www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, September 30, 2021

Supir Truk menjadi Penyebab Kemacetan Pelabuhan Tersibuk di Amerika


Alih-alih macet di jalan raya, negara bagian South Carolina di AS mengalami  kemacetan di perairan ketika antrian panjang kapal menunggu bongkar muat di pelabuhan Los Angeles dan Long Beach.

Momentum in terjadi akibat kurangnya truk dan sopir yang akan mendistribusikan barang dari kompleks pelabuhan tersibuk di Amerika dan nomor 9 di dunia itu. Tingginya permintaan barang impor warga AS pasca pandemi memperparah situasi tsb.

 
Pada Rabu (29/9) kemarin 62 kapal menunggu di perairan untuk berlabuh, puncaknya hari Ahad (26/9) 73 kapal kargo antri  di luar pelabuhan.

Robert Garcia Walikota Long Beach bekerja sama dengan pemerintahan Biden melalui Departemen Transportasi untuk mengatasi masalah ini.

Sebesar 40% aktivitas impor dan 30% ekspor Amerika melalui pelabuhan ini, terutama impor barang-barang dari Asia.



Krisis BBM Melanda Eropa

Krsis BBM melanda Eropa menjelang musim dingin tahun ini. Penyebabnya adalah kurangnya suplay gas dari Rusia. 
Kapal Rusia yang  seharusnya memasok gas ke Eropa, berbelok ke Cina untuk memenuhi permintaan gas di negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia itu.

Eropa juga menuduh Rusia melakukan Supply Games dengan cara menahan pasokan gas untuk menaikkan harga di pasar internasional. Surat kabar The Guardian Inggris menuduh Rusia dibalik kenaikan 250% harga gas di kawasan Eropa.

Namun Rusia membela diri dengan dalih kekurangan pasokan gas Eropa terjadi karena proyek pipa gas  Nord Steam 2 tidak berjalan tepat waktu karena sanksi AS terhadap Rusia.

Menurut mereka proyek pipa gas dari Rusia ke Jerman senilai US$9,5 miliar sepanjang 1.222 km tertunda setahun karena sanksi AS terhadap Rusia.

Sumber : sputniknews.com




Wednesday, September 29, 2021

Wikileaks dan Kabel Diplomatik AS terkait Emas

Wikileaks pada awal September 2011 mempublikasi kabel diplomatik AS yang berhasil mereka retas terkait dengan kebijakan emas.

Kabel diplomatik kedubes AS di Beijing kepada Departemen Dalam Negeri di Washington memuat monitoring media Cina terutama yang berafiliasi dengan pemerintah RRC. Hasilnya adalah  Cina memandang emas adalah senjata utama dalam perang mata uang internasional.

Kabel diplomatik yang dirilis oleh Wikileaks  itu mengungkap bahwa Cina menganggap pemerintah AS berusaha mencegah kelebihan cadangan devisa luar negeri Cina untuk ditukar (konversi) dalam bentuk emas karena AS dan sekutu Eropanya berencana kembali ke sistem gold standard. Hal ini mengingat mereka mempunyai cadangan emas terbesar di dunia.

Cina sendiri mengakui cepatnya penambahan cadangan devisa emas mereka dalam rangka menjadikan mata uang Cina (Renminbi) menjadi mata uang internasional menggeser Dollar.

Sejumlah komentar atau kutipan dalam kabel tsb menggambarkan pemerintah AS menaruh perhatian yang amat besar terhadap penambahan cadangan emas Cina.

Salah satu kabel kedubes AS di Beijing tanggal 08 Februari 2010 mengutip sebuah artikel di surat kabar China Bussiness News Shanghai sbb :

"Saat ini kebijakan AS (terhadap Cina) berubah dengan cepat sehingga  mengejutkan sejumlah pihak. AS telah menggunakan berbagai cara, termasuk militer untuk melawan Cina. Kita mesti mengetahui mengapa  AS keras pendirian terhadap Cina. Faktanya persaingan sengit di antara  negara-negara besar dalam perang mata uang baru saja bermula. Langkah AS adalah mencoba memindahkan perang mata uang ini ke negara lain. Yaitu dengan memaksa Cina untuk membeli obligasi pemerintah AS (US Bond) dengan cadangan devisa mereka miliki seraya melakukan segala cara untuk mencegah Cina menggunakan cadangan devisa mereka untuk membeli emas. Prilaku  ini memberi AS dua keuntungan ganda, pertama, menakut-menakuti Taiwan dengan ancaman militer Cina, agar mereka membeli senjata dan pesawat tempur dari Amerika, kedua adalah memaksa Cina membeli obligasi Amerika dengan cadangan devisa mereka dan menguras kekayaan Cina. Apabila kita (Cina) menggunakan seluruh cadangan devisa kita untuk membeli obligasi Amerika, dan suatu saat tiba-tiba bank sentral AS mendevaluasi  nilai 10 Dollar (lama) menjadi 1 Dollar (baru) , kemudian AS mengaitkan  Dollar dengan emas, maka Cina mengalami kerugian ganda.Kini ketika AS ingin memindahkan krisis ke Cina, kita mesti mengetahui dengan jelas kuncinya yaitu menjauh dari obligasi atau surat utang pemerintah AS ."

Kabel yang kedua terkait dengan emas bertarikh 4 Desember 2008 yang mengutip kolom komentar dari surat kabar Partai Komunis Cina, Harian Rakyat sbb :

" Waspada terhadap rencana Amerika kembali ke sistem Gold Standard"

" Opini yang mengemuka di barat saat ini adalah kembali ke sistem Bretton Woods (sistem finansial berbasis emas). Sebuah sistem yang menjadikan Dollar sebagai jangkar dan menghidupkan kembali "gold standard" untuk mengatasi krisis finansial. Namun ada maksud terselubung di dalamnya. Krisis finansial AS telah menggerus pamor Dollar. Oleh karenanya para pakar strategi AS mencari solusi dengan mengembalikan sistem gold standard ke dalam sistem finansial global yang dipimpin oleh Amerika. Alasan AS dan Eropa kembali memilih sistem standar emas adalah karena sebagian besar simpanan emas negara-negara dunia berada dalam kontrol mereka. Sistem standar emas yang akan diaktifkan kembali oleh AS bukanlah sistem standar emas yang sebenarnya, namun adalah sistem cadangan emas yang bersifat parsial atau tidak menyeluruh. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi yang cepat  relatif terbatas di wilayah AS dan Eropa saja, karena Dollar (dan juga Euro) berlaku sebagai jangkar sistem baru tsb. Konsekuensi yang mungkin terjadi adalah pertama, karena pertumbuhan ekonomi di AS dan Eropa rendah, maka sistem standar emas yang parsial ini hanya akan menguntungkan mata uang Dollar dan Euro saja dengan restriksi atau hambatan ekonomi yang kecil, sebaliknya hambatan ekonomi terbesar ada di Cina, India, dan negara-negara berkembang lainnya yang mata uangnya tidak dikaitkan langsung dengan emas.Yang kedua,  cadangan devisa negara-negara berkembang akan terkuras untuk membeli emas. Oleh karena itu kebijakan ini mengkhianati cita-cita bersama masyarakat internasional dalam reformasi sistem keuangan internasional.

Sumber : gata.org



Tuesday, September 28, 2021

CIA mentargetkan Pembunuhan Pendiri Wikileaks Julian Assange

Pada tahun 2017 ketika Julian Assange  menapaki tahun ke lima suakanya di Kedubes Ekuador di London, CIA mulai merencanakan penculikan pendiri Wikiliaks itu. Rencana ini memicu perdebatan panas di tingkat elit pemerintahan Trump seputar legalitas dan teknis operasi tsb.

Sejumlah pejabat senior di badan CIA dan pemerintahan Trump bahkan mendiskusikan untuk membunuh  Assange, mulai dari rancangan dan   
teknis pembunuhan tsb. Pembahasan seputar penculikan atau pembunuhan Assange terjadi di level paling atas pemerintahan Trump, menurut mantan pejabat senior kontra intelijen.

Diskusi tsb merupakan bagian dari kampanye massif CIA memerangi Wikileaks dan para pendirinya, mulai dari memata-matai segala yang terkait dengan Wikileaks secara luas,  menebar benih perselisihan sesama anggota, hingga  mencuri perangkat eletronik mereka.

Sementara Assange berada dalam radar CIA selama bertahun-tahun, rencana pembunuhan ini adalah bagian perang total terhadap Wilileaks yang dipicu dari publikasi di luar batas mereka dengan meretas informasi rahasia pemerintah dan perusahaan dengan alat peretas CIA yang dikenal dengan Vault 7 dimana badan tsb menggambarkan hal itu dengan " kehilangan data terbesar dalam sejarah CIA.

Salah satu dokumen yang dirilis Wikileaks pada 2011 adalah kabel diplomatik dari kedubes AS di Beijing kepada Departemen Dalam Negeri AS di Washington bertarikh 2009. Isi kabel tsb adalah Cina mengetahui bahwa AS dan sekutu baratnya memiliki kebijakan untuk menekan harga emas dalam upaya mencegah emas menjadi mata uang utama internasional untuk melindungi mata uang Dollar dan Euro tetap menjadi mata uang utama dunia.

Sumber : gata.org

Friday, September 24, 2021

Distribusi Kekayaan Global

WilayahTotal Kekayaan
(US$B)
Perubahan Total Kekayaan
(US$B)
Perubahan %Kekayaan Per
Individu 
(US$B)
Change %
Amrika
Utara
136,31612,370      10.0486,9309.1
Eropa103,2139,179        9.8174,8369.8
Asia-Pasific75,2774,694        6.760,7905.0
Cina74,8844,246        6.067,7715.4
India12,833-594       -4.414,252-6.1
Amerika
Latin
10,872-1,215     -10.124,301-11.4
Afrika4,94636       0.77,371-2.1
Dunia418,34228,7167.479,9526.0

Data di atas adalah distribusi kekayaan global kwartal pertama tahun 2020. 

Di Amerika Utara total kekayaan naik US$12,4 triliun, sedangkan Eropa mengalami kenaikan US$ 9,2 triliun, kedua wilayah ini mengalami kenaikan kekayaan secara signifikan. Sedangkan Cina mencatat kenaikan kekayaan menjadi US$4,2 triliun. Sedangkan wilayah Asia-Pasifik (kecuali Cina dan India) naik menjadi US$ 4,7 triliun.

Sedangkan India dan Amerika Latin keduanya mencatat kerugian di tahun 2020. Total kekayaan di India turun US$ 594 miliar atau 4,4%, sedangkan kekayaan di Amerika Latin turun 11,4% atau US$ 1,2 triliun

 Sumber : credit suisse

Potensi Krisis Sistemik Evergrande



Evergrande, perusahaan properti terbesar ke 2 di Cina gagal membayar bunga obligasi Dollar senilai US$83,5 tanpa pengumuman apapun pekan ini. Hal ini memicu kejatuhan sistemik global. Total utang Evergrande sendiri mencapai US$305 miliar. Kekhawatiran mengemuka di Cina karena pasar properti menyumbang 40% ekonomi negara itu.

Tabel di atas  menunjukkan kewajiban bunga obligasi yang mesti dibayar Evergrande hingga tahun 2024. Tahun 2021 ini saja (September- Desember) kewajiban bunga obligasi baik lokal dan internasional mencapai US$669 juta.

Walaupun pemerintah Cina berjanji akan membayar seluruh kewajiban obligasi lokal, namun tetap saja masih ada ratusan miliar Dollar yang menunggu untuk dilunasi.

Namun parahnya Evergrande hanyalah puncak gunung es bisnis properti Cina yang dapat memicu krisis global. Kenapa 
kebangkrutan properti Cina khususnya Evergrande memiliki efek global? Karena banyak investor asing yang menginvestasikan dananya di sana, dan salah satu investor utamanya adalah   
perbankan dan institusi keuangan Amerika Serikat. Dan tentu saja dana yang ditanam di sana juga berasal dari utang ke investor lainnya. Maka apabila regulator atau pemerintah Cina dan Amerika tidak dapat menangani krisis ini dengan baik, maka 
akan terjadi kebangkrutan massal perbankan dan institusi keuangan di seluruh dunia pada tahun 2022.

Tentu saja hal ini tidak terjadi secara instan dan tiba-tiba. Ketika Evergrande betul-betul bangkrut, ibarat gempa di dasar laut, hal ini akan memicu gelombang kuat dengan skala besar di lautan. Namun karena prosesnya masih di tengah laut, tidak banyak orang yang menyadari. Ketika gelombang tsb mencapai daratan, semua sudah terlambat.

Ketika hal ini terjadi emas dan perak akan mengalami kenaikan signifikan selama beberapa tahun ke depan.

Sumber :  investmenwatch.blog.com dan kontan.co.id




Tuesday, September 21, 2021

Anomali Harga Emas


Gambar di atas menunjukkan korelasi antara pertumbuhan M3 (pertumbuhan supplay uang dalam pengertian luas) dan pergerakan  harga emas (dalam Dollar) peiode 1960-2021. Pertumbuhan M3 garis biru, sedangkan pergerakan emas garis kuning.

Awalnya korelasi atau hubungan antara pertumbuhan supplay uang dan harga emas selaras awal periode 1960-an hingga awal 1970. Hal ini dapat dipahami karena saat itu emas dan Dollar saling terkait dalam kesepakatan Bretton Woods antara AS dan sekutu-sekutunya tahun 1945, yaitu nilai Dollar dikonversi secara langsung dengan emas secara tetap (fixed rate) 1 troy ounce emas = US$35. Artinya pemegang Dollar bisa sewaktu-waktu menukar Dollar dengan emas dan sebaliknya sesuai nilai tukar di atas.

Namun kesepakatan ini bubar tahun 1971 ketika secara sepihak presiden AS kala itu, Richard Nixon membatalkan perjanjian tsb tanggal 15 Agustus di tahun itu. Artinya sejak saat itu nilai Dollar dan emas tidak saling terkait, masing-masing berjalan sendiri-sendiri.

Maka grafik di atas menunjukkan pasca 1971 supplay uang ($) dan emas tidak lagi selaras, hingga saat ini. Ketika krisis finansial AS tahun 2009 harga emas mengalami kenaikan melebihi supplay uang ($), akibat krisis yang bermula dari kejatuhan perusahaan finansial Lehman Brothers yang merembet ke perusahaan finansial  lain.

Sedangkan 18 bulan terakhir ini terjadi peningkatan pertumbuhan supplay uang yang signifikan, namun tidak diimbangi dengan kenaikan harga emas. Hal ini bisa dipahami karena selama pandemi Amerika Serikat melalui bank sentralnya (The Fed) mengucurkan Dollar dalam jumlah besar sebagai stimulus ekonomi, untuk memacu perekonomian. Akibatnya prospek ekonomi AS naik yang ditandai dengan menguatnya indeks Dollar, sehingga nilai emas turun. Namun supplay uang yang meningkat ini sebagian besar berputar di pasar finansial dalam bentuk saham, obligasi, dll, bukan di sektor riil. Hal ini ditandai dengan jatuhnya sejumlah perusahaan retail AS selama pandemi. Artinya meningkatnya supplay uang Dollar tidaklah mencerminkan kemakmuran ekonomi AS secara riil. Ibarat gelembung (bubble) satu saat akan pecah, dan saat itulah nilai sesungguhnya baik dollar atau emas akan terlihat.
 
Maka yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa nilai Dollar mengalami gelembung sedangkan nilai emas anti-tesanya.

Sumber : goldmoney.com









Saturday, September 18, 2021

Harta Karun abad ke 6 ditemukan di Denmark

Salah satu penemuan  terbesar arkeologi ditemukan di barat daya Denmark.

Sekitar 22 objek emas, bertarikh abad ke 6 M ditemukan oleh Arkeolog amatir dekat kota Jelling.

Ole Ginnerup Schytz, arkeolog tersebut baru saja memegang alat deteksi logam dan berjalan di tanah lapang ketika melewati kumpulan emas tsb.

Wilayah Jelling dianggap oleh sejarawan sebagai kediaman raja-raja Viking antara abad 8 hingga abad 12. Total emas temuan tersebut kurang dari 1 kg, termasuk medali seukuran cawan.

"Harta karun tsb memuat sejumlah simbol, yang sebagiannya masih belum diketahui maknanya hingga saat ini,  yang akan membawa kita pada pengetahuan yang lebih luas mengenai periode itu" kata Mads Ravn Direktur Riset Museum Vejle di bagian barat Denmark.

Penemuan itu sendiri bersifat rahasia sejak 6 bulan lalu, hingga diumumkan ke publik saat ini.

Salah satu temuan  itu mewakili zaman kekaisaran Konstantin Romawi di awal abad ke 4.

"Simbolisme pada objek-objek tersebut amat unik yang nilainya bahkan melebihi temuan itu sendiri" kata Ravn.

Berbagai temuan ini akan di pamerkan dI museum Vejle mulai Februari 2022.

Sumber : euronews.com





Thursday, September 9, 2021

Hubungan Dollar dan Emas

Ketika nilai Dollar AS menguat, butuh sedikit Dollar untuk membeli  komoditas yang dihargai dalam mata uang Dollar. Sebaliknya ketika nilai Dollar melemah, maka butuh lebih banyak Dollar untuk membeli komoditas yang sama.

Harga setiap komoditas yang dihargai dalam Dollar seperti emas, akan selalu berubah sebagai refleksi dari sedikit atau banyaknya Dollar yang dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah komoditas seperti emas. Maka faktanya perubahan harga emas dalam pasar internasional hakikatnya adalah cerminan perubahan nilai Dollar itu sendiri. Terkadang porsi perubahan itu tidak signifikan karena ada faktor lain, namun seringkali rumusan itu berlaku dimana perubahan harga emas adalah refleksi dari perubahan nilai Dollar.
Ketika nilai Dollar menguat, harga emas turun, dan sebaliknya. Inilah mengapa harga emas mengalami fluktuasi.

Faktor berikutnya adalah Supply dan Demand, atau permintaan dan penawaran emas itu sendiri. Ketika harga emas naik tidak hanya dalam satuan nilai Dollar, tetapi juga dalam Euro, Poundsterling (Inggris), Yen (Jepang), dan mata uang utama lainnya, maka kita tahu bahwa permintaan emas sedang naik, sehingga harganya naik.

Selanjutnya apabila harga emas dalam Dollar naik, namun dalam Euro, Poundsterling, Yen dan mata uang utama lainnya  justru turun, maka kita dapat simpulkan bahwa nilai Dollar sedang turun. Sebaliknya nilai emas dalam mata uang lainnya melemah, namun karena dalam pasar internasional emas dinilai dalam Dollar, secara umum harga emas kelihatan naik.

Beberapa hari terakhir faktor pertama yang dominan, yaitu ketika nilai Dollar menguat sehingga harga emas sementara ini mengalami tekanan atau turun.