www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, June 1, 2009

IMF Paranoid

Ada seorang wanita pengusaha yang bercerita bahwa betapa sulitnya dahulu ketika dia mencoba mengeluarkan produk Dinar di sebuah bank Syariah tempat dia bekerja. Ada saja ganjalan dari Depkeu dan Depdag untuk izin produk ini. Begitu pula usaha beberapa direktur bank Syariah untuk menjual dinar di banknya kandas di tengah jalan. Apa yang salah? Sebenarnya tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Petaka itu dimulai ketika pada 1998 Soeharto dengan Camdessus (IMF) sepakat Letter of Intent (LoI) yang terdiri dari 50 point. Point pertama adalah mulai saat itu Bank Indonesia menjadi lembaga independent yang tidak lagi bisa diintervensi pemerintah. Jika BI tidak lagi berada di bawah Pemerintah, dibawah siapa dia? Ya di bawah IMF. Nah, ketika suatu negara seperti Indonesia jadi anggota IMF, maka dia mesti turut dengan aturan-aturan IMF yang bernama Article of Agreement. Salah satu Article of Agreement itu adalah " setiap negara anggota IMF boleh mengaitkan mata uangnya dengan mata uang manapun di dunia kecuali emas". Itulah sebabnya mengapa sulit bagi bank syariah untuk menjual Dinar, sebab IMF khawatir Dinar akan kembali menjadi mata uang seperti masa kekhalifahan Islam dahulu atau setidaknya dapat menjadi timbangan bagi mata uang di dunia seperti era Bretton Woods 1945 dahulu. Jika ini benar terjadi maka hancurlah dagangan mereka yang bernama Dollar.

No comments: