www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, October 31, 2008

Bussiness Man

Saat-saat sekarang ini memang orang-orang sedang bingung dengan situasi yang sedang terjadi.Para pemegang saham atau reksadana bingung kenapa nilai sahamnya merosot, para pemegang deposito khawatir uangnya di bank hangus karena banknya bangkrut, para pemegang Dollar khawatir apakah Dollar akan selamanya kuat. Semua kebingungan ini wajar melanda. Sebab siapa saja tidak ingin hasil usahanya bertahun-tahun habis dalam sekejap. Tapi kebingungan dan kekhawatiran itu benar benar berubah menjadi mimpi buruk jika tidak action untuk mengatasinya. Investasi terbaik adalah memutar harta kita dalam perniagaan, ke dua baru investasi di emas atau dinar. Kita memang berada dalam situasi yang sulit, ibarat balon yang ditiup kuat-kuat maka suatu saat akan meledak. Ketika meledak semua hal yang ada di balon itu akan terkena dampaknya, ada yang terkena dampak parah ada yang semi parah dlsb. Tetapi ternyata ada yang tidak terkena dampak itu sama sekali. Kenapa? Karena mereka memang orang-orang yang tidak ada dalam lingkup balon itu, siapa mereka? Mereka bisa pedagang kaki lima yang tidak ada sangkut paut dengan investasi yang canggih-canggih itu, orang-orang biasa yang tidak punya kartu kredit, atau pedagang sayur yang tidak kenal pinjaman bank berbunga. Mereka inilah sesungguhnya orang-orang yang bersih dari produk-produk ribawi. Mereka memutar uangnya dari hari ke hari, sehingga ekonomi kita tetap berjalan.Merekalah sesungguhnya yang telah mengamalkan ayat 275 Surat Al Baqarah .... Dan Allah telah menghalakan jual beli dan mengharamkan riba....

Monday, October 20, 2008

Gold &US Debt Records

Minggu lalu (10 Oktober) Emas menembus rekor terbarunya terhadap Dollar Australia, Dollar kanada, Rupee India, Rand Afrika Selatan, dan Poundsterling inggris (James turk, goldmoney). Saat itu pun Dinar mencapai rekor tertinggi senilai sekitar Rp.1.384.000,-. Tetapi di samping harga Emas, Hutang AS pun mencapai rekor tertingginya, terhitung mulai 30 september 2007 hingga akhir tahun fiskal 30 September 2008 total hutang pemerintah AS tumbuh sebesar US $ 1 triliun atau 11,3% menjadi US$ 10.024.724.896.912,49,- Yah nggak usah dibaca sebab bikin pusing. Yang jelas sekitar US$ 10,02 triliun lebih. Tetapi ada yang lebih mengejutkan lagi. Dari 30 September 2008 hingga 16 oktober 2008 hutang AS bertambah sebesar US$ 331,1 miliar atau total US$ 10.331.139.000.845,92,- . Sebabnya tentu paket bail out besar-besaran dari pemerintah AS. Jadi hanya dalam 16 hari sejak akhir tahun fiskal 30 september 2008 hutang pemerintah AS tumbuh sebesar 75,5% dari pertumbuhan hutang tahun lalu yang US$ 1 triliun itu. Jadi hanya butuh 16 hari bagi AS untuk meminjam setara dengan sepertiga dari total pinjaman AS tahun lalu. Bahkan pemerintah AS kini sedang gencar-gencarnya untuk memberi pinjaman Dollar yang "unlimited" (tidak terbatas!!!.... mengerikan bukan....) kepada bank-bank besar. The Wall Street Journal pada 14 Oktober melaporkan bahwa" pemerintah AS menyediakan unlimited dollars kepada 3 bank sentral besar Eropa ." dan pada 15 Oktober menurut Bloomberg Bank of Japan menawarkan kepada para peminjam seberapapun dollar yang mereka mau. Apa efek selanjutnya dari pinjaman dan guyuran Dollar yang gila-gilaan ini. Ya efeknya adalah inflasi. Sebab saat ini uang kertas dollar(fiat money) tidak diback up sama sekali dengan emas, seperti zaman gold standar dahulu yang berakhir tahun 1930-an. Emas menurut Howard Buffet( ayah dari Warren Buffet) anggota kongres AS pada pidatonya yang terkenal tahun 1947 menyatakan bahwa "The gold standard acted as a silent watchdog to prevent unlimited public spending." "Gold Standar berperan sebagai pengawas yang tersembunyi untuk mencegah belanja publik yang tidak terbatas." Sebab untuk mencetak uang harus diwakili atau dijamin dengan sejumlah emas tertentu, tidak sepeti sekarang ketika uang kertas bisa dicetak dengan mudah dan murah. Tetapi bagaimana sekarang ketika Gold Standar sudah tidak ada. Siapa yang berperan sebagai watchdog terhadap Dollar dan belanja publik. Ya emas akan tetap sebagai watchdog, ini bisa dilihat dari kenaikan harga emas terhadap dollar dan mata uang kertas apapun dari tahun ke tahun sebagai warning terhadap lemahnya uang kertas dan ancaman Inflasi.

Tuesday, October 14, 2008

Fiat Money & Inflation

Econom Austria Ludwig Von Mises (1881-1973) pada tahun 1912 dalam karyanya "The Theory of Money and Credit" menyatakan bahwa korupsi dan distorsi uang oleh negara dan bankir, yang biasanya untuk membiayai perang secara adalah penyebab utama terjadinya Inflasi.Apa yang disampaikan Mises benar, saat ini AS dan Nato terlibat perang di Irak dan Afghanistan, dana perang yang mereka butuhkan luar biasa besar, di samping itu bail out yang dikeluarkan AS sebesar US$ 700 miliar dan dana talangan yang juga disediakan negara-negara Eropa dapat terus menimbulkan inflasi. Kenapa? Sebab dana miliaran dollar yang dikeluarkan apabila penggunaannya tidak untuk menumbuhkan sektor riil akan menyebabkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi. Dana perang AS misalnya, tentunya dana mereka tidak digunakan untuk menumbuhkan sektor rill yang langsung berpengaruh dalam perekonomian mereka, walaupun memang ada kepentingan investasi minyak AS dan sekutu-sekutuntya di Irak, namun seiring dengan perkembangan perang, maka hal ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh AS. Begitu juga dengan Bail Out US$700 miliar, saya yakin sebagian besar tidak untuk sektor rill tetapi untuk membeli surat-surat berharga atau untuk bank-bank yang hampir kollaps. Bagaimana mekanisme inflasinya? Jika kita gunakan teori quantity of money dari Irving Fisher MV=PQ dimana M(Jumlah uang beredar), V(kecepatan perputaran uang rata-rata), P (Tingkat harga yang berlaku di suatu negara pada tahun tersebut), dan Q(Tingkat output riil dari barang dan jasa). Karena MV=PQ adalah persamaan linear maka apabila persamaan sebelah kiri naik maka persamaan sebelah kanan pun akan ikut naik. Nah ketika pemerintah AS menggelontorkan ratusan miliar Dollar uangnya, hal ini tentunya tidak menjadi masalah selagi output (Q) ikut naik, atau diikuti produksi barang dan jasa, sehingga harga relatif stabil, tetapi apabila uang ratusan milliar dollar itu digunakan untuk membiayai sektor finansial mereka seperti membeli saham, pinjaman antar lembaga keuangan, sertifikat bank sentral, tabungan dan sejenisnya tidak untuk membiayai sektor rill, maka ketika M (uang) naik dan Q (output) tidak naik, maka muncul ketidakseimbangan. Nah karena ini adalah persamaan maka harus ada yang naik untuk meingimbangi kenaikan M, maka naiklah variabel P (harga) , yang kita kenal dengan inflasi. Inilah yang terus kita nikmati selagi mata uang kita kertas, perbankannya ribawi, dan sektor rill dilupakan.


Monday, October 13, 2008

Stocks & Dinar

Bursa saham di berbagai dunia anjlok. Bahkan bursa saham di Rusia & China tutup, karena sahamnya turun hingga minus 60%. Di negeri ini seorang teman bercerita investasi yang dia tanam, semula bernilai 12 juta, anjlok hingga 9 juta. Apa yang terjadi sesungguhnya di investasi saham dan surat-surat berharga yang lain? Investasi saham adalah investasi yang tidak real bahkan sangat spekulatif yang mengandung maysir (judi) dan Gharar (spelulatif). Bursa saham adalah arena judi yang besar tapi justru dilegalkan.Akibatnya investasi sepeti ini amat merugikan orang banyak, seperti yang terjadi saat ini. Para nasabah dana pensiun jamsostek misalnya dana yang mereka punya sebagian diinvest oleh Jamsostek di di pasar modal berupa saham, dan tragisnya anjlok antara 40% hingga 50% pekan kemarin. Itulah sifat investasi saham, ketika harganya turun maka dia bisa meluncur ibarat masuk ke dalam sumur tak berdasar.
Hal ini berbeda dengan investasi Dinar, karena bahan bakunya emas, maka tidak pernah terjadi dalam sejarah, harga emas turun sedemikian rupa menjadi tidak berharga. Selalu ada jaring pengamannya. Kenapa? Karena fisik emas itu sendiri memang berharga. Sehingga emas itu menjamin dirinya sendiri, karena semua orang di seluruh dunia mengakui emas adalah benda berharga. Tetapi invetasi emas atau dinar ini di dalam Islam tidak dibenarkan untuk motiv spekulatif. Investasi emas atau dinar lebih kepada proteksi nilai atau harta kita dan kepentingan menengah panjang seperti kesehatan, pendidikan, musibah dll. Fungsi utamanya malah sebagai mata uang, cuma tidak dibolehkan oleh IMF.
Semoga krisis ini menjadi pelajaran bagi kita, betapa sesuatu yang tidak sejalan dengan syariat akan hancur.

Thursday, October 9, 2008

Banking Rush

Krisis sudah di depan mata. Krismon 97/98 tampaknya terulang dalam siklus 10 tahun. Pemerintah panik karena tidak cukup mengantisipasi krisis ini. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Karena situasinya mirip dengan krismon 97/98 ya lihat saja alur peristiwa yang terjadi pada krismon lalu. Pertama Rupiah terbanting keras terhadap Dollar. Hal ini tampaknya sedang dalam proses, seorang pengamat mengatakan hingga akhir Oktober 2008 Rupiah akan menembus Rp.10.000,-. Selanjutnya karena Rupiah terus melemah, nasabah nggak mau ambil resiko, mereka akan rame-rame ngambil uangnya di bank (Rush). Bank-bank collapse , sebagian bank akan kena likuidasi atau take over, setelah itu pemerintah sibuk pasang iklan siap menjamin dana nasabah yang ada di bank-bank. Ini dilakukan pemerintah untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi perbankan. Selanjutnya apa? BI menaikkan BI rate agar Rupiah nggak terus meluncur jatuh, dan bisa ditebak suku bunga kredit melonjak, pelaku usaha menjerit, ribuah usaha bangkrut karena kekurangan modal atau gagal bayar kredit. Dan terjadilah PHK besar-besaran karena kejatuhan sektor usaha riil. Akankah kita akan masuk ke lubang yang sama untuk kedua kali? Ini semua kembali ke pemerintah.
Orang-orang kaya mungkin akan langsung membelanjakan asetnya dalam bentuk dinar atau emas batangan. Tapi rakyat kecil? Mereka akan menanggung beban ekonomi yang luar biasa beratnya. Tetapi Allah Maha Melihat, Dia akan melindungi hamba-hambaNya yang dekat kepadaNya. Seringlah berdoa, berdzikir, membaca Quran dalam melewati badai krisis ini. Agar tidak ikut tergilas badai krisis. Sisakan halaman di depan rumah, karena setidaknya kita masih bisa menanam singkong.

Tuesday, October 7, 2008

Bailout & Towards Gold Standard

Pekan-pekan ini dunia gonjang-ganjing dengan krisis finansial di Amerika Serikat. Banyak orang panik, terutama yang punya investasi dalam bentuk saham dan sejenisnya. Sebab pasar dunia (almost every where) rontok, situasi ini oleh para ekonom sudah disamakan dengan Great Depression tahun 1930-an. What next? finansial dunia akan mengalami big hole, lubang besar yang akan menjatuhkan semua pihak yang terkait dengan sistem giga moneter dunia. Akankah sesuatu yang lebih buruk dari krismon 97/98 akan terulang? Dengan berat hati saya berani jawab Ya! Jika pemerintah tidak belajar dari kesalahan lalu. Mau mulai dari mana ya? Sejak awal bank-bank Ribawi kita memang bermasalah (namanya juga riba ya... bermasalah), BCA sudah Collapse tahun 97/98, tetapi diguyur BLBI oleh pemerintah karena itu Bank dimiliki oleh Lim Sie Liong dan Cendana Groups, supaya tidak kentara BLBI diberikan ke banyak bank, padahal sasaran utamanya BCA. Belakangan BLBI disimpangkan gila-gilaan, yang harus ditanggung kelak oleh anak, cucu, cicit kita. Maksudnya? Reformasi Perbankan! Rampingkan jumlah bank, dan guyur sektor rill dengan dana bank yang diparkir di BI dalam bentuk SBI.
Kemudian ya kalau berani Rupiah nggak usah dipake, sebab dari tahun ke tahun nilainya terus turun. Pecahan terbesar sekarang Rp.100.000,- mungkin nanti ada pecahan Rp.500.000,- atau Rp.1.000.000,- (mau seperti Zimbabwe yang pecahannya hingga 100 miliar dollar zimbabwe). Kalau mau selamat ya kaitkan dengan mata uang kita dengan emas atau dinar. Berani??? Oh nanti dulu. Waktu krismon kemarin saja ketika Kwik Kian Gie usul Fixed Exchange Rate, ekonom-ekonom liberal itu sewotnya luar biasa, eh mau Gold Standar lagi yah mungkin dibilang gila, jadul, atau teroris???. Tapi menarik kita simak Judi Shelton Ekonom penulis buku "Money Meltdown: Restoring Order to the Global Currency System" (Free Press, 1994) dalam tulisannya di The Wall Street Journal 30 september 2008 menyikapi krisis saat ini
"There are numbers of us, myself included, who strongly believe that we did very well in the 1870 to 1914 period with an international gold standard." Bayangkan ternyata banyak orang di Amerika sendiri yang ingin honey moon dengan keadaan ekonomi Amerika pada masa 1870 hingga 1914 ketika Gold Standar masih berlaku.Artinya ide Gold Standar atau mengaitkan mata uang kita dengan emas itu bukanlah ide gila, jadul, atau berbahaya, tetapi itu adalah ide solutif bagi krisi di negeri ini dan dunia. Tentunya ada masa dimana kita harus sakit perut dulu sebelum menuju kesembuhan seperti dalam Hadits Nabi Muhammad SAW berikut
Diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Kudri : Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah S.A.W. dan berkata, “ Saudaraku sedang mengalami sakit perut” kemudian Rasulullah, S.A.W berkata kepada laki-laki tersebut, “Suruh dia minum madu”, Laki-laki tersebut kembali kepada Rasulullah, S.A.W dan beliau berkata kembali “Suruh dia minum madu”, Laki-laki tersebut kembali untuk ketiga kalinya dan Rasulullah tetap berkata “Suruh dia minum madu” , kemudian laki-laki itu kembali dan berkata “ Sudah saya lakukan ya Rasulallah”, kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda “Allah telah menyampaikan yang benar, tetapi perut saudaramu berbohong, suruh dia minum madu”. Kemudian laki-laki itu meminta saudaranya untuk kembali minum madu dan dia sembuh.
Dinar atau mata uang emas itu mungkin bisa diibaratkan madu pada hadits di atas, perlu ada keyakinan bahwa Dinar atau Gold Standar adalah solusi dari sakitnya ekonomi global saat ini yang secara ilmiah sudah banyak dibahas baik oleh ekonom muslim maupun non muslim.Dinar inilah yang akan membersihkan penyakit-penyakit yang ada dalam sistem kapitalisme sehingga umat manusia harus mengalami sakit perut dahulu sebelum menuju keadilan ekonomi global.

Wallahu a'lam