Minggu lalu (10 Oktober) Emas menembus rekor terbarunya terhadap Dollar Australia, Dollar kanada, Rupee India, Rand Afrika Selatan, dan Poundsterling inggris (James turk, goldmoney). Saat itu pun Dinar mencapai rekor tertinggi senilai sekitar Rp.1.384.000,-. Tetapi di samping harga Emas, Hutang AS pun mencapai rekor tertingginya, terhitung mulai 30 september 2007 hingga akhir tahun fiskal 30 September 2008 total hutang pemerintah AS tumbuh sebesar US $ 1 triliun atau 11,3% menjadi US$ 10.024.724.896.912,49,- Yah nggak usah dibaca sebab bikin pusing. Yang jelas sekitar US$ 10,02 triliun lebih. Tetapi ada yang lebih mengejutkan lagi. Dari 30 September 2008 hingga 16 oktober 2008 hutang AS bertambah sebesar US$ 331,1 miliar atau total US$ 10.331.139.000.845,92,- . Sebabnya tentu paket bail out besar-besaran dari pemerintah AS. Jadi hanya dalam 16 hari sejak akhir tahun fiskal 30 september 2008 hutang pemerintah AS tumbuh sebesar 75,5% dari pertumbuhan hutang tahun lalu yang US$ 1 triliun itu. Jadi hanya butuh 16 hari bagi AS untuk meminjam setara dengan sepertiga dari total pinjaman AS tahun lalu. Bahkan pemerintah AS kini sedang gencar-gencarnya untuk memberi pinjaman Dollar yang "unlimited" (tidak terbatas!!!.... mengerikan bukan....) kepada bank-bank besar. The Wall Street Journal pada 14 Oktober melaporkan bahwa" pemerintah AS menyediakan unlimited dollars kepada 3 bank sentral besar Eropa ." dan pada 15 Oktober menurut Bloomberg Bank of Japan menawarkan kepada para peminjam seberapapun dollar yang mereka mau. Apa efek selanjutnya dari pinjaman dan guyuran Dollar yang gila-gilaan ini. Ya efeknya adalah inflasi. Sebab saat ini uang kertas dollar(fiat money) tidak diback up sama sekali dengan emas, seperti zaman gold standar dahulu yang berakhir tahun 1930-an. Emas menurut Howard Buffet( ayah dari Warren Buffet) anggota kongres AS pada pidatonya yang terkenal tahun 1947 menyatakan bahwa "The gold standard acted as a silent watchdog to prevent unlimited public spending." "Gold Standar berperan sebagai pengawas yang tersembunyi untuk mencegah belanja publik yang tidak terbatas." Sebab untuk mencetak uang harus diwakili atau dijamin dengan sejumlah emas tertentu, tidak sepeti sekarang ketika uang kertas bisa dicetak dengan mudah dan murah. Tetapi bagaimana sekarang ketika Gold Standar sudah tidak ada. Siapa yang berperan sebagai watchdog terhadap Dollar dan belanja publik. Ya emas akan tetap sebagai watchdog, ini bisa dilihat dari kenaikan harga emas terhadap dollar dan mata uang kertas apapun dari tahun ke tahun sebagai warning terhadap lemahnya uang kertas dan ancaman Inflasi.
No comments:
Post a Comment