www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, October 28, 2009

Gold Record




Kita mengetahui bahwa harga emas cenderung naik dari tahun ke tahun. Kenapa harga emas naik? Bukanlah mata uang emas atau Dinar semestinya stabil sepanjang 14 abad lebih. Benar mata uang emas atau Dinar memang stabil dan adil bila dibandingkan dengan komoditas seperti Minyak, Kambing dlsb, namun bila dibandingkan dengan fiat money
atau mata uang kertas tentu tidak. Sebab mata uang kertas hakikat nilainya hanyalah senilai bahan bakunya atau selembar kertas. Sehingga selalu tidak sebanding nilainya dengan sekeping emas. Inilah yang terus terjadi bahkan terhadap mata uang Dollar AS sekalipun, lihatlah data harga emas dalam US Dollar selama 2000-2009 di samping. Trend amat jelas yaitu naik dalam rentang 9 tahun terakhir.
Nah bagaimana dengan harga emas tahun ini, selama 2009 ini data rentang 1 Januari - 26 Oktober 2009 kenaikan harga emas pun tetap signifikan. Inilah bukti emas atau Dinar nilainya dapat dijadikan alat proteksi aset anda.
Wallahu 'alam

Tuesday, October 27, 2009

Kenapa manusia suka emas?

Sebuah survey terhadap 1700 Investor Inggris minggu lalu oleh Barclays Stockbrokers menunjukkan 40% responden yakin harga emas akan naik dari harga saat ini, 30% responden mengatakan harga emas akan turun dan 20% mengatakan harga stabil dan 10% sisanya menjawab tidak tahu. Saat artikel ini ditulis harga emas sedang turun dari titik tertingginya bulan ini (sekitar $1.070/troy ounce) menjadi $1.040,20 namun harga emas dunia masih terus bergejolak seiring masih lemahnya Dollar Index saat ini pada angka 76,17 .
Namun Jill Leyland ekonom dari World Gold Council berkata " (emas) adalah konstan sepanjang abad, baik dalam ketidak stabilan politik dan ekonomi, saat stabil atau krisis, damai dan perang, maupun dalam dinamika di pasar emas itu sendiri, hal ini dapat menjadi catatan. Permintaan terhadap emas, terpisah dari penggunaan industri yang relatif terbatas, terdiri dari dua elemen, " kebutuhan manusia untuk keamanan (aset) dan keinginan untuk memiliki sesuatu yang indah...kebutuhan dan keinginan tersebut tidak pernah berubah sepanjang waktu"
Maka pendapat ini mirip dengan pendapat Imam Ghazali bahwa "Hakim yang adil sepanjang masa adalah emas dan perak atau dinar dan dirham" dari sisi kemanan aset, dan pada hakikatnya fitrah manusia memang suka dengan emas, bahkan suku terbelakang dan buta huruf sekalipun.
Wallahu 'alam

Monday, October 26, 2009

Prediksi Harga emas Nov-Dec


Saat ini kita berada di penghujung bulan Oktober 2009, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan November 2009. Bagaimana harga emas di bulan November mendatang? Persisnya kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan kita sebab itu adalah perkara gaib. Namun jika kita melihat trend harga emas bulan November tahun lalu dapat dilihat dari grafik di samping. Pada awal-awal bulan hingga tanggal 20 November harga cenderung stabil bahkan turun pada 13 November. Harga mulai merangkak naik pada 10 hari terakhir bulan November 2008. Bagaimana dengan bulan Desember? Dari grafik harga emas Desember tahun lalu, harga mulai merangkak naik hingga akhir bulan. Itu adalah trend harga emas dunia yang tentu dalam US Dollar per troy ounce (sekitar 31 gr).
Bagaimana dengan harga dinar? Karena harga dinar dalam Rupiah tentu ada kaitan dengan nilai tukar rupiah. Saat ini nilai Rupiah memang masih menguat terhadap US Dollar, pada saat saya menulis ini Rupiah berada pada Rp 9.558 sehingga kenaikan harga Dinar masih tertahan akibat nilai tukar ini. Namun dengan kenaikan harga emas yang makin signifikan (sudah sepekan lebih menembus $1000 maka tetap saja trend dinar pun akan kembali menaik. Namun sekali lagi investasi Dinar adalah bersifat menengah dan panjang yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Wallahu a'lam

Monday, October 19, 2009

Dinar as Medium of Exchange

Konfrensi Investasi New Orleans AS adalah konferensi tahunan yang penting dalam sejarah 35 tahun penyelenggaraannya. Dalam konfrensi itu hadir ekonom, politisi dan master keuangan ternama karena pentingnya konfrensi ini. Terlebih konferensi ini hadir di tengah kenaikan harga emas yang demikian tinggi. Saat artikel ini ditulis harga emas sudah mencapai US$1063,6/oz dan harga minyak per barel mencapai US$79,93. Pembicara konferensi inipun datang dari berbagai latar belakang sebutlah seperti Rick Santelli, Charles Krauthammer, Karl Rove, Howard Dean, Doug Casey and Ron Paul.
Para pembicara tersebut ketika menjelaskan dimana menginvetasikan uangnya saat ini, hampir semua pembicara sepakat merekomendasikan emas . Tapi kenapa harga Dinar tidak meroket juga? Ada banyak faktor salah satunya adalah menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, saat artikel ini ditulis Rupiah bertengger pada Rp 9.395 terhadap Dollar. Namun hal ini tidak akan berlangsung lama, beberapa bulan setelah kabinet baru berjalan, nilai Rupiah akan menampakkan bentuk aslinya... Dan harga dinar tentu akan terkerek naik.
Oh ya dalam konfrensi itu ada satu pernyataan mengagetkan dari seorang John Williams pemilik shadowstat (saingannya statistik pemerintah AS) yang saya pernah tulis sepak terjangnya di blog ini. Dia berharap Dollas AS akan jatuh nilainya dengan segera, walaupun hal ini tidak akan berujung pada total kolaps. Nah yang lebih heboh dia mengatakan bahwa dia berharap dapat melihat sistem barter di Amerika dengan Logam Mulia sebagai alat tukarnya. Di antara beberapa logam mulia tentu yang terbaik adalah emas dan perak. Ketika John Williams masih belum terang-terangan menyebutkan emas dan perak sebagai alat pembayaran. Maka kaum muslimin telah mempraktekkan selama 14 abad berturut-turut sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga kekhalifahan terakhir tahun 1924 di Turki dengan Dinar sebagai alat tukarnya.
Dan tanda-tanda emas atau Dinar akan memainkan peran utamanya ke depan makin nampak terlihat.

Monday, October 12, 2009

Great Depression

Beberapa minggu lalu di Televisi ada wawancara dengan seorang pengamat pasar uang tentang prospek pasar modal yang cerah, dan dia terus menunjukkan keoptimisannya akan masa depan pasar modal ini. Namun cerita pasar modal tidak selalu diakhiri dengan happy ending, sejumlah kegagalan pernah dialaminya. Yang terbesar adalah Great Depression di AS tahun 1933. Sebuah peristiwa ekonomi paling berdarah di AS yang terus didongengkan dari tahun ke tahun oleh para profesor ekonomi ke jutaan mahasiswanya. Berikut detik-detik menjelang peristiwa itu yang ditulis oleh Colin J Seymour berupa komentar para tokoh terjait dengan pergerakan Dow Jones Industrial Average (Kinerja rata-rata 30 saham utama di bursa AS ) yang saya terjemahkan dengan bebas.
  1. "Kita tidak akan mengalami kejatuhan lagi saat-saat ini"
    - John Maynard Keynes pada tahun 1927
  2. "Tidak akan ada interupsi dari kemakmuran abadi kita"
    - Myron E. Forbes, President, Pierce Arrow Motor Car Co., 12 Januari, 1928

  3. "Tidak ada anggota kongres AS secara bersama-sama yang pernah mengawasi negeri ini melihat ada prospek kemamuran yang lebih menjanjikan dibanding saat-saat ini. Kualitas negeri ini begitu baik dan memuaskan.... dan rekor tertinggi di masa-masa kemakmurannya . Di luar negeri ada kedamaian, niat baik yang datang dari kesamaan pemahaman."
    - Calvin Coolidge 4 desember, 1928
  4. "Bisa jadi ada resesi di harga saham tapi tidak ada tanda-tanda menuju krisis"
    - Irving Fisher, Ekonom AS utama , New York Times, Sept.5, 1929
  5. "Harga saham telah mencapai apa yang sepertinya dikatakan dengan harga tinggi yang permanen.Feeling saya tidak akan segera ada kejatuhan 50 atau 60 point dari level saat ini, seperti yang diprediksi. Saya berharap melihat pasar modal akan naik lebih tinggi dalam beberap bulan.
    - Irving Fisher, Ph.D. in economics, Oct. 17, 1929

    "Kejatuhan ini tidak akan berpengaruh banyak terhadap bisnis."
    - Arthur Reynolds, Chairman of Continental Illinois Bank of Chicago, October 24, 1929

    "Kejatuhan kemarin tidak akan terulang.... Saya tidak takut akan ada penurunan (harga saham) yang sama."
    - Arthur W. Loasby (President of the Equitable Trust Company), quoted in NYT, Friday, October 25, 1929

    "Kami rasa secara fundamental Wall Street masih bagus, dan orang dapat membelinya secara terbuka, saham-saham yang bagus sedang murah-murahnya."
    - Goodbody and Company market-letter quoted in The New York Times, Friday, October 25, 1929

  6. "Inilah saatnya membeli saham.Inilah waktunya untuk menarik kemlbali ucapan J.P.Morgan akhir-akhir ini .. bahwa siapapun yang pesimis terhadap harga saham di Amerika akan bangkrut...."
    - R. W. McNeel, market analyst, as quoted in the New York Herald Tribune, October 30, 1929

    "Saat yang tepat untuk membeli (saham), anda tidak akan menyesal."
    - E. A. Pearce market letter quoted in the New York Herald Tribune, October 30, 1929

    "Beberapa orang pintar sekarang membeli saham........ kecuali kita panik--dimana tidak ada seorangpun yang percaya bahwa harga saham menyentuh titik terendahnya"
    - R. W. McNeal, financial analyst in October 1929

  7. "Penurunan terjadi pada nilai kertas (berharga), tidak pada barang dan jasa..Amerika sekarang pada 8 tahun kemakmurannya dalam pengertian komersial.Rata-rata periode kemakmuran di Amerika adalah 11 tahun , jadi kita butuh 3 tahun lagi untuk pergi sebelum terjadi kepanikan."
    - Stuart Chase (American economist and author), NY Herald Tribune, November 1, 1929

    "Histeria kini telah hilang dari Wall Street."
    - The Times of London, November 2, 1929

    "Kejatuhan Wall Street tidak berarti akan terjadi depresi yang serius dalam bisnis....Dalam enam tahun bisnis di Amerika telah beralih substansinya, dari konsentrasinya, energinya, sumberdayanya dalam permainan yang spekulatif ... kini petualangan yang tidak relevan, aneh, dan riskan itu telah selesai. Bisnis telah kembali pulang, kembali ke pekerjaannya....
    - Business Week, November 2, 1929

  8. "..., kami percaya bahwa kejatuhan harga saham akan kembali stabil dengan pergerakan segera dan bukannya depresi yang memerlukan waktu yang panjang untuk likuidasi..."
    - Harvard Economic Society (HES), November 2, 1929

  9. "... Depresi yang serius kelihatannya tidak mungkin ; [kita berharap] ada perbaikan bisnis pada musim semi berikut, dengan peningkatan perbaikan yang lebih jauh pada musim gugur."
    - HES, November 10, 1929

    "Akhir dari penurunan pasar modal kemungkinan tidak lama lagi, paling tinggal hanya beberapa hari lagi."
    - Irving Fisher, Professor of Economics at Yale University, November 14, 1929

    "Di hampir semua kota di negeri ini, panik di Wall Street tidak ada efeknya"
    - Paul Block (President of the Block newspaper chain), editorial, November 15, 1929

    "Badai finansial telah berlalu."
    - Bernard Baruch, cablegram to Winston Churchill, November 15, 1929

  10. "Saya tidak melihat sesuatu pada situasi ini baik ancaman (bahaya) atau justifikasi dari sifat pesimin...saya sangat yakin akan ada geliat aktivitas (ekonomi) pada musim semi, dan selama tahun depan negeri ini akan mengukir kemajuan yang stabil."
    - Andrew W. Mellon, U.S. Secretary of the Treasury December 31, 1929

    " Saya sangat yakin melalui ukuran-ukuran ini kita akan kembali menegakkan percaya diri."
    - Herbert Hoover, December 1929

    "[tahun 1930 akan menjadi] tahun cemerlang bagi pekerja."
    - U.S. Dept. of Labor, New Year's Forecast, December 1929

  11. "Ke depan atau tidak lama lagi, setidaknya , saham cerah."
    - Irving Fisher, Ph.D. in Economics, in early 1930
  12. "...ada indikasi tahap paling parah dari resesi ini akan berakhir..."
    - Harvard Economic Society (HES) Jan 18, 1930
  13. "Tidak ada yang mengganggu kita dalam situasi ini."
    - Secretary of the Treasury Andrew Mellon, Feb 1930
  14. "Musim semi 1930 ditandai dengan akhir dari periode yang berbahaya...Bisnis rakyat Amerika akan kembali stabil ke level yang normal dari kemakmuran."
    - Julius Barnes, head of Hoover's National Business Survey Conference, Mar 16, 1930

  15. "... Masa depan yang cerah..."
    - HES Apr 19, 1930
  16. "Setelah krisis berlalu enam bulan, saya sangat yakin kita telah melalui yang terburuk...dan dengan usaha bersa,a kita akan bepat bangkit.Tidak ada kejatuhan perbankan dan industri yang signifikan. Bahaya itu telah berlalu.."
    - Herbert Hoover, President of the United States, May 1, 1930

    "...Di bulan Mei atau Juni perkiraan perbaikan pada musim semi, dalam konsep kita pada akhir Desember dan November telah ada pebaikan yang nyata (terlihat)..."
    - HES May 17, 1930

    "Saudara-saudara, kalian telah datang telat 60 hari . Depresi telah berakhir."
    - Herbert Hoover, merespon permintaan delegasi yang meminta program kerja masal untuk membantu percepatan perbaikan (ekonomi). Juni 1930

  17. "...pergerakan bisnis yang tidak biasa dan penuh konflik seharusnya segera memberi jalan ke arah perbaikan yanng berkesinambungan..."
    - HES June 28, 1930
  18. "... Depresi ini telah menghabiskan kekuatannya..."
    - HES, Aug 30, 1930
  19. "Kita kini berada dekat di akhir pase penurunan dari depresi"
    - HES Nov 15, 1930
  20. "Stabilitas pada level (saat ini) adalah sangat mungkin"
    - HES Oct 31, 1931
  21. "Seluruh safe deposit box di bank atau instisusi keuangan ditutup.... dan mungkin dibuka dengan kehadiran agen I.R.S (Internal Revenue Service) ."
    - President F.D. Roosevelt, 1933

Tuesday, October 6, 2009

Demise of the Dollar

Negara-negara Arab bersama China, Rusia, Jepang & Perancis merencanakan untuk tidak menggunakan Dollar AS dalam perdagangan minyak dunia. Mereka akan beralih menggunakan sekelompok mata uang seperti Yen, Yuan, Euro, Emas, dan mata uang baru yang digagas negara-negara teluk termasuk Saudi Arabia , Abu Dhabi, Kuwait dan Qatar.

Pertemuan-pertemuan rahasia telah digelar oleh beberapa mentri keuangan dan gubernur bank sentral Rusia, China, Jepang dan Brazil untuk mendesain rencana itu yang juga akan mengakhiri dominasi dollar dalam perdagangan minyak.

Rencana-rencana tersebut tentu akan memicu ketegangan antara Amerika Serikat dan negara-negara tersebut, terutama China. Perang ekonomi kemungkinan tidak terelakkan dan bisa saja memicu perang (regional conflict) besar antar mereka. Tentu kita tidak berharap perang dunia ke 3 di depan mata, walaupun tetap saja anything could be happen.

Yang menarik menurut sumber perbankan China, selama masa transisi pengalihan Dollar AS ini adalah penggunaan emas sebagai alat transaksi perdagangan minyak. Hal ini mengingat besarnya jumlah cadangan devisa negara-negara teluk seperti Abu Dhabi, Saudi Arabia, Kuwait, dan Qatar, yang keseluruhannya mencapai sekitar US$2.1 triliun. Dengan jumlah sebesar itu tentu sangat aman dalam bentuk emas dan sebaliknya sangat tidak aman dalam bentuk Dollar. Per tahun ini saja nilai Dollar mengalami penurunan sebesar 27% terhadap emas dan sebaliknya harga emas naik sebesar 37,5% terhadap Dollar dibanding tahun sebelumnya (geraidinar.com)

Jadi memang ke depan akan terjadi pergeseran kekuatan ekonomi dari satu negara ke negara atau sekelompok negara lain akibat lunturnya dominasi Dollar sebagai mata uang seperti yang diungkap oleh Robert Zoellick Presiden Bank Dunia di Istanbul minggu ini sbb "One of the legacies of this crisis may be a recognition of changed economic power relations"

Kapankah hal itu akan terjadi? Wallahu a'lam

Sunday, October 4, 2009

Gold & Infation


Salah satu alasan seseorang berinvestasi emas atau Dinar adalah kekuatannya dalam melawan inflasi. Dalam sejarah kenaikan harga emas selalu diikuti dengan kenaikan inflasi. Ibarat dua sisi mata uang dia selalu berjalan beriringan. Sejak PD II, di Amerika tingkat inflasi tertinggi tercatat terjadi dalam 5 tahun sbb : 1946, 1974, 1975, 1979 dan 1980(lihat grafik di samping) .Selama 5 tahun tersebut, return rata-rata Dow Jones Industrial Average adalah -12.33%, bandingkan dengan kenaikan emas sebesar 130,4% dalam kurun waktu yang sama.
Grafik di samping menggambarkan tingkat inflasi dan harga emas di AS dalam kurun 1970 - 2003. Warna merah adalah pergerakan harga emas, sedangkan putih adalah tingkat inflasi. Kita lihat bahwa kedua hal tersebut berjalan hampir beriringan, yaitu pergerakan harga emas mengikuti tingkat inflasi. Artinya ketika harga emas sedang turun, maka harga barang-barang secara umum cenderung turun dan sebaliknya. Bagi investor emas atau Dinar, harga emas yang yang cenderung stabil atau bahkan turun adalah kesempatan terbaik untuk membeli. Dan ketika harga merangkak naik pun, masih recommended untuk membeli, terlebih untuk kepentingan investasi jangka menengah panjang.
Maka benarlah apa kata Imam Ghazali bahwa hakim yang adil sepanjang masa adalah emas dan perak atau dinar dan dirham. Sehingga emas dan perak adalah cerminan dari seluruh harga barang dan jasa.
Wallahu 'alam

Thursday, October 1, 2009

Harga sebongkah Emas

Seperti banyak orang tua suku Inca, Juan Apaza "dimiliki oleh emas". Turun ke dalam terowongan licin sedalam 17.000 kaki di pegunungan Andes di Peru, lelaki buruh tambang berusia 44 tahun itu memasukkan ke dalam mulutnya sebungkus daun coca untuk membuat tubuhnya sanggup menahan rasa lapar dan letih yang tidak tertahankan.
Selama 30 hari setiap bulan Apaza membanting tulang tanpa bayaran, jauh di dalam tambang menggali di bawah gletser (sungai es) di atas kota tertinggi di dunia, La Rinconada. Selama 30 hari dia menghadapi bahaya yang telah membunuh banyak rekan sekerjanya-ledakan, gas beracun, terowongan runtuh-untuk menggali emas memenuhi permintaan dunia. Apaza melakukan ini semua tanpa bayaran hingga hari yang ke 31, ketika dia dan rekan sekerjanya diberi satu waktu, selama 4 jam atau lebih untuk beristirahat dan menjaga bahunya yang letih tetap bisa bekerja (esok harinya). Dengan sistem undian kuno yang tetap berlaku di Andes, yang dikenal dengan cachorreo, inilah upah mereka(yang sesungguhnya) : sekarung batu yang mungkin memuat sedikit keberuntungan akan adanya emas atau, yang sering terjadi amat sangat sedikit sekali (kandungan emasnya).
Apaza masih menunggu keburuntungan belaka. "Mungkin hari ini dapat emas besar", katanya sambil sesekali tersenyum menampakkan sebuah gigi emasnya.

Ya memang emas yang pernah bernilai US$ 271/oz pada 10 september 2001, mencapai rekor US$ 1023/oz pada maret 2008, dan masih akan terus meroket lagi harganya. Emas memang melambangkan invetasi yang aman dalam masa krisis.

Bisnis emas memang keras, ada ribuan orang-orang seperti Apaza yang bekerja untuk memenuhi pasar emas dunia yang makin ketat.

Namun sekali lagi emas hanyalah sarana bukan tujuan, emas hanya alat investasi bukan sesuatu yang dimimpi-mimpi dan rela menjual kebahagiaan akhir di akhirat.

terjemahan bebas dari Brook Larmer dan photo oleh Randy Olson (http://ngm.nationalgeographic.com/2009/01/gold/larmer-text/1)

Sudah cukupkah Ya Rabb?

Lagi-lagi gempa menimpa negeri ini. Sepertinya Allah SWT sedang memberi simulasi kepada kita the Judgement day/Al Qiyamaah/Kiamat itu seperti apa kiranya. Walaupun kiamat sesungguhnya amat dahsyat dibanding apa yang terjadi di dunia ini, seperti ayat berikut :
"Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya(4) dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya(5) maka jadilah ia debu yang beterbangan" (QS Al Waaqi'ah 4-6)

Mereka hanya bisa berlari dalam kebingungan :

"Pada hari itu manusia berkata,"Kemana tempat lari?"(10) Tidak, tidak ada tempat berlindung!(11) Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu(12) (QS Al Qiyaamah : 10-12)

Dengan izin Allah SWT saya pernah 6 tahun tinggal di kota ini. Kota yang tenang dan penuh dinamika. Kota yang berlaut, berbukit, dan bersungai. Kota yang mengajarkan banyak hal, baik suka maupun duka. Saat ini kota ini berduka, ratusan lebih penghuninya tewas.

Tentu ini peringatan Allah SWT, agar kita tidak terlena dengan dunia. Dunia hanya sebentar, bahkan amat sangat singkat, bila dibandingkan kehidupan abadi di akhirat sana.

Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Ya Allah beri kami pahala atas musibah ini dan ganti yang lebih baik daripadanya. Berapa kali lagi gempa yang akan Engkau timpakan hingga kami sadar?