www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, December 30, 2010

Gold vs Oil Price (bagian 1)

Salah satu cara menimbang harga suatu komoditas adalah membandingkannya dengan komoditas lainnya. Dua dari komoditas penting dalam perdagangan internasional adalah emas dan minyak. Untuk menilai apakah harga suatu komoditas sedang ketinggian (overprice) atau terlalu rendah (underprice) adalah dengan membandingkannya dengan komoditas lain. Misalnya ketika harga emas US$ 1.000/ounce dan harga minyak US$100 Dollar maka rasio emas dan minyak adalah 10, artinya 1 ounce emas dapat membeli 10 barel minyak atau beberapa tahun lalu ketika harga emas US$500 dan harga minyak US$50, maka rasionya tetap sama 10, atau 1 ounce emas dapat membeli 10 barel minyak. Dari data dibawah (1946-2010) rasio emas dan minyak (rata-rata) adalah 15,808 barel. Artinya selama 64 tahun terakhir secara rata-rata 1 ounce emas dapat membeli 15,808 barel minyak. Di akhir 2010 ini rasio emas dan minyak adalah 15,747 tidak jauh berdeda dengan rasio rata-rata dalam 46 tahun terakhir.
Jadi mana yang lagi mahal, dan mana yang lagi murah? Emas atau Minyak. Karena keduanya adalah komoditas yang memiliki nilai yang riil (tidak seperti uang kertas) maka keduanya memiliki nilai yang sama atau stabil selagi dikaitkan dengan sesama komoditas tapi bila dibandingkan dengan uang kertas Dollar atau Rupiah, emas sedang UNDERPRICE..... (bersambung)









Tahun 1946-2010
Harga Minyak Rata-rata $/bbl Harga Emas
Rata-rata
$/oz
Minyak/Barel
perOunce Emas




1946 $1.63 $38.63 23.696
1947 $2.16 $40.38 18.692
1948 $2.77 $42.38 15.298
1949 $2.77 $41.50 14.982
1950 $2.77 $39.00 14.079
1951 $2.77 $42.00 15.162
1952 $2.77 $39.45 14.242
1953 $2.92 $37.25 12.757
1954 $2.99 $35.38 11.831
1955 $2.93 $35.20 12.014
1956 $2.94 $35.18 11.964
1957 $3.00 $35.20 11.733
1958 $3.01 $35.25 11.711
1959 $3.00 $35.25 11.75
1960 $2.91 $35.85 12.32
1961 $2.85 $35.83 12.57
1962 $2.85 $35.35 12.404
1963 $3.00 $35.34 11.778
1964 $2.88 $35.30 12.257
1965 $3.01 $35.38 11.752
1966 $3.10 $35.40 11.419
1967 $3.12 $35.39 11.341
1968 $3.18 $39.68 12.476
1969 $3.32 $39.35 11.852
1970 $3.39 $37.40 11.032
1971 $3.60 $40.95 11.375
1972 $3.60 $57.30 15.917
1973 $4.75 $95.25 20.053
1974 $9.35 $156.15 16.701
1975 $7.67 $168.80 22.008
1976 $13.10 $130.25 9.943
1977 $14.40 $158.60 11.014
1978 $14.95 $221.55 14.819
1979 $25.10 $406.25 16.185
1980 $37.42 $672.60 17.974
1981 $35.75 $531.30 14.862
1982 $31.83 $420.75 13.219
1983 $29.08 $472.05 16.233
1984 $28.75 $382.20 13.294
1985 $26.92 $332.85 12.364
1986 $14.44 $411.80 28.518
1987 $17.75 $475.55 26.792
1988 $14.87 $472.05 31.745
1989 $18.33 $415.75 22.681
1990 $23.19 $411.35 17.738
1991 $20.20 $400.90 19.847
1992 $19.25 $368.85 19.161
1993 $16.75 $392.50 23.433
1994 $15.66 $411.10 26.252
1995 $16.75 $404.05 24.122
1996 $20.46 $384.55 18.795
1997 $18.64 $323.85 17.374
1998 $11.91 $293.95 24.681
1999 $16.56 $289.15 17.461
2000 $27.39 $290.23 10.596
2001 $23.00 $275.05 11.959
2002 $22.81 $313.73 13.754
2003 $27.69 $369.38 13.34
2004 $37.66 $414.63 11.01
2005 $46.47 $475.65 10.236
2006 $58.30 $623.38 10.692
2007 $64.20 $723.55 11.271
2008 $91.48 $859.35 9.394
2009 $53.92 $972.35 18.033
2010 $77.77 $1,224.61 15.747
rata-rata 15.808































































































































































































































































Wednesday, December 29, 2010

Fanatisme Sepakbola & Kecemasan Kita


Hari-hari ini para pemirsa TV dibuai dengan perhelatan sepakbola piala AFF yang puncaknya akan diselenggarakan malam ini di Istora Senayan. Ratusan ribu orang diperkirakan akan memadati stadion dengan harapan yang membuncah tim garuda menang. Kemungkinan rusuh pun menggelayut di benak elit polri, politisi, & rakyat kebanyakan.
Di negara-negara maju sepakbola adalah suatu hal yang biasa saja. Semacam hiburan di kala penat, atau sasaran berlibur kala week-end. Di Jepang contohnya jarang sekali TV menyiarkan live pertandingan sepak bola, walaupun timnas Jepang yang bermain. Mereka sudah tenggelam dalam dunia kerja masing-masing, hampir tak ada tempat untuk menyimak hal-hal lain di luar rutinitas mereka.
Tapi berbeda dengan negeri ini, sepak bola seperti hari raya, tumpah ruah membanjiri lapangan tanpa ada khatib dengan khutbahnya. Walaupun menggerus waktu Isya, para pemirsa lebih suka menyimak sepak terjang pemain di rumput hijau tanpa menjawab panggilan azan. "Hei bung ini sepak bola, jangan bawa-bawa agama ke stadion." Mungkin begitu jawaban Hooligans Ala Jakarta. Sebaliknya sesungguhnya mereka sudah menjadikan sepak bola sebagai agama. Apakah sedemikian rupa sambutan mereka kala Ramadhan menjelang, Idul Adha datang, atau saudara-saudara mereka di Palestina dibantai. Seseorang akan berkorban sedemikian rupa sesuai dengan kadar sesuatu yang di cintainya? Seberapa besar pengorbanan para hooligans itu. Berikut adalah tabel harga tiket final AFF di Senayan :

No.

Kelas

Volum/Lembar

Harga Satuan

Jumlah Pendapatan

1

VVIP

671

1.000.000

671.000.000,-

2

VIP Barat

2.700

500.000

1.350.000.000,-

3

VIP Timur

3.500

350.000

1.225.000.000,-

4

Kelas I

24.000

200.000

4.800.000.000,-

5

Kelas II

16.000

150.000

2.400.000.000,-

6

Kelas III

30.000

100.000

3.000.000.000,-

7

Jumlah

76.871


13.446.000.000,-



Pengorbanan seluruh penonton adalah 13,446 milyar. Di tengah kelaparan, putus sekolah, anak jalanan, tuna wisma, korban musibah gunung meletus, para suporter masih bisa menghamburkan uang begitu besar demi si kulit bundar. Bahkan ada seorang pemulung (dengan kaos tim garuda) yang tewas di tengah antrian tiket (lihat gambar di atas). Belum lagi mereka yang berhari-hari meninggalkan keluarga dan pekerjaannya, sampai kemping di Senayan memburu tiket.L ucunya ada salah satu partai yang mewajibkan kadernya nonton AFF, seakan-akan ini ritual wajib (http://us.detiknews.com/read/2010/12/26/103018/1532683/10/pks-wajibkan-kadernya-nobar-final-piala-aff)
Semoga bangsa ini bangkit dari keterpurukannya dengan amal-amal yang bermanfaat bagi banyak orang, bukan dengan amal-amal yang dibungkus dengan nasionalisme dan kesenangan semu dan sesaat.

wallahu a'lam

artikel terkait :
http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/muhammad-pizaro-novelan-tauhidi-piala-dunia-yahudi-dan-gaza-tidak-butuh-kita.htm

http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/a-baedlowi-alumni-ponpes-al-huda-madiun-republik-bola-dan-berhala-nasionalisme.htm

http://bola.kompas.com/read/2010/12/26/11414428/Pemulung.Tewas.di.Tengah.Kerumunan.Pengantre-8

Thursday, December 23, 2010

Peter Millar : Harga Emas mesti Naik berkali lipat untuk atasi Krisis Utang

Pada tahun 2006 Peter Millar pendiri Valu-Trac Investment Research Ltd di Skotlandia (www.valu-trac.com) melakukan studi tentang pentingnya emas dalam sistem moneter dunia

Miller membentangkan periodeisasi siklus ekonomi dunia sebelum akhirnya emas kembali eksis dalam sistem moneter dunia.

Fase 1 : Stabilitas dibawah sistem gold standard hingga tahun 1914.

Fase 2 : Inflasi (kenaikan harga barang dan jasa secara umum) hingga tahun 1921, yang menghasilkan penumpukan utang.

Fase 3 : Disinflasi (penurunan harga barang & jasa secara umum), yang membawa pada kestabilan dan naiknya harga surat-surat berharga (saham, obligasi, portofolis dlsb) hingga 1929, tetapi menambah utang lebih besar lagi.

Fase 4 : Ketidakstabilan setelah tahun 1929 yang disebabkan oleh anjloknya harga saham dan surat berharga lainnya setelah sebelumnya harganya meroket tajam (overpriced) dan diperparah oleh tingkat utang yang berlebihan, mengarah pada depresi ekonomi.

Fase 5 : Reformasi moneter yang dipicu oleh penilaian ulang harga emas (revaluation) untuk mengatasi depresi ekonomi akibat tekanan utang.

"Pada pertengahan abad 20 kita melihat pengulangan pada tiga fase pertama dari siklus yang sama.

Fase 1 : Stabilitas dari tahun 1944 hingga 1948 di bawah sistem gold standard

Fase 2 : Inflasi dari tahun 1968 hingga 1981, yang menyebabkan penambahan utang baru.

Fase 3 : Disinflasi dari tahun 1981 hingga akhir abad 20.

"Bagaimanapun juga, terlihat bahwa fase ke 4 (ketidakstabilan dan deflasi pada akhirnya akan terjadi sebagai bayaran dari penumpukan utang yang amat parah) saat sekarang bisa jadi sedang berjalan. Jika demikian adanya fase 5 (Penilaian ulang harga emas untuk membangkitkan kembali emas sebagai basis sistem moneter dunia dan oleh karenanya mengurangi beban utang) menjadi tak dapat dielakkan. Rentang kenaikan harga emas boleh jadi amat tinggi menurut perhitungan, mungkin 20 kali dari harga emas saat ini (studi dilakukan Mei 2006, harga emas tertinggi saat itu US$725)

Maka bila saat ini harga emas yang pada tahun ini sempat mencapai US$1.400, maka masih terlalu rendah, dibanding potensi kenaikan harga emas menuju sistem moneter dunia yaitu di angka US$14.500.

wallahu 'alam

Wednesday, December 22, 2010

Krisis Mata Uang Euro: Krisis Baru Negara Eropa



Awan gelap menaungi pasar uang Eropa. Sepertinya semua orang mulai menyimpulkan bahwa krisis utang di Eropa tinggal sekejap saja memalu-godam pertumbuhan global, dan beberapa langkah lagi dalam ambang resesi.

Para pejabat pemerintah Eropa—yang tugasnya meningkatkan kepercayaan rakyatnya—mengecilkan risiko itu, tetapi banyak ekonom memperingatkan bahwa resesi sebenarnya bisa dimulai di Eropa.

Ini tentu babak baru dalam krisis keuangan dan ekonomi global yang sudah berjalan tiga tahun belakangan. Apa yang terjadi di Yunani, merambat cepat ke Irlandia, Portugal, Spanyol, Jerman, dan mungkin Italia, serta beberapa negara Eropa lainnya.

Semuanya telah memengaruhi komoditas seperti minyak dan emas dan, dengan permintaan dan kepercayaan yang semakin berkurang, telah memukul pasar saham di seluruh dunia dengan cara yang menggetarkan banyak orang-orang biasa, dari Korea hingga California.

Pada tahun 2007, utang mulai menimpa bank , dan pada awal tahun 2008 kepercayaan dalam sistem ini tergelincir bebas. Bank-bank Eropa jatuh selama berbulan-bulan. Mauro F. Gullen, direktur Institute Lauder di The Wharton School di Pennsylvania, berpendapat, "Jika permintaan Eropa turun, pertumbuhan global akan melambat."

"Ekonomi Eropa yang jatuh sekarang ini belum pasti akan menempatkan dunia dalam resesi. Tapi jika perekonomian Eropa tidak dapat menstabilkan mata uang dan pasar modal mereka, ini tentu akan mendorong ekonomi global kembali ke garis merah," Nicholas Cola, kepala strategi ConvergEx Market Grup, berkata The Associated Press. "Bahkan kemungkinan sebuah krisis ganda."

Ini menakutkan, karena karena stimulus dan pemotongan suku bunga bank sentral pemerintah dimanapun sudah kehabisan amunisi. Stephen Lewis, ekonom yang tinggal di London dengan Monument Securities, berpendapat bahwa ia tidak melihat adanya jaminan kenaikan dalam ekonomi global.

Puncaknya, adalah kekhawatiran bahwa pemerintah yang berutang dalam zona euro tidak akan mampu membayar uang-utang mereka. Tidak heran, karena jadinya Eropa juga menghadapi prospek pertumbuhan yang rendah karena pemerintah harus mengurangi pengeluaran untuk membayar beban utang yang sangat berat.

Jika bank-bank di dan di luar Eropa mengalami kerugian pada obligasi pemerintah, ini akan membuat mereka takut untuk meminjamkan uang untuk beroperasi dan berkembang, malah mencekik pertumbuhan, ini sama persis dengan awal mula krisis di AS pada tahun September 2008 ketika Lehman Brothers kolaps. Ekonomi global menyusut sebesar 0,6 persen pada tahun 2009, yang terdalam sejak Perang Dunia II.

"Jika utang negara atas likuiditas bank manapun lebih penting daripada pasar kredit, krisis ekonomi yang lain adalah sesuatu yang pasti," kata Lewis.

Seiring ketakutan menyebar, stok dan harga minyak, juga terenggut begitu dalam. Dan emas, yang secara tradisional merupakan investasi yang aman, mengalami harga tertinggi sepanjang masa.

Penyebab Krisis Euro

Salah satu penyebab utama dari krisis mata uang di zona euro adalah bahwa hampir semua negara yang terlibat melanggar peraturan mereka sendiri-sendiri. Berdasarkan kriteria konvergensi bagian dari kesatuan ekonomi dan moneter, utang pemerintah tidak boleh melebihi 60% dari PDB pada akhir tahun fiskal.

Demikian pula, defisit tahunan pemerintah tidak boleh melebihi 3% dari PDB. Namun, sebagaimana peta menunjukkan, hanya dua dari 16 negara zona euro—Luksemburg dan Finlandia—tetap konsisten pada kedua aturan tersebut.

Secara keseluruhan, Yunani adalah pelanggar terburuk, dengan utang sebesar 115,1% dari PDB dan defisit sebesar 13,6% dari PDB.

Tetapi di antara negara Eropa besar lainnya, utang Italia bahkan lebih tinggi daripada Yunani, sementara defisit Spanyol adalah 11,2% dari PDB.

Jika Inggris berada di zona euro, mereka juga akan jatuh, dengan utang yang sekarang ada dalam kisaran 68,1% dari PDB dan defisit sebesar 11,5% dari PDB.

(sa/msnbc/bbc)

Tuesday, December 21, 2010

Enam Bank di AS kembali bangkrut




Regulator di Amerika Serikat telah menutup enam bank lagi di empat negara bagian yang berbeda, menjadikan peningkatan kegagalan bank tahun 2010 ini menjadi 157 bank.

Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dilaporkan telah menutup enam bank dengan total aset sebesar $ 1,23 milyar, demikian Bloomberg melaporkan pada hari Sabtu.

The United Americas Bank, Appalachian Community Bank and Chestatee State Bank in Georgia, the First Southern Bank in Arkansas, Community National Bank in Minnesota, dan Florida's Bank of Miami telah disita.

Florida adalah wilayah yang paling keras hantaman ekonominya oleh kegagalan bank tahun ini, karena kehilangan 29 kreditur.

FDIC mengatakan bahwa total aset kegagalan tahun ini kemungkinan akan lebih rendah meskipun jumlah penutupan bank melampaui tahun lalu.

Penutupan terjadi karena latar belakang krisis finansial semakin menghebat di Amerika Serikat dan melimpahnya pinjaman kredit real estat.

Washington Mutual, yang mempunyai aset sampai $ 307 juta aset bulan September 2008, merupakan bank terbesar yang gagal selama krisis keuangan.

Para ahli percaya bahwa lebih dari 500 bank mungkin bangkrut sebelum krisis ekonomi selesai.

FDIC merilis laporan industri perbankan terbaru pada bulan November. Pada tahun 2009, hanya ada penutupan 140 bank. (presstv)

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/lagi-enam-bank-as-bangkrut.htm

Thursday, December 2, 2010

Rasio Dollar terhadap Emas


Gambar di samping menunjukkan hubungan antara uang US Dollar yang likuid dan cadangan emas pemerintah AS. Uang Dollar AS yang likuid adalah jumlah dari unsur-unsur berikut


* Total pendapatan dalam negeri dan deposito yang ada diluar negeri
dikurangi deposito berjangka.
* Uang yang beredar (dalam sirkulasi)
* Cadangan Dollar di Bank Sentral AS (Federal Reserve)
* Rekening koran
* Private investors' Treasury holdings.

Seluruh unsur di atas dimaksudkan untuk mewakili sumber-sumber kas yang bagi seseorang dan perusahaan selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan kasnya setiap saat. Ini tidaklah sempurna,hanya perkiraan, dan dibagi dengan nilai emas yang dimiliki pemerintah AS yang diwakili dalam diagram dengan garis biru, diplot berlawanan dengan skala sisi kiri.Untuk melengkapi gambar, harga emas, ditunjukkan dengan garis merah,diplot berlawanan dengan sisi kanan (RH).

Ada empat fase yang terpisah :

1.Awal pasca Perang Dunia II ketika AS memiliki antara 19.000 dan 21.828 ton cadangan emas(1948-1957) dan ketika rasio Dollar/Emas meningkat dari 6,8 menjadi 10,04.Besarnya rasio Fractional Reserve Banking (cadangan minimum yang mesti ada di bank sebesar 5%) dapat terlihat sepanjang sejarah moneter yang semakin tinggi dan berkelanjutan. Pada kondisi normal meningkat rasionya menjadi 10 %, dan ini terlalu tinggi ditengah kondisi ekonomi yang buruk. Sebab ada peningkatan resiko ketika nasabah menarik uangnya dan membeli emas. Kondisi yang berbahaya ini terjadi sebagai refleksi mulai tahun 1958 dan seterusnya ketika emas ( seperti terlihat dalam gambar) turun harganya akibatucuran kreditor luar negeri hingga 1968, ketika cadangan emas AS berkurang hingga 9.679 ton. Akibatnya cadangan emas AS terus berkurang beriringan dengan suplai uang yang meningkat, maka rasio Dollar/Emas meningkat melebihi 40 pada 1971.

2. Akhir dari konvertibilitas (kemampuan untuk mengaitkan nilai tukar dollar terhadap emas) tidak terhindarkan sebagai akibat bergeraknya rasio Dollar/Emas secara dramatis ke dalam wilayah dollar insolvency (ketidakmampuan dollar untuk menjamin dengan sejumlah emas pada kurs yang disepakati). The Fed secara efektif menutup jendela terhadap semua penarikan asset emas. Pasar bereaksi dengan kenaikan harga emas, dimana harga emas naik 24 kali lipat lebih menjadi US$850/troy ounce(mencapai puncak tahun 1980.Kenaikan ini cukup untuk mengembalikan rasio Dollar/Emas ke tingkat yang berkelanjutan dari tahun-tahun pasca PD II.

3. Harga emas memasuki 20 tahun bear market (periode penurunan harga dari komoditas seperti emas) sejak 1980, dipicu oleh kebijakan tingkat bunga yang tinggi yang diterapkan oleh Paul Volcker (Chairman The Fed pada masa Presiden Jimmy Charter & Reagan), mengiringi kebijakan tekanan terhadap emas dan kenaikan yang cepat dalam kucuran kredit pada akhir tahun 1990-an. Hasilnya, rasio Dollar/Emas naik amat tinggi ke level yang sangat berbahaya , naik lebih 78 kali lipat pada tahun 2001. Hal ini berakibat pada timbulnya periode naiknya harga emas.

4. Periode kenaikan harga emas merupakan hal yang wajar untuk mengkoreksi harga Dollar yang sudah terlalu tinggi, dan sejauh ini menyebabkan penurunan rasio Dollar/Emas sebesar 40 kali, yang tentunya masih ketinggian. Untuk kembali ke rasio 10, emas harus bergerak naik ke angka US$4.500. Pada level ini Dollar akan menjadi issu utama sepanjang sejarah.Hal ini berarti tidak akan ada lagi pencetakan mata uang Dollar (sebab hampir tidak ada nilainya lagi), ini belum termasuk masalah pencetakan uang untuk membiayai kepentingan militer dan ekonomi seperti di Irak dan Afghanistan) yang tentunya semakin memperlemah daya beli Dollar, dan satu sisi sesungguhnya AS sendiri memiliki 8.133,4 ton cadangan emas.

Secara realitas Dollar akan terus dipermasalahkan baik dalam bentuk tunai atau utang, sekalipun AS tidak lagi menikmati pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Kemungkinan krisis keuangan akan coba diselesaikan dengan pencetakan uang dan utang lebih banyak lagi (melalui Quantitive Easing I & II) .Masanya akan tiba ketika emas akan mengurangi penggunaan DOllar sebagai alat tukar ketika pasar menginginkannya. Dan sepertinya waktunya tidak terlalu lama lagi.
Sementara itu rasio Dollar/Emas menunjukkan bahwa harga emas (secara riil) sama murahnya dengan harga emas tahun 1968/19699, 1972/1973 and 1990/1991.

1 December 2010


http://www.financeandeconomics.org/Articles%20archive/2010.12.01%20Dollar_gold_ratio.htm