Saturday August 2, 2008
Bob Janjuah seorang Credit Strategist dari Royal Bank of Scotland (RBS) pada bulan Juni memberi warning kepada para nasabahnya bahwa dalam 3 bulan lagi akan ada krisis besar yang merembet ke seluruh dunia. Biasanya informasi seperti ini bagi sebuah Bank adalah rahasia. Namun karena informasi ini demikian penting maka bank sekelas RBS membocorkannya kepada nasabah. Jika Bob Janjuah yang populer karena ketepatan prediksinya dalam memperkirakan krisis kredit memberi pernyataan itu bulan Juni maka 3 bulan lagi adalah bulan September. Ternyata prediksi Bob Janjuah diperkuat dengan prediksi di salah satu artikel GATA (Gold Anti-Trust Action Committee)-suatu organisasi di AS yang mengkampanyekan Emas sebagai mata uang- bahwa pada bulan September & Oktober harga emas akan meroket. Dua informasi ini saling mendukung jika terjadi krisis besar global, maka biasanya yang terkena paling awal adalah mata uang, atau merosotnya nilai mata uang. Jika mata uang (kertas) hancur maka nilai emas atau dinar akan meningkat.
Sehingga sebagai persiapan menghadapi masa krisis itu maka butuh sejumlah persiapan :
pertama, proteksi aset, seperti tahun 1997 & 1998 akibat krisis moneter maka harta rakyat indonesia tinggal seperempatnya. Karena Rupiah terdepresiasi jauh terhadap dollar, sehingga asset kita menjadi sangat murah bila dinilai dalam Dollar, sehingga Indosat, Telkom, gedung-gedung, dan aset - aset kita terjual ke luar negeri.
Nah cara memproteksinya adalah sebagian harta atau aset kita (individu atau institusi) dibelikan dalam bentuk emas atau dinar, supaya harganya tetap stabil, di saat krisis sekalipun.
Kedua, kembangkan skill berdagang kita, sebab saat krisis ribuan orang di PHK dan ribuan perusahaan bangkrut, maka ketrampilan berniaga perlu dikembangkan dalam mengantisipasi krisis.
No comments:
Post a Comment