www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, September 21, 2020

Ketidakstabilan Politik Internasional dan Harga Emas

Sejak pertengahan September ini harga emas mengalami penurunan sebagian dipicu oleh permintaan emas oleh bank sentral mengalami titik terendah. Bulan Juli lalu pembelian emas oleh bank sentral adalah 8,2 ton. Angka ini terendah sejak 2018. Sepanjang 2020 sendiri permintaan emas mencapai 200 ton, sehingga permintan 8,2 ton per Juli 2020 termasuk amat rendah, yang memicu penurunan harga emas internasional pekan ini.

Namun ada beberapa faktor yang justru bisa memicu kenaikan kembali harga emas bulan-bulan mendatang. Berikut di antaranya :

Pilpres AS

Tensi politik sedang memanas menjelang pemilihan presiden AS 03 November mendatang. Petahana presiden Trump dari Republik berhadapan dengan Joe Biden dari Demokrat. "Pertarungan ini makin sengit seiring kematian hakim MA Ruth Bader Ginsburg dari kubu Liberal atau Demokrat. Komposisi hakim MA berpengaruh dalam penuntutan kecurangan pilpres pasca pemilihan. Apalagi pengganti dari Ginsburg adalah hakim dari kubu konservatif atau Republik yang tentu menguntungkan Trump.
Selama ini krisis politik di Amerika cenderung memicu kenaikan harga emas internasional.

Perang Dagang Cina - AS

Perang dagang kedua negara besar yang berjalan sejak 5 tahun lalu, kini mencapai puncaknya seiring larangan atau blokir aplikasi Cina Tiktok dan Wechat oleh Amerika. Tidak sampai disitu pemerintaham Trump juga memburu investor Amerika yang terkait dengan keduanya. Perang dagang ini bisa memicu balasan dari Cina dengan melepas obligasi Amerika atau cadangan devisa Cina yang sebagian besar dalam bentuk Dollar. Sebagaimana yang disinyalir oleh Xi Junyang, profesor di Shanghai University of Finance and Economic bahwa Cina akan melepas secara bertahap obligasi AS sebesar US$800 miliar. Total obligasi yang Cina punya lebih dari US$1 Triliun. Aksi ini tentu melemahkan Dollar dan memicu kenaikan harga emas.

Covid 19 kembali melanda Eropa

Kenaikan kembali Covid 19 di negara-negara Eropa kembali memicu kekhawatiran lockdown total di kawasan itu. Hal ini dapat memicu jatuhnya indeks harga saham di Eropa. Kejatuhan saham ini tentu akan merembet ke ekonomi Amerika yang secara simultan juga merangsang kenaikan harga emas internasional.

Masih ada faktor-faktor lain di berbagai kawasan yang bisa memicu krisis politk dan ekonomi seperti di mediterania antara Turki - Yunani yang menyeret kekuatan militer global seperti Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat.

Namun faktor-faktor di atas masih terus berkembang dan berbagai kemungkinan dapat terjadi. Yang jelas potensi ketidakstabilan politik yang memicu ketidakstabilan ekonomi masih terbuka.


No comments: