www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, January 27, 2011

Karena Perang & Utang AS pun Bangkrut

Saat ini Amerika bangkrut. Amerika—lihat saja, ini tidak mampu lagi membiayai dan mengendalikan dunia. Negara terkaya di dunia itu menjadi negara yang paling sarat akan utang di dunia. Kekuatan super yang pernah digunakan untuk memberikan pinjaman kepada bangsa lain hari ini tenggelam dengan utang sekitar $, 14 triliun dan terancam tak terbayar.

Jika kita melihat masa lalu, ketika Bill Clinton meninggalkan Gedung Putih dan diteruskan oleh George Bush pada 2000 ada surplus sebesar $ 300 milyar. Ketika Bush mengalokasikan sejumlah besar pengeluaran di bidang militer terutama setelah kejadian 9 / 11, surplus menjadi defisit. Dalam dua tahun pertama, surplus sebesar $ 300 miliar dibelanjakan. Dalam dua tahun berikutnya meningkat menjadi 600 miliar dolar. Dalam dua tahun berikutnya, utang itu sudah membengkak menjadi $ 900 miliar. Pada tahun 2009, bahkan mencapai $ 1,2 trilyun. Hari ini hampir $ 1,7 triliun, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Amerika.

Semua in memaksa Amerika untuk meminjam uang lebih dan mengubah kebijakan ekonominya. AS secara gelap mata berutang dalam jumlah yang banyak dari Jepang, Cina, Arab Saudi dan negara-negara teluk lainnya. Dalam periode pertama kepresidenan Bush, utang mencapai $ 7,6 trilyun. Namun dalam pemerintahan keduanya, utang naik menjadi $ 10,6 triliun. Hari ini mncapai di $ 14,2 trilyun . Lebih dari setengah utang ini terjadi dalam enam tahun terakhir, ketika perang Irak dan Afghanistan mencapai puncaknya. Jika kita menyebarkan jumlah utang itu terhadap warga Amerika, maka setiap orang Amerika mempunyai tunggakan sekitar $ 45.300.

Analis-analis lokal mengatakan, Amerika harus menghabiskan $ 1,3 trilyun lebih dari pendapatan dalam tahun yang sedang berjalan. Karena defisit anggaran meningkat sebesar $ 400 juta per hari, bisa dibayangkan bagaimana sirkulasi utang berjalan kesehariannya.

Ini berarti Amerika telah meminjam 40 sen dari setiap dolar yang dihabiskan. Pada tanggal 15 Januari, sekretaris keuangan AS mengatakan bahwa belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Amerika. Ironisnya, kedua partai besar di negara itu saling menyalahkan krisis. Kongres terpaksa menghapus batasan hukum atas utang kepada pemerintah untuk meminjam lebih banyak uang, atau memotong pengeluaran dalam jumlah besar.

Tapi apa pun langkah yang diambil, tidak akan ada bedanya. Pada zaman perang, utang biasanya memang meningkat tetapi tidak akan pernah separah yang telah dijalan dalam periode Bush.

Masalahnya adalah bahwa bunga sebesar $ 6 triliun dolar akan ditambahkan ke utang senilai $ 14 triliun. Bunga aktual $ 9 ratus juta tapi untuk beberapa alasan menjadi naik ke angka $ 600 juta, dan ini karena;

A. pemerintah tidak dapat membayar kembali, sehingga bunga berkembang biak.

B. kreditur (negara, perusahaan, bank, individu dll) menaikkan suku bunga.

C. pemerintah telah kehilangan kredibilitasnya terhadap kreditur dan memaksakan peraturan yang dibuat sendiri.

D. pemerintah terus mengeluarkan pengeluaran untuk sector militer dan anggaran dalam tingkat tinggi. Oleh karena itu kedua perang Irak dan Afghanistan disokong oleh pinjaman.

Anggaran Pentagon untuk tahun 2011 mencapai $ 717 juta. Jumlah tambahan sebesar $ 200 miliar dialokasikan untuk perang di Afghanistan dan Irak dengan label "Perang Melawan Teror."

Uni Soviet sudah mati sekarang. Pakta Warsawa dimakamkan. Perang di Afghanistan dan Irak telah meninggalkan tiga pertanyaan utama yang belum terpecahkan:

1. Jika Bush tidak menjadi presiden, apakah Amerika akan menderita kehilangan begitu banyak?

2. Jika Bush tidak menjadi presiden, apakah Amerika tidak akan berada dalam utang separah ini?

3. Apakah Amerika tidak mengalami krisis begitu berat jika negara itu tidak berada dalam lingkaran itu?

Semua jawaban bisa sangat negatif. Perang Afghanistan dan Irak memengaruhi pasar saham. Perusahaan-perusahaan rusak dan bangkrut. Pada tahun 2007-2008, krisis regional yang besar dimulai. Hal ini mengantarkan defisit keuangan dan komersial—yang memengaruhi sektor perumahan. Ekonomi dilebur, dan tumbuh utang. Dolar dicetak tanpa dukungan apapun, menyusutkan nilai dan meningkatkan inflasi dan defisit keuangan.

Perusahaan-perusahaan besar mengalami puncak krisis, memaksa pemerintah untuk menyelamatkannya dari kebangkrutan dengan memberikan mereka miliaran dolar. Semua ini mengelilingi Amerika seperti rantai dan seperti sulit untuk disingkirkan.

Bekas Uni Soviet tidak akan mengakui bahwa perang Afghanistan sudah menenggelamkan mereka. Dengan cara yang sama, Amerika tidak siap untuk menerima kenyataan pahit bahwa penyebab utama di balik krisis ini adalah perang Afghanistan.

Bagaimana dan kapan Amerika bisa mengentaskan angka $ 14,2 trilyun itu? Jawabannya masih ambigu. Apakah ini sebuah badai seperti ombak yang kuat dari Laut Merah, yang menelan Firaun, menelannya untuk selamanya? (sa/islampolicy)

Monday, January 24, 2011

Dan Ben Ali pun Melarikan Emas Negerinya.....


Tunisia adalah sebuah negara yang saat ini menjadi buah bibir banyak orang di seluruh dunia. Berawal dari seorang tukang sayur yang bergelar Bachelor bernama Bouazizi yang membakar dirinya sebagai aksi protes setelah di tampar oleh polisi, ayahnya dihina, dan gerobaknya di sita. Bouazizi akhirnya meninggal meninggalkan gelombang protes di seluruh negeri dan berakhir dengan tumbangnya Presiden saat itu Ben Ali. Dia dan keluarganya melarikan diri ke Arab Saudi setelah mendapat suaka politik Raja Abdullah.

Namun untuk melakukan pelarian tentu membutuhkan bekal. Dan salah satu bekal tersebut adalah emas. Tak tanggung-tanggung mereka membawa "kabur" 1,5 ton emas. Pada Desember tahun lalu, Tunisia menurut laporan World Gold Council memiliki cadangan emas 6,8 ton dan jumlah ini tidak berubah selama satu Dekade.

Kas negara Tunisia telah kehilangan 1,5 ton emas, menurut sebuah kelompok industri, di tengah laporan bahwa presiden terguling dan istrinya telah mengumpulkan harta kekayaan negara sebelum melarikan diri ke luar negeri. WGC secara teratur menerbitkan statistik global terhadap emas dan memiliki otoritas di sektor ini.

Ternyata Bank sentral Tunisia minggu ini mengatakan mereka cadangan emas mereka sekitar 5,3 ton, sekaligus membantah laporan bahwa keluarga mantan pemimpin Zine El Abidine Ben Ali telah menarik emas dengan mengatakan bahwa brankas bank "di bawah pengawasan keamanan yang ketat."Emas itu bernilai 45 juta euro (sekitar 60 juta dolar).

Menurut intelijen Perancis dikutip oleh harian Perancis Le Monde, istri Ben Ali, Leila Trabelsi telah pergi ke bank untuk menarik emas. Gubernur bank awalnya menolak, namun mundur di bawah tekanan dari Ben Ali sendiri. TV Perancis TF1 juga melaporkan bahwa emas tersebut ditarik pada akhir Desember lalu.

Ternyata emas memang sebuah safe haven bahkan bagi seorang pelarian politik sekaliber Ben Ali. Tetapi tentunya di akhirat asetnya tersebut tidaklah safe haven sebab dia harus bertanggung jawab atas seluruh kepemilikan hartanya selama di dunia.

wallahu 'alam

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/terbukti-tunisia-memang-kehilangan-1-5-ton-emas-mereka.htm

Friday, January 14, 2011

Sejarah Standard Emas di Inggris I

Sistem bimetalik adalah nama yang diberikan pada standard emas dimana biasanya emas maupun perak berfungsi sebagai mata uang negara dalam rasio yang ditentukan secara legal. Pembuatan uang koin perak dari berat tertentu akan dinyatakan mempunyai nilai yang sama dengan emas dari berat yang berbeda. Standard tersebut dikatakan beroperasi guna memungkinkan jumlah koin beredar yang memadai dalam bentuk yang sesuai pada keseluruhan perekonomian.

Keputusan penangguhan pembayaran emas atas klaim pada uang kertas pada tahun 1797 yang dijadikan dasar oleh Bank of England untuk tidak lagi wajib membayar setiap klaim atas setiap penerbitan uang kertasnya secara resmi dibatalkan pada tahun 1821. Pemberlakuan konversi uang kertas menjadi emas diberlakukan secara bertahap berdasarkan pada Liverpool Act yang diberlakukan pada tahun 1816, yang mendefinisikan satu sovereign sebagai 113 butir emas halus. Sovereign dikeluarkan mulai tahun 1817 dan secara bertahap mulai beredar. Bank Notes tetap tidak bisa dikonversi sampai dengan April 1817 ketika Bank of England menawarkan untuk menguangkan notes dibawah nilai 5 poundsterling dengan emas, khusus untuk notes yang dikeluarkan sebelum tahun 1816. Karena jumlah notes yang beredar hanya bernilai 1 juta Poundsterling, suatu jumlah permintaan untuk mengkonversi mata uang yang cukup. Pada bulan Oktober 1817, Bank of England menawarkan konversi untuk semua notes yang diterbitkan sebelum tahun 1817 .Pada tahun 1821, semua notes dinyatakan bisa ditukarkan dengan emas dan standard emas penuh menjadi kenyataan. Setelah itu peredaran uang telah mencakup uang kertas yang bisa dikonversi, sovereign emas dan koin perak subsider.

Pendekatan ekonomi Inggris yang memberikan dasar bagi stabilitas ekonomi ini kemudian ditiru oleh berbagai negara, baik di dalam koloni-koloni Inggris maupun pusat-pusat kekuasaan yang bersaing. Portugal mengadopsi standard emas tahun 1854, Kanada pada tahun 1867, Jerman pada tahun 1873, AS pada tahun 1879, Austria-Hongaria pada tahun 1892, dan Rusia serta Jepang pada tahun 1897. Akan tetapi, sebelum sampai kepada penyatuan standard emas yang baru, telah terdapat berbagai standard internasional yang memiliki dasar operasional berbeda. Sebagai contoh misalnya Jerman telah mengoperasikan standard perak, AS standard bimetalik emas dan perak, sedangkan Rusia mengoperasikan sistem mata uang kertas yang tidak bisa dikonversi .

Upaya-upaya untuk menggunakan standard logam berharga sebagai suatu dasar bagi stabilitas moneter seringkali gagal karena kecurangan yang dilakukan oleh negara di dalam menurunkan nilai mata uangnya. Penurunan dalam kandungan logam berharga dari unit mata uang yang ada. Penurunan dalam kandungan logam ini dicapai melalui pembuatan ulang koin tersebut. Di dalam pembuatan ulang tersebut, koin yang ada akan dinyatakan tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang sah dan ditarik ke percetakan uang untuk dilebur . Jadi bungkah logam yang ditarik itu selanjutnya akan digunakan untuk membuat koin baru, masing-masing koin mempunyai nilai nominal yang sama sebagaimana peredaran sebelumnya tetapi dengan lebih sedikit logam berharga per koin. Jumlah logam berharga yang tersisa dari pekerjaan tersebut akan menjadi milik negara, dan bisa dijadikan koin dan digunakan untuk mendanai pengeluaran baru. Hak tersebut merupakan contoh pertama dimana negara secara efektif menyita kekayaan dari warga negara guna meningkatkan pendapatan. Dalam konteks saat ini, praktek seperti itu merupakan upaya ekspansi dari penerbitan uang kertas negara melalui proses devaluasi uang beredar melalui mekanisme inflasi, namun perbedaannya bahwa upaya ekspansi tidak membutuhkan proses pencetakan uang.
Di awal abad pertengahan, penny perak merupakan satu-satunya nilai koin dalam peredaran uang yang umum dan berlaku di hampir semua wilayah di benua Eropa. Pada tahun 1257, Henry III berupaya memperkenalkan koin emas ke dalam peredaran tetapi gagal karena rasio bimetal dengan perak ditetapkan kira-kira 10, suatu rasio yang terlalu rendah dibandingkan hubungan dengan hubungan pasar bungkah perak yang ada. Pada tahun 1279 diperkenalkan kembali koin Edward I, setelah penny yang bundar dan fourthings (kemudian dikenal sebagai farthings). Nilai mata uang yang kecil ini sebelumnya pernah dibuat dengan memotong penny yang bundar menjadi separuhnya atau seperempatnya.

Sementara itu di Italia, pembuatan koin emas menjadi mode. Genoa mengeluarkan koin emas pada tahun 1252 yang diikuti oleh Florence dan Lucca. Venice mengandalkan pada koin Byzantium untuk beberapa waktu lamanya, namun selanjutnya mengeluarkan ducat emas yang kemudian diterima secara luas di seluruh mediterania timur. Ini merupakan suatu contoh upaya penggabungan mata uang tanpa mewajibkan bersatunya orientasi politik. Kenaikan permintaan terhadap emas akibat meningkatnya penerbitan koin emas selanjutnya meningkatkan harga emas di seluruh Italia. Rasio bimetalik antara emas dan perak di Venice naik dari kira-kira 1 : 10 menjadi di atas 1 : 14 pada akhir abad ke 13, yang mengakibatkan gagalnya upaya penerapan koin emas Henry III di Inggris. Sementara itu, adanya unit moneter yang diakui secara luas dan bisa diandalkan dan adanya akumulasi stok emas, membantu membangun supremasi masyarakat perbankan Italia.

Di Inggris, 'Great Debasement' yang mengakibatkan turunnya bobot penny hampir sampai sepertiga berat pada tahun 1542 sampai 1551 di Inggris. Namun yang lebih penting bahwa kandungan perak dari koin baru yang lebih ringan itu sendiri berkurang. Lebih parahnya lagi, hanya seperempat dari bobot koin baru yang terbuat dari perak, sisa yang tiga perempat terbuat dari tembaga. Mata uang koin pound emas juga mengalami penurunan dalam kandungan emasnya sebesar sepertiga dari berat semula. Akibat penurunan kadar ini (debasement), rasio tukar bimetalik akhirnya berubah dari satu unit emas untuk sekitar sebelas perak sampai menjadi suatu rasio satu koin emas menjadi lima perak. Henry VIII adalah pemimpin yang mewarisi (dari Henry VII) suatu bentuk mata uang yang kuat dan kemudian mewariskan kepada Edward VI suatu mata uang yang sudah berkurang kekuatannya dengan keputusan untuk meningkatkan seinorage (selisih nilai bahan baku dengan nilai nominal uang-melalui kebijakan enam recoinage). Di bawah Protector Somerset, debasement terus berlanjut melalui beberapa kali proses recoinage lagi. Apabila terjadi debasement, Hukum Gresham akan berlaku. 'Bad money would drive out good money'. koin-koin yang belum mengalami debasement akan hilang dari peredaran.
bersambung

Wednesday, January 12, 2011

Gold vs Oil Price II

Pada tahun 1980 emas mencapai harga tertinggi saat itu sebesar US$850, dengan harga rata-rata tahunan sebesar US$672. Dengan menggunakan pendekatan inflation adjusted yaitu harga emas tertinggi sekarang bila diperhitungkan dengan tingkat inflasi sejak tahun yang dijadikan rujukan maka harga emas tertinggi tahun lalu adalah US$ 1.784,41, namun bila menggunakan angka tertinggi pada tahun 1980 (US$ 850) maka harga emas tertinggi adalah US$ 2.251 di tahun 2010. Namun kedua angka ini tidak tercapai tahun lalu, sebab harga emas tertinggi masih di level US$1.400. Bagaimana dengan harga emas, tahun 2011 iniI? Salah satu prediksi ekstrimnya adalah US$ 5.000, sebab faktor pemicu kenaikan emas jauh berlipat dibanding tahun 1980.
Namun sekali lagi itu adalah prediksi tertinggi, kenyataannya bisa saja tidak segitu. Menurut James Turk dari Gold Money harga emas tahun 2011 bisa mencapai US$2.000 pada 6 bulan pertama dan mengalami penurunan dalam bulan Januari. Apabila emas mencapai US$ 2.000, bagaimana dengan harga Dinar, dengan asumsi nilai tukar 1 Dollar adalah Rp9.000 maka 1 Dinar sekitar Rp 2,2 juta. Sehingga dengan harga sekarang yang masih di kisaran Rp 1,7 juta harga dinar masih cukup rendah, karena akan banyak sekali faktor pemicu kenaikan Dinar baik internasional maupun nasional. Faktor internasional adalah pengucuran Dollar dari awang-awang melalui program QE 1 dan 2, sedangkan faktor nasional adalah trend melemahnya Rupiah tahun 2011.
wallahu a'lam