www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, February 28, 2014

10 Krisis Ekonomi paling Fenomenal sepanjang Sejarah


Sejak tahun 2008 AS terus mengalami kesulitan ekonomi. Debat yang terus bergulir mengenai jurang fiskal adalah cermin dari kesulitan ekonomi. Jika melihat ke belakang,  kejatuhan real estate dan  krisis wall street tidak terhindarkan. Ada sejumlah krisis finansial pada masa lampau. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, kita melihat skema kejatuhan ekonomi dan berbagai bencana yang ditimbulkannya. Daftar dibawah ini, sesuai urutan kronologi, sejarah kejatuhan ekonomi paling menarik dalam sejarah.
 
10. Diocletianus Menghancurkan Ekonomi Roma abad ke 4 M

Kekaisaran romawi mengalami kemunduran ketika  Diocletianus menjadi kaisar pada abad keempat. Ekonomi mengalami kekacauan akibat sejumlah perang yang mahal dan proyek pembangunan istana menyebabkan mereka di ambang kehancuran. Ketika mata uang Roma hampir tidak ada nilainya,  Diocletianus memperkenalkan sistem uang yang baru. Sering kali dalam sejarah, negara yang mengalami risiko kekacuan ekonomi, menaikkan nilai mata uangnya secara sepihak.  Tetapi yang terjadi pada koin baru yang dikeluarkan oleh  Diocletianus, adalah sebaliknya. Kandungan emas yang ada dalam koin nilainya lebih tinggi dibanding nilai nimonalnya ; denominasi koin tersebut dilakukan untuk menurunkan nilainya. Sebagai respon sebagian besar rakyat melebur koin tersebut  untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Hasilnya adalah inflasi terjadi demikian cepat. Diocletianus menambah masalah dengan mematok harga pada sebagian besar produk untuk melawan inflasi.
Kebijakan Diocletianus menyebabkan kebingungan sehingga membuat rakyat menolak keputusan tersebut. Karena keadaan menjadi lebih buruk, akhirnya Diocletianus menjadi kaisar Romawi pertama yang secara sukarela turun tahta.
9.Konspirasi Pazzi dan  Krisis Perbankan Medici tahun 1470an

Keluarga Medici adalah salah satu keluarga ternama dalam masa Renaissance Italia. Mereka mengatur politik Florence; bertindak sebagai pemegang otoritas keagamaan dan membantu kejayaan Leonardo DaVinci. Sumber kekayaan keluarga berasal dari sistem perbankan yang mereka bangun pada akhir abad 14. Di bawah kepemimpinan Cosimo de’ Medici,  mereka dengan cepat melakukan ekspansi hingga di luar kendali, hingga kematian Cosimo. Di puncak kejayaannya, keluarga  Pazzi dan Salviaiti yang juga memiliki bisnis perbankan mencoba menggantikan peran keluarga Medici sebagai penguasa Florence. Pada 26 April 1478, dua bank milik keluarga Medici di Florence mengalami rush. Keluarga Medici kehilangan kendali untuk mengatasinya. Grup bank Medici mempunyai karakteristik cadangan kas yang rendah, biasanya 10 % saja dari aset.

Sejalan dengan Pazzi Conspiracy  dan berbagai tekanan, berhasil mengurangi tingkat persaingan perbankan, hingga keluarga Medici diambang kebangkrutan. Akibatnya Lorenzo de’ Medici menarik pajak atas warga Florence atas nama pertahanan militer dengan jumlah yang amat tinggi. Akhirnya pada tahun 1494 perbankan mereka bangkrut akibat korupsi, kerugian invetasi, dan manajemen yang buruk. Setelah perbankan mereka jatuh, kerugian mencapai jutaan dan butuh bertahun-tahun untuk kembali normal.

8. Inflasi Spanyol tahun 1600-an
Spanish Colonial Gold
Seiring penemuan benua Amerika oleh  Columbus, Spanyol mulai mencari emas di sana. Selama beberapa dekade sumber alam yang kaya di Amerika membuat Spanyol menjadi negara yang terkaya di dunia dan mendirikan kekaisaran yang besar. Pada pertengahan abad 16, Spanyol menggiatkan penambangan secara massal. Tingginya emas dan perak yang ditambang menyebabkan nilainya turun dan menyebabkan Hyperinflasi di Eropa.

Hal ini semakin parah karena Spanyol terlibat perang untuk mempertahankan kekaisarannya, akhirnya inflasi menghancurkan ekonominya. Alih-alih meraih kejayaan, Spanyol akhirnya gagal membayar utangnya berkali-kali. Kekacauan ekonomi ini memaksa mereka untuk memberi jalan bagi Inggris menggantikan posisi mereka.

7.Bermuda’s Hog Money tahun1616-1624
Bermuda Hog Money
Beberapa perusahaan dagang mengendalikan perdagangan kerajaan Inggris pada abad 17 dan 18. Bermuda berhasil dijajah dengan bantuan perusahaan-perusahaan dagang ini. Ketika satu wilayah jajahan berdiri, para kolonial ditempatkan disana untuk menghasilkan uang bagi perusahaan. Para pekerja dibayar secara utang oleh perusahaan, tidak dalam bentuk upah tunai. Mirip dengan perusahaan batu bara dalam abad 19. Ketika Daniel Tucker ditunjuk sebagai gubernur Bermuda, ia meninggalkan sistem utang ini dan memperkenalkan mata uang koin yang dicetak dari bahan kuningan.

Dengan sistem moneter yang hanya bernilai karena diberlakukan oleh Tucker. Maka ketika Tucker digulingkanl, mata uang ini praktis tidak bernilai. Kehancuran ekonomi mulai terjadi namun tidak begitu parah, sebab Bermuda adalah daerah kepulauan dan terisolasi. Tanpa ada sistem moneter, kolonial terpaksa menggunakan tembakau sebagai mata uang.

6.Tipper and See-Saw tahun 1621
Ketika suatu negara menaikkan utangnya dengan cepat untuk membiayai perang, hasilnya selalu buruk. Pada abad 17 tidak ada jaminan  pajak berlangsung efektif, jadi kekaisaran Romawi mulai mencetak uang untuk membiayai perang selama 30 tahun. Untuk melakukan ini kekaisaran menarik mata uang (koin) dari peredaran dan meleburnya menjadi logam yang nilainya lebih rendah. Mata uang yang sudah surut nilainya ini kemudian dibelanjakan di luar negeri, untuk membatasi efek krisis dalam negeri.

Celakanya, seringkali koin tersebut kembali lagi ke wilayah kekaisaran Romawi dalam bentuk bea dan pajak. Karena publik menyadari apa yang terjadi, kekacauan mulai timbul, para tentara menolak digaji dengan uang tersebut, dan hasutan mulai beredar melalui pamflet. Mata uang tersebut akhirnya tidak berharga hingga anak-anak memainkannya di jalanan. Kenaikan harga akhirnya melumpuhkan perekonomian di wilayah-wilayah kekaisaran Romawi.


5. Tulipmania di Belanda tahun 1636-1637

Mungkin krisis ekonomi paling aneh dalam daftar ini, adalah Tulipmania. Ketika bunga tulip mulai diperkenalkan di Belanda pada awal tahun 1600-an menjadi populer dengan cepat. Pada awal "kegilaannya", warga Belanda merasa harus membeli bunga tulip terkini. Karena tulip hanya tumbuh pada waktu tertentu setiap tahun, Belanda mulai mengatur pasar future. Ketika tulip tidak tersedia di pasaran, konsumen dapat membeli hak untuk membelinya ketika nantinya tersedia.

Dengan segera para spekulan mulai bermain pasar future dan memainkan harga hak membelinya pada tingkat harga di luar kewajaran. Pada puncak bubblenya hak membelinya bisa senilai 10 tahun rata-rata gaji pegawai! Bubble meledak pada tahun 1637 dan harga hak membelinya jatuh ke nilai awalnya. Seperti kejatuhan harga saham tahun 2008, investor melihat nilai mereka tergerus. Keanehan harga tulip ini mendorong krisis ekonomi dan meninggalkan banyak investor tanpa uang.

4. South Seas Bubble tahun 1719-1720
The South Seas Bubble menunjukkan apa yang dapat terjadi ketika para spekulan menolak beberapa pembatasan pada skema mereka. Pada awal abad 18, ekonomi Inggris menderita karena belanja pemerintahnya di luar batas. Maka investor Inggris dibuai dengan cerita banyaknya emas di benua Amerika. Untuk menangguk  kekayaan tersebut, the South Seas Company didirikan dan kerajaan Inggris menjamin hak dagang eksklusif kepadanya .Meskipun faktanya Spanyol menjajah Amerika Selatan, membuat keputusan Inggris tersebut benar-benar tidak berguna, namun investor berbondong-bondong mendatangi perusahaan tersebut.

Perusahaan, meskipun dengan berbagai keterbatasan, menarik sebanyak mungkin investor, hingga nilainya hampir sama dengan pendapatan per kapita Inggris dalam setahun. Nilai sahamnya pun meroket di lantai bursa the British exchange. Dengan kepercayaan diri yang demikian tinggi, menteri keuangan Inggris sendiri saat itu menanam investasi senilai ratusan ribu pound di perusahaan tersebut. Di akhir tahun 1720, saham the South Seas Company bernilai sekitar 37 juta pound. 

Tentu saja Spanyol menolak memberi izin Inggris melakukan pencarian emas di sana. Akibatnya saham perusahaan jatuh dan ekonomi Inggris lumpuh dan meninggalkan banyak investor miskin mendadak. Dan kekayaan seluruh generasi Inggris saat itu hilang.

3.Mississippi Bubble tahun 1716-1720

Inggris bukan negara satu-satunya yang menderita akibat aksi spekulasi pada kwartal pertama abad 18. Ketika raja Louis XIV mangkat, ekonomi Perancis sedang amat membutuhkan biaya untuk perang. Departemen keuangan tidak mempunyai cukup emas untuk mencetak koin baru. John Law, ekonom pemerintah Perancis, mengajukan proposal untuk mendirikan bank guna mencetak mata uang baru (berbahan  baku kertas). Pemerintah mengedarkan begitu banyak mata uang sehingga nilainya lima kali dari kekayaan Perancis sendiri.

Untuk menghindari kehancuran ekonomi Perancis, Law memberitahu warga Perancis bahwa tanah jajahan baru Louisiana penuh dengan emas dan kesempatan peluang investasi yang menguntungkan. Dia berharap investasi tersebut mendapat lampu hijau pemerintah untuk meraih kekayaan yang lebih besar untuk mengatasi masalah uang kertas yang nilainya hancur. Ketika janji gunungan emas di Lousiana ternyata omong kosong belaka,  bubble meledak tahun 1720  dan nilai saham jatuh. Kemudian diikuti dengan penarikan uang besar-besaran dari bank ketika nilai uang tinggal separuhnya dan inflasi parah yang melumpuhkan ekonomi Perancis.

2. Konfederasi menghancurkan Ekonomi  tahun 1860
Selama perang sipil di AS, tujuan utama dari tentara konfederasi adalah mengamankan pengakuan diplomatik dari negara-negara Eropa. Sejak kapas begitu penting bagi ekonomi Inggris, Perancis, dan negara-negara lain, mereka memotong ekspor kapas untuk memaksakan pengakuan. Pihak serikat (the union) memblokade pelabuhan Konfederasi tetapi tidak pernah bisa secara efektif melakukannya hingga akhir perang.

Kombinasi antara blokade pihak serikat dan keputusan untuk memotong ekspor kapas, menurunkan pendapatan dagang konfederasi.  Dua faktor ini menyebabkan inflasi merajalela sehingga membuat mata uang konfederasi hampir tidak ada nilainya. Ketika perang sipil berakhir, ekonomi wilayah selatan benar-benar hancur.

1. Perusahaan KA  dan Krisis Perak di Amerika tahun 1893

Kepanikan tahun 1893 adalah krisis ekonomi terburuk di Amerika hingga the Great Depression di tahun 1930-an. Ketika rel kereta api menjadi moda transportasi yang dominan di AS, para spekulan menanam investasi dalam bidang teknologi. Banyak perusahaan kereta api yang berlebihan dalam pengembangan teknologi ini, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pemasukan. Tahun 1893, perusahaan raksasa KA  Philadelphia and Reading kolaps dan mengumumkan kebangkrutannya.  

Pada saat yang sama ketika perusahaan KA mulai merasakan akibat dari kesalahan mereka, pasar perak digoyang. Tahun 1880-an kesaksian bahwa telah ditemukan beberapa tambang perak dan hasil produksinya membuat nilainya jatuh. Pemerintah AS berusaha untuk mengatasi krisis dengan membeli perak sebagai upaya untuk mendongkrak harga. Ketika pemerintah menghentikan pembelian perak, krisis mencapai puncaknya. Depresi ekonomi terjadi hingga tahun 1900 dan menjadi saksi bangkrutnya 16.000 bisnis dan terjadi puncak pengangguran sebesar 17%-19%.

No comments: