www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, November 26, 2014

Menang dengan Kelemahan

Sering kali kita menganggap kelemahan yang kita miliki menjadi penyebab kegagalan. Kita terbelenggu dengan kelemahan tersebut dan terjebak dalam persepsi sempit. Persepsi inilah yang justru membawanya pada kegagalan sebenarnya. 

Para sarjana yang sebagian besar hanya mampu memindahkan pengetahuan buku teks  kedalam lembar jawaban ujian terjebak pada aktivitas menulis lamaran berlembar-lembar untuk mendapat pekerjaan (mungkin inilah yang menyebabkan PT.Pos Indonesia masih bisa bertahan hingga kini). Mereka tidak bisa memindahkan pengetahuan buku teks dalam realitas kehidupannya. Begitu banyak peluang usaha yang bisa digeluti mengapa masih sibuk menulis surat lamaran?

Ada perbedaan mencolok generasi pendahulu bangsa ini dengan masa kini. Dahulu pemegang gelar Doktor bisa dihitung dengan jari, namun yang sedikit itu bisa mengalahkan Belanda dengan diplomasi dan buku-bukunya. Saat ini jumlah Doktor ada ribuan, namun takluk sebelum berperang. Orang sekarang belajar untuk mencari uang, orang dulu mencari uang agar dapat belajar.

Kelemahan adalah kekuatan, inilah yang persepsi yang bisa di gali. Inspirasi ini dari sebuah kisah seorang anak kecil yang cacat asal Jepang  Juri namanya, usianya  baru 10 tahun. Ia memutuskan belajar Judo jusrtu setalah lengan kirinya putus dalam kecelakaan mobil. Ia berlatih di bawah asuhan master Judo tua asal Jepang. Dalam waktu singkat, dengan semangat dan ketekunannya Juri berhasil menguasai  satu jurus. Namun ia tak habis pikir, meski sudah tiga bulan berlatih mengapa sang guru hanya mengajarkan satu jurus itu saja. 

"Sensei," akhirnya ia berkata," Bisakah saya belajar lebih dari satu jurus?"
"Ketahuilah nak, memang hanya ini satu-satunya jurus yang kamu ketahui dan harus kamu kuasai," jawab sensei. Meski tidak mengerti maksud jawaban tersebut, tapi Juri percaya pada gurunya dan terus berlatih. Beberapa bulan kemudian ia diajak mengikuti sebuah turnamen. Hasilnya mengejutkan. Dua pertandingan pertama berhasil dimenangkannya. Di final lawannya lebih besar, lebih kuat, dan lebih berpengalaman. Pertandingan baru berjalan beberapa menit, ketika wasit memutuskan menghentikan  pertandingan lantaran khawatir Juri yang cacat ini akan terluka. Namun sensei berkata," Tidak. Biarkan dia melanjutkan." Segera setelah pertandingan dilanjutkan, lawannya melakukan kesalahan fatal. Dia melonggarkan pertahanan. Langsung, Juri menggunakan satu-satunya jurus yang dikuasai untuk menjepit lawannya. Alhasil Juri tampil sebagai juara. 

Dalam perjalanan pulang, ia bertanya "Sensei, bagaimana saya memenangkan turnamen dengan satu gerakan?"
"Kamu menang dengan dua alasan" jawab sensei."Pertama, kau sudah menguasai salah satu teknik yang paling sulit dalam judo. Kedua, jurus bertahan untuk gerakan itu  bagi lawan adalah dengan menarik lengan kirimu." Nah, kelemahan Juri justru menjadi kekuatannya.
 

No comments: