www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, December 29, 2010

Fanatisme Sepakbola & Kecemasan Kita


Hari-hari ini para pemirsa TV dibuai dengan perhelatan sepakbola piala AFF yang puncaknya akan diselenggarakan malam ini di Istora Senayan. Ratusan ribu orang diperkirakan akan memadati stadion dengan harapan yang membuncah tim garuda menang. Kemungkinan rusuh pun menggelayut di benak elit polri, politisi, & rakyat kebanyakan.
Di negara-negara maju sepakbola adalah suatu hal yang biasa saja. Semacam hiburan di kala penat, atau sasaran berlibur kala week-end. Di Jepang contohnya jarang sekali TV menyiarkan live pertandingan sepak bola, walaupun timnas Jepang yang bermain. Mereka sudah tenggelam dalam dunia kerja masing-masing, hampir tak ada tempat untuk menyimak hal-hal lain di luar rutinitas mereka.
Tapi berbeda dengan negeri ini, sepak bola seperti hari raya, tumpah ruah membanjiri lapangan tanpa ada khatib dengan khutbahnya. Walaupun menggerus waktu Isya, para pemirsa lebih suka menyimak sepak terjang pemain di rumput hijau tanpa menjawab panggilan azan. "Hei bung ini sepak bola, jangan bawa-bawa agama ke stadion." Mungkin begitu jawaban Hooligans Ala Jakarta. Sebaliknya sesungguhnya mereka sudah menjadikan sepak bola sebagai agama. Apakah sedemikian rupa sambutan mereka kala Ramadhan menjelang, Idul Adha datang, atau saudara-saudara mereka di Palestina dibantai. Seseorang akan berkorban sedemikian rupa sesuai dengan kadar sesuatu yang di cintainya? Seberapa besar pengorbanan para hooligans itu. Berikut adalah tabel harga tiket final AFF di Senayan :

No.

Kelas

Volum/Lembar

Harga Satuan

Jumlah Pendapatan

1

VVIP

671

1.000.000

671.000.000,-

2

VIP Barat

2.700

500.000

1.350.000.000,-

3

VIP Timur

3.500

350.000

1.225.000.000,-

4

Kelas I

24.000

200.000

4.800.000.000,-

5

Kelas II

16.000

150.000

2.400.000.000,-

6

Kelas III

30.000

100.000

3.000.000.000,-

7

Jumlah

76.871


13.446.000.000,-



Pengorbanan seluruh penonton adalah 13,446 milyar. Di tengah kelaparan, putus sekolah, anak jalanan, tuna wisma, korban musibah gunung meletus, para suporter masih bisa menghamburkan uang begitu besar demi si kulit bundar. Bahkan ada seorang pemulung (dengan kaos tim garuda) yang tewas di tengah antrian tiket (lihat gambar di atas). Belum lagi mereka yang berhari-hari meninggalkan keluarga dan pekerjaannya, sampai kemping di Senayan memburu tiket.L ucunya ada salah satu partai yang mewajibkan kadernya nonton AFF, seakan-akan ini ritual wajib (http://us.detiknews.com/read/2010/12/26/103018/1532683/10/pks-wajibkan-kadernya-nobar-final-piala-aff)
Semoga bangsa ini bangkit dari keterpurukannya dengan amal-amal yang bermanfaat bagi banyak orang, bukan dengan amal-amal yang dibungkus dengan nasionalisme dan kesenangan semu dan sesaat.

wallahu a'lam

artikel terkait :
http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/muhammad-pizaro-novelan-tauhidi-piala-dunia-yahudi-dan-gaza-tidak-butuh-kita.htm

http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/a-baedlowi-alumni-ponpes-al-huda-madiun-republik-bola-dan-berhala-nasionalisme.htm

http://bola.kompas.com/read/2010/12/26/11414428/Pemulung.Tewas.di.Tengah.Kerumunan.Pengantre-8

No comments: