www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, November 19, 2009

Global Economic Collapse

Dunia saat ini ibarat jurang yang lebar di berbagai bidang antara apa yang ideal dan apa yang terjadi . Dalam ekonomi jurang lebar itu pun terjadi antara sektor finansial dan sektor rill. Gambar di samping menggambarkan ketimpangan itu. Sejak pertengahan 1960-an paham perekonomian dunia berputar ke arah sektor finansial yang penuh dengan spekulasi yang dapat melipatgandakan keuntungan dengan cepat (dan tentu sebaliknya) dibanding dengan membangun sektor riil berupa industri-industri sesuai kebutuhan masyarakat dan membuka banyak lapangan kerja. Namun sektor finansial ini (yang disupport dengan sektor moneter dengan uang kertasnya) menjadi primadona banyak orang yang dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan. Banarkah anggapan ini? Simak cerita berikut.
Tambah Gambar Misalnya ada 2 masyarakat, yang satu masyarakat penggembala yang menginvestasikan hartanya dalam bentuk kambing dan satu lagi masyarakat finansial yang menginvestasikan uangnya di pasar modal berupa saham, bond dlsb. Masyarakat penggembala menghasilkan 10 ekor kambing seharga masing-masing Rp. 1.500.000,- Satu sisi masyarakat finansial juga mempunya nilai saham senilai Rp.15.000.000,- setara dengan nilai 10 kambing atau jika dibelikan sahamnya dengan kambing maka diperolehlah 10 kambing. Karena suatu hal masyarakat kambing hanya mampu memproduksi 5 ekor kambing. Sedangkan nilai saham masyarakat finansial naik dua kali lipat senilai Rp. 30.000.000,-. Nah ketika ingin dibelikan kambing tetap saja uangnya tersebut hanya senilai dengan 5 ekor kambing sebab hanya sejumlah itu yang bisa diproduksi oleh masyarakat penggembala. Pada kondisi ini nilai kekayaan baik masyarakat penggembala maupun masyarakat finansial turun hingga setengahnya karena penurunan produksi ini.
Inilah yang terjadi pada dunia saat ini yang tergambar dalam gambar di atas tadi. Bahwa sektor finansial telah melebar dengan sektor riil (physical-economic output/input). Sektor moneter yang seharusnya berputar mendukung sektor riil justru terus disuntikkan ke sektor finansial (ingat bail out besar-besaran pemerintah Amerika tahun ini untuk membackup perusahaan2 finansial AS) yang akibatnya akan fatal. Sektor finansial terus meggelembung dan sektor rill merana yang mengakibatkan inflasi ataupun deflasi. Ekonomi dunia akan kolaps seperti yang di peringatkan oleh Societe Generale baru- baru ini, sebuah perusahaan investasi terbesar di Eropa yang bermarkas di Swiss bahwa akan ada Economic Global Collapse, sehingga dia perlu mengingatkan hal ini pada klien-kliennya. Bila ini benar-benar terjadi maka harga emas sebagai cerminan komoditas akan naik gila-gilaan. Semoga saja hal ini tidak cepat terjadi. Wallahu 'alam.


No comments: