www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, August 14, 2020

Golden Rule (the Power of Habbit) 2

Strategi melatihnya merupakan perwujudan satu aksioma Golden Rule, perubahan kebiasaan yang telah ditunjukkan berbagai penelitian sebagai salah satu alat paling berdaya untuk menciptakan perubahan. Dungy menyadari bahwa kita tidak pernah bisa benar-benar melenyapkan kebiasaan buruk.

Justru untuk mengubah kebiasaan, kita harus mempertahankan jejak lama, dan memberikan ganjaran yang sama, namun menyiapkan rutinitas yang baru.

Golden Rule ini telah memberi pengaruh terhadap penanganan para pecandu alkohol, obesitas, depresi dan berbagai prilaku buruk lainnya. Misalnya seorang pecandu rokok (rokok tidak ubahnya seperti narkoba sehingga pelaku mendapat gelar yang sama) tidak bisa berhenti kecuali ia menemukan aktivitas baru untuk menggantikan rokok ketika ia terpicu untuk mengidam nikotin).

Empat kali Dungy menjelaskan filosofi tersebut kepada para pemilik tim. Empat kali pula mereka mendengarkannya dengan sopan, berterima kasih kepadanya karena telah menyediakan waktu, lantas memperkerjakan orang lain.

Kemudian, pada 1996, Buccaners yang  babak belur, memanggilnya. Dungy terbang ke Tampa Bay, dan sekali lagi membeberkan rencananya mengenai bagaimana mereka bisa menang. Sehari setelah wawancara terakhir, mereka menawari pekerjaan tsb.

Sistem Dungy kelak mengubah Bucs menjadi salah satu tim paling banyak menang di liga. Ia akan menjadi satu-satunya pelatih dalam sejarah NFL yang mencapai babak play-off selama sepuluh tahun berturut-turut, pelatih Afrika-Amerika pertama yang memenangkan Super Bowl, dan salah satu figur paling dihormati dalam olahraga profesional. Teknik-teknik melatihnya akan menyebar ke seluruh liga dan segala jenis cabang  olahraga. Pendekatannya memberikan pencerahan mengenai bagaimana mereka- ulang kebiasaan dalam kehidupan siapa pun.

Tapi semua itu masih nanti. Hari itu di San Diego, Dungy hanya ingin menang.

Dari tepi lapangan, Dungy mendongak memandang jam : sisa waktu 8 menit 19 detik,  Bucs telah ketinggalan selama pertandingan dan membuang banyak peluang, seperti biasa.  Bila pertahanan mereka tidak membuat sesuatu yang berarti sekarang, pertandingan itu sama saja sudah selesai. San Diego memegang bola di garis dua puluh-yard mereka, dan quarterback Chargers. Stan Humphries, bersiap-siap memimpin serangan yang ia harap akan menyudahi permainan itu.

Namun Dungy tidak sedang memperhatikan Humphries. Ia justru memperhatikan pemain-pemainnya sendiri menyusun formasi yang telah mereka sempurnakan berbulan-bulan. Secara tradisonal,  football adalah permain tipuan dan tipuan balik, trik dan penyesatan arah. Pelatih dengan buku strategi paling tebal dan skema paling rumit biasanya menang. Tapi Dungy mengambil pendekatan berlawanan. Ia tidak tertarik pada kerumitan dan kebingungan. Sewaktu para pemain berdiri sejajar, jelaslah bagi semua orang strategi mana yang akan mereka gunakan.

Dungy telah memilih pendekatan itu karena secara teoritis, ia tidak perlu penyesatan arah. Ia hanya perlu timnya lebih cepat daripada semua yang lain. Dalam football setiap milidetik sungguh berarti. Jadi bukannya mengajari ratusan formasi, ia hanya mengajarkan beberapa formasi kepada mereka, namun mereka telah berlatih berulang-ulang sampai perilaku mereka menjadi otomatis. Ketika strategi Dungy bekerja, para pemainnya bisa bergerak dengan kecepatan yang mustahil diatasi.

Dua menit kemudian Bucs mencetak satu touchdown, memimpin untuk pertama kalinya sepanjang pertandingan itu. Lima menit kemudian mereka mencetak satu field goal . Di antara kedua peristiwa itu, barisan pertahanan Dungy menggagalkan setiap usaha San Diego untuk merebut kembali permainan . Akhirnya Buccaners menang 25 lawan 17, salah satu kondisi paling hebat musim itu.

Sumber :  Buku The Power of Habbit (Charles Duhigg)

No comments: