www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, November 28, 2018

Orba : Zamanku Lebih Enak?

Satu dekade pasca Reformasi 1998 muncul nostalgia akan orde baru.  Sebagian kita rindu akan masa itu. Ekonomi pada masa itu dipandang lebih baik dari masa kini. Stiker yang  biasa dipasang di kaca belakang mobil, menampakkan gambar penguasa Orba bersanding dengan tulisan "Penak zamanku tho?" menggambarkan hal itu. Tentu saja tulisan ini lepas dari kontestasi politik saat ini.

Pertanyaannya adalah apakah ekonomi zaman Orba seindah yang dibayangkan kini? Tentu di setiap orde ada kebaikan dan keburukan,  tidak bisa kita hakimi secara hitam putih.
Untuk menyegarkan ingatan kita pada masa orba khususnya seputar ekonomi,  menarik untuk membaca tulisan wartawan legendaris Rosihan Anwar dalam tulisannya yg berjudul "A Strong and Healthy Indonesia in the Eighties" yang dimuat di majalah Asia Pacific  bulan Februari 1981 yang terjemahannya dimuat dalam buku beliau yg berjudul "Indonesia 1966-1983 dari koreponden kami di Jakarta. "

Beberapa petikan dari tulisan itu adalah sbb :
"Kendati terdapat beberapa masalah,  dasawarsa 1980-an akan menyaksikan suatu Indonesia yang kuat dan sehat.  Demikian kata Prof. Dr Emil Salim,  Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup di depan pemirsa televisi Singapura bulan Desember yang lalu (tahun 1980). Pada saat pernyataan tersebut, Menteri pasti tahu beberapa waktu sebelumnya meletus huru-hara etnik di Jawa Tengah yang meminta korban delapan nyawa."

"Huru-hara mulai sebagai letupan spontan dan amarah mahasiswa di Solo, setelah terjadi kecelakaan lalu lintas tanggal 19 November (1980) menyangkut seorang pemuda keturunan Cina. Insiden itu digunakan untuk memulai huru-hara dan pembakaran. Pangkopkamtib Laksamana Sudomo menerangkan, huru-hara dilakukan oleh sekelompok orang yang hendak memulai revolusi dan mencapai tujuan politiknya dengan mengorbankan semangat anti-Cina dari rakyat.

"Cepatnya ketertiban dipulihkan memang tidak mengherankan.Golongan militer dengan kekuatan dan organisasinya mempunyai daya yang luar biasa. Tiada seorangpun di luar ABRI, apakah partai politik,  organisasi mahasiswa,  serikat buruh,  atau kelompok-kelompok sipil dapat mengerahkan cukup kekuatan untuk menantang kekuasaan pemerintah. Ini menerangkan mengapa pemerintah Indonesia mampu memelihara stabilitas selama 15 tahun ini dan selama itu ia melaksanakan program pembangunan ekonomi.

"Kendati mengalami kemajuan besar dalam pembangunan sosial-ekonomi,  tetap kentara kesenjangan antara kaya dan miskin. Huru-hara etnik di Jawa Tengah memberi peringatan akan kesenjangan itu. Kesenjangan itu harus diperkecil dengan lebih banyak tekad serta visi. Jika tidak huru-hara oleh warga yang tidak puas dapat saja terjadi.

"Pemerintah dapat merasa diri mantap dengan cadangan devisa pada akhir 1980 melampaui US$ 7 milyar. Gejala meningkatnya cadangan devisa ini menimbulkan suatu debat di kalangan politisi di Jakarta baru-baru ini. Anehnya seorang anggota DPR dari Golkar, yakni Gregorius Sugiharto menyatakan  pendapat bahwa Indonesia tidak lagi membutuhkan bantuan luar negeri.Cadangan devisa yang bulan maret mendatang menjadi US$ 9 milyar menunjukkan kita dapat berdiri di atas kaki sendiri. Kita dapat bilang 'go to hell with your aid' kepada pihak bersangkutan, ujar Sugiharto.

"Mengenai IGGI, negeri-negeri donor pemberi bantuan kepada Indonesia, Sugiharto mengatakan IGGI bersedia memberikan pinjaman kepada Indonesia,bukan karena ingin Indonesia menjadi kuat,  melainkan cuma agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan membeli produk-produk dari negeri-negeri industri. Kita tidak perlu berterima kasih kepada mereka, karena mereka telah banyak menarik keuntungan dari politik perdagangan mereka yang menyamar sebagai bantuan,  ujar tokoh Golkar itu.

"Dapat dipahami ini tidak cocok dengan kebijaksanaan pintu terbuka mengenai ekonomi dari Presiden Soeharto.Sugiharto segera ditegur oleh Ketua Umum Golkar Mayjen Amir Murtono yang mengatakan kepada pers bahwa  mempunyai cadangan devisa US$ 7,2 milyar  tidak berarti kita tidak membutuhkan bantuan luar negeri. Juru bicara fraksi ABRI di DPR menambahkan, persyaratan bantuan luar negeri yang kita terima hingga sekarang adalah lunak dan tidak ada ikatan politik yang menyertainya. Ekonom Dr. Soemitro mengatakan kepada wartawan bahwa pandangan seolah-olah kita tiada lagi memerlukan modal asing adalah bodoh.

"Betapapun caranya orang memandang situasi ekonomi di Indonesia yang kini menguntungkan itu, toh faktanya menurut Bank Dunia, Indonesia adalah negeri yang sangat miskin, jauh tercecer di belakang negeri ASEAN lainnya. Diakui pendapatan per kapita telah meningkat selama tahun-tahun ini, akan tetapi manfaatnya tidak merata dan jumlah golongan sangat miskin meningkat.

"Prof. Sayogyo dari IPB, peneliti ekonomi pedesaan, menentukan garis kemiskinan pada 240 kg beras per orang setahun. Ia menemukan pada tahun 1976 terdapat 68 juta orang miskin dan 40 juta darinya berada di pedesaan Jawa.  Angka-angka ini memberikan pemandangan tentang masalah yang dihadapi oleh Indonesia.

" Masalah lain ialah impor sejumlah besar beras. Walaupun produksi beras meningkat dan diperkirakan mencapai 20 juta ton pada tahun 1980, toh Indonesia adalah pengimpor beras terbesar di dunia. Orang dapat membayangkan tanpa bonanza minyak akan sangat sulit bagi Indonesia memberi makan kepada penduduknya.

"Ekspor minyak berjumlah satu juta barel sehari. Pentingnya minyak menjadi jelas, jika orang memperhitungkan bahwa 60% dari pendapatan negara berasal dari ekspor minyak. Laporan belum lama berselang dari Direktur Utama Pertamina bahwa perusahaam negara itu seluruhnya pulih menjelang akhir tahun 1980 dari malapetaka keuangan yang dialaminya lima tahun yang lalu disambut dengan perasaan lega. Sebagaimana diketahui Pertamina meminjam dari bank-bank Internasional atas dasar kredit jangka pendek sebesar US$10.500 juta pada awal 1975.Tatkala datang tekanan dari kreditor luar negeri, Pertamina tidak mampu memenuhi kewajibannya dan pemerintah harus menyelamatkan Pertamina.

Suatu kinerja mangkus dari Pertamina mempunyai dampak langsung terhadap APBN.Menurut Business News Jakarta, pemerintah kini tampaknya bertekad membiayai sendiri proyek-proyek besarnya, termasuk proyek hydrocracker di Dumai. Tiada lagi akan dibangun secara usaha patungan.Pemerintah juga menyatakan niatnya untuk memulai pembangunan pabrik-pabrik seperti pusay aromatik, olefin dan sebagainya. "

Itulah sekilas kutipan dari tulisan Rosihan Anwar, walaupun ringkas setidaknya dapat memberi sekelumit gambaran ekonomi Orba pada era 1980-an.

Monday, November 26, 2018

Pengakuan Paul Volcker dan Harga Emas

Dalam  otobiorafinya yang berjudul Keeping it-the Quest for Sound Money and Good Government, Paul Volcker mantan Presiden bank sentral AS Federal Reserve di bawah Presiden Jimmy Carter dan Ronald Reagan dari Agustus 1979 hingga Agustus 1987.

Volcker menulis berkaitan dengan International Currency Revaluation Agreement tanggal 12 Februari 1973
"Pada hari itu AS mengumumkan bahwa Dollar akan didevaluasi (pelemahan nilai) sebesar 10%, sebagai gantinya mata uang Yen akan mengalami nilai tukar mengambang, sehingga mengalami apresiasi (penguatan nilai). Melakukan intervensi terhadap pasar emas untuk mencegah kenaikan harga secara bertahap  adalah sebuah kesalahan. "

Lebih lanjut Volcker menulis terkait aggrement 1973 :

"Kesepakatan nilai emas terhadap Dollar sebesar $42.22 amat rentan terhadap spekulasi. Untuk menumbuhkan kepercayaan pasar, kita perlu melakukan intervensi secara bersama-sama untuk menstabilkan pasar emas internasional, sebagai jalan untuk menciptakan new gold pool.

Gold pool yang dimaksud oleh Volcker adalah London Gold Pool tahun 1960, sebuah mekanisme antara Amerika Serikat dan 7 negara Eropa untuk "mengelola" harga emas dengan melepas cadangan emas mereka ke pasar agar harga emas tetap pada kurs $35/ounce.

London Gold Pool kolaps pada Maret 1968 akibat meningkatnya inflasi di Amerika akibat program sosial pemerintah dan belanja militer perang Vietnam.

Dalam korespondensi dg wartawan Jerman Lars Schall pada 2012, Volcker membela diri bahwa intervensi bank sentral untuk menjaga stabilitas harga emas pada titik kritis.

Tuesday, October 16, 2018

Dinar New Record

Hari ini harga Dinar mencapai nilai tertinggi di harga Rp2.384.059. Kenaikan harga emas Internasional pada kamis (11/10) pekan lalu dipicu oleh pelepasan surat berharga secara masif baik di AS maupun global pada hari Rabu (10/10)dan Kamis (11/10) lalu seiring dengan pelemahan nilai Dollar Internaisonal. Tentu saja kenaikan harga emas internasional ini juga berdampak terhadap kenaikan harga Dinar.  Kondisi internasional ini diperparah dengan kondisi domestik dimana nilai Rupiah yang tidak kunjung bangkit dari level Rp15.000.

Pertanyaan selanjutnya adalah what next? Kemana arah pergerakan harga emas atau Dinar di kwartal terakhir. Salah satu faktor yang perlu dicermati adalah perang dagang antara AS dan Cina. Sampai saat ini bisa dibilang AS berada di pihak yang kalah, seiring dengan kenaikan defisit perdagangan berjalan negeri paman Sam ini tahun 2018 senilai $779 miliar, sebuah angka yang fantastis. Dan nilai ini cenderung naik, seiring kebijakan AS yang  terus menaikkan suku bunga the Fed dan menambah belanja militer.

Oleh karena itu nilai Dollar masih terus bisa mengalami pelemahan, yang  tentu menaikkan harga emas. Prediksinya kwartal terakhir tahun ini harga emas dan dinar secara average masih cenderung naik.Wallahu 'alam.

Thursday, August 30, 2018

Jerman mengajak Eropa bersatu lawan AS

Menlu Jerman Heiko Maas menyerukan untuk membentuk sistem pembayaran internasional baru yg bebas dari campur tangan pemerintah AS. Menulis di harian Jerman Handlesblatt Maas menyatakan bahwa Eropa tidak seharusnya membiarkan AS to act over our heads at our expense.Dia melanjutkan dengan alasan tersebut adalah penting untuk memperkuat otonomi Eropa dengan  membangun sistem pembayaran yg independen dari Amerika, mendirikan Dana Moneter Eropa, dan membangun Independent Swift System

Gold for Tech-Sector

Ada kenaikan permintaan emas dalam sektor tekhnologi menurut World Gold Council terutama dalam elektrifikasi kendaraan di masa depan. Emas adalah logam yang lembut, lentur, dan karenanya mudah dipasang di jaringan yg amat kecil. Sehingga emas luas digunakan dalam aplikasi elektronik.

Di saat permintaan emas global turun 4% pada kwartal kedua tahun 2018, namun permintaan emas untuk sektor teknologi (tech-sector) naik 2% di angka 83,3 ton pada periode yg sama menurut World Gold Council. Permintaan emas untuk tech-sector tercatat 380 ton rata2 per tahun selama satu dekade terakhir, untuk penggunaan di smartphone, semi konduktor dan green energy. Sejumlah analis mencatat rancangan kendaraan berbasis listrik akan menjadi faktor utama permintaan emas di masa depan. Sumber : kitco.com

Monday, August 13, 2018

Venezuela mulai Beralih ke Emas

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan akan mulai menjual sertifikat dengan jaminan emas sbg mekanisme tabungan mulai bulan depan. Sertifikat ini dijamin dengan emas 1.5 gr dan 2.5 gr sebagai sarana bagi pensiunan dan yg lainnya untuk menyimpan uang dan kredit pembelian mobil dan produk lainnya.Penggunaan emas dimaksudkan sebagai alat yg stabil bagi rakyat Venezuela untuk menjaga nilai uang mereka yg terus berkurang, mengingat  inflasi di negara sosialis itu telah mencapai di atas 100.000%. Pada awal bulan ini Nicholas Maduro melakukan  devaluasi mata uang hingga 95% dan menaikkan upah minimum hingga 3.000%  sumber : bloomberg.com

Thursday, June 28, 2018

Waqf Chain

Sebagai next step technologi dari internet, blockchain berperan penting dalam distribusi nilai sosial ekonomi, termasuk instrumen keuangan Islam seperti wakaf. Perusahaan financial technology yang berbasis di Singapura, Finterra telah menggunakan tekhnologi blockchain untuk memanfaatkan sejumlah besar aset atau lahan "menganggur" di dunia Islam. Perusahaan tsb telah membangun platform yang secara sosial, ekonomi, dan moral layak untuk pengembangan aset wakaf global melalui crowdfunding (salah satu instrumen blockchain) di bawah regulator yang ketat. "Melalui tekhnologi ini para pelaku wakaf (wakif), dewan wakaf, bahkan individu akan lebih mudah membangun dan menyadari nilai moneter dari aset wakaf yang mereka miliki (wakaf produktif) yang akan memberi manfaat masyarakat yang menjadi objek wakaf " kata Hamid Rashid pendiri dan CEO Finterra.

Arab saudi adalah salah satu negara yang akan menggunakan  blockchain dalam pengelolaan aset wakaf mereka. Saat ini ada 124.000 aset wakaf yang belum bersertifikat, sehingga blockchain akan melakukan develop, re-develop, dan membangun proyek baru berdasar smart contract yang sesuai syariah . Untuk menyambut peluang tekhnologi ini  Bizwings Production House telah menggelar konferensi blockchain pertama di Arab Saudi dengan judul Decoding Blockchain KSA 2018 23-24 April lalu.  Konferensi ini menjadi ajang membangun network dengan perusahaan fintech dan blockchain ternama dunia yg sedang bereksplorasi dalam distributed ledger economy.

sumber : eyeofriyadh.com 

Roosevelt & Gold Price

Pada 19 April 1933, Presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt membekukan Gold Standard dan mengumumkan kebijakan bahwa setiap emas yang dimiliki warga negara mesti dijual ke pemerintah sesuai dengan harga pasar. Kebijakan ini bertujuan untuk merangsang kenaikan harga komoditas . Namun acuan harga pasar ini hanya teori saja, prakteknya tidak demikian. 

Henry Morgenthau Jr yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Federal Farm Board  menulis  dalam buku hariannya bahwa setiap pagi para pejabat menghadap Presiden Roosevelt yang masih berada di tempat tidur menanti arahan harga emas hari itu. Seringkali penentuan harga oleh Presiden  diwarnai gurauan, menjelaskan makna dibalik sebuah angka, atau dengan membolak-balik koin.

Contohnya suatu pagi Roosevelt memberi angka harga emas hari itu naik 21 sen dibanding harga kemarin. Kemudian dia bertanya pada para pejabat di sekililingnya, apakah ada yang tahu kenapa dia memilih angka itu? Ketika mereka menjawab tidak tahu, sambil tersenyum lebar dia menjawab karena 21 adalah angka keberuntungan, tiga kali tujuh! Kemudian dia menuliskan angka itu di sehelai kertas dan menyerahkannya kepada Jesse Jones chairman Recontruction Finance Corporation.

Sumber : kutipan buku " American Default-the Untold Story of  FDR, the Supreme Court and the Battle over Gold" (Prof Sebastian Edwards di UCLA, 2018) 

Thursday, June 21, 2018

Iran memberi batasan Mata Uang Asing

Rakyat Iran dilaporkan berinvestasi emas setelah Bank Sentral Iran menerapkan batasan uang yang dapat dibawa ke luar negeri terkait krisis moneter di negara tsb. Setelah melarang money changer menjual mata uang asing,  bank sentral Iran pekan lalu menetapkan batasan jumlah mata uang asing yg boleh dibawa wisatawan ke luar negeri yaitu 5.000 euro($5.980) untuk perjalanan udara dan 2.000 euro ($2.392) untuk perjalanan darat dan laut. Emas telah menjadi mata uang baru yg menjadi pilihan bagi rakyat Iran untuk memindahkan dananya ke luar negeri. sumber Radio Farda Washington 16 Mei 2018.

Wednesday, April 18, 2018

Mengapa Bank Sentral Meyimpan Emas sebagai Cadangan Devisa

Bank sentral  memegang cadangan emas terbesar di dunia sejumlah 33.800 ton. 

Mereka membentang mulai dari  bank sentral (seperti Deutsche Bundesbank atau bank sentral Jerman), institusi moneter internasional (seperti Bank for international Settlements) dan otoritas moneter domestik  (seperti  the Saudi Arabian Monetary Authority – SAMA).
Institusi-institusi ini memegang emas sebagai cadangan devisa. Setiap emas yang disimpan oleh bank sentral sebagai cadangan devisa masuk kategori emas moneter.  Devisa bank sentral ini termasuk aset perdagangan luar negeri (seperti Dollar AS) dan IMF Special Drawing Rights (SDRs). Secara umum devisa yang disimpan oleh bank sentral dikelola sesuai dengan prinsip keamanan, likuiditas dan untuk memperoleh keuntungan.
Tulisan ini lebih fokus mengetahui mengapa bank sentral menyimpan emas bukan hanya Dollar sebagai cadangan devisa. Ini juga unik karena menampilkan sejumlah respon dari  bank sentral  dari pertanyaan mengapa bank sentral  menyimpan emas sebagai cadangan devisa.
Berdasarkan data devisa bank sentral yang tersimpan dalam bentuk emas menurut World Gold Council , ada 40 lembaga yang menyimpan emas. Sebagian besar dari mereka adalah bank sentral dan sejumlah kecil lainnya adalah institusi moneter seperti   the Bank for International Settlements (BIS), Bank Sentral Eropa (ECB), dan the International Monetary Fund (IMF). 

Pertanyaan yang dikirim kepada sejumlah  bank dan institusi tsb adalah:
“in the context that central banks hold gold as a reserve asset on their balance sheets, can Central Bank X clarify the main reasons why it continues to hold gold as a reserve asset?” (Dalam konteks  bank sentral menyimpan emas sebagai cadangan devisa dalam neraca keuangan, apakah bank X dapat menjelaskan alasan utama mengapa mereka tetap memegangnya sebagai cadangan devisa?)
Sejumlah bank sentral merspon pertanyaan ini dengan jawaban yang konstruktif dan definitif sbb  :
1.  Jerman

Deutsche Bundesbank, yang beberapa tahun silam membuat heboh dengan kebijakan repratiating (menarik secara bertahap) cadangan emasnya yang disimpan di London dan New York, menekankan alasan kekuatan likuiditas, sejalan dengan peran emas dalam situasi krisis:

“Bagian tertentu dari cadangan emas Bundesbank (bank sentral Jerman) akan tetap berada di luar negeri, yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali dalam keadaan darurat. Oleh karenanya sebagian akan tetap berada di New York sambil menunggu penyelesaian relokasi dan sebagian lagi akan berada di London, pusat perdagangan emas terbesar dunia.
Dalam situasi krisis, emas berperan sebagai jaminan atau dijual ke luar negeri. Dalam hal ini, Bundesbank dapat menaikkan likuiditas dalam mata uang asing. Walaupun hal ini tidak kami harapkan terjadi untuk saat ini.
Emas adalah cadangan darurat yang juga dapat dugunakan dalam situasi krisis moneter. 

2. Austria

Bank Sentral Austria juga menegaskan karakteristik emas sebagai motif berjaga-jaga pada saat krisis. The Oesterreichische National Bank  (The OeNB) atau Bank Sentral Austria juga membuat kejutan dengan ide repatriasi (menarik secara bertahap cadangan emasnya di luar negeri) yang tersimpan di London.The OeNB memberi jawaban sbb:

“Emas  penting dalam strategi kami untuk menanggulangi krisis dan sebagai cadangan likuiditas serta diversifikasi investasi."

3. Swiss

Masih di kawasan yang sama, bank sentral Swiss, the Swiss National Bank (SNB) menekankan  diversifikasi dan optimalisasi risiko dari emas. SNB merespon sbb :

“Sebagai bagian  dari diversifikasi cadangan devisa, emas dapat membantu mengurangi risiko neraca keuangan. Undang-undang Federal Swiss (article 99) menetapkan bahwa SNB mesti memegang sejumlah bagian dari cadangan devisa dalam bentuk emas."

Artikel 99 dari Undang-undang Swiss menyatakan : “Bank Nasional Swiss mesti menyisihkan keuntungannya dalam bentuk cadangan moneter yang memadai ; sebagian dari cadangan devisa ini mestilah disimpan dalam bentuk emas."

4. Polandia

Bank Sentral Polandia Narodowy Bank Polski memberi jawaban yang sangat detail sbb :
Emas adalah aset  spesifik dan secara tradisional telah menjadi komponen penting dari cadangan devisa bank sentral.
Keunikan utama dari emas adalah independensinya dari kebijakan ekonomi suatu negara, jumlahnya yang terbatas, tahan lama (durable), dan kuat.  
Selama ini  emas juga dipersepsikan sebagai safe haven asset, urgen di masa krisis, ketika harga emas naik, harga aset-aset (sektor finansial)  cenderung turun."

5. Swedia

Bergeser ke Swedia the Swedish Riksbank,  bank sentral tertua di dunia, menjawab bahwa mereka memegang emas dengan alasan likuiditas, sebagai alat intervensi perdagangangan luar negeri, dan diversifikasi :
“Secara ringkas, emas adalah aset finansial yang seperti cadangan devisa lainnya (seperti Dollar AS), berperan untuk memastikan kami dapat menyelesaikan tugas. Emas  dapat berfungsi sebagai aset yang likuid atau sebagai alat intervensi perdagangan internasional. 
Alasan utama mengapa Swedia tetap memegang emas sebagai cadangan devisa karena nilai emas tidak bergerak secara normal mengikuti pola yang sama dengan pergerakan harga Dollar AS sebagai cadangan devisa. Konsekuensinya gabungan nilai emas dan cadangan devisa dalam bentuk mata uang, lebih stabil dari nilai emas dan mata uang secara terpisah.” 

6.Yunani
  
The Bank of Greece atau  bank sentral Yunani, menyatakan bahwa mereka menahan emas karena emas adalah safe haven dan memiliki likuiditas tinggi di masa krisis, apalagi bank sentral Yunani telah dihantam sejumlah krisis hingga hari ini :

“Dua alasan utama bank sentral, termasuk bank sentral Yunani, memilih emas sebagai salah satu cadangan devisa dalam neraca keuangannya adalah 1) emas populer sebagai safe haven selama krisis.2) Kemampuannya yang cepat dalam likuiditas dalam situasi darurat.

7. Inggris

Cadangan emas Inggris disimpan dalam stuktur Departemen Keuangan, tidak atas nama bank sentral sebagaimana negara-negara lain. Jawaban mereka sbb:
“Cadangan devisa resmi pemerintah Inggris terdiri dari emas dan mata uang asing, dan  juga (IMF) Special Drawing Rights (SDRs).
Departemen Keuangan Inggris menunjuk Bank of England sebagi agen yang menangani manajemen harian cadangan emas internasional.
Merujuk pada handbook bank sentral Inggris pada bab yang berjudul “The Role of Gold”  menunjukkan alasan tradisional Inggris terhadap emas :
  • alasan darurat– emas adalah aset terakhir untuk disimpan dalam situasi darurat akibat ketidakstabilan finansial dan ketidakpastian.
  • Sebagai pelindung nilai, hedging inflasi, dan sebagai alat tukar.
  • Emas tidak mempunyai resiko kejatuhan nilai yang tajam .
  • Sejarah peranan emas dalam sistem moneter internasional  sebagai jaminan dari uang kertas.  (bersambung)


Wednesday, April 4, 2018

AS Memperluas Medan Perang Dagang, Cina Siap Membalas

 Pemerintah Trump menaikkan intensitas perang dagang dengan menambah item produk yang dikenai tarif bea masuk baru. Sekitar 1300 produk teknologi industri, transportasi, dan produk medis dikenaikan tarif 25%. Nilainya diperkirakan mencapai USD 50 miliar. Menurut pemerintah AS, langkah yang diumumkan Selasa waktu setempat ini untuk menekan Beijing mengubah praktek penggunaan hak atas kekayaan intelektual. 

Merespon hal itu, Menteri Perdagangan Cina mengatakan, "Akan mengambil tindakan yang intensitas dan skala yang sama terhadap produk-produk Amerika Serikat."
"Kami memiliki kemampuan dan rasa percaya diri untuk merespon semua tindakan proteksionisme yang dilakuan Amerika Serikat," demikian pernyataan kementrian itu kepada kantor berita Xinhua dan dikutip Reuters, Rabu (4/4).

Cina belum merinci tindakan balasan yang akan diterapkan, namun sejumlah pengamat melihat bahwa impor kedelai, pesawat dan mesin-mesin Amerika Serikat akan menjadi target utama pembalasan perang dagang.
Dua raksasa dunia yang saling berhadap-hadapan ini menimbulkan kekhawatiran akan berdampak luas hingga bisa menghancurkan pertumbuhan ekonomi dunia.

sumber : gatra.com

Monday, April 2, 2018

Dilema Defisit Perdagangan dan Reformasi Moneter

Secara formal Dollar AS menjadi mata uang utama dunia pasca Perang Dunia ke 2 pada tahun 1945. Pada awalnya memang dijamin dengan emas pada kurs 1 troy ounce emas setara dengan 35 Dollar AS. Mestinya Amerika Serikat berbahagia dengan status Dollar as World Reserve Currency. Pada saat yang sama status ini tidak disandang sekutu-sekutu mereka seperti Inggris, Uni Sovyet, dan Cina, apalagi Jerman, Italia, dan Jepang yang tergabung dalam blok "musuh" Amerika pada perang dunia kedua. Namun yang terjadi  dalam rentang 5 hingga 15 tahun setelahnya Amerika  menyesal dengan status itu. Mengapa? Pertama, dengan status barunya permintaan dollar dari seluruh dunia meningkat tajam hingga melampaui kemampuan jaminan emas Amerika sendiri. Kedua, sejak tahun 50-an dan 60-an Amerika mengalami defisit perdagangan yang tajam dengan mantan musuhnya Jerman dan Jepang karena keduanya berhasil membangun kembali basis industrinya melampaui Amerika. 

Apabila kondisi ini terus berlanjut perdagangan AS akan semakin terpuruk. Maka pemerintah AS mesti ambil tindakan untuk menyelamatkan ekonominya. Kebijakan itu adalah memutus kaitan antara Dollar dengan emas, atau secara bertahap membuang  status Dollar as World reserve Currency (mata uang utama dunia) dengan harapan nilai Dollar terdepresiasi dan secara bertahap defisit perdagangan Amerika berhasil diatasi.

Yang terjadi justru sebaliknya setelah kaitan antara Dollar dan emas diputus, disiplin fiskalnya hancur, utang pemerintah federal yang terus menerus turun pasca PD II, mulai beranjak naik dengan pasti. Menurut Steve Hanke meningkatnya defisit fiskal sama artinya dengan meningkatnya defisit perdagangan. 

Pada tahun 1973 negara-negara di dunia memegang 500 miliar Dollar  (dalam nilai Dollar tahun 2017) dalam bentuk cadangan devisanya. 72 tahun kemudian di tahun 2017 meningkat 22 kali lipat menjadi 11 triliun Dollar. Sekitar 2/3 cadangan devisa negara-negara dunia dalam bentuk Dollar AS. Ini artinya nilai Dollar AS akan tetap menguat sehingga masalah Donald Trump dengan defisit neraca perdagangan negerinya sulit diatasi karena ekspor AS akan lebih mahal dan impor mereka lebih murah. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan Amerika kesulitan menambah lowongan pekerjaan baru di dalam negeri. Sehingga tingkat pengangguran terus bertambah. Inilah mengapa Trump marah-marah sembari menantang Cina dan negara-negara lain untuk perang dagang. Maka tidak mengherankan industri finansial di Amerika jauh lebih menggiurkan dibanding industri riil, industri finansial telah meningkat tajam dari 2% dari GDP menjadi 9%.

Apa yang mesti dilakukan AS?
Tentu banyak usulan solusi. Yang paling kontroversial tentu AS dan negara-negara maju perlu membentuk sistem moneter dunia yang baru dengan emas sebagai instrumen utama. Pemenang nobel ekonomi Robert Mundell sendiri mengusulkan sistem moneter yang baru ini mestilah 50% dijamin dengan emas dan 50% sisanya dengan 5 mata uang utama lainnya.
Apabila peran Dollar AS sudah mencapai puncaknya dengan keengganannya untuk melayani memberi "makan" dunia dengan Dollarnya, maka peran selanjutnya akan kembali kepada mata uang berbasis emas.



Thursday, March 15, 2018

Venezuela di ambang Koloni AS?


venezuela currency crash

Mata uang Venezuela, Bolivar tahun ini hampir kehilangan seluruh nilainya sebagai akibat putaran krisis ekonomi di negara kaya minyak tsb. Nilai tukar dengan Dollar saat ini mencapai 216.000 Bolivar. Sebuah nilai yang fantastis dibanding nilai tukar tahun 2017 dan 2016. 

Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang selama ini menentang kebijakan kapitalis barat menolak keras ide dari oposisi untuk melakukan terobosan kontroversial untuk mengatasi krisis mata uang Bolivar. Ide itu adalah Dolarisasi yaitu menggantikan mata uang Bolivar dengan Dollar.  Alasannya tentu dengan Dolarisasi ketidakstabilan moneter akan teratasi.

Seperti kalimat sindiran if you can't beat them you join them ide tersebut selaras d engannya. Namun apakah dengan Dolarisasi masalah akan selesai? Tentu tidak dengan beberapa faktor :
1. Dollar sendiri mengalami penurunan signifikan sejak tahun 1971. 
2. Selama inflasi tidak terkendali, apapun mata uangnya tidak berpengaruh banyak terhadap perekonomian.
3. Negara secara de facto berada di bawah pengaruh negara lain yang mengeluarkan mata uang. Dalam kasus ini tentu Amerika Serikat.
4. Kewenangan mencetak Dollar tetap berada pada the Fed (bank sentral AS), namun seluruh biaya pencetakan dan transportasi  di tanggung oleh Venezuela.
5. Pemerintah Venezuela kehilangan wewenangnya dalam kebijakan moneter di negaranya sendiri.

Jadi ide dolarisasi tidak lain menyatakan negara tsb koloni baru Amerika Serikat.


Friday, March 2, 2018

Teori Chaos


Satu kepakan sayap kupu-kupu yang hidup di Seoul dapat menyebabkan badai di New York beberapa bulan kemudian. Sepertinya hanya ada dalam film. Inilah yang disebut dengan efek kupu-kupu. Efek kupu-kupu dikemukakan oleh seorang ahli meteorologi bernama Edward Lorenz saat meneliti mengenai fenomena cuaca. Dengan tidak mengabaikan objek yang seolah-olah tidak ada hubungannya maupun  tidak beraturan, ternyata dapat menimbulkan hal yang signifikan. Dalam suatu penelitian, efek kupu-kupu memberikan dampak pada teori Chaos. Teori Chaos merupakan suatu teori ilmiah yang menjelaskan adanya suatu keteraturan bahkan dalam hal yang terlihat acak dan tidak stabil. Seperti halnya suatu hal kecil yang dapat menyebabkan akibat besar yang tidak dapat diprediksi , suatu hal yang tidak beraturan juga memiliki aturannya sendiri.

Teori Chaos adalah ilmu tentang kejutan (sesuatu yang tidak dapat diprediksi dan non-linear ). Mengajarkan kita untuk mengharapkan sesuatu yang tidak diharapkan. Berbeda dengan pakem ilmu pengetahuan selama ini  yang berkutat dengan suatu fenomena yang dapat diprediksi seperti gravitasi,energi listrik, reaksi kimua dll. Teori chaos bersinggungan dengan hal yang non-linear yang tidak mungkin dapat diprediksi seperti turbulensi, cuaca, pasar saham, kondisi otak, dll. Fenomena ini seringkali penjelasannya dijabarkan melalui matematika fractal. Yaitu penjelasan matematika untuk pola yang selalu berubah tanpa akhir yang melingkupi kompleksitas alam yang tak terbatas.

Dalam ekonomi terjadi berbagai peristiwa yang dapat diprediksi namun lebih banyak lagi yang tidak. Krismon 1997 di negara-negara Asia tenggara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia ditambah Hongkong dan Korsel bisa termasuk unpredictable crisis. Karena krisis terjadi di tengah optimisme pertumbuhan ekspor yang signifikan. Selama 1990-1996 sebagai contoh nilai ekspor  Malaysia tumbuh  18% per tahun, Thailand 16% per tahun, Singapura 15% per tahun, Hong Kong 14% per tahun, Korsel dan Indonesia 12% per tahun.

Nilai investasi juga mengalami booming hingga pertengahan 1999-an (sebagian besar dibiayai dengan utang). Antara 1990 dan 1995 Gross Domestic Investment tumbuh 16,3% per tahun  di Indonesia, 16% per tahun di Malaysia, 15,3% per tahun di Thailand, dan 7,2% per tahun di Korsel. Sebagai perbandingan pada periode yang sama invetasi di Amerika Serikat tumbuh hanya 4,1% per tahun, dan di negara ekonomi maju hanya tumbuh 0,8% per tahun.


Thursday, February 22, 2018

Money Price

Berapa suplay uang (emas) seharusnya? Beberapa kriteria mengemuka seperti : jumlahnya mesti sesuai dengan populasi (jumlah penduduk), ada juga yang mengatakan mesti sesuai dengan volume perdagangan, atau setara dengan jumlah barang yang diproduksi, untuk menjaga agar harga berada pada level konstan dll. Hanya sedikit yang mengatakan untuk menyerahkannya pada pasar. Tetapi uang emas  berbeda dengan  komoditas lain. Dengan memahami perbedaan ini adalah kunci untuk memahami masalah moneter. Ketika suplay salah satu barang naik, kenaikan ini mengandung manfaat secara umum. Lebih banyak barang dan jasa berarti  standar hidup yang lebih tinggi bagi publik, barang modal yang lebih, berarti standar hidup yang meningkat di masa depan. Penemuan sumber daya alam baru dan subur juga menjanjikan standar  hidup yang baik saat ini dan masa depan.  Tapi bagaimana dengan uang? Apakah bertambahnya suplay uang juga berakibat baik bagi publik secara umum? Barang konsumsi digunakan oleh konsumen ; barang modal dan sumber daya alam digunakan dalam proses memproduksi barang konsumen. Namun uang tidak dikonsumsi (sebagaimana orang mengkonsumsi barang dan jasa). Karena dia berfungsi sebagai alat tukar- yang memungkinkan barang dan jasa berpindah dari seseorang ke orang lain. Pertukaran ini terjadi dalam term money price . Jadi apabila 1 unit televisi bernilai 3 Dinar maka kita katakan bahwa harga dari televisi adalah 3 Dinar. Dalam setiap waktu  semua barang dan jasa dalam ekonomi akan bernilai dengan satuan Dinar atau emas. Sebagaimana yang kita tahu bahwa emas adalah cermin dari barang dan jasa.

Harga daripada uang adalah daya beli dari unit moneter-dalam kasus ini, Dinar. Ini menjelaskan berapa banyak dinar yang diperlukan dalam suatu transaksi, seperti harga satu set televisi menjelaskan seberapa banyak uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu set TV.

Jadi apa yang menentukan harga dari uang, jawabannya sebagaimana harga barang dan jasa  berasal dari suplay dan demand produk tsb, maka yang menentukan harga barang dan jasa juga adalah suplay dan demand. Kita semua tahu bahwa apabila suplay telur meningkat, maka harganya akan cenderung jatuh; dan sebaliknya apabila permintaan konsumen terhadap telur meningkat, maka harga akan naik. Hal yang sama juga terjadi pada uang. Apabila suplay uang meningkat maka "harga" atau nilainya akan cenderung rendah, dan apabila permintaan akan uang meningkat maka nilainya pun cenderung naik. Namun apa yang dimaksud dengan permintaan terhadap uang? Dalam kasus telur, kita tahu bahwa permintaan terhadap telur artinya adalah; sejumlah uang yang konsumen ingin membelanjakannya untuk mendapatkan sejumlah telur, ditambah dengan sejumlah telur lainnya yang disimpan dan tidak dijual oleh supplier. Sama kasusnya dengan uang, "permintaan" akan uang berarti sejumlah barang dan jasa yang ditawarkan untuk kemudian ditukar dengan uang (dinar), ditambah uang yang disimpan (uang tunai) dan tidak dibelanjakan dalam waktu tertentu.Dan supplai adalah total  barang yang ada di pasar.

bersambung...

Wednesday, February 14, 2018

Mata Uang Abad 21

     Dalam rentang sejarah yang panjang , sejumlah benda pernah menjadi mata uang: seperti tembakau di daerah koloni Virginia Amerika, gula di India barat, garam di Ethiopia, hewan ternak pada masa Yunani kuno, paku di Skotlandia, tembaga pada masa Mesir kuno,dan gandum, manik-manik, teh, kulit kerang, dan pancing. Namun selama berabad- abad  dua komoditas yaitu emas dan perak telah muncul sebagai  uang dalam pasar persaingan sempurna dan menggantikan komoditas lain (dalam perannya sebagai mata uang). Keduanya adalah logam mulia yang diperjualbelikan, dan juga dibentuk  dalam berbagai ornamen (kalung, cincin, perhiasan dll) karena keunggulannya secara kualitas.
         Pada masa ketika keduanya berlaku sebagai mata uang, perak secara relatif melimpah jumlahnya dibanding emas sehingga lebih berguna untuk transaksi yang kecil nilainya, sedang emas untuk transaksi yang lebih besar. Dalam berbagai hal,  pasar telah menemukan bahwa emas dan perak adalah mata uang paling efisien. Uang tidak berasal dari mana-mana, bukan seseorang secara tiba-tiba memutuskan untuk membuat uang dari barang yang tidak berguna, bahkan bukan pula dari pemerintah. Oleh karena itu uang baru bisa diakui hanya melalui mekanisme pasar. Pasarlah yang menentukan (melalui proses yang panjang) mana yang nantinya menjadi mata uang hakiki.
     Situasi sekarang memang berbeda. Uang diciptakan oleh pemerintah yaitu uang kertas, namun seiring waktu kembali pasarlah yang menentukan apakah mata uang (kertas) yang kini eksis akan tetap bertahan atau emas dan perak kembali sebagai mata uang. Sebagaimana ada dalam musnad Imam Ahmad bin Hambal bahwa Abu Bakar bin Abi Maryam berkata bahwa dia mendengar dari Rasulullah saw yg artinya " Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apapun yang berguna selain dinar dan dirham". Ilmuwan muslim Ibnu Khaldun (1332-1395 M) menyatakan bahwa Allah menciptakan 2 logam, yaitu emas dan perak sebagai alat ukur semua komoditas. Bahkan ulama yang semasa dengannya yaitu Al Makrizi (1364-1441 M) menegaskan bahwa hanya emas dan perak yang dapat memainkan peran sebagai uang. Setidaknya emas telah memainkan peran yang amat penting selama berabad-abad hingga sistem Bretton Woods  kolaps tahun 1971. Pasca kolapsnya sistem Bretton Woods mulailah era uang kertas dan sistem nilai tukar mengambang yang mulai terlihat rapuh dalam 46 tahun terakhir. Tiga kekuatan ekonomi dunia AS, Eropa, dan Jepang mulai mengalami tekanan ekonomi yang belum kunjung berakhir. Sehingga Peter Bernstein menulis " Pada Maret 1997, jauh sebelum dinobatkan sebagai peraih nobel ekonomi, (Robert) Mundell telah memprediksi bahwa " emas akan menjadi bagian dari sistem moneter internasional pada abad 21".


sumber :
Murray N. Rothbard, What has Government Done to Our Money, Ludwig Von Mises Institue, 2010
Ahamed Kameel Mydin Meera, Islamic Gold Dinar, Pelanduk Publications, 2002

Tuesday, February 6, 2018

Kebijakan Pelemahan Dollar hanya Sementara

  • Wilbur Ross Sekretaris Departemen Perdagangan AS menyatakan secara gamblang ke Media bahwa AS merubah kebijakannya terhadap Dollar dari penguatan nilai menjadi pelemahan nilai.












Secretary of Commerce, Wilbur Ross, at the 2018 WEF in Davos, Switzerland.
                             Adam Galica | CNBC

Dia menyampaikan hal ini dalam World Economic Forum  |(WEF) di Davos Swiss.
Alasan di balik kebijakan ini diperkuat oleh  Mentri Keuangan AS , Mnuchin , "Obviously, a weaker dollar is good for us as it relates to trade and opportunities," namun dia menambahkan bahwa ini hanya berlaku untuk jangka pendek namun untuk jangka panjang arahnya tetap pada penguatan nilai Dollar berarti penguatan ekonomi AS."

Sebagaimana komentar Mnuchin dan Trump selama konferensi Davos, Swiss :

“I absolutely support a strong dollar over the long term.” – Stephen Mnuchin, Menkeu AS
“The dollar is going to get stronger and stronger and ultimately I want to see a strong dollar.” – Donald Trump, Presiden AS

Pemerintahan Trump tetap mengedepankan  pertumbuhan ekonomi (semu) sebagai prioritas utama.

sumber : CNBC dan USAGold