www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, January 20, 2010

Atomic Bomb


Bom atom untuk pertama kali dalam sejarah "diujicoba" oleh AS pada tanggal 6 Agustus di Hiroshima dan 9 Agustus di Nagasaki. Little Boy dan Fat man adalah dua nama bom atom yang dilepaskan pesawat pembom B-29 di atas dua kota nahas tersebut.
Takashi Nagai seorang Profesor Radiologi dari Nagasaki University adalah salah seorang korban bom tersebut dan menceritakan kepedihan korban bom atom dalam buku kontroversialnya (tidak sesuai dengan keinginan pemerintah AS kala itu) The Bells of Nagasaki (Agustus 1946).
Korban tewas akibat bom di Hiroshima adalah 90.000-166.000 (dari total penduduk sekitar 340.000-350.000) dan di Nagasaki korban tewas adalah 60.000-80.000 orang.
Kerusakan akibat bom tersebut amat parah. Secara detil Prof Nagai menceritakan efek bom tersebut. Bak tekanan tingkat tinggi yang menyedot apa yang ada dibawahnya dan membantingnya ke bawah. Suhu panas hingga 5000 derajat Celcius akibat ledakan menimbulkan kebakaran hebat dikota Nagasaki dan membakar seluruh bagungan fak. Kedokteran Univesitas Nagasaki yang justru menyimpan alat-alat kedokteran dan obat darurat perang.
Dalam dunia moneter bom atom bisa saja menyedot seluruh aset kita ketika seluruh mata uang utama dunia terjatuh dalam pusaran krisis dan mengakibatkan efek berantai seluruh mata uang kertas di dunia. Ketika itu terjadi aset kita dalam bentuk uang kertas menjadi tidak bernilai atau setidaknya terpotong akibat sanering. Sebelum itu terjadi, maka menyelamatkan aset kita dalam bentuk riil menjadi kebutuhan tersendiri. Salah satu aset itu adalah dinar emas dan sektor produktif lainnya.
wallahu 'alam

Wednesday, January 13, 2010

Kapan waktu terbaik membeli emas?

Kapan waktu terbaik membeli emas? Pertanyaan inilah yang sering muncul di benak konsumen. Sebab memang harga emas amat fluktuatif, terutama jangka pendek. Harga dinar misalnya kemarin mencapai harga Rp. 1.468.000 kini turun pada harga Rp 1.436.620.
Harga emas turun dan naik kaitannya dengan nilai US Dollar (dalam perdagangan dunia emas selalu dikaitkan dengan USD). Sedangkan nilai emasnya sendiri sesungguhnya tidaklah berubah.
Selama 200 tahun terakhir harga emas tidaklah berubah jika dibandingkan dengan komoditas lain. Tetapi bila dibandingkan dengan uang kertas US Dollar misalnya maka ceritanya akan lain. Pada tahun 1800 harga emas per ounce hanya US$19-20. tapi kini sudah US$1.200. Daya beli Dollar terhadap emas sejak Desember 1912 hingga 2000 dapat kita lihat di ilustrasi dibawah ini



Dan kemudian, secara kontras nilai emas meningkat ketika nilai US Dollar turun seperti gambar di bawah ini

Hal ini menjelaskan mengapa orang membeli emas selama masa resesi/krisis ketika nilai uang kertas (apakah USD ataupun Rupiah) menurun nilainya. Pada tahun 1997 sebelum krisis harga per gram emas masih Rp 25.000,- hari ini setelah 13 tahun harga emas per gram (24k) adalah Rp341.409 dan harga ini masih akan terus naik nilainya untuk mendapatkan nilai emas yang sama, apakah 1 gr, 1 dinar, atau 1 troy ons.

Jadi kapan waktu terbaik membeli emas?
Kapan saja selagi anda memang membutuhkannya untuk proteksi aset anda kini dan esok....

wallahu 'alam


Wednesday, January 6, 2010

Prediksi Emas James Turk

James Turk (pendiri Gold Money) dalam tulisannya tanggal 2 Januari 2010 http://www.fgmr.com/january-2-2010-outlook-for-2010.htmld mengeluarkan prediksinya tentang performa emas di 2010.
Ada dua poin yang bisa ditangkap dari artikelnya sbb :

1. US Dollar akan mengalami Hiperinflasi.

Ini prediksi yang wajar mengingat sepanjang 2009 kemarin pemerintah AS mengeluarkan uang "gila-gilaan" untuk menyelamatkan institusi keuangannya . Ibarat menanam, maka diprediksi tahun 2010 adalah masa panen. Saat ini saja anggaran AS sudah defisit hingga triliunan Dollar (lihat http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601103&sid=aA8lChe4zUQU). Dengan berlebihnya Dollar yang beredar, yang sebagian besar lari ke pasar uang (tidak ke sektor rill), mengakibatkan Inflasi atau Hiperinflasi ibarat "bom waktu".
Negeri ini sendiri pernah mengalami inflasi tahun 60-an jaman Presiden Soekarno, saat itu 1 US Dollar senilai Rp120.000 dan harga barang naik 4,5 kali lipat (tingkat inflasi 450%) dan Sanering Rp 1000 uang lama menjadi Rp 1 uang baru (seperti yang terjadi pada Won Korea Utara walau nilai Saneringnya berbeda)

2. Harga emas akan mencapai US$2.000

Ketika nilai Dollar semakin melemah, maka sebaliknya emas sebagai timbangan dari seluruh komoditas akan terlihat perkasa terhadap US Dollar, yang ditandai dengan naiknya harga emas dalam US Dollar (padahal yang terjadi daya beli Dollar yang melemah terhadap emas).
James Turk menyatakan prediksi harga ini dengan kata "some time during 2010" artinya harga emas mencapai US$2000/oz dapat terjadi kapan saja sepanjang 2010.
Bagi Dinar kenaikan harga emas internasional tentu dapat memicu kenaikan harga walaupun diukur dengan Rupiah( yang tahun ini menguat 4 basis poin indexnya).
Terlebih bulan Januari hingga Maret nanti adalah musimnya kenaikan harga emas internasional yang juga berarti kenaikan harga Dinar.
Namun semua di atas hanyalah prediksi, ilmu masa depan hanya milik Allah SWT semata.
Kebenaran dari Allah semata, kesalahan adalah sifat manusia.
Wallahu 'alam.

Tuesday, January 5, 2010

Emas masih rendah dibanding harga sesungguhnya.




Dalam sejarah cadangan emas AS pernah naik sedemikian rupa selama setengah abad pertama di abad 20. Akumulasi kenaikan ini begitu cepat sebagai respon pasar dari the gold reserve act http://en.wikipedia.org/wiki/Gold_Reserve_Act pada 30 Januari 1934. Pemerintah AS saat itu menaikkan harga emas dari US$20,67 menjadi US$35 untuk menghimpun seluruh emas yang ada di masyarakat bahkan di seluruh dunia






Namun sejak 15 Januari 1971 setelah AS memutus ikatan antara emas dan US Dollar, cadangan emas AS cenderung stabil keculali pada tahun 1975 dan 1978 ketika terjadi beberapa penjualan.


Sebuah laporan terkini dari Société Générale menunjukkan gambar yang membandingkan antara nilai cadangan emas AS dan US Monetary Base (Jumlah uang beredar di AS) selama tahun 1968 hingga 2008. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa harga emas saat ini undervalued (harganya lebih rendah dari yang seharusnya), hal ini disebabkan jumlah uang (kertas dan sejenisnya) yang beredar jauh di atas cadangan emas yang ada. Saat ini cadangan emas AS per 2 Desember 2009, adalah 8,133.5 metric ton senilai US$316,4 miliar bandingkan dengan jumlah uang beredar di AS sebesar US$2.081 miliar.

Monetary base termasuk didalamnya adalah uang yang beredar di tengah masyarakat dan cadangan uang kas yang ada di Bank. Gambar di bawah ini menunjukkan data sejak tahun 1918.


Dua periode puncak dapat diamati pada data di atas yang terjadi ketika cadangan emas melebihi jumlah uang yang beredar.Puncak pertama terjadi sebagai akibat Gold Reserve Act 1934 ketika AS mencoba menghimpun emas dari seluruh duina dengan harga US$35 /oz (bandingkan dengan harga sekarang senilai US$1.121,20/oz). Pada akhir 1948, AS memiliki 21.7 ribu ton emas- jumlah sebesar itu sama dengan75% dari seluruh cadangan emas seluruh bank sentral.

Puncak kedua terjadi pada akhir tahun 1970 ketika harga emas meningkat tajam selama masa tersebut. Puncaknya pada 21 Januari 1980 saat itu mencapai rekor US$850. Rekor ini bertahan selama 28 tahun yang berakhir pada 2 Januari 2008.

Apabila monetary base dihitung dengan memasukkan demand deposits atau simpanan nasabah di Bank yang dapat diambil sewaktu-waktu (M1), maka rasionya bila dibadingkan dengan emas maka jauh lebih besar seperti i gambar di bawah ini.


Dari data di atas kita juga melihat dua puncak sebagaimana data sebelumnya. Rasio saat ini antara M1 dan emas adalah 5,7 berbanding 1.

Dari data di atas kita dapat menganalisa satu hal (walaupun hal ini belum pernah terjadi). Apabila seluiruh orang di AS mencaiirkan simpanannya di Bank dan bersama-sama pergi untuk membeli seluruh cadangan emas yang ada dengan seluruh uangnya pada harga pasar.Maka seluruh cadangan emas itu akan habis, ketika 17,5 % seluruh uang itu baru dibelanjakan.

disadur dari Mike Hewitt www.DollarDaze.org