www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, February 14, 2018

Mata Uang Abad 21

     Dalam rentang sejarah yang panjang , sejumlah benda pernah menjadi mata uang: seperti tembakau di daerah koloni Virginia Amerika, gula di India barat, garam di Ethiopia, hewan ternak pada masa Yunani kuno, paku di Skotlandia, tembaga pada masa Mesir kuno,dan gandum, manik-manik, teh, kulit kerang, dan pancing. Namun selama berabad- abad  dua komoditas yaitu emas dan perak telah muncul sebagai  uang dalam pasar persaingan sempurna dan menggantikan komoditas lain (dalam perannya sebagai mata uang). Keduanya adalah logam mulia yang diperjualbelikan, dan juga dibentuk  dalam berbagai ornamen (kalung, cincin, perhiasan dll) karena keunggulannya secara kualitas.
         Pada masa ketika keduanya berlaku sebagai mata uang, perak secara relatif melimpah jumlahnya dibanding emas sehingga lebih berguna untuk transaksi yang kecil nilainya, sedang emas untuk transaksi yang lebih besar. Dalam berbagai hal,  pasar telah menemukan bahwa emas dan perak adalah mata uang paling efisien. Uang tidak berasal dari mana-mana, bukan seseorang secara tiba-tiba memutuskan untuk membuat uang dari barang yang tidak berguna, bahkan bukan pula dari pemerintah. Oleh karena itu uang baru bisa diakui hanya melalui mekanisme pasar. Pasarlah yang menentukan (melalui proses yang panjang) mana yang nantinya menjadi mata uang hakiki.
     Situasi sekarang memang berbeda. Uang diciptakan oleh pemerintah yaitu uang kertas, namun seiring waktu kembali pasarlah yang menentukan apakah mata uang (kertas) yang kini eksis akan tetap bertahan atau emas dan perak kembali sebagai mata uang. Sebagaimana ada dalam musnad Imam Ahmad bin Hambal bahwa Abu Bakar bin Abi Maryam berkata bahwa dia mendengar dari Rasulullah saw yg artinya " Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apapun yang berguna selain dinar dan dirham". Ilmuwan muslim Ibnu Khaldun (1332-1395 M) menyatakan bahwa Allah menciptakan 2 logam, yaitu emas dan perak sebagai alat ukur semua komoditas. Bahkan ulama yang semasa dengannya yaitu Al Makrizi (1364-1441 M) menegaskan bahwa hanya emas dan perak yang dapat memainkan peran sebagai uang. Setidaknya emas telah memainkan peran yang amat penting selama berabad-abad hingga sistem Bretton Woods  kolaps tahun 1971. Pasca kolapsnya sistem Bretton Woods mulailah era uang kertas dan sistem nilai tukar mengambang yang mulai terlihat rapuh dalam 46 tahun terakhir. Tiga kekuatan ekonomi dunia AS, Eropa, dan Jepang mulai mengalami tekanan ekonomi yang belum kunjung berakhir. Sehingga Peter Bernstein menulis " Pada Maret 1997, jauh sebelum dinobatkan sebagai peraih nobel ekonomi, (Robert) Mundell telah memprediksi bahwa " emas akan menjadi bagian dari sistem moneter internasional pada abad 21".


sumber :
Murray N. Rothbard, What has Government Done to Our Money, Ludwig Von Mises Institue, 2010
Ahamed Kameel Mydin Meera, Islamic Gold Dinar, Pelanduk Publications, 2002

No comments: