www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, July 13, 2009

On the Fall of Rupiah

Steve H.Hanke adalah ekonom yang pernah diundang Presiden Soeharto untuk memberi solusi alternatif di samping solusi yang diberikan IMF dalam menangani krisis moneter 1998. Beliau adalah profesor ekonomi terapan dari John Hopkin University AS. Berikut adalah fakta yang terkait dengan uang Rupiah, Keterlibatan IMF dan kejatuhan Presiden Soeharto tahun 1998 menurut versi Steve H.Hanke yang dikutip dari artikel dalam majalah Globe Asia ed. Februari 2007.
  1. Akhir Januari 1998 Presiden Republik Indonesia meragukan kemanjuran obat yang ditawarkan IMF untuk menyembuhkan rupiah yang hancur, oleh karenanya dicari solusi di luar IMF yang kemudian terkenal dengan istilah Currency Board yaitu membuat Rupiah membuat kurs tetap terhadap US Dollar Amerika pada nilai tertentu. Solusi alternatif ini ternyata membuat IMF dan pemerintah Amerika Serikat sangat marah. Bill Clinton dan Michel Camdessus (direktur IMF waktu itu) mengancam Indonesia mau memilih solusi Currency Board atau bantuan pinjaman US$ 43 Milyar untuk menyelesaikan krisis yang sedang dialami.
  2. Serangan terhadap Currency Board bertubi-tubi, bukan hanya dari Amerika Serikat dan IMF, namun juga dari para ekonom Indonesia sendiri. Dukungan terhadap solusi Currency Board yang sebenarnya juga ada, malah dukungan ini datang dari para ekonom pemegang hadiah Nobel d ibidang Ekonomi seperti Gary Becker( Nobel 1992), Milton Friedman (Nobel 1976), Merton Miller(Nobel 1990), dan Robert Mundell (Nobel 1999). Namun dukungan ini kalah publikasi dengan yang penentangnya. Maka akhirnya ide Currency Board ditinggalkan.
  3. Ketika ide alternatif ini berupa Currency Board ditinggalkan, toh akhirnya solusi IMF terbukti tidak juga manjur menyembuhkan krisis moneter di Indonesia waktu itu.
  4. Kesengajaan IMF dan pemerintah Amerika untuk menggunakan kehancuran Rupiah untuk alasan politis waktu itu terungkap dari komentar Perdana Menteri Australia Paul Keating, "Treasury Amerika Serikat telah sungguh dengan sengaja menggunakan kehancuran ekonomi untuk mengeluarkan Presiden Soeharto."
  5. Pengakuan juga datang dari Lawrence Eagleberger yang waktu itu menjabat sebagai US Secretary of state,"Kita telah dengan sangat cerdik mendukung IMF untuk mengusir Soeharto".
  6. Bahkan peran Politik IMF ini akhirnya diakui sendiri oleh Michell Camdessus pada saat menjelang pensiunnya ,"Kita telah dengan menciptakan kondisi yang memaksa Presiden Soeharto meninggalkan pekerjaannya."
Nyata sekali bahwa secara ekonomi dan moneter kita masih erat kaitannya dengan IMF, sehingga penjajajan pun masih terus berlangsung. Salah satu solusi agar mata uang kita tidak terus menerus dipermainkan tentu kembali ke alat muamalah yang adil dan tidak mudah dipermainkan IMF yaitu Dinar dan Dirham.

No comments: