www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, October 14, 2008

Fiat Money & Inflation

Econom Austria Ludwig Von Mises (1881-1973) pada tahun 1912 dalam karyanya "The Theory of Money and Credit" menyatakan bahwa korupsi dan distorsi uang oleh negara dan bankir, yang biasanya untuk membiayai perang secara adalah penyebab utama terjadinya Inflasi.Apa yang disampaikan Mises benar, saat ini AS dan Nato terlibat perang di Irak dan Afghanistan, dana perang yang mereka butuhkan luar biasa besar, di samping itu bail out yang dikeluarkan AS sebesar US$ 700 miliar dan dana talangan yang juga disediakan negara-negara Eropa dapat terus menimbulkan inflasi. Kenapa? Sebab dana miliaran dollar yang dikeluarkan apabila penggunaannya tidak untuk menumbuhkan sektor riil akan menyebabkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi. Dana perang AS misalnya, tentunya dana mereka tidak digunakan untuk menumbuhkan sektor rill yang langsung berpengaruh dalam perekonomian mereka, walaupun memang ada kepentingan investasi minyak AS dan sekutu-sekutuntya di Irak, namun seiring dengan perkembangan perang, maka hal ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh AS. Begitu juga dengan Bail Out US$700 miliar, saya yakin sebagian besar tidak untuk sektor rill tetapi untuk membeli surat-surat berharga atau untuk bank-bank yang hampir kollaps. Bagaimana mekanisme inflasinya? Jika kita gunakan teori quantity of money dari Irving Fisher MV=PQ dimana M(Jumlah uang beredar), V(kecepatan perputaran uang rata-rata), P (Tingkat harga yang berlaku di suatu negara pada tahun tersebut), dan Q(Tingkat output riil dari barang dan jasa). Karena MV=PQ adalah persamaan linear maka apabila persamaan sebelah kiri naik maka persamaan sebelah kanan pun akan ikut naik. Nah ketika pemerintah AS menggelontorkan ratusan miliar Dollar uangnya, hal ini tentunya tidak menjadi masalah selagi output (Q) ikut naik, atau diikuti produksi barang dan jasa, sehingga harga relatif stabil, tetapi apabila uang ratusan milliar dollar itu digunakan untuk membiayai sektor finansial mereka seperti membeli saham, pinjaman antar lembaga keuangan, sertifikat bank sentral, tabungan dan sejenisnya tidak untuk membiayai sektor rill, maka ketika M (uang) naik dan Q (output) tidak naik, maka muncul ketidakseimbangan. Nah karena ini adalah persamaan maka harus ada yang naik untuk meingimbangi kenaikan M, maka naiklah variabel P (harga) , yang kita kenal dengan inflasi. Inilah yang terus kita nikmati selagi mata uang kita kertas, perbankannya ribawi, dan sektor rill dilupakan.


No comments: