www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, December 22, 2022

Warga Mesir Beli Emas Seiring Turunnya Mata Uang Pound


Warga Mesir ramai-ramai membeli emas sebanyak yang mereka bisa, seiring jatuhnya nilai mata uang Mesir, Pound terhadap mata uang asing terurama Dollar Amerika. 

Kenaikan permintaan ini menyebabkan meroketnya harga emas lokal.  Analis mewaspadai fenomena ini memicu penggelembungan harga emas. 

Harga emas di Mesir saat ini berdasarkan pada US dollar. 
 
Nilai tukar Dollar saat ini adalah 28 Pound,  berbeda dengan bank pada level 24,5 Pound. Pound Mesir kehilangan nilai yang signifikan terhadap mata uang asing,  akibat  perang Rusia-Ukraina sejak Februari tahun ini. 

Mesir bergantung pada import gandum dari kedua negara yang terlibat perang tersebut.  Pasca perang impor  gandum terhambat, harga gandum di Mesir melonjak tajam,  hal ini memberi tekanan terhadap mata uang Pound. 

Kenaikan harga gandum dan sereal mengakibatkan naiknya permintaan terhadap dollar AS untuk kepentingan impor. Akibatnya Dollar AS menguat terhadap Poundsterling. 

Mesir sebagai negara terbesar di Timur Tengah dan Afrika,  mengimpor sebagian gandum,  jagung,  dan minyak goreng karena produksi domestik produk-produk tsb kurang dari 50%.

Naiknya permintaan mata uang asing untuk menutupi biaya impor,  juga menyebabkan berpindahnya miliaran Dollar aset asing dari Mesir.

Untuk menyikapi perkembangan ini Mesir sudah melakukan devaluasi mata uangnya sebanyak 2 kali tahun ini, di bulan Maret dan Oktober.  Kebijakan ini atas saran IMF. Akibatnya nilai mata uang Mesir kehilangan 50% terhadap seluruh mata uang asing. 






 



Friday, October 28, 2022

I Serve for Business Nor Military

Pasca Perang Dunia satu,  AS muncul sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia.  Gurita bisnis dan ekonomi AS mulai merambah ke berbagai negara.  Sumber daya militernya juga memainkan peran signifikan masa itu.

Berikut pengakuan Jendral Medley Buter dari korps Marinir AS kala itu :

" Saya menghabiskan waktu 33 tahun 4 bulan di korps Marinir Amerika.  Mulai dari pangkat Letnan dua,  hingga Mayor Jendral. Dan saya menghabiskan sebagian besar waktu saya sebagai pebisnis kelas atas dengan penampilan perlente yang bekerja untuk korporat,  Wall Street, dan bankir.  Kasarnya, saya adalah pemeras,  mafia bagi kapitalisme. Sebagaimana semua pejabat militer lainnya, saya tidak pernah memilki opini pribadi,  hingga pensiun. Saya memastikan Mexico khususnya Tampico aman bagi kepentingan Minyak  Amerika pada tahun 1914. Saya membantu agar Haiti dan Kuba kondusif sehingga para pegawai National City Bank dapat mengeruk pemasukan.  Saya memperdaya setengah lusin negara-negara Amerika Tengah untuk menguntungkan Wall Street. Saya menstrerilkan Nikaragua untuk bisnis perbankan internasional Brown of Brother periode 1909-1912. Saya masuk menawarkan bisnis  ke Republik Dominika bagi kepentingan bisnis gula Amerika pada tahun 1916. Di Cina tahun 1927 saya membuka jalan bagi Standard Oil masuk tanpa gangguan, hingga saya mendapat penghargaan, medali, dan promosi

Mengenang masa itu,  seakan-akan saya ingin mengajari Al Capone, wilayah operasinya sebatas 3 distrik, saya sudah main di 3 benua. 

Jendral Smedley Buter, mantan Komandan Korps Marinir AS 1935
Sumber : Michael Rivero (All Wars are Banker Wars) 

Faktor Geopolitik lebih Riskan dibanding Resesi

Bayang-bayang resesi yang menggelayut di awan Amerika dan Eropa berpotensi turun 2023 mendatang. 

Namun ada faktor lain yang lebih besar yaitu geopolitik. 

1. Perang Rusia-Ukraina
    
Perang yang saat ini memasuki bulan ke 8, belum menunjukkan tanda akan berakhir. Sebagai negara penghasil gandum terbesar dunia (no. 1 dan 2), Rusia dan Ukraina membuat negara-negara importir gandum harap-harap cemas, terlebih Rusia saat ini adalah eksportir utama gas ke negara-negara Eropa. 

2. Hubungan AS-Cina

Cina terus melepas cadangan devisanya dalam bentuk Dollar ke pasar sebagai upaya menahan kejatuhan mata uang renmimbi terhadap Dollar.


_

Aldrich Plan

 
Pada tahun 1910 senator AS Nelson Aldrich, Frank Vanderlip (City Bank), Henry Davison (Morgan Bank), dan Paul Warburg (Kuhn,  Loeb Investment House)  bertemu di Jekyll Island, Georgia, untuk merumuskan Bank Sentral AS yang dikenal dengan Aldrich Plan yang akan menjadi induk dari bank sentral di 15 negara bagian yang secara langsung berada di bawah kontrol bank komersial wall street. Bank-bank ini nantinya mendapat legitimasi untuk mencetak uang dari awang-awang. 

Namun publik menolak rencana ini. Secara resmi prolosal ini mendapat penolakan dari DPR (AS) tahun 1912.

Namun mereka tidak menyerah, satu tahun kemudian,  mereka mengajukan proposal baru. Pada tahun 1913 dinasti Rotschild dan Warburg bertemu dengan mitra keuangannya di Jekyll Island untuk merumuskan kartel bank baru yaitu bank swasta yang dapat mengatur suplay uang  Federal Reserve. Semula namanya adalah bank ke 3 Amerika sebelum menjadi Federal Reserve yang pemerintah tak dapat melakukan intervens (independen). 

Perang Dunia I

Pemicu Perang Dunia ini bermula dari 
konflik antara Austria dan Hungaria-Serbia efek dari pembunuhan Archduke Ferdinand. Potensi perang mulai bergeser ke Jerman,  karena Inggris memandang Jerman adalah ancaman terbesar mereka dalam ekonomi seiring melemahnya nilai Poundsterling. Jerman kuat dalam pembangunan industri dan infrastruktur, sedagkan Inggris mendominasi sektor keuangan. Jerman diperlakukan sebagai musuh bersama,  dan sektor industrinya dibonsai

Setelah pasca kalah perang PD I, Jerman mesti mengganti ongkos selama perang, yang nilainya sekitar 3 kali lipat dari kekayaan mereka. 

Perang Dunia II

Setelah Jerman kolaps pasca PD I,  muncullah kekuatan sosialis dalam pemerintahan Jerman yang dipimpin Hitler. Terobosan moneter Hitler adalah  menerbitkan mata uang domestik,  yang terlepas dari campur tangan bank sentral. 
Hitler berhasil membangun industri Jerman dalam waktu singkat sehingga muncul idiom "German Miracle". Bahkan dia masuk Man of the Year majalah Time tahun 1938.


Sekali lagi Jerman menjadi ancaman bagi Inggris yang saat itu adalah negara seperti AS saat ini. 

" Haruskah perniagaan Jerman bangkit lagi 50 tahun ke depan setelah hancur pada Perang Dunia I"
Winston Churchil (Presiden Inggris)  tahun 1919 di Majalah Times. 

"Kami akan memaksakan perang ini terhadap Jerman,  terlepas mereka suka atau tidak"
Winston Churchill tahun 1936.

"Jerman terlalu kuat,  kami mesti menghancurkannya"
Winston Churchill  (November 1936 dalam saat bicara dengan  Jendral AS Robert E. Wood)

"Perang ini adalah Perang  Inggris yang bertujuan menghancurkan Jerman"

Winston Churchill (Musim gugur 1939)

Jerman yang mencetak mata uang berbasis emas juga menjadi ancaman bagi bank sentral negara lain. Maka sejak 1933 mereka membikot ekonomi Jerman.

"Perang ini bukanlah bertujuan melarang fasisme,  namun untuk menghancurkan perdagangan Jerman, kita mampu mencegah pecahnya perang sehingga tak satupun peluru yang keluar,  namun kita tidak berminat melakukannya" 
 Winston Churchill berbicara kepada Presiden AS Harry Truman (Fultun, AS maret ini 1946.










Negara G7 gagal Intervensi Kenaikan Dollar


Jepang dan negara-negara lainnya mengalami kejatuhan nilai tukar mata uang terhadap Dollar. Mata uang Yen mengalami titik terendah  dalam 32 tahun terakhir terhadap Dollar.

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menyerukan Join intervention untuk meredam kenaikan Dollar ini yang sejalan dengan kesepakatan Plaza Accord  1985. 

Pada tahun 1985 untuk meredam kenaikan Dollar terhadap mata uang negara maju lainnya, 5 negara yaitu Perancis, Jepang, Inggris, Jerman Barat dan AS bersama-sama menekan harga Dollar untuk mengurangi defisit perdagangan dengan AS.

Namun seruan Jepang ini mendapat  respon dingin negara-negara khususnya AS. Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan tidak tertarik dengan seruan tsb,  dengan alasan menguatnya Dollar akibat pengetatan moneter yang tentu berbeda dengan kebijakan negara-negara lain. 

Sumber  : Reuter


Thursday, October 20, 2022

Qatar Menambah Cadangan Emasnya jelang WorlCup 2022


Menjelang berlangsungnya piala Dunia 2022 November mendatang, Qatar sebagai tuan rumah mendapat perhatian dunia tidak saja dalam persiapan pelaksanaanya, juga dalam kebijakan cadangan emasnya.

Dalam bulan Agustus Bank Sentral Qatar melakukan pembelian 14,8 ton emas sehingga menambah total cadangannya menjadi 72,3 ton. Bulan September Qatar juga menambah cadangannya menjadi 77 ton emas.

 
Menurut data World Gold Council Qatar melakukan pembelian emas 5 bulan berturut-turut yaitu 0,78 ton (April), 4,67 ton (Mei), 0,78 ton (Juni), 14,74 ton (Juli) dan 4,73 ton (Agustus).

Perkembangan ini adalah signifikan karena tahun 2006 cadangan emas Qatar kurang dari 1 ton, tahun 2007 naik menjado 11,8 ton dan statis hingga 7 tahun kemudian (2008-2014).

Namun hal ini berubah sejak 2015 ketika Qatar membeli 9,8 ton dan 7,5 ton di tahun 2016, kemudian 1,5 ton tahun 2018, 11 ton tahun 2019, 14,5 ton tahun 2020 dan 20,3 ton tahun 2022.


Tuesday, October 18, 2022

Cina Menjual Dollar secara Massif

Bank Sentral Cina memberi perintah kepada bank-bank negeri agar menjual cadangan Dollarnya dan membeli Renmimbi (mata uang Cina).

Kebijakan ini diambil sebagai setelah nilai tukar  Renmimbi terhadap Dollar jatuh hingga 11% yang merupakan terendah sejak 1994. Indeks Dollar mengalami kenaikan tertinggi dalam 20 tahun terakhir sebesar 111. 

Kenaikan Dollar sendiri dipicu oleh langkah bank sentral AS menaikkan tingkat suku bunga hingga 4,4% untuk meredam inflasi. 

Monday, October 10, 2022

Inflasi dan Resesi

Ekonomi dunia saat ini mengalami inflasi dan resesi. Kondisi ini hanyalah akibat dari  berbagai kebijakan pemerintah selama pandemi untuk menggerakkan ekonomi yang berujung pada bertambahnya jumlah uang beredar melalui pencetakan uang.

Uang (fiat money) yang beredar sekarang tanpa ada jaminan baik dalam bentuk emas dan perak. Padahal pengertian dari money (uang) adalah koin emas atau perak. Sedangkan yang beredar sekarang adalah credit  yang menpunyai konmpensasi debt (utang). Jadi yang terjadi saat ini adalah kredit yang beredar dalam jumlah yang semakin lama semakin  besar dan ini ada pengaruhnya dengan  tiadanya kaitan antara jumlah uang yang beredar dengan emas dan perak.

Sebagai gambaran pada tahun 1930-an mata uang Dollar Amerika dikautkan dengan emas pada kurs $35 per troy ounce emas. Semula pada tahun 1929 jumlah Dollar AS yang beredar adalah $55,2 miliar,  setelah Dollar AS dijamin dengan emas pada tahun 1933 jumlah Dollar yang beredar adalah $41,52 miliar.l dan naik menjadi  $692 miliar (12,6 kali lipat) pada tahun 1971 ketika nilai Dollar dan emas tidak lagi dikaitkan dan berjalan sendiri-sendiri. Sejak saat itu jumlah Dollar AS yang beredar hari ini naik 32 kali lipat, diimana harga emas per troy ounce menjadi $1.725.

Fatkor kenaikan harga energy, pangan, dan barang-barang konsumen saat ini adalah  melambungnya credit yang beredar yang berakibat pada tergerusnya nilai mata uang (debasment). Apabila nilai mata uang tergerus maka muncullah inflasi. Maka harga barang dan jasa akan terus melambung apabila credit terus beredar tanpa jaminan emas.


Thursday, October 6, 2022

Krisis Finansial Melanda Inggris

Inggris sedang mengalami krisis moneter yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang Poundsterling terhadap mata uang utama lainnya khususnya Dollar.

Hal ini bermula dari kebijakan Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss dan kepala Bank Sentral Inggris Kwarteng yang menerapkan mini budget dengan memotong nilai pajak yang mesti dibayar perusahaan. Truss yang berasal dari partai konservatif seolah meniru kebijakan pendahulunya Margaret Tahatcer dengan anggaran yang ramping. Akibat kebijakannya itu negara kehilangan potensi pajak sebesar $150 miliar.

Laju perekonomian Inggris yang lambat menjadi alasan kebijakan Truss, dia ingin agar ekonomi Inggris tumbuh signifikan. Bersama Kwarteng yang alumni Harvard, dia ingin agar pemotongan pajak menggairahkan investasi perusahaan-perusahaan sehingga ekonomi meroket naik tanpa memperagakan gerakan tangan yang meluncur ke atas.

Namun pasar bereaksi negatif, nilai tukar Poundsterling di pasar internasional jatuh, akibatnya harga barang dan jasa naik tajam, dan warga Inggris ramai-ramai investasi dalam Dollar yang memperparah nilai tukar Poundsterling.

Kritik pun meluncur mulai dari ekonom, pelaku  bisnis, partai oposisi, dan warga terhadap Perdana Menteri perempuan tsb. Kwarteng direktur Bank Sentral berkulit hitam pun tidak lepas dari kecaman, Kwarteng walaupun lulusan Cambridge dan Harvard dalam Sejarah Ekonomi, dianggap tidak memahami ekonomi, bahkan dianggap hanya paham sejarah ide-ide dalam kebijakan ekonomi.

Kebijakan ekonomi Partai Konservatif memang pro dengan sistem moneter berbasis emas dan kemerdekaan ekonomi yang minim intervensi pemerintah dianggap beraliran neo liberal yang bersebrangan dengan golongan liberal.

Wednesday, October 5, 2022

Inflasi Turki Tembus Rekor

Inflasi tahunan di Turki menembus rekor 83,45% pada bulan September, tertinggi dalam 24 tahun terakhir. Defisit tahun berjalan juga naik 298 % di angka $10,384 miliar di bulan September menurut Menteri Perdagangan. Namun impor emas meningkat tajam 543% senilai $3,1 miliar di bulan September. Secara umum ekspor meningkat  9,2% senilai $22,62 miliar dan l impor naik 41,5% sejumlah $33 miliar.

Kenaikan impor ini didominasi oleh impor energi yang naik sebesar 115% atau senilai $9,56 miliar bulan lalu, angka tertinggi bulanan dalam sejarah.

Menurut menteri perdagangan Turki Mehmet Mus, sepertiga impor adalah energi dalam 9 bulan pertama, dimana salah satu negara tujuan impor yang teratas adalah Rusia dalam bentuk elemen energi.

Angka inflasi Turki sebesar 83,45% adalah level tertinggi sejak Juli 1998 akibat kenaikan biaya transportasi sebesar115%, sedangkan makanan dan minuman non alkohol naik 93,05%.

Kebijakan ekonomi presiden Erdogan adalah menekan tingkat bunga serendah mungkin.

Sumber : Kitco.com

Wednesday, June 15, 2022

Black Monday : Kejatuhan Mata Uang Crypto

Salah satu yang mengalami kejatuhan signifikan dalam peristiwa Black Monday kemarin adalah mata uang Crypto.

Pada hari Senin tsb Bitcoin menyentuh angka $22.725, terendah sejak Desember 2020. Mata uang Crypto terbesar ke 2, Ethereum terkena hantaman lebih parah jatuh di angka $1.182 atau 31,3% sejak 7 hari terakhir.

Aksi jual mata uang secara massif Senin lalu, diperparah dengan dihentikannya seluruh transaksi Celcius, perusahaan pembiayaan Crypto.

Sepanjang akhir pekan dan Senin kemarin, seluruh perusahaan Crypto merugi senilai $200 milyar.

Black Monday


Kejatuhan pasar finansial Senin (13/06) kemarin menyebabkan orang-orang terkaya di dunia mengalami kerugian.
Indeks Milyarder Bloomberg menunjukkan 500 orang terkaya di dunia menderita kerugian $206 milyar Dollar di hari Senin itu, dan total $1,4 triliun Dollar sejak awal tahun 2022.

Kerugian 5 orang terkaya dunia total mencapai $345 milyar sejak 2022. Mereka adalah Elon Musk (CEO Tesla dan SpaceX), Jeff Bezos ( Amazon), Bernard Arnault (LVMH), Bill Gates (Microsoft), dan Warren Buffet (Berkshire Hathaway's).

Kerugian ini berbanding terbalik dengan keuntungan yang mereka peroleh tahun 2021. 

Sebagian besar orang-orang terkaya di dunia ini tinggal di AS, Jepang, Cina, dan Jerman.


Tuesday, June 7, 2022

Bank Sentral Membeli 19,4 ton Emas selama April tahun ini.

World Gold Council Senin kemarin merilis laporan bahwa Bank Sentral di dunia melakukan pembelian emas lebih banyak dibanding penjualannya (net purchaser) di tahun 2022 ini. Per April tahun ini kenaikan cadangan emas bank sentral seluruh dunia mencapai 19,4 ton emas.

Khusus di bulan April  ada 4 bank sentral  yang melakukan pembelian emas yang signifikan, yaitu Bank Sentral Uzbekistan sebesar 8,7 ton, Kazakhstan 5,3 ton, Turki membeli 5,3 ton dengan total cadangan emas 436,7 ton atau 27,8% dari cadangan devisanya, dan India menambah 0,9 ton (total 761,3 ton).

Sedangkan bank sentral yang melakukan penjualan cadangan emasnya di bulan April (2022) adalah Jerman 0,9 ton, sedangkan Meksiko dan Republik Ceko masing-masing menjual 0,1 ton. 

Walaupun Ceko melakukan aksi jual bulan ini, namun gubernur Bank Sentralnya Ales Michl menyatakan bahwa ia berencana meningkatkan cadangan emasnya sebesar 100 ton di masa depan.

Dalam laporannya terakhir sejumlah  analis di  Societe Generale menyatakan bahwa negara-negara berkembang akan memimpin permintaan emas global.

Moe Zulfiqar analis riset di Lombardi Financial menyatakan bahwa kenaikan permintaan emas oleh bank sentral akan mendorong harga emas di level $3.000 per ounce.

"Bank sentral membutuhkan emas seiring polarisasi (dunia) yang berkembang dan melemahnya status mata uang (kertas) . Emas atau logam mulia terbukti dapat memproteksi nilai ditengah devaluasi mata uang dan ancaman krisis. Bank Sentral memegang devisa (dalam Dollar) dalam jumlah besar, dan butuh emas untuk menjaga keseimbangan nilai mata uangnya." tambah Zulfiqar.

Sumber : kitconews.com

Thursday, March 17, 2022

The Law of Unintended Consequences

Lebih dari 65% proses neon gas yang digunakan untuk tenaga laser dalam pembuatan semi konduktor berasal dari Ukraina. Dan antara 35% hingga 50% produksi metal strategis seperti titanium dan alumunium yang digunakan perusahaan penerbangan seperti Boeing dan Airbus berasal dari Rusia. Sebagian besar gandum yang dikonsumsi Timur Tengah dan Afrika berasal dari Ukraina dan Rusia.

Rusia juga eksportir logam yang digunakan dalam produksi baterai dalam mobil listrik seperti Lithium, Cobalt, dan Nikel. Rusia juga eksportir utama minyak, gas alam, dan batu bara, dan pemasok utama gas ke Eropa.

Pada tahun 2009 Pentagon (Departemen Pertahanan AS) menggelar Financial War Game di Warfare Analysis Laboratory of The United States. Salah satu skenarionya adalah Rusia dan Cina mengakumulasi sejumlah besar cadangan emasnya, dan mengumpulkannya di satu tempat. Kemudian mereka mendeklarasikan mata uang digital baru dengan jaminan emas menggantikan Dollar AS.

Selanjutnya Rusia dan Cina memaksa pembelian produk andalan mereka energi  dan barang-barang manufaktur menggunakan mata uang digital tsb dalam rangka keluar dari hegemoni Dollar dan sanksi ekonomi berbasis mata uang Dollar. 

Inilah yang sedang dimainkan Rusia (bekerjasama dengan Cina) untuk melawan sanksi AS dan sekutu-sekutunya.

Dollar membutuhkan waktu 30 tahun (1914-1944) untuk mencapai status sebagai mata uang utama dunia. Dollar kehilangan koneksinya dengan emas tahun 1971, namun tidak kehilangan statusnya berkat kesepakatan Petrodollar yang mewajibkan transaksi minyak dunia dengan mata uang Dollar sebagai buah kerja Nixon dan Kissinger tahun 1974.

Dunia pun dibanjiri oleh Dollar melalui kombinasi antara pencetakan Dollar oleh The Fed dan defisit perdagangan AS.


Masalah mulai muncul dekade 1990-an dan awal tahun 2000-an ketika AS memberi sanksi finansial kepada musuh-musuhnya seperti Iran, Korea Utara, Venezuela dan dalam lingkup terbatas pada Rusia. AS terus memperbaharui sanksi terhadap mereka.

Dalam ekonomi global pemberian sanksi ekonomi terhadap suatu negara tidak hanya berefek terhadap negara tsb tapi juga kepada negara-negara lain bahkan dunia. Maka akan ada pelemahan ekonomi global yang ujung-ujungnya adalah pelemahan mata uang Dollar itu sendiri. Tentu saja tidak terjadi dalam semalam tapi berproses. Dan itulah yang sedang terjadi saat ini. 

Sumeber : Jim Richards (dailyreckoning.com)

Arab Saudi berencana Menjual Minyak ke Cina dalam mata uang Yuan

Aran Saudi sedang melakukan pembicaraan intensif dengan Cina untuk menerima pembayaran mata uang Yuan dalam sebagian penjualan minyaknya ke negara tsb. Transaksi minyak internasional selama ini dilakukan dalam bentuk Dollar AS. Langkah Saudi ini berpotensi menggeser dominasi Dollar dalam pasar minyak global.

Kebijakan ini sempat timbul tenggelam selama 6 tahun terakhir, namun mencapai akselerasi maksimum akhir-akhir ini. Pemicunya adalah kekecewaan Arab Saudi terhadap AS dalam menjaga keamanan potensial  kerajaan tsb. Saudi menilai AS  tidak cukup mendukung dalam melakukan intervensi dalam perang sipil di Yaman, yang berbatasan langsung dengan Saudi. Begitu pula dalam kepemimpinan Biden, negosiasi nuklir dengan Iran, tidak berjalan optimal. Terakhir Saudi kecewa Amerika menarik pasukannya dari Afghanistan.

Cina mengambil porsi 25% dari total ekspor minyak Arab Saudi. Apabila pembayaran penjulan minyak dalam Yuan terjadi, maka akan menaikkan status Yuan dalam peta moneter internasional dan menggeser dominasi Dollar.

Sumber : www.wsj.com

Tuesday, March 15, 2022

AS Umumkan Inflasi tertinggi dalam 40 tahun terakhir

Departemen tenaga kerja  AS mengumumkan tingkat inflasi bulan Februari lalu sebesar 7,9% tertinggi sejak 1982. Angka ini 4 kali lipat dari target inflasi bank sentral AS sebesar 2%. Popularitas Joe Biden terus menurun karena tidak mampu mengendalikan inflasi. Perang Ukraina menambah tekanan inflasi terhadap harga minyak dan gas, karena jauh sebelum invasi Rusia 24 Februari lalu, inflasi sudah mulai merambat naik.




Menilik Jalinan Kerja Sama Rusia dan Zionis Israel

Serangan Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari lalu terus menyita perhatian publik. Banyak orang kemudian terjebak dalam salah satu dukungan terhadap kedua pihak. Salah satu pihak mendukung Ukraina dan NATO. Pihak lainnya mendukung Rusia. Salah satu alasan yang diberikan untuk mendukung Putin beralasan Rusia adalah sebuah kekuatan entitas yang melawan dominasi barat dan zionis Israel saat ini. Pertanyaannya adalah: betulkah?

Hubungan Sejarah Uni Soviet dan Israel

Jika kita mempelajari hubungan internasional, maka kita perlu memahami legasi sejarah dan interaksi geopolitik antara Uni Soviet, yang kemudian menjadi Rusia, dengan Israel.

Hubungan Uni Soviet dan zionis Israel telah berlangsung sangat lama. Megan Bailey dalam A Strategic Alliance: An Exploration of Israeli-Russian Relations (2014) menyebut legasi relasi resmi Soviet dengan Israel terjadi saat Soviet menerima rencana PBB untuk membagi Mandat Inggris atas Palestina menjadi dua negara yakni Yahudi dan Muslim pada 1947.

Saat itu, Uni Soviet menjadi menjadi salah satu negara pertama yang mengakui penjajah Israel usai membentuk negara palsu di atas penjajahan terhadap bangsa Palestina pada Mei 1948. 

Tiga hari setelah Israel mendeklarasikan kemerdekaan palsunya atau 17 Mei 1948, Soviet secara resmi mengakui Israel.

Selanjutnya, politisi Zionis Golda Meir, yang kelak menjadi perdana menteri pada 1969-1974, diangkat sebagai duta besar Israel untuk Uni Soviet, dengan masa jabatan dimulai pada 2 September 1948.

Meir menghadiri kebaktian Rosh Hashanah dan Yom Kippur di Sinagog Paduan Suara Moskow dikelilingi oleh 50.000 orang Yahudi.

Namun tidak selamanya hubungan Soviet dan Israel tanpa dinamika. Hubungan kedua entitas itu kompleks dan beragam, termasuk dukungan diplomatik, militer, kerja sama teknologi, dan energi. Selain itu, Israel menjadi destinasi nomor satu bagi orang Yahudi pasca-Uni Soviet untuk migrasi, sehingga diaspora Rusia-Yahudi yang besar ada di Israel. 

Larissa Remennick dalam Transnational community in the making: Russian Jewish immigrants of the 1990s in Israel (2002) menyampaikan Israel menyerap lebih satu juta orang Yahudi Rusia, yang meningkatkan populasi Israel sekitar delapan belas persen. Komunitas diaspora telah mempertahankan jaringannya di Rusia, sehingga meningkatkan hubungan antara kedua negara.

Meski demikian, hubungan kedua negara juga sempat beku pada Juni 1967. Hal ini lantaran Uni Soviet mendukung negara-negara Arab dalam Perang Enam Hari melawan Israel di mana mana Israel merebut wilayah dari Yordania dan sekutu Soviet Mesir dan Suriah. Saat itu, Moskow melanjutkan untuk mempersenjatai dan mendanai negara-negara Arab selama beberapa dekade.

Ketegangan Rusia dan Israel akhirnya secara bertahap mulai pulih. Pemulihan hubungan antara Soviet dan Israel terjadi pada Agustus 1986. Kontak resmi pertama terjadi di Helsinki antara delegasi konsuler Israel dan Soviet. Pada Oktober 1991, Mikhail Gorbachev membangun kembali hubungan diplomatik dengan Israel, tepat dua bulan sebelum runtuhnya Uni Soviet.

Gorbachev saat itu mengizinkan orang Yahudi untuk beremigrasi dengan bebas dan lebih dari satu dekade lebih dari satu juta dari mereka pindah ke Israel.

Setelah itu, hubungan kedua pihak terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada April 1994, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin melakukan kunjungan resmi ke Moskow. Kunjungan ini adalah yang pertama dilakukan perdana menteri Israel sekaligus mengabadikan normalisasi penuh hubungan bilateral kedua pihak.

Pada Juni 1967, Uni Soviet memutuskan hubungan dengan Israel setelah Perang Enam Hari 1967, di mana Israel merebut wilayah dari Yordania dan sekutu Soviet Mesir dan Suriah.

Moskow melanjutkan untuk mempersenjatai dan mendanai negara-negara Arab selama beberapa dekade.

Selanjutnya pada September 2001, perdana menteri Israel saat itu Ariel Sharon dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Moskow. Keduanya  bersama-sama mengutuk terorisme di mana Putin dan Sharon sama-sama mengatakan mereka adalah korban.

Posisi Kremlin dan Israel semakin dekat sejak serangan Rusia di republik Chechnya, di mana Moskow mengklaim sedang memerangi terorisme. Dan Israel mengkalim mendapatkan serangan dari pejuang Palestina. Meski pada kenyataannya, apa yang dilakukan faksi perlawanan Palestina hanyalah respons atas penjajahan, kekerasan, pembunuhan, penggusuran yang dilakukan negara Zionis itu terhadap bangsa Palestina.

Kerja Sama Pertahanan Rusia-Israel

Salah satu sektor terbesar kerja sama antara Rusia dan Israel adalah pada bidang pertahanan. Keduanya selama ini telah terlibat upaya untuk meningkatkan kapasitas militernya masing-masing.
Pada 2010, Rusia dan Israel resmi menandatangani perjanjian kerja sama militer. Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukov mengatakan Moskow mempelajari dengan serius praktik militer Israel saat memodernisasi tentaranya.

Sementara itu, Menhan Israel Ehud Barak mengatakan Israel siap pengalaman dengan militer Rusia dalam memerangi “terorisme” dan memastikan keamanan, termasuk dengan menggunakan pesawat tak berawak. (Al-Arabiya, Associated Press, 2010)

Saat itu, Putin mengatakan telah membeli beberapa kendaraan udara tak berawak di Israel. Rusia juga telah meluncurkan beberapa satelit untuk kepentingan Israel. “Kami sedang memeriksa kemungkinan untuk melengkapi pesawat Israel dengan instrumen dan peralatan laser kami," ucap Putin.

Rusia telah berusaha untuk membangun armada pesawat mata-mata buatan Israel sejak Georgia menggunakan pesawat Israel semacam itu untuk melawan Rusia dalam perang tahun 2008.

Saat itu, pejabat Rusia mengatakan Israel telah menjual 12 pesawat tanpa pilot ke Moskow dan akan memasok 36 lagi, senilai sekitar USD100 juta.

Pada April 2014, Israel mengambil sikap netral terhadap aneksasi illegal Rusia atas Krimea, yang merupakan rumah bagi 12 persen etnis Muslim Tatar, di PBB. Kondisi ini membuat marah pejabat Departemen Luar Negeri AS dan Gedung Putih [Hareetz, 2014].

Sebaliknya, selama Operasi Protective Edge pada tahun 2014 untuk menghentikan perlawanan Hamas. Dalam perang Gaza itu, total 1.880 orang tewas, termasuk 1.500 warga sipil berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza. Dan Putin menyatakan bahwa "Saya mendukung pertempuran Israel yang dimaksudkan untuk melindungi warganya". [Federation of the Jewish Communities of The CIS, 2014].

Joshua Krasna dalam Moscow on The Mediteranian: Russia and Israel’s Relationship (2018) mencatat hubungan Israel dan Moskow meningkat tiga kali lipat sejak Putin naik ke kekuasaan pada 2000. 

“Kemajuan stabil yang telah dibuat sejak pemulihan hubungan diplomatik pada tahun 1991—dan khususnya sejak Vladimir Putin menjabat pada tahun 2000—mewakili peningkatan yang signifikan dalam keamanan nasional Israel dan dan keuntungan penting bagi kebijakan global dan regional Rusia. Hubungan bilateral terbaik yang mereka miliki sejak 1991,” tulis Krasna.

Krasna mengatakan untuk memahami kepentingan Rusia terhadap Israel, pertama-tama kita harus memahami Moskow secara lebih luas dalam hal tujuan kebijakan, baik regional maupun global. Menurut pakar Rusia Dmitri Trenin, tujuan utama kebijakan luar negeri Moskow dalam beberapa tahun terakhir adalah mengembalikan Rusia ke “tingkat teratas politik global.”

Kontak Putin dan Bennett

Kini rezim zionis Israel telah berganti. Naftali Bennett naik ke puncak kekuasaan Israel sebagai perdana menteri Israel pada 2021 menggantikan Benyamin Netanyahu. Meski wajah penguasa Israel berganti, hubungan Rusia dan Israel tidak lantas berubah.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett telah melakukan kontak untuk mendukung negaranya masing-masing. Kedekatan keduanya mendorong Putin meminta Bennett agar melobi AS meringankan beberapa sanksinya terhadap rezim Bashar al-Assad. 

Lobi ini dilakukan Moskow kepada Tel Aviv agar perusahaan-perusahaan Rusia dapat mengambil bagian dalam rekonstruksi di Suriah.

Moskow ingin mendapatkan sebagian besar proyek rekonstruksi skala besar di Suriah dalam upaya meningkatkan pendapatan sambil meningkatkan pengaruhnya terhadap ekonomi Suriah.

Menurut Rusia, sanksi AS membuka jalan bagi perusahaan Iran untuk mendapatkan proyek-proyek rekonstruksi besar demi meningkatkan pengaruh Iran di Suriah.

Saat perang Rusia-Ukraina meletus, Bennett muncul sebagai pemimpin Israel yang berusaha menengahi konflik. Batu Coskun (2022), pakar kajian Israel dan Teluk, mengatakan motif ini dilakukan karena Bennett haus akan pengakuan publik internasional setelah Netanyahu lengser. 

Nama Bennett masih asing dalam pergaulan internasiona. Kesepakatan Abraham, keputusan Washington untuk memindahkan kedutaan Amerika ke Yerusalem dan keputusan Trump untuk menarik diri dari perjanjian nuklir Iran adalah kemenangan bagi Netanyahu yang pada gilirannya ditransformasikan menjadi propaganda elektoral. Bennett tidak menikmati prestise internasional yang sama seperti Netanyahu. Dia masih belum dikenal oleh sebagian besar pemimpin global dan memiliki sedikit pengalaman di forum multilateral.

Selain itu, kata Coskun, adalah faktor keamanan kawasan. Israel dapat beroperasi di Suriah lewat restu Rusia, yang menjalankan kontrol hampir total atas wilayah udara rezim Assad. Dengan demikian, Israel memandang insentif yang besar dalam mempertahankan hubungannya dengan Moskow. 

Bennett akhirnya bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama tiga jam di Kremlin pada 5 Maret lalu. Bennett juga telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa kali melalui telepon dalam beberapa hari terakhir dan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Foreign Policy (2022) mencatat diplomasi yang dilakukan Bennett juga dimaksudkan untuk melestarikan kepentingan strategis Israel di Timur Tengah ketika konflik Ukraina meningkat serta memastikan keamanan komunitas besar Yahudi di Ukraina. 

Seorang pejabat di kantor Bennett mengatakan pembicaraan itu dilakukan "dalam koordinasi dan dengan restu" Washington dan dapat berfungsi sebagai saluran utama bagi Barat dalam meredakan konflik dan solusi tetap bisa dilakukan di atas meja.

Israel memilih bersama Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya di Majelis Umum PBB mengutuk invasi Rusia. Tetapi juga menolak permintaan Ukraina untuk mengirim perlengkapan militer, termasuk perlengkapan pertahanan.

Keengganan Israel untuk masuk melawan Rusia berasal dari serangkaian perhitungan yang dianggap penting oleh Israel dalam melestarikan arsitektur keamanan zionis di Timur Tengah, khususnya Baitul Maqdis. 

Sumber : Pizaro Gozali (Peneliti Center for Islam and Global Studies)


Sumber:  https://www.hidayatullah.com/spesial/analisis/read/2022/03/14/226601/menilik-jalinan-kerja-sama-rusia-dan-zionis-israel.html#google_vignette


Referensi:

Joshua Krasna (2018), Moscow on The Mediteranian: Russia and Israel’s Relationship, Foreign Policy Research Institute

Megan Bailey (2014), A Strategic Alliance: An Exploration of Israeli-Russian Relations, Independent Study Project Collection.

Larissa Remennick (2002), Transnational community in the making: Russian Jewish immigrants of the 1990s in Israel,” Journal of Ethnic and Migration Studies.

Al-Arabiya (2010), Russia boosts military cooperation with Israel. https://english.alarabiya.net/articles/2010%2F09%2F06%2F118675

Neri Zilber (2022), Why Naftali Bennett Went to Moscow, Foreign Policy. https://foreignpolicy.com/2022/03/07/israel-ukraine-mediation-russia-bennett-putin/

Hareetz (2014), "U.S. Officials Angry: Israel Doesn't Back Stance on Russia". https://www.haaretz.com/.premium-u-s-angry-at-israel-for-silence-on-ukraine-1.5244919

Batu Coskun (2022), ANALYSIS - Israeli balancing act between Russia and Ukraine, Anadolu Agency. https://www.aa.com.tr/en/analysis/analysis-israeli-balancing-act-between-russia-and-ukraine/2528584

Federation of the Jewish Communities of The CIS (2014), President Putin: I Support Israel, https://fjc-fsu.org/president-putin-support-israel/

Flash Back : Cadangan Emas Ukraina Terbang ke Amerika sejak 2014

Sebuah situs berita Rusia Iskra yang berbasis di kota Zaparozhye timur Ukraina melaporkan bahwa tanggal 7 Maret 2014 cadangan emas Ukraina telah diangkut ke Amerika Serikat melalui bandara Borispol sebelah timur Kyiv.

Menurut situs berita Iskra :
Pukul 2 dinihari (07 Maret) sebuah pesawat yang tak dikenal berada di landasan bandara Borispol. Menurut staf bandara, sebelum pesawat  tiba, rombongan kendaraan yang terdiri dari 4 truk dan 2 minibus VW telah bersiap di landasan. Seluruh plat nomor truk tsb tak terpasang.

Sejumlah 15 orang dengan seragam dan topeng hitam keluar dari kendaraan. Seluruhnya menyandang senjata, dan sebagiannya dengan senjata mesin. Dengan sigap mengeluarkan lebih 40 peti logam.

Kemudian seseorang datang dan menaiki pesawat. Dan seluruh peti tsb dimuat ke badan pesawat dengan terburu-buru.

Selanjutnya pesawat menuju landasan darurat dan lepas landa. 

Seseorang saksi yang melihat pemandangan tsb, segera melapor otoritas bandara, dan mendapat jawaban " jangan ikut campur urusan orang lain".

Selanjutnya ada konfirmasi dari mantan pejabat senior departemen keuangan Ukraina,  bahwa "malam itu atas perintah salah satu pemimpin baru Ukraina, Amerika Serikat mengambil alih pemeliharaan seluruh cadangan emas Ukraina."???

Sumber :  commoditytrademantra.com






Apa saja sanksi Eropa dan Amerika terhadap Rusia

AS, Inggris, dan Uni Eropa sepakat menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Efeknya amat siginifikan bagi perekenomian Rusia sehingga menyebabkan puluhan ribu rakyat Rusia memprotes invasi tsb, bahkan sebagian mereka ikut mengungsi dari negaranya karena khawatir dampak sanksi terhadap Rusia.

Menteri Keuangan AS sendiri mengumumkan 15 sanksi terhadap Rusia. Salah satunya adalah membekukan aset Bank Sentral Rusia. Ini adalah kali pertama sebuah Bank Sentral dunia mengalami pembekuan aset sejak perang dingin

Sejumlah perusahaan swasta seperti  Microsoft, Exxon Mobil, Shell dan beberapa perusahaan penerbangan besar menghentikan kegiatan bisnismya di Rusia.Visa dan Mastercard tidak lagi menerima charges kartu kredit dari Rusia. Google dan Apple juga mematikan aplikasi pembayaran mobile di handphone warga Rusia. Raksasa pelayaran Maersk pun menghentikan layanan bongkar muat kapal di pelabuhan Rusia. 

Apabila sanksi terus berlanjut, ekonomi Rusia akan jatuh 20% bahkan lebih di pertengahan 2022, atau mirip dengan kwartal ke 2  pada fase lockdown pertama pandemi 2020 lalu.

Namun Rusia juga melakukan pembalasan dengan capital control yaitu melarang perusahaan Rusia membayar kreditur atau investor Eropa dan AS dengan menggunakan mata uang Dollar atau Euro. Akibatnya investor perusahaan Rusia asal Eropa dan AS tidak bisa menjual sahamnya atau menerima pembayaran piutang dari perusahaan Rusia.

Walaupun Rusia mengalami blokir dalam sistem pembayaran internasional via Bank Sentral, namun Rusia bisa menerima pembayaran minyak dan gasnya dalam bentuk Dollar melalui saluran pembayaran lain dan masuk ke cadangan devisa mereka. Rusia juga masih bisa melakukan transaksi di luar sistem SWIFT dengan teknologi yang lebih lama spt teleks dan saluran internet di luar koridor SWIFT. Begitu pula warga Rusia bisa melakukan pembayaran internasional melalui bank Cina dan bank-bank yang tidak bergabung dengan sanksi. SWIFT atau Society for Worldwide Interbank  Financial Telecommunications atau jaringan perbankan dan institusi keuangan yang melayani pengiriman informasi (termasuk uang atau instruksi transfer) secara cepat, akurat, dan ke seluruh dunia.

Bersambung....


Kenaikan Permintaan Emas akibat Perang Ukraina

Perang Ukraina menyebabkan permintaan emas naik di seluruh dunia mulai dari Vienna dan Singapura hingga New York. Selama perang harga emas naik hingga $2.070,44 per oz, mendekati harga tertinggi saat pandemi.

Invasi Rusia terhadap Ukraina memicu kenaikan harga komoditas mulai dari minyak, gas, dan emas.

Kenaikan harga emas hingga 10% sejak awal tahun ini, menyebabkan kenaikan permintaan, seperti yang dialami oleh Rudolf Brenner, pemilik Philoro Edelmetalle, toko emas di Jerman yang mengalami antrian panjang pekan-pekan terakhir ini. "When the crisis in Ukraine started, we saw massive orders,” kata Brenner yang mengalami kenaikan penjualan 3 kali lipat dari biasa.

Gregor Gregensen pendiri Silver Bullion Singapura mengatakan selama pekan pertama Invasi, mengalami kenaikan permintaan emas 235%.

Kenaikan permintaan emas ini terjadi setelah kenaikan permintaan emas selama 2021.  Menurut World Gold Council sepanjang 2021 penjualan emas mencatat nilai 1.124 ton baik dalam bentuk emas batangan maupun koin.

Sumber : Irishexaminer.com



Monday, March 14, 2022

Rusia minta Cina membantu Ekonomi pasca Sanksi

Rusia mulai merapat ke Cina untuk meminta bantuan akibat sanksi AS, Eropa dan sekutu-sekutunya terhadap perekonomian mereka. Demikian dalam sebuah pernyataan menlu Rusia Ahad (13 Maret) kemarin. Namun AS buru-buru meniup peluit peringatan agar Cina urung memberi bantuan.

Menteri Luar Negeri Rusia Anton Siluanov menyatakan bahwa sanksi ekonomi telah menutup akses finansial mereka sebesar $300 miliar hingga $640 miliar dalam bentuk emas dan cadangan devisa luar negeri.

Negara-negara barat mengenakan sanksi ekonomi terhadap perusahaan-perusahaan dan sistem finansial Rusia setelah invasi terhadap Ukraina tanggal 24 Februari lalu dengan nama operasi militer khusus.

Cina adalah negara tujuan ekspor utama bagi Rusia,  nomor 2 setelah Uni Eropa.
Nilai ekspor Rusia ke Cina adalah $ 79,3 miliar tahun 2021 dengan kenaikan 56% pada minyak dan gas.

Rusia dan Cina sebelumnya memang telah menjalin hubungan erat karena keduanya sama-sama mengalami tekanan ekonomi dan politik dari AS. Putin dan Xi Jinping bertemu tanggal 4 Februari lalu dalam sebuah kerjasama strategis dalam rangka mengurangi tekanan AS.

Beijing tidak mengutuk serangan Rusia dI Ukraina, dan juga tidak menyebut itu sebagai Invasi. Beijing hanya menekankan agar segera dilakukan solusi negosiasi .

Sumber : reuters.com


Tuesday, March 1, 2022

Ukraina : Pertaruhan Terakhir Hegemoni AS di Eropa?

Invasi Rusia terhadap Ukraina  menyisakan pertanyaan bagi perkembangan perang Ukraina - Rusia . Ketika negara-negara sekutu AS dan Uni Eropa sibuk berdiplomasi mengutuk dan memberi sanksi kepada Rusia, secepat itu pula tentara Rusia merangsek ke kota-kota Ukraina. Tidak ada pergerakan militer NATO dan AS untuk menahan laju miiter Rusia. Tentu saja karena Ukraina belum resmi masuk NATO. Namun secara moral NATO ikut betanggung jawab karena menjadi sebab utama invasi Rusia. Demikian pula Amerika, kita tidak melihat pergerakan militer atau kapal indul AS di laut hitam. Ukraina dibiarkan gemetar berhadapan dengan raksasa militer no 2 dunia.

Kegamangan AS dan Eropa membantu Ukraina secara militer, tidak lepas dari kondisi internal negara-negara tsb. AS tidak segarang dahulu pasca kalah perang 10 tahun di Afghanistan. Secara ekonomi saat ini AS menghadapi menghadapi krisis ekonomi pasca pandemi demikian pula Eropa. 

Mengapa AS tidak mengirim pasukan ke Ukraina :

1. Ukraina bukan national interest AS.
Ukraina tidak terletak di perbatasan AS. Negara itu juga tidak menjadi tuan rumah pangkalan militer AS. 
Selain itu, Ukraina, tidak memiliki cadangan minyak strategis dan bukan mitra dagang utama.

2. Biden tidak mempunyai niat melakukan intervensi. 
Kebijakan LN Biden cenderung menghindari perang. Menarik pasukan dari Afghan. Fokus menangani pandemi dan perubahan iklim, serta bersaing dengan China di Indo-pasifik.

3. Warga AS menolak perang
Sebuah jajak pendapat AP-NORC baru-baru ini menunjukkan 72% warga AS mengatakan negaranya harus memainkan peran kecil dalam konflik Rusia- Ukraina, atau tidak sama sekali.

4. Fokus menghadapi Inflasi
Amerika Serikat menutup 2021 dengan tingkat inflasi menembus 7 persen, tertinggi sejak 1982. Masih  berlanjutnya disrupsi pada rantai pasok dan gelombang omicron membuat prediksi harga konsumen pada tahun ini masih akan panas

5. Biden tidak ingin memicu perang dunia.
AS tidak ingin mempertaruhkan bentrokan
langsung antara pasukan Amerika dan Rusia di  Ukraina." Ini tidak seperti kita berurusan dengan organisasi teroris," kata presiden kepada NBC awal bulan ini. "Kita sedang berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia.  Ini adalah situasi yang sangat sulit, dan segalanya bisa menjadi gila dengan cepat."

Dua Skenario Putin Hadapi Sanksi

• Skenario pertama, sanksi Eropa mungkin akan merugikan Moskow sekitar lebih USD20 juta per hari. Tapi Rusia adalah negara yang  mempunyai cadangan keuangan mencapai USD630 miliar. Ini setara Rp 9 kuadriliun. Dari jumlah itu, hanya 16% dalam bentuk dollar.
• Skenario kedua, China masuk menjadi alternatif keuangan bagi Rusia. 
Sudah sejak lama Rusia tidak bergantung kepada dollar, transaksi memakai Yuan, dan China menjadi grand design di baliknya. Ini sudah dilakukan aliansi Moskow-Beijing sejak barat menjatuhkan sanksi Rusia paska aneksasi illegal Krimea pada 2014.

Masalah pasokan gas Eropa dari Rusia.

• Potensi menjadi bumerang bagi Eropa
Ketergantungan Eropa akan pasokan gas dari Rusia menimbulkan kegamangan dalam menerapkan sanksi terhadap Rusia. Terlebih Jerman dan Rusia terlibat dalam pembanguanan pipa gas bawah laut.

• Butuh biaya besar mencari pengganti
pasokan dari Rusia.

• Distribusi terminal LNG tidak merata di 
Eropa.

• Qatar maupun negara lain tidak memiliki
kapasitas mengganti pasokan gas Rusia ke Eropa.
Sumber : Gold Money dan Pizaro Gozali wartawan (Anadolu Agency)

Friday, February 25, 2022

Ibu Kota Ukraina di Ambang Kejatuhan

Pejabat barat memberi peringatan kejatuhan ibu kota Ukraina, Kyev setelah Rusia melumpuhkan bandara Antonov 25 km dari pusat kota. Sejumlah instalasi militer Ukraina dan bandara menjadi target serangan Rusia, namun wilayah pemukiman sipil tidak luput dari pengeboman spt di kota Odessa, Kharkiv, Kyev dan sejumlah kota lainnya. Instalasi nuklir Chernobil juga dalam penguasaan tentara Rusia.

Seruan anti perang merebak di kota Moskow berujung keributan menyebabkan 100 orag ditangkap Polisi. Demonstrasi juga merebak di Georgia eks negara Uni Soviet.

Diplomasi yang dilakukan Uni Eropa dan AS hanya sebatas sanksi ekonomi terhadap Rusia spt blokir akses perbankan internasional ( SWIFT), larangan ekspor produk ke Rusia, pembekuan transaksi perdagangan Rusia di AS, Inggris, Cina, Spanyol dan Perancis. Namun tidak ada tanda-tanda bantuan militer sekutu Ukraina. 

Presiden Ukraina Zelensky melaporkan sudah 137 tentara Ukraina tewas termasuk sejumlah warga sipil. Arus pengungsi Ukraina sebesar 100.000 orang mengalir ke negara-negara Eropa terutama Polandia, di tengah seruan Zelensky kepada rakyatnya untuk melakukan perlawanan bersenjata.

Harga minyak internasional terus menanjak, sementara emas mengalami pelemahan 0,4% di angka $1.911, namun masih ada potensi kenaikan, karena perang masih menyisakan ketidakpastian di tengah krisis ekonomi global pasca pandemi.

Sumber : Bloomberg dan Al Jazira

Thursday, February 24, 2022

Perang Ukraina-Rusia Mendorong Emas Naik


Serangan massif Rusia di timur Ukraina dini hari kemarin menimbulkan krisis di Uni Eropa khususnya dan dunia secara umum. 

Operasi khusus  militer yang dilancarkan presiden Rusia Vladimir Putin di kota Luhansk dan Dohansk Ukraina merupakan awal dari perang skala penuh Rusia terhadap Ukraina. Deretan tank dini hari tadi juga mengalir dari perbatasan Belarusia - Ukraina.

Presiden Ukraina Zelensky mengecam operasi tsb sebagai tindakan pengecut. Dalam rekaman videonya Zelensky menyeru rakyatnya yang siap berperang agar mendaftar ke departemen dalam negeri dan juga mendonorkan darahnya ke RS. Presiden Ukraina juga menegaskan tentara mereka siap menghadapi serangan Rusia dari berbagai arah. 

Di dalam negeri Rusia sendiri bursa saham jatuh sebesar 45%, dan mata uang Rusia Rubel turun 20%, dan emas naik 12% dalam Rubel.

Di pasar internasional emas membukukan harga tertinggi dalam 20 bulan terakhir di angka $1.940 per troy ounce. Begitu pula harga minyak menembus angka $102 per barel atau naik 5,34%. Angka ini memgalami kenaikan 52% dibanding tahun lalu.

Pergerakan angka ini masih terus berubah mengikuti perkembangan perang di kawasan Eropa timur karena faktor utamanya adalah perang skala penuh Rusia terhadap Ukraina yang masih berlangsung saat ini




Friday, January 28, 2022

Nilai Dollar, Saham, Obligasi akan rontok

Pasar finansial AS akan jatuh, demikian prediksi analis investasi Jim Rogers dalam wawancaranya dengan gold core tv. Hal ini terjadi karena ekonom di pemerintahan Joe Bidem tak begitu paham masalah ekonomi. Tentu saja mereka adalah para akademisi yang berlatar belakang ekonomi, namun yang mereka lakukan sehari-hari adalah government job bukan real job,  mereka tidak tahu apa yang terjadi di lapangan. Hanya sedikit ekonom bank sentral yang betul-betul paham seraya menyebut satu nama. 

Kebijakan apa yang mereka lakukan saat ini? Cetak uang, cetak uang, dan cetak uang. Tentu saja akibatnya inflasi makin naik, dan itu sedang terjadi saat ini.

Saham-saham di Wall Street akan jatuh 80 hingga 90%, kecuali segelintir saham yang menurutnya bagus.

Peringatan ini tentu juga berlaku terhadap Dollar yang sedang mencapai batas waktu kejayaannya sebagai mata uang dunia.

Negara Dunia ke 3 itu bernama Amerika

Dahulu julukan negara dunia ketiga acap kali dilontarkan AS kepada negara lain termasuk Indonesia. Indikatornya adalah tingkat korupsi, angka kejahatan, angka inflasi yang tinggi dan ekonomi yang mengalami krisis dll.


Prasyarat negara dunia ketiga di atas, hari ini dialami Amerika. Alih-alih menuding negara lain rendah statusnya (negara dunia ke 3), kini status itu disandang pula oleh Amerika. Tingginya angka inflasi , korupsi yang akut dan tindak kejahatan yang makin merajalela menghantui AS bak bayang-bayang hitam. Betapa tidak, kejahatan begal mobil naik sebesar 510 % di beberapa negara bagian utama di Amerika, begitu pula jenis pencurian lainnya.

Foto dan video ribuan kotak dan paket curian dalam keadaan terbongkar dari kereta kargo langsung menghentak AS, hingga membuat Gubernur California Gavin Newsom turun ke lokasi untuk menyelidiki kejadian tsb. Newsom pun bergumam "looked like a third world" (seperti negara dunia ke 3).

Tentu saja pemandangan kriminal hanya satu bentuk saja, selain inflasi yang menggila, kelangkaan bahan pokok, terbongkarnya korupsi layanan kesehatan saat pandemi, pelayanan umum yang tidak berjalan, pecandu narkoba di jalan-jalan, gelandangan dll.

Kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Joe Biden juga tinggal 19%.
Hal ini cermin ketidakpercayaan terhadap politisi. Ketika sistem politik hancur, maka ketahanan ekonomipun rentan.

Kondisi ini terjadi setelah beberapa dekade. Dan akan terus berlangsung hari per hari.



Tuesday, January 11, 2022

Negara Bangkrut yang Menguasai Dunia (4)

Satu peristiwa lagi yang menggambarkan bagaimana pengaruh US Treasury Bill atau surat Obligasi pemerintah AS,  membuat suatu negara yang kuat secara geopolitik kala itu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya. Hudson menulis : "Industri Jerman banyak mendatangkan pekerja dari Yunani, Turki, Yugoslavia, Italia, dan negara-negara mediterania lainnya. Pada tahun 1971 saja 3% dari penduduk Yunani bekerja di industri mobil dan eksportir Jerman. Ketika mereka mengirim mobil VW dan produk ekspor ke Amerika, maka perusahaan tsb menerima Dollar AS yang dapat ditukar dengan mata uang mark Jerman melalui bank sentral Jerman.  Namun Bank Sentral Jerman hanya dapat memegang (klaim) dollar ini dalam bentuk obligasi pemerintah AS saja. Akibatnya dalam kurun 1970-1974 saja, nilai obligasi tsb kehilangan nilai sebesar 1/3, ketika nilai Dollar terhadap Mark Jerman jatuh  52%. Penyebab utamanya adalah inflasi domestik AS kala itu menggerus daya beli Dollar hingga 34%. Inflasi ini akibat ongkos militer amat besar untuk perang Vietnam dan dukungan AS terhadap militer "Israel" yang kala itu sedang memanas dengan negara-negara Arab, khususnya Mesir dan Suriah."

Pada titik ini Jerman secara tidak langsung mengongkosi AS pada perang Vietnam dan dukungan militer "Israel". AS berhasil memaksa negara-negara lain, untuk membiayai program perangnya, terlepas mereka suka atau tidak.

Selanjutnya hanya 2 tahun setelah "Nixon Shock", sebagai respon atas devaluasi Dollar dan kenaikan harga gandum oleh Amerika, negara-negara eksportir minyak OPEC menaikkan harga minyak internasional sebesar 4 kali lipat. Tentu saja AS dan Eropa kalang kabut.

Maka terjadilah distribusi kekayaan yang baru pada negara-negara eksportir minyak tsb. Pada 1974 neraca pembayaran negara-negara eksportir minyak surplus sebesar $70 miliar, bandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya $7 miliar. Jumlah tsb hampir 5% dari GDP AS. Arab Saudi saja surplus 51% dari GDPnya saat itu.

Penting bagi AS saat itu, untuk meyakinkan negara-negara OPEC untuk menyimpan petrodollar (Dollar yang diperoleh dari penjualan minyak) mereka tetap dalam Dollar (tidak dalam emas atau sektor riil luar negeri). Juga sebagai upaya menyerap Dollar dari Eropa dan Jepang yang saat itu melepas cadangan devisa mereka.

Nixon sampai perlu untuk mengutus Menkeu William Simon ke Arab Saudi untuk memastikan agar harga minyak tetap dalam Dollar seraya mendaur ulang petrodollar negara-negara OPEC dalam produk-produk sekuritas  AS.

Buah dari loby tsb, pada 8 Juni 1974, AS-Arab Saudi menandatangani pakta Ekonomi dan Militer, yang isinya kerajaan Saudi setuju untuk menempatkan dana $10 miliar lebih pada produk-produk sekuritas Amerika, sebagai imbalannya AS menjamin keamanan  kerajaan Saudi dan  negara-negara teluk, dan menjual peralatan militer kepada mereka dalam jumlah besar.

Selama negara-negara OPEC menyimpan dananya dalam produk sekuritas AS, tidak dalam barang modal atau membangun industri di luar negeri, maka pergerakan harga minyak OPEC tidak membuat  AS khawatir.

Saat itu memang ada kekhawatiran publik AS bahwa Saudi akan mengambil alih perusahaan-perusahaan AS. Namun dengan jalinan hubungan spesial tsb, AS berhasil meyakinkan Saudi untuk tidak merambah sektor industri swasta Amerika, namun sebaliknya menggunakan dananya membeli obligasi atau surat utang Amerika.

Amerika terus menaikkan suplay Dollarnya, sehingga pecah rekor inflasi sejak perang sipil Amerika. Namun kenaikan defisit ini diredam oleh investasi finansial Saudi dalam Dollar, yang kemudian diikuti negara-negara OPEC lainnya.

Bersambung...







Monday, January 3, 2022

Demi Masa (pengelolaan aset waktu)

Bayangkan kalau tiba-tiba pagi ini di account M-Dinar Anda ada yang transfer dana sebesar 86,400 Dinar (sekitar Rp 184 milyar) tetapi dengan syarat, yaitu Anda harus habiskan dalam waktu 1 x 24 jam. Bila dana ini tidak habis, maka berapapun sisanya akan ditarik kembali oleh yang memberikannya. Apa yang Anda akan lakukan ?, Anda pasti mau bekerja keras sekuat tenaga untuk menghabiskannya – karena setiap detik Anda harus mampu  membelanjakaannya sebesar 1 Dinar.

86,400 Dinar tersebut dan bahkan lebih sesungguhnya benar-benar diberikan olehNya ke kita dalam bentuk waktu. Tetapi karena kita hanya bisa menggunakannya sebagian kecil saja, maka setiap akhir hari – sekian banyak waktu kita yang harus di write off – dan tidak lagi menjadi asset kita.

Untuk memudahkan kita menghargai waktu ini, bayangkan situasi berikut :


Seorang anak yang tidak naik kelas dan harus mengulang setahun lagi, untuk pertama kali dalam hidupnya mungkin dia bisa menghargai arti waktu satu tahun ini.
Seorang ibu yang melahirkan anak prematur lebih cepat 1 bulan dari yang seharusnya, dia akan bisa memahami betapa pentingnya tambahan waktu satu bulan bagi anak ini di dalam kandungannya.

Seorang wartawan majalah mingguan yang tidak bisa menyelesaikan tulisannya pada saat deadline tiba, dia akan bisa memahami betapa pentingnya waktu satu minggu bagi dia.

Seorang yang lagi melakukan perjalanan jauh naik pesawat, pesawat mengalami gangguan teknis dan penerbangan lanjutannya tertunda satu hari. Betapa sengsaranya menunggu ‘delay’ satu hari ini, meskipun di tempat tujuan dia juga tidak melakukan apa-apa.
Seorang pencari kerja yang terjebak macet di jalan, ketika datang memenuhi panggilan wawancara – dia satu jam datang terlambat dan kesempatannya sudah diberikan ke orang lain. Betapa pentingnya arti waktu satu jam ini bagi dia…

Di pagi hari ketika mengejar kereta, Anda sampai di tempat pemberangkatan kereta satu detik setelah kereta berangkat. Betapa pentingnya satu detik ini bagi Anda.
Bagi para pembalap MotoGP, waktu seper sekian detik sangat menentukan  peringkat dia , apakah akan menjadi juara dunia atau bukan siapa-siapa.

Setiap tahun kita seperti anak yang tidak naik kelas tersebut diatas, hanya kita tidak menyadarinya saja. Setiap pekan kita seperti wartawan yang miss deadline, juga tidak menyadarinya. Setiap detik kita ketinggalan kereta, tetapi tetap juga tidak menyadarinya.

Setiap detik kita kehilangan 1 Dinar dan setiap hari kehilangan 86,400 Dinar – semuanya tidak kita sadari, dan itulah kehilangan waktu kita yang setiap hari di write off oleh Sang Pemberi. Waktu-waktu itu pernah menjadi aset yang sangat berharga yang ada di balance sheet kita, tetapi kebanyakan harus di write off ketika tutup buku – hilang tanpa bekas karena memang tidak pernah kita manfaatkan.

Padahal di satu sisi liability kita tetap terus berjalan dalam bentuk salah satu pertanyaan yang harus bisa kita jawab ‘untuk apa waktumu engkau pergunakan…?’.

Meskipun demikian banyak yang patut di syukuri oleh umat ini dalam bidang apapun, termasuk dalam bidang pengelolaan asset waktu ini. Ada petunjuk yang begitu jelas, seperti apa waktu itu harus kita kelola.

Petunjuk itu disiapkan olehNya dalam satu surat khusus yang bahkan juga diberi nama ‘Waktu’. Empat hal yang akan membuat kita tidak merugi bersamaan dengan berlalunya waktu yaitu iman, amal shaleh, saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (QS 103 :3).

Kita ini ibarat para siswa yang akan menempuh ujian akhir. Kita sudah diberi tahu pertanyaan yang pasti akan muncul yaitu ‘untuk apa waktumu engkau pergunakan…?’. Kita juga sudah diberi tahu jawabannya yang benar yang ada di surat tersebut di atas. Maka yang perlu kita lakukan hanyalah melaksanakan petunjuk yang sudah begitu jelas tersebut.

Agar kita tidak menjadi anak yang tidak naik kelas, agar tidak menjadi wartawan yang miss deadline, agar tidak menjadi penumpang yang ketinggalan kereta, agar tidak menjadi pembalap yang miss sepersekian detik. Agar asset kita yang begitu berharga, tidak harus di write off setiap hari. InsyaAllah!

Oleh Muhaimin Iqbal (geraidinar.com)