www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, March 4, 2011

Fiat Money Confidence Meters

Rush terhadap emas saat ini, memiliki beberapa alasan dibelakangnya. Di bawah ini ada dua gambar yang menggambarkan satu dari dua alasan : hilangnya kepercayaan terhadap mata uang kertas (fiat money)

Tidak hanya terhadap Dollar AS, tetapi terhadap seluruh mata uang. Orang akhirnya akan sadar bahwa mata uang kertas bukanlah uang yang sesungguhnya. Orang akan belajar konsep yang sangat sederhana bahwa pemerintah dapat menaikkan jumlah uang kertas sekehendaknya dalam jumlah yang besar. Orang akan menyadari hal itulah yang sedang terjadi, pencetakan uang yang sedemikian besar sehingga chairman The Fed Dr.Ben S.Bernanke, berkata dalam pernyataannya di Komite Senat 1 Maret 2011 bahwa tidak ada cukup emas di dunia bagi pemerintah untuk kembali ke sistem Gold Standar (sistem moneter berbasis emas)

Apa yang tidak disampaikan oleh Dr.Bernanke adalah alasan kenapa emas di dunia tidak cukup. Alasannya adalah bukan jumlah dari emas, tetapi jumlah uang kertas. Seluruh jumlah emas di dunia meningkat setiap tahun setara dengan persentase pertambahan populasi dunia (sekitar 1,5%/tahun dari total cadangan emas dunia sebesar 170.000 ton).Adalah jumlah uang kertas yang dicetak pemerintah yang telah "meledakkan" rasio antara mata uang kertas dan cadangan emas dunia. Tentu hal itu bukanlah tanggung jawab emas.

Orang belajar bahwa ada jurang yang sangat lebar antara pendapatan pemerintah dan seluruh uang yang dibenjakan politisi untuk membeli suara (ternyata money politics di AS juga sama parahnya dengan si murid)-belanja yang seharusnya tidak perlu dilakukan untuk hal yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemerintah.,... seluruh defisit dan utang raksasa akan terus tumbuh dan akan terus berlanjut dalam kehancuran perlahan-lahan kepercayaan kolektif dalam alat tukar yang masih kita sebut dengan selembar "Dollar" atau "Euro" atau Poundsterling"

Dalam jangka panjang, mungkin mereka memahami bahwa selalu ada cara untuk memproteksi dan menjaga daya beli dari akumulasi aset mereka--sebelum terlambat.

Grafik di bawah dengan pasti menggambarkan 2 contoh dari jatuhnya kepercayaan dan mempercepat hilangnya daya beli mata uang kertas kita. Yang pertama (paling atas) adalah US Dollar index dibandingkan dengan harga emas. US Dollar biasanya digunakan untuk mengukur harga emas dan perak, tetapi kini Dollar hanyalah kertas yang dicetak dari awang-awang (dan diberi nilai) oleh pemerintah dan komputer bank sentral beemiliar-miliar untuk "membayar" segala macam barang yang dijanjikan para politisi agar terpilih kembali.


20110302USDpurchPower
US Dollar Index dinilai dengan Emas selama 20 tahun. Bila gambar ini terlalu kecil klik saja untuk mendapatkan gambar yang lebih besar.


US Dollar tidak sendirian. Seluruh mata uang kertas kehilangan daya belinya pada tingkat yang sangat berbahaya. Di bawah ini adalah Euro Index dinilai dengan Emas pada periode yang sama dengan di atas.

Kinerja Euro lebih mengkhawatirkan dibanding Dollar AS bila sama-sama disandingkan dengan emas.

Dua mata uang ini (US Dollar dan Euro) dan seluruh mata uang lainnya memiliki problem yang sama apabila disandingkan dengan emas. Yaitu daya beli yang makin menurun dari waktu ke waktu.

Hal ini semakin menguatkan bahwa mata uang yang sesunggunya bukanlah selembar kertas yang "diberi"nilai (baca: dipaksakan) oleh institusi seperti Bank Sentral, namun sejak nenek moyang kita dahulu pun,sudah mafhum bahwa benda berharga yang universal itu adalah emas dan perak atau dinar dan dirham yang tentu telah teruji kestabilannya dari masa ke masa.

wallahu 'alam


No comments: