

Hingga tahun 1933, nilai selembar Dollar adalah 1,505 gram emas. Tahun  1933,  Presiden AS Roosevelt dan  Mentri Keuangan Morgenthau memutuskan Dollar mesti didevaluasi untuk menyelamatkan sistem keuangan AS,  menjadi   0,889 gram emas.

Nilai Dollar tetap segitu hingga 38 tahun kemudian, tepatnya tanggal 15 Agustus 1971, Presiden Nixon memutuskan untuk menghentikan "sementara"  mengirim emas ke bank sentral seluruh dunia, yang telah dijanjikan Amerika untuk dapat menukar Dollar yang mereka punya dengan emas pada kurs  0,889 gram emas. Penghentian "sementara" menuai akibat nyata setelahnya.

Pasar mulai ragu, bertahun-tahun harga emas bertahan pada posisi 0,889 gram emas, sebagaimana terlihat pada gambar. Nixon tidak melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, menurunkan nilai Dollar terhadap emas. Alih-alih menurunkan nilai Dollar, dia malah menghentikan pengiriman emas ke seluruh bank sentral dunia pada periode kenaikan harga emas (dalam dollar).

Pada tanggal 14 Agustus 2015, nilai satu dollar hanya tinggal 0,0278 gram emas.
Dollar,  sebagaimana mata uang kertas lainnya sedang berjalan menuju ajalnya, saat ketika tidak ada yang ingin membelanjakan bahkan sebutir emas pun untuk membeli selembar Dollar.
sumber : http://www.plata.com.mx/mplata/articulos/articlesFilt.asp?fiidarticulo=267

Thursday, August 13, 2015

Perang Mata Uang

Perang mata uang di ambang pintu, setelah hari Selasa lalu (11/08) Cina melakukan devaluasi mata uang Yuan terhadap Dollar sebesar 1,63% menjadi 6,3306 yuan dari sebelumnya 6,2298, demikian menurut bank sentral  People's Bank of China  dalam pernyataan mereka di website.

Kebijakan ini menyebabkan penurunan nilai mata uang mereka sebesar 3,5% hanya dalam sepekan. Ini adalah yang terbesar sejak Cina ikut serta dalam sistem mata uang internasional tahun 1994, saat itu Cina melakukan devaluasi mata uangnya sebesar 33%. 

Motif Cina adalah dengan menurunkan Yuan, ekspor mereka menjadi lebih kompetitif dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi mereka yang lesu. Sejauh ini AS  belum memberi respon yang signifikan terkait ini, namun ekonomi Asia sudah terkena dampak signifikan, bursa saham Asia jatuh, demikian pula mata uang mereka. Setiap negara yang mempunyai kaitan erat dengan ekonomi Cina mesti terkena dampaknya salah satunya adalah Indonesia. Rupiah terus jatuh ke level terendah pagi ini sejak  Juli 1998.

Wednesday, August 12, 2015

Rupiah dan Revolusi Spiritual

Pagi ini Rupiah kembali anjlok di angka 13.720. Kenapa Rupiah terus turun? Jawabannya karena tidak ada faktor yang membuatnya naik. Tingginya nilai impor dan jatuh tempo utang perusahaan swasta dalam bentuk Dollar akan terus membayangi ekonomi negara ini. Selama negeri ini tidak mengubah paradigma untuk memenuhi semua kebutuhannya dari kaki sendiri dan menghindari utang dalam bentuk Dollar maka Rupiah akan selalu dalam posisi tidak berdaya.  
 
 
US Dollar(USD) To Indonesian Rupiah(IDR) 30 day history

Dalam 30 hari terakhir menjelang ulang tahun kemerdekaannya ke 70 nilai Rupiah terus melorot. Kado  ini memang pahit di awal pemerintahan Jokowi, tidak bisa dengan slogan Revolusi Mental dan Kabinet Kerja, perlu ada Revolusi Spiritual dan Kabinet Amal yang dilandasi keimanan untuk keluar dari krisis dengan petunjuk dari Nya.

Monday, August 10, 2015

Riset Bank of England: Uang terbaik adalah Emas

Hasil riset bank sentral Inggris (Bank of England) yang ditulis tahun 1988 menjelaskan bahwa emas sebagai "the ultimate store of value and medium of exchange"  (proteksi/penyimpan nilai dan alat tukar terbaik) karena emas tidak mempunyai counterparty risk (risiko yang berdampak sebab akibat satu sama lain).

Namun bank sentral Inggris amat berhati-hati menyikapinya sebab menaikkan cadangan emas Inggris akan mengancam eksistensi Dollar Amerika dan ini berarti "serangan hebat terhadap AS". 

Penelitian ini ditulis oleh staff bank sentral Inggris dan di posting baru-baru ini oleh konsultan GATA (Gold Anti Trust Action Committee) Ronan Manly. Riset ini memberi simpulan bahwa pemerintah Inggris seharusnya mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dari cadangan emas negara.


File penelitian ini di link berikut.
http://www.gata.org/files/BankOfEnglandGoldPolicyPaper-03-05-1988.pdf

Wednesday, August 5, 2015

Permintaan koin Emas & Perak di Amerika dan Australia



Walaupun saat ini harga emas sedang menurun, ternyata di Amerika dan Australia permintaan koin emas dan perak tidak pula ikut turun, justru permintaannya meningkat (baca Warren Buffet menjual 5 sahamnya).
Perusahaan The U.S. Mint menghentikan penjualan koin perak Silver Eagles  sepanjang bulan Juli karena tidak mampu memenuhi permintaan.  Sedangkan penjualan koin Gold Eagles mencatat rekor penjualan tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

Sedangkan dari negeri Kanguru Australia's Perth Mint melaporkan bahwa stok mereka habis karena tingginya permintaan, khususnya dari Asia."Seluruh yang kami punya langsung terjual selesai cetak" kata staf keuangan Perth Mint Nigel Moffatt dalam wawancara dengan Bloomberg.

Di tengah dominasi dollar terhadap mata uang lain,  koin emas tetap mendapat perhatian yang tinggi dari konsumen. Di tengah melemahnya mata uang domestik terhadap Dollar, sebagian mereka tidak ikut-ikutan memborong Dollar, sebaliknya mereka lebih memilih koin emas dan perak.

Monday, July 20, 2015

Di Balik Kejatuhan Harga Emas

Governments Leading World To Economic Collapse And Chaos As China Increases Debt $20 Trillion In Just 8 Years
Kejutan lebaran tahun ini adalah anjloknya harga emas dunia. Bahkan penurunan harga ini terendah dalam 5 tahun terakhir. Uniknya hal ini terjadi di tengah gonjang-ganjing ekonomi Asia dan Eropa. Ekonomi Asia diwakili Cina yang mengalami jatuhnya harga saham di Shanghai Composite Index hingga 30% dalam 4 pekan terakhir. Sedangkan Eropa di wakili Yunani yang kembali mengalami gagal bayar utang ke Bank Sentral Eropa dan negara-negara Uni Eropa lainnya senilai sekitar 189,3 Miyar Euro.

gcq2015
Berikut detik-detik kejatuhan harga emas beberapa hari lalu. Hanya dalam waktu 1,5 jam setelah pasar dibuka ada penjualan emas sejumlah 5 ton emas melalui Shanghai Gold Exchange  yang tentu saja ini di atas angka normal.
Bahkan Ross Norman analis gaek dari  brokers Sharps Pixley mengatakan ada penjualan 7.600 kontrak sejumlah 24 ton di the Globex exchange in New York hanya selang 2 menit setelah pasar di buka pada Ahad malam dini hari.

Kejatuhan harga emas ini akan berlangsung singkat, karena faktor Asia dan Eropa yang bisa meledak kapan saja dapat membalikkan keadaan dari arah yang tidak diduga.

Thursday, June 25, 2015

Bernanke Paradox

      Mantan Direktur Federal Reserve Ben Bernanke dalam sebuah blog menulis bahwa dia adalah penggemar berat dari Alexander Hamilton. Siapa dia? Hamilton adalah sekretaris menteri keuangan pertama Amerika Serikat. Bernanke memujinya sebagai "among the greatest of our founders for his contributions to achieving American independence and creating the Constitution alone. In addition to those accomplishments, however, Hamilton was without doubt the best and most foresighted economic policymaker in U.S. history.

Tiada yang aneh dari pujian Mr. Bernanke, namun ada paradoks di dalamnya. Hamilton terkenal sebagai orang pertama yang merumuskan tentang uang koin dan nilainya. Dimana dia merumuskan bahwa nilai mata uang Dollar disetarakan dengan standar nilai emas dan perak, dengan rasio nilai emas 15 kali nilai perak. Ini termaktub dalam undang-undang coinage act of 1792 . Kongres AS mengakhiri rasio emas dan perak ini hingga awal abad 20. Dan pada 1971 kaitan antara dollar dan emas diputus  dan Amerika masuk dalam era uang kertas.

Berbeda dengan pendahulunya yang mendukung pemberlakuan standar emas dan perak, Bernanke menyampaikan pidato di George Washington University, dengan head line di media massa “Bernanke’s first lesson on Economics: Forget about the gold standard".(Kuliah perdana ekonomi Bernanke : Lupakan tentang standar emas)

Monday, March 2, 2015

Biggest Economy Problem in The World

Salah satu masalah terbesar ekonomi dunia adalah utang. Gambar di samping adalah daftar 40 negara dengan rasio debt/GDP terbesar di dunia dari  lembaga survey McKinsey. Rasio debt/GDP suatu negara menggambarkan perbandingan utang suatu negara dengan kemampuan produksinya. Semakin kecil persentasenya maka semakin baik.

Dari gambar di samping setidaknya ada 9 negara dengan rasio debt/GDPnya di atas 300%, dan sekitar 39 negara dengan rasio di atas 100%. Indonesia sendiri berada di urutan 40 dengan rasio sebesar 88%.

Dunia saat ini dipenuhi dengan gelembung kredit sejak krisis finansial yang melanda Amerika pada tahun 2008 yang imbasnya hingga ke Eropa dan Asia. Dalam 5 tahun terakhir saja uang yang dicetak oleh bank-bank sentral dunia mencapai 12 triliun Dollar. Maka wajar bila rasio debt/GDP negara-negara dunia berada pada kondisi yang amat mengkhawatirkan. 

Di masa depan uang (kertas) akan semakin tidak bernilai, karena kemampuan produksi sektor riil jauh di bawah perputaran uang di pasar finansial. Untuk membalikkan keadaan perlu usaha luar biasa untuk mengembalikan sektor riil sehingga nilai uang, pasar, dan daya beli tetap stabil

Tuesday, February 24, 2015

Emas Unggul dalam 15 Tahun Terakhir


       Walaupun US Dollar sedang menguat nilainya, namun dalam kerangka waktu yang lebih panjang emas terbukti belum terkalahkan dibanding aset finansial lainnya. Sebuah riset dari Patrick A. Heller dari numismasticnews membandingkan antara data bursa saham utama dunia, mata uang, logam mulia, dan koin langka blue chip dalam rentang waktu 31 Desember 1999 hingga 3 Februari 2015 atau selama 15 tahun.
     Berikut adalah perbandingannya. Daftar angka dalam kolom pertama adalah perubahan harga sebuah aset bila diukur dalam US Dollar (tanda + menunjukkan kenaikan dan tanda - menunjukkan penurunan), sedang kolom kedua adalah perubahan harga sebuah aset bila diukur dengan Emas dalam 15 tahun  terakhir.Datanya adalah sbb :

Komoditas                                   1.%(USD)       2.%(Emas)

Emas                                                +337.0%        +0.0%
Perak                                                +219.8%        -26.8%
Platinum                                           +190.4%        -33.6%
Palladium                                         +78.6%          -59.1%

Koin Langka
MS-63 $20 St Gaudens                     +171.0%       -38.0%
MS-63 $20 Liberty                           +161.0%       -40.3%
MS-65 Early Morgan $1                   +73.9%         -60.2%

Indseks Bursa Saham Populer
Russell 2000                                     +137.2%        -45.7%
Nikkei 225                                        +63.5%          -62.6%
Frankfurt Xetra DAX                        +56.7%          -64.1%
Dow Jones Average                           +53.7%          -64.8%
S&P 500                                           +39.5%          -68.1%
NASDAQ                                          +16.2%          -73.4%
London FT 100                                 -0.8%             -77.3%

Mata Uang (Kertas)
  Franc Swiss                                     +72.4%           -60.5%
  Dollar Selandia Baru                       +40.6%           -67.8%
  Yuan Cina                                        +32.2%           -69.8%
  Dollar Singapura                              +23.8%           -71.7%
  Dollar Australia                               +18.8%           -72.8%
  Dollar Kanada                                 +17.2%            -73.2%
  Baht Thailand                                  +15.8%            -73.5%
  New Sol Peru                                   +14.6%            -73.8%
  Euro                                                 +14.0%            -73.9%
  Ringgit Malaysia                               +6.2%              -75.7%
  Won Korsel                                       +3.9%              -76.2%
  Dollar  Hongkong                              +0.3%             -77.1%
  Dollar AS                                          +0.0%             -77.2%
  Dollar Taiwan                                    -0.2%              -77.2%
  Pound Inggris                                     -6.1%              -78.5%
  Peso Philipina                                     -8.5%             -79.1%
  Yen Jepang                                         -13.1%            -80.1%
  Peso Chili                                           -15.8%            -80.7%
  Rupiah Indonesia                                -20.5%            -81.8%
  Rupee India                                        -29.4%            -83.8%
  Real Brazil                                         -32.9%            -84.6%
  Peso Meksiko                                     -35.4%             -85.2%
  Rand Afsel                                         -45.9%             -87.6%

Tabel di atas memuat 37 aset. Dari 36 aset selain Dollar AS, 25 diantaranya mengungguli nilai Dollar (tanda +) sedangkan 11 aset lainnya nilainya tidak sebaik Dollar (tanda -).

Beberapa hasil yang mengejutkan adalah sbb :
  • Dollar AS nilainya jatuh 77,2% terhadap 1 ounce emas. 
  • Bila dibandingkan dengan 1 ounce emas, Dow Jones Industrial Average  merosot nilainya sebesar 64.8%, The Standard & Poors Indeks 500 merosot sebesar 68.1%, NASDAQ jatuh 73,4% justru di saat media dan publik gembar-gembor bahwa bursa saham AS meraih rekor tertinggi dalam sejarah!
  • Franc Swiss mengungguli Dollar AS lebih dari 72%
  • Di saat politisi AS megkritik Cina yang menekan mata uangnya sendiri kaitannya dengan Dollar agar unggul dalam neraca perdagangan, justru nilai Yuan Cina menungguli Dollar AS 32% dalam 15 tahun terakhir.
  • Dari 22 mata uang yang dianalisa, 12 diantaranya unggul terhadap Dollar AS. 
  •  
    Kesimpulannya walaupun harga emas saat ini sedang tertekan, dibanding investasi saham dan mata uang, emas dan dinar masih jauh lebih menarik.