Sering sekali kita menilai ukuran kesuksesan dan kegagalan seseorang karena faktor fasilitas yang dia punya . Para pejabat di negeri ini berlomba-lomba menggunakan fasilitas yang serba "wah" dengan dalih guna memperlancar kerjanya dalam melayani rakyat dan dalam mengemban amanah pembangunan. Sehingga rumusannya adalah semakin baik fasilitas pejabat itu berkorelasi positif dengan kinerjanya dalam pembangunan negara. Benarkah demikian? Mari kita simak kisah salah satu khalifah Islam terbaik dalam sejarah yaitu Umar bin Abdul Aziz yang juga cicit dari sahabat Nabi saw Umar bin Khatab ra dalam buku Biografi Umar bin Abdul Aziz karya Abdullah bin Abdul Hakam (GIP, 2002) sbb :
Umar bin Abdul Aziz menulis pada Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm (gubernur Madinah), "Amma ba'du". Aku membaca suratmu pada Sulaiman ( Sulaiman bin Abdul Malik khalifah sebelum Umar yang juga saudaranya). Kamu menyebutkan bahwa para amir kota Madinah sebelum kamu telah diberikan jatah berupa lilin jenis begini dan begini. Mereka menjadikannya penerang saat mereka keluar. Aku merasa tersiksa atas jawabanmu dalam surat itu. Sungguh, aku telah menjanji padamu, hai Ibnu Ummu Hazm, agar kamu keluar dari rumahmu dalam keadaan gelap gulita, tidak memakai penerang. Sungguh, kamu dulu lebih baik daripada kamu sekarang dan lentera yang rusak sudah bisa membuatmu cukup.Wassalam.
Mungkin kita zaman sekarang terheran-heran dengan kebijakan Umar bin Abdul Aziz masalah lilin ini. Begitu sederhana dan wara'nya beliau tidak hanya terhadap dirinya tetapi juga terhadap para pegawainya. Seakan-akan beliau ingin menegaskan bahwa kesederhanaan dan qanaah adalah hal mutlak yang perlu diikuti oleh seluruh pejabat negara dalam kepemimpinannya. Dengan kebijakannya itu apakah kinerja kekhalifahan masa Umar bin Abdul Aziz juga sederhana? Mari kita simak kisah berikut : Yahya bin Said berkata," Umar bin Abdul Aziz mengutusku menarik zakat di Afrika maka aku jalankan. Aku mencari-cari sekiranya ada kaum fakir yang dapat kami beri bagian zakat itu, ternyata tidak kami temui orang fakir sama sekali dan tidak aku temui orang yang mau mengambil zakat dariku. Akhirnya, uang zakat itu aku belikan budak dan budak itu aku merdekakan, dan mereka setia pada kaum muslimin."
Ternyata dengan fasilitas yang amat bersahaja, Umar bin Abdul Azis dapat membuat rakyatnya sejahtera dalam periode kepemimpinannya yang hanya 2 tahun 5 bulan 5 hari.
Sedangkan bagi anak-anaknya dia hanya meninggalkan warisan 1/2 Dinar atau 1/4 Dinar untuk setiap anaknya yang berjumlah 11 anak. Bandingkan dengan khalifah sebelumnya yang juga saudara sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik yang mewariskan 1 juta Dinar bagi masing-masing anak yang juga berjumlah 11 anak. Di akhir hayatnya Umar bin Abdul Aziz berpesan kepada anak-anaknya, "jika kalian saleh, maka Allah yang akan mengurusmu"
Semoga negeri ini di anugerahkan pemimpin layaknya Umar sehingga keadaan kita menjadi baik, sebagaimana orang-orang terbiasa mengucapkan ungkapan," Seperi apa keadaan kalian, seperti itu kalian diperintah penguasa."
wallahu 'alam
Umar bin Abdul Aziz menulis pada Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm (gubernur Madinah), "Amma ba'du". Aku membaca suratmu pada Sulaiman ( Sulaiman bin Abdul Malik khalifah sebelum Umar yang juga saudaranya). Kamu menyebutkan bahwa para amir kota Madinah sebelum kamu telah diberikan jatah berupa lilin jenis begini dan begini. Mereka menjadikannya penerang saat mereka keluar. Aku merasa tersiksa atas jawabanmu dalam surat itu. Sungguh, aku telah menjanji padamu, hai Ibnu Ummu Hazm, agar kamu keluar dari rumahmu dalam keadaan gelap gulita, tidak memakai penerang. Sungguh, kamu dulu lebih baik daripada kamu sekarang dan lentera yang rusak sudah bisa membuatmu cukup.Wassalam.
Mungkin kita zaman sekarang terheran-heran dengan kebijakan Umar bin Abdul Aziz masalah lilin ini. Begitu sederhana dan wara'nya beliau tidak hanya terhadap dirinya tetapi juga terhadap para pegawainya. Seakan-akan beliau ingin menegaskan bahwa kesederhanaan dan qanaah adalah hal mutlak yang perlu diikuti oleh seluruh pejabat negara dalam kepemimpinannya. Dengan kebijakannya itu apakah kinerja kekhalifahan masa Umar bin Abdul Aziz juga sederhana? Mari kita simak kisah berikut : Yahya bin Said berkata," Umar bin Abdul Aziz mengutusku menarik zakat di Afrika maka aku jalankan. Aku mencari-cari sekiranya ada kaum fakir yang dapat kami beri bagian zakat itu, ternyata tidak kami temui orang fakir sama sekali dan tidak aku temui orang yang mau mengambil zakat dariku. Akhirnya, uang zakat itu aku belikan budak dan budak itu aku merdekakan, dan mereka setia pada kaum muslimin."
Ternyata dengan fasilitas yang amat bersahaja, Umar bin Abdul Azis dapat membuat rakyatnya sejahtera dalam periode kepemimpinannya yang hanya 2 tahun 5 bulan 5 hari.
Sedangkan bagi anak-anaknya dia hanya meninggalkan warisan 1/2 Dinar atau 1/4 Dinar untuk setiap anaknya yang berjumlah 11 anak. Bandingkan dengan khalifah sebelumnya yang juga saudara sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik yang mewariskan 1 juta Dinar bagi masing-masing anak yang juga berjumlah 11 anak. Di akhir hayatnya Umar bin Abdul Aziz berpesan kepada anak-anaknya, "jika kalian saleh, maka Allah yang akan mengurusmu"
Semoga negeri ini di anugerahkan pemimpin layaknya Umar sehingga keadaan kita menjadi baik, sebagaimana orang-orang terbiasa mengucapkan ungkapan," Seperi apa keadaan kalian, seperti itu kalian diperintah penguasa."
wallahu 'alam
No comments:
Post a Comment