JIKA ingin melihat AS, maka lihatlah California. Washington dan Wall
Street menggambarkan negara bagian di AS ini sebagai pusat segala
sesuatu di AS, dan otomatis, dalam keruntuhan ekonomi, California tak
ubahnya sirkus.
California adalah wilayah terbesar di AS yang mempunyai pusat
teknologi tercanggih, Silicon Valley. Rakyat AS banyak tinggal di sini,
38 juta, menjadikannya kota dengan populasi paling padat di Negara Paman
Sam. GDP negara bagian ini—jangan salah—lebih besar daripada penduduk
Russia, Brazil, Kanada, atau India secara keseluruhan, mencapai $1,8
trilyun per tahun, tertinggi di AS.
Pada tahun 2010, negara bagian ini diberitakan runtuh dan terus runtuh.
Turunnya bisnis kredit di California paling parah dibandingkan dengan
negara-negara bagian lainnya seperti Los Angeles, New York dan lainnya.
Bisnis perumahan di California pun ambruk paling dulu. Rumah-rumah
tiada harganya. Dan pengangguran bermunculan di mana-mana seperti jamur
di musim penghujan.
Pernah di suatu bulan di tahun 2010, angka pengangguran di California
melonjak menjadi 11,5%, terburuk setelah Perang Dunia II, 66 tahun yang
lalu. Satu bulan yang lain, penduduk California yang tak lagi punya
pekerjaan mencapai 68.900, dan sejak Juli 2008, 739.000 pengangguran
baru terus lahir di wilayah ini.
Para ahli ekonomi AS meyakini, walaupun krisis global ekonomi di AS
bisa segera diatasi, sebaliknya krisis di California tampaknya akan
terus berlangung. UCLA bahkan pernah memprediksikan 12,1 % pengangguran
akan segera menyusul.
Para ahli ekonomi AS sudah mewanti-wanti, “Jangan pernah meremehkan depresi ekonomi di California” pada pengaruh ekonomi AS. GDP $1,8 trilyun per tahun sangat besar, dan babak-belurnya California, sama juga dengan babak-belurnya AS. Nah, bagaimana jika krisis ekonomi terus berlangsung seperti sekarang ini? Mungkin angka pengangguran akan mencapai 25%. Inilah periode terburuk AS. California sekarang ini mengalami defisit anggaran $24,3 milyar.
/http://islampos.com/2012/misteri-california-di-balik-krisis-ekonomi-amerika/
No comments:
Post a Comment