Kantor berita Reuters memberitakan bahwa beberapa bank sentral di dunia menambah cadangan emas mereka hingga 40%-50%. Informasi yang berasal dari seorang eksekutif senior World Gold Council ini menandakan adanya pergeseran suhu ekonomi yang menyebabkan bank sentral tersebut mengantisipasinya dengan menambah cadangan emas mereka. Suhu ekonomi yang meninggi ditandai dengan ancaman Hyperinflasi yang diprediksi oleh John Williams dan para ekonom sebagai efek bail out besar-besaran pemerintah AS. Ibarat angin yang terus berakumulasi maka bail out dapat berefek kepada badai Great Depression seperti tahun 1930-an. Tidak disebutkan bank sentral mana saja yang menambah cadangan emas mereka, tetapi ada tanda bahwa beberapa bank sentral Asia menambah cadangan emas mereka. Apakah Asia menjadi awal korban Hyperinflasi itu? Wallahu 'alam. Setiap negara yang tidak mempunyai fundamental ekonomi yang kuat tentu menjadi sasaran empuk badai krisis. Belum lepas dari ingatan kita ketika 1/4 asset rakyat negeri ini hangus hanya dalam beberapa hari saja pada krismon 1998. Semoga kejadian ini tidak berulang dan cukuplah pengalaman itu sekali saja bagi sejarah negeri ini. Tentu sunnah kauniyahnya pemerintah mengantisipasinya dengan baik beserta tim ekonominya yang katanya canggih-canggih itu. Namun jika ini tidak diantisipasi dengan baik (karena sibuk kampanye) maka hanya kepada Allah, kita mohon pertolongan.
www.gata.com
Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS
 
Friday, June 12, 2009
Central Bank Gold Reserve
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment