www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, September 15, 2023

Ada apa dengan Rempang?

Bentrokan antara warga Rempang dengan aparat Polisi dan TNI 07 September mendatang silam menyisakan duka dan trauma warga asli pulau Rempang yang nenek moyang mereka telah tinggal ratusan tahun disana.

Sejumlah warga mengalami luka-luka, baik orang tua, dewasa bahkan anak-anak. Tidak sedikit anak SD bahkan yang berumur satu tahun menderita akibat gas air mata.

Semua ini bermula setelah kawasan Rempang dan Galang resmi masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun 2023 ini. Sifat PSN ini masuk kategori prioritas yang tidak boleh gagal. Sejumlah aparat keamanan dikerahkan untuknl kelancaran proyek ini. 

Pada malam solidaritas dan doa untuk Rempang Jumat malam (15/09) yang digelar di halaman kantor pusat PP Muhammadiyah Jl Menteng Raya 31 Jakarta terungkap kesaksian warga Rempang apa yang terjadi pada  07 September lalu. Warga tidak mengura ada 1.200 aparat yang turun untuk mengamankan proses pengukuran lahan.

Bentrokan yang tidak seimbang menyisakan warga yang berlumuran darah, keracunan gas air mata, dan sejumlah orang ditangkap.

Menurut kepala biro Humas dan Publikasi BP (Badan Pengusahaan)  Batam Ariastuty Sirait mengatakan proyek kerjasama antara BP Batam dan PT Makmur Elok Graha (MEG) milik konglomerat Tomy Winata itu direncanakan bisa menarik investasi Rp381 triliun hingga 2080,

“PT MEG akan mengembangkan tujuh sektor, di antaranya industri, komersial dan wisata,” ujar Ariastuty kepada BenarNews.

Menurut dia, PT MEG menggandeng perusahaan asal China, Xinyi International Investment Limited, calon investor yang bakal membangun pusat pengolahan pasir kuarsa dan pasir silika di Rempang.

“Xinyi adalah salah satu perusahaan yang akan mengembangkan industrinya di Rempang,” ujar Ariastuty.

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan hal senada. Bahlil mengungkapkan bahwa Presiden Joko “Jokowi” Widodo turut menyaksikan penandatanganan kerjasama dengan perusahan tersebut untuk membangun ekosistem hilirisasi industri kaca dan panel surya pada Juli lalu di Chengdu, China.

“Kita menandatangani MoU dan perjanjian kerjasama dalam rangka membangun ekosistem di Rempang, kawasan Batam. Sekitar 11,6 miliar dolar. Ini untuk membangun pabrik kaca dan solar panel,” ujar Bahlil dikutip dari channel Youtube Sekretariat Presiden yang disiarkan pada 28 Juli 2023.

“Indonesia akan dibangun investasi kaca Xinyi yang menjadi terbesar kedua setelah China,” lanjut Bahlil.

Ancam Ekosistem Laut

Terkait rencana investasi pabrik kaca tersebut, Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau, Boy Jerry Even Sembiring, mengatakan pembangunan pabrik semacam akan membuat banyak pulau-pulau kecil terancam.

“Ini tidak hanya mengancam Rempang dan Galang, ini juga terancam dengan eksploitasi pasir kalau proyek ini terus berjalan. Berapa banyak nelayan yang bakal terusir dari mata pencahariannya akibat proyek ini?” ujar Boy dalam konferensi pers di kantor YLBHI, Jakarta.

Boy pun mempertanyakan kembali janji Jokowi pada Mei 2019 yang akan mencabut konsesi lahan yang bersengketa dengan rakyat.

Dia juga mempertanyakan klaim BP Batam yang mengatakan sebagian warga telah sepakat untuk direlokasi demi pembangunan Rempang Eco-City.

“Siapa nama-nama mereka? Ini tidak pernah dipublish,” kata Boy.

Ketua Bidang Advokasi YLBHI Zainal Arifin mengatakan hak pengelolaan lahan tidak bisa jadi dasar aparat melakukan pengusiran paksa kepada warga. Apalagi masyarakat sudah ada di situ selama ratusan tahun.

“Mengatur kawasan bukan berarti memiliki. Jika itu tanah industri, pemerintah tidak bisa mengambil alih,” jelas Zainal.

Zainal menambahkan tidak boleh pembangunan yang melibatkan swasta atas nama Proyek Strategis Nasional kemudian melakukan didiskriminasi atas wilayah dan ruang hidup warga setempat.

“Tentu saja proses ini banyak melahirkan pelanggaran HAM. Bukan hanya penggusuran paksa, tapi juga perampasan tanah, hak atas pendidikan, dan hak atas anak di mana aparat menembakkan gas air mata ke sekolah,” tegasnya.

 

Sumber : Aksi malam Solidaritas Rempang dan BenarNews.com

No comments: