Dalam sejarah Islam mata uang Dinar tidaklah berasal dari jazirah Arab, namun dari Romawi. Walau begitu mata uang ini tetap digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai alat tukar sehari-hari.
Begitu besar pengaruh kerajaan ini pada masanya, hingga mampu mengalahkan kerajaan besar lainnya yaitu Persia, sebagaimana diceritakan Quran dalam surat Ar-Ruum (bangsa romawi) ayat 2-4 " Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman."
Rasulullah saw sendiri pernah menawarkan Islam kepada raja Romawi Heraklius, namun tawaran ini ditolak secara halus oleh Heraklius, namun juga tidak bermusuhan atau setidaknya tidak mengajak perang. Sehingga Abdullah bin Amr bin Ash menceritakan "Suatu ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah saw untuk menulis, tiba-tiba beliau saw ditanya "mana yang akan terkalahkan lebih dahulu Konstantinopel atau Romawi? Rasulullah saw menjawab kota Herakliuslah yang akan terkalahkan lebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad, AdDarimi, Al Hakim). Memang pada masanya kerajaan Romawi terpecah dua yaitu Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium atau Konstantinopel. Syarat pemimpin dan pasukan yang akan menaklukkannya pun tidak main-main Rasulullah bersabda "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam.Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-sebaik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan (HR Ahmad bin Hanbal di dalam Al Musnad 4/335)
Terinspirasi oleh hadis ini maka gelombang penaklukan Konstantinopel oleh pasukan Islam datang silih berganti sejak zaman sahabat dibawah khalifah Mu'awiyah bin Abu Sofyan atau bani Umayyah, bani Abbasiyah, hingga Tuki Utsmani. Pada masa penyerangan di masa khalifah Mu'awiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668 M, bahkan seorang sahabat Nabi saw Abu Ayyub Al Anshari gugur sebagai syuhada. Sesuai wasiatnya ia ingin agar jenazahnya dikuburkan di titik terjauh yang pernah dicapai Islam pada masa itu. Wasiat ini benar-benar dilakukan oleh para sahabat dimana mereka berhasil mensusupkan jenazah Abu Ayyub untuk dimakamkan di salah satu sisi benteng Konstantinopel.
Gelombang penaklukkan ini terus berlangsung hingga masa Turki Utsmani. Pada masa sultan Murad II upaya penaklukkan kembali dilakukan, pasukan Islam sudah mengepung benteng Konstantinopel selama berminggu-minggu, namun Konstantinopel tidak juga dapat dijatuhkan. Hingga kemudian sultan Murad II meninggal, dan upaya penaklukkan kembali dilakukan oleh penggantinya, yang tidak lain adalah anaknya sendiri yaitu sultan Muhammad II.
Sultan Muhammad II adalah seorang anak yang dididik sedemikian rupa sejak belia. Sehingga ia memiliki kepakaran dalam ilmu Quran, Hadits, ilmu Fiqih, Ushul Fiqih, Sastra, Militer, Sains, dan Matematika sejak dini. Pada usia 21 tahun ia sudah menguasai 6 bahasa.
Maka tidak heran upaya untuk mengamalkan hadis Nabi saw tentang penaklukkan Konstantinopel bergelora dalam dadanya, dan juga untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Ayahandanya agar keadilan Islam tersebar ke seluruh dunia.
Kini marilah pandangan kita alihkan ke sebuah peristiwa pada tanggal 6 April 1453M. Pasukan Islam dibawah sultan Muhammad II, tiba di sebrang benteng Konstantinopel. Sebuah benteng 2 lapis dengan tebal 10 m, dikelilingi parit dengan lebar 7 m. Maka mulailah sultan merencanakan penyerangan benteng bersama sang guru Syeih Aaq Syamsuddin, dan tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha. Kekuatan pasukan Islam adalah 150 ribu orang dengan kualitas seluruh mereka tidak pernah meninggalkan sholat wajib sejak baligh dan separuh mereka tidak pernah meninggalkan shalat tahajud sejak baligh. Hanya sultan Muhammad II yang tidak pernah meninggalkan shalat wajib, sunnah rawatib, dan tahajud sejak baligh bahkan hingga kematiannya.
Sultan Muhammad II mengirim utusan kepada raja Romawi Paleologus untuk masuk Islam dan menyerahkan penguasaan kota secara damai atau perang. Paleologus meremehkan tawaran itu dan tetap mempertahankan kota dengan menerima tawaran perang. Maka serangan pertama dilancarkan bertubi-tubi oleh pasukan Islam dengan teknologi meriam tercanggih pada masanya. Korban berjatuhan sedemikian rupa karena dahsyatnya kecamuk perang. Namun benteng kota tidak juga dapat dijatuhkan.
Pengepungan kota dilakukan oleh pasukan Artileri dari sebelah barat untuk menjebol benteng 2 lapis, dari sebelah selatan laut marmara tentara laut berhadapan dengan para pelaut bantuan dari Genoa dan dari selat Golden Horn kapal laut pasukan Islam dihadang rantai besar.
Karena sultan melihat pertahanan terlemah berada di selat Golden Horn, maka timbullah ide sultan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya yaitu membawa kapal-kapal melintasi daratan dan bukit untuk menghindari rantai besar dan masuk ke jantung pertahanan laut Konstantinopel. Maka malam harinya pasukan Islam bekerja membuat landasan melintasi bukit sebagai jalan kapal-kapal "berlayar" didaratan. Kemudian mereka menarik dengan tali-tali yang kuat kapal-kapal itu (70 kapal) hingga sampai di selat yang langsung berhadapan dengan benteng Konstantinopel dan membakal seluruh armada laut mereka. Hanya dalam waktu semalam!!
Mulai dari sanalah mental pasukan Konstantin terpukul dan memudahkan serangan darat masuk ke benteng kota. Serangan 3 lapis pasukan Islam terdiri dari lapis pertama pasukan Irregular, lapis kedua pasukan Anatolia, dan lapis ketiga special force Yani Sari. Pasukan Islam bertempur dengan gagah berani hingga akhirnya berhasil naik ke atas benteng dan salah seorang tentara berhasil mengibarkan bendera kekhalifahan di atas benteng, sebelum akhirnya sekujur tubuhnya dipenuhi panah pasukan musuh. Namun tak ayal, aksi heroik ini memeperderas serangan pasukan Islam.
Dalam riwayat saking derasnya serangan pasukan Islam, sang raja sampai harus turun dengan melepaskan baju kebesarannya dan berperang hingga jasadnya sendiri pada akhirnya tak dapat ditemukan. Dan pada tanggal 29 Mei 1453 Konstantinopel jatuh. Sultan Muhammad Al Fatih masuk ke gereja Hagia Sophia dan mengubahnya menjadi masjid. Al Fatih berkhutbah dihadapan penduduk Konstantinopel bahwa mereka aman dan bebas tinggal di kota. Mereka mendapat kebebasan untuk tetap memeluk agamanya dan beribadah di gereja-gereja. Muhammad Al Fatih bahkan memberi rumah gratis bagi siapa saja yang mau tinggal dan mencari nafkah di kota itu. Mendirikan sekolah gratis, pasar, perumahan, dan pembangunan kota. Dan akhhirnya Konstantinopel menjadi gerbang masuknya Islam ke benua Eropa.
sumber :
Al Quran
Film Muhammad Al Fatih
Jay adalah Julian : Muhammad II Al Fatih : sang Penakluk Konstantinopel
Ahmad Sarwat :Muhammad Al Fatih sang Penakluk Konstantinopel
Rasulullah saw sendiri pernah menawarkan Islam kepada raja Romawi Heraklius, namun tawaran ini ditolak secara halus oleh Heraklius, namun juga tidak bermusuhan atau setidaknya tidak mengajak perang. Sehingga Abdullah bin Amr bin Ash menceritakan "Suatu ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah saw untuk menulis, tiba-tiba beliau saw ditanya "mana yang akan terkalahkan lebih dahulu Konstantinopel atau Romawi? Rasulullah saw menjawab kota Herakliuslah yang akan terkalahkan lebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad, AdDarimi, Al Hakim). Memang pada masanya kerajaan Romawi terpecah dua yaitu Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium atau Konstantinopel. Syarat pemimpin dan pasukan yang akan menaklukkannya pun tidak main-main Rasulullah bersabda "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam.Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-sebaik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan (HR Ahmad bin Hanbal di dalam Al Musnad 4/335)
Terinspirasi oleh hadis ini maka gelombang penaklukan Konstantinopel oleh pasukan Islam datang silih berganti sejak zaman sahabat dibawah khalifah Mu'awiyah bin Abu Sofyan atau bani Umayyah, bani Abbasiyah, hingga Tuki Utsmani. Pada masa penyerangan di masa khalifah Mu'awiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668 M, bahkan seorang sahabat Nabi saw Abu Ayyub Al Anshari gugur sebagai syuhada. Sesuai wasiatnya ia ingin agar jenazahnya dikuburkan di titik terjauh yang pernah dicapai Islam pada masa itu. Wasiat ini benar-benar dilakukan oleh para sahabat dimana mereka berhasil mensusupkan jenazah Abu Ayyub untuk dimakamkan di salah satu sisi benteng Konstantinopel.
Gelombang penaklukkan ini terus berlangsung hingga masa Turki Utsmani. Pada masa sultan Murad II upaya penaklukkan kembali dilakukan, pasukan Islam sudah mengepung benteng Konstantinopel selama berminggu-minggu, namun Konstantinopel tidak juga dapat dijatuhkan. Hingga kemudian sultan Murad II meninggal, dan upaya penaklukkan kembali dilakukan oleh penggantinya, yang tidak lain adalah anaknya sendiri yaitu sultan Muhammad II.
Sultan Muhammad II adalah seorang anak yang dididik sedemikian rupa sejak belia. Sehingga ia memiliki kepakaran dalam ilmu Quran, Hadits, ilmu Fiqih, Ushul Fiqih, Sastra, Militer, Sains, dan Matematika sejak dini. Pada usia 21 tahun ia sudah menguasai 6 bahasa.
Maka tidak heran upaya untuk mengamalkan hadis Nabi saw tentang penaklukkan Konstantinopel bergelora dalam dadanya, dan juga untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Ayahandanya agar keadilan Islam tersebar ke seluruh dunia.
Kini marilah pandangan kita alihkan ke sebuah peristiwa pada tanggal 6 April 1453M. Pasukan Islam dibawah sultan Muhammad II, tiba di sebrang benteng Konstantinopel. Sebuah benteng 2 lapis dengan tebal 10 m, dikelilingi parit dengan lebar 7 m. Maka mulailah sultan merencanakan penyerangan benteng bersama sang guru Syeih Aaq Syamsuddin, dan tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha. Kekuatan pasukan Islam adalah 150 ribu orang dengan kualitas seluruh mereka tidak pernah meninggalkan sholat wajib sejak baligh dan separuh mereka tidak pernah meninggalkan shalat tahajud sejak baligh. Hanya sultan Muhammad II yang tidak pernah meninggalkan shalat wajib, sunnah rawatib, dan tahajud sejak baligh bahkan hingga kematiannya.
Sultan Muhammad II mengirim utusan kepada raja Romawi Paleologus untuk masuk Islam dan menyerahkan penguasaan kota secara damai atau perang. Paleologus meremehkan tawaran itu dan tetap mempertahankan kota dengan menerima tawaran perang. Maka serangan pertama dilancarkan bertubi-tubi oleh pasukan Islam dengan teknologi meriam tercanggih pada masanya. Korban berjatuhan sedemikian rupa karena dahsyatnya kecamuk perang. Namun benteng kota tidak juga dapat dijatuhkan.
Pengepungan kota dilakukan oleh pasukan Artileri dari sebelah barat untuk menjebol benteng 2 lapis, dari sebelah selatan laut marmara tentara laut berhadapan dengan para pelaut bantuan dari Genoa dan dari selat Golden Horn kapal laut pasukan Islam dihadang rantai besar.
Karena sultan melihat pertahanan terlemah berada di selat Golden Horn, maka timbullah ide sultan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya yaitu membawa kapal-kapal melintasi daratan dan bukit untuk menghindari rantai besar dan masuk ke jantung pertahanan laut Konstantinopel. Maka malam harinya pasukan Islam bekerja membuat landasan melintasi bukit sebagai jalan kapal-kapal "berlayar" didaratan. Kemudian mereka menarik dengan tali-tali yang kuat kapal-kapal itu (70 kapal) hingga sampai di selat yang langsung berhadapan dengan benteng Konstantinopel dan membakal seluruh armada laut mereka. Hanya dalam waktu semalam!!
Mulai dari sanalah mental pasukan Konstantin terpukul dan memudahkan serangan darat masuk ke benteng kota. Serangan 3 lapis pasukan Islam terdiri dari lapis pertama pasukan Irregular, lapis kedua pasukan Anatolia, dan lapis ketiga special force Yani Sari. Pasukan Islam bertempur dengan gagah berani hingga akhirnya berhasil naik ke atas benteng dan salah seorang tentara berhasil mengibarkan bendera kekhalifahan di atas benteng, sebelum akhirnya sekujur tubuhnya dipenuhi panah pasukan musuh. Namun tak ayal, aksi heroik ini memeperderas serangan pasukan Islam.
Dalam riwayat saking derasnya serangan pasukan Islam, sang raja sampai harus turun dengan melepaskan baju kebesarannya dan berperang hingga jasadnya sendiri pada akhirnya tak dapat ditemukan. Dan pada tanggal 29 Mei 1453 Konstantinopel jatuh. Sultan Muhammad Al Fatih masuk ke gereja Hagia Sophia dan mengubahnya menjadi masjid. Al Fatih berkhutbah dihadapan penduduk Konstantinopel bahwa mereka aman dan bebas tinggal di kota. Mereka mendapat kebebasan untuk tetap memeluk agamanya dan beribadah di gereja-gereja. Muhammad Al Fatih bahkan memberi rumah gratis bagi siapa saja yang mau tinggal dan mencari nafkah di kota itu. Mendirikan sekolah gratis, pasar, perumahan, dan pembangunan kota. Dan akhhirnya Konstantinopel menjadi gerbang masuknya Islam ke benua Eropa.
sumber :
Al Quran
Film Muhammad Al Fatih
Jay adalah Julian : Muhammad II Al Fatih : sang Penakluk Konstantinopel
Ahmad Sarwat :Muhammad Al Fatih sang Penakluk Konstantinopel
No comments:
Post a Comment